Short
Aku yang Dinikahi, Selingkuhannya yang Dimanja

Aku yang Dinikahi, Selingkuhannya yang Dimanja

By:  BasimahCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
7Chapters
20.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Pada hari pernikahan, cinta pertama suamiku mengenakan gaun pengantin yang sama denganku. Ketika melihat mereka menyambut tamu bersama, aku sama sekali tidak marah, bahkan memuji mereka serasi. Cinta pertama suamiku malah menangis dan kabur. Suamiku memarahiku pelit dan perhitungan. Setelah acara nikah berakhir, suamiku membawa cinta pertamanya pergi bulan madu. Aku tidak memulai pertengkaran dan langsung menjadwalkan aborsi.

View More

Chapter 1

Bab 1

Setelah membereskan semuanya, hari sudah larut malam. Sinar bulan yang putih menyinari ruang tamu, membuat suasana di ruang tamu terasa makin sepi.

Aku memaksakan diriku untuk berjalan ke kamar. Ketika melihat dekorasi kamar pengantin, aku merasa sangat ironis. Hiasan di ranjang belum disingkirkan. Hanya saja, aku terlalu lelah hari ini.

Aku langsung menyapukan semuanya ke lantai, lalu berbaring di ranjang yang empuk. Ketika mengecas ponselku, aku tidak sengaja melihat unggahan Melisa.

[ Aku sangat beruntung memilikimu. ]

Foto di atas adalah foto Melisa dan Reyhan berpelukan. Keduanya bertatapan dengan penuh kasih sayang. Jarak keduanya sangat dekat. Di jari mereka, terlihat cincin pasangan.

Jika itu dulu, aku pasti sudah marah melihat unggahan ini. Aku pasti mencari Reyhan untuk meminta penjelasan. Namun, sekarang aku langsung mematikan ponselku dan tidur.

Beberapa hari selanjutnya, aku tidak menerima pesan apa pun dari Reyhan. Hanya saja, aku sering melihat foto Reyhan di unggahan Melisa.

Keduanya berpelukan, berciuman, dan jalan-jalan .... Aku sama sekali tidak keberatan. Aku langsung menelepon pengacara untuk menyiapkan perceraian.

Aku dan Reyhan sudah bersama selama 8 tahun, dimulai dari saat kuliah. Kami memang baru mengadakan acara nikah baru-baru ini, tetapi sebenarnya kami sudah mengambil akta nikah saat kuliah.

Benar sekali, tidak ada acara nikah ataupun mahar. Yang ada hanya seluruh hati yang dipenuhi cinta. Sayangnya, kini cinta itu telah sirna dan meninggalkan setumpuk kekacauan.

Setengah bulan kemudian, aku duduk di rumah dengan pengacaraku. Kami sedang menyiapkan surat perjanjian cerai. Tiba-tiba, terdengar suara pintu terbuka.

Aku mendongak dan melihat Reyhan menggandeng tangan Melisa untuk membawanya masuk.

Keempat mata bertemu pandang. Sorot mata Reyhan tampak agak canggung. Dia buru-buru melepaskan tangan Melisa, lalu berucap dengan agak kaku, "Melisa nggak pernah pergi ke pantai, makanya aku bawa dia ke sana. Lagian, kamu lagi hamil. Dokter suruh kamu jangan banyak beraktivitas ...."

Sebelum Reyhan menyelesaikan ucapannya, aku langsung mengalihkan pandangan dan menatap surat perjanjian cerai di atas meja. Kemudian, aku mengangguk. "Hm, ya."

"Ke ...." Reyhan seketika tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Dia hanya menatapku tanpa bisa bereaksi. Dari ekspresinya, dia kelihatannya sangat marah.

Reyhan lantas menyergah, "Apa perlu berlebihan begini? Sudah kubilang Melisa nggak pernah ke pantai! Makanya, aku membawanya! Lagian, kita bisa bulan madu kapan saja! Untuk apa kamu merajuk begini? Aku juga sudah bilang aku dan Melisa cuma ...."

Aku tidak ingin mendengar ocehannya. Aku langsung menyela, "Kamu dan dia cuma saudara. Aku tahu kok."

Aku menatap Reyhan dengan ekspresi tenang. Tidak terlihat sedikit pun amarah pada wajahku.

Namun, wajah Reyhan malah menjadi sangat dingin. Dia menatapku dengan alis berkerut, lalu bertanya dengan tidak berdaya, "Jadi, ngapain kamu merajuk?"

"Aku lagi sibuk." Aku kembali menatap surat perjanjian cerai itu dan tidak menghiraukan wajah dingin Reyhan.

Di sisi lain, Melisa maju selangkah meraih tangan Reyhan. Dia memanas-manasi Reyhan, dia berkata, "Kak, jangan marah. Jangan bertengkar dengan Kak Reyhan. Kak Reyhan memang nggak membawamu pergi, tapi dia membawakanmu hadiah."

Usai berbicara, Melisa menoleh dan menatap Reyhan dengan senyuman manis. "Ayo, cepat berikan hadiahnya."

Reyhan segera mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya, lalu menyodorkannya kepadaku. "Ini untukmu."

Reyhan tampak sangat bangga, seolah-olah aku akan berterima kasih padanya. Aku mendongak dan melirik sekilas.

Di dalamnya adalah anting berbentuk bunga yang terlihat sederhana. Di pinggirannya bertatahkan berlian. Kelopak bunga yang terbuat dari giok biru pun membuatnya terlihat makin indah.

Namun, aku hanya melirik sekilas dan mengembalikannya. "Nggak usah, aku nggak punya hobi koleksi hadiah."

Suasana seketika menjadi tegang. Ekspresi Reyhan benar-benar masam sekarang. "Lilies, apa maksudmu?"
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Adisti Anggraini
sangattt suka
2025-03-08 18:32:54
0
user avatar
fatysa
akhir yang memuaskan
2024-11-14 21:00:23
1
user avatar
Antz 09
...️...️...️...️...️
2024-11-14 00:16:32
2
user avatar
lisa lisa
Wanita kuat!!!
2025-03-03 16:07:41
0
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status