Beranda / Mafia / Bayangan Cinta Sang Mafia / 14. Kerinduan Fabian

Share

14. Kerinduan Fabian

Penulis: Angel
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-22 08:10:36

Malam itu Liam berada di Restoran Elmira hingga hampir tengah malam karena memang banyak pekerjaan yang harus disiapkan untuk acara ulang tahun salah satu pelanggan yang sudah menyewa tempat itu untuk besok siang.

  “Sudah jam 12 malam, apa semuanya sudah selesai?.” Tanya Liam sambil sedikit membantu Elmira

  “Sudah, ini yang terakhir.” Jawab gadis yang terlihat sudah sangat kelelahan itu, dan setelah menyelesaikan semuanya Liam langsung mengantar Elmira dan mama pulang kerumah

Elmira tak mengingat tentang amplop misterius yang diterimanya tadi sore yang diletakan di atas kursinya sebelum sempat melihat isinya dan langsung pergi menuju mobil Liam yang sudah menunggu di depan, sedangkan Liam sudah sangat tidak sabar ingin segera sampai ke apartemennya dan melihat semua isi amplop yang dia sembunyikan di balik jaketnya itu.

 ****

Tokyo esok paginya.

Fabian duduk di ruang rapat modern di pusat Tokyo, di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   33. Bertemu sang mama

    Pagi itu Elmira bangun lebih cepat dari biasanya. Matanya sembab, tubuhnya sedikit lunglai, tapi ia memaksakan diri untuk berdandan rapi. Ia mengenakan kemeja putih sederhana dan celana kain lembut, menutupi memar yang pelan-pelan mulai memudar. Hari ini ia memutuskan untuk mengunjungi mamanya. "Mama pasti tenang kalau lihat aku baik-baik saja," gumamnya pelan sambil memasang masker.Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Senyum tipis dipaksakan keluar, senyum yang hanya untuk menenangkan orang lain, bukan dirinya. “Mau kemana kamu?” tanya Liam yang masih duduk di meja makan “Hari ini aku ingin ke rumah Mama.” Jawabnya dengan hati-hati “Hmm… mengapa harus hari ini? Besok saja, aku tidak bisa mengantarmu hari ini.” Ucap Liam enteng bahkan tanpa menatap wajah sang istri yang berdiri di depannya “Tolong Liam, aku sudah sangat merindukan Mama. Aku berjanji tidak akan lama disana.” Elmira terus berusaha meyakinkan suaminya agar memberikan izin “Apa kau akan mengadukan semuanya

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   32

    Dua hari setelah “insiden” di apartemennya yang membuat Liam takut tapi juga penasaran telah membuat suasana apartemen itu berubah. Liam tidak bisa tidur nyenyak. Ada seseorang yang berani mengancamnya dan lebih parahnya lagi pengancaman itu terjadi di kediamannya sendiri… dan itu membuat egonya terbakar.Di ruang kerjanya yang gelap, hanya diterangi lampu meja, Liam duduk sambil memutar pengaman pisau lipat di jarinya. “Siapa pun dia… dia cari mati,” gumamnya.Tiba-tiba pintu diketuk dan masuklah seorang anak buahnya yang sengaja dia panggil untuk datang menemuinya, Sam… yang selama ini menjadi pesuruh sekaligus pengumpul informasi Liam. “Bos memanggil saya?” tanyanya dengan wajah heran, karena tidak biasanya bos nya itu mengijinkan anak buahnya datang menemuinya di tempat pribadinyaLiam menatapnya tajam. “Iya. Kita mulai dari parkiran malam itu. Kamu lihat CCTV?”Sam mengangguk. “Saya cek semua sudut. Ada seseorang yang mendekati mobil bos. Gerakannya rapi, cepat. Tapi… wajahnya

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   311. Mimpi panas Fabian dan ancaman kepada Liam

    Fabian terbangun dalam mimpinya atau mungkin jatuh ke dalamnya, malam itu ia berada di sebuah ruangan yang samar, hangat, diterangi cahaya kekuningan yang tampak seperti berasal dari lilin yang menari. Aroma wangi lembut entah melati atau parfum yang selalu diingatnya seolah mengisi udara. Dan di tengah segala keheningan itu, Elmira berdiri di sana, mengenakan gaun tipis yang membuat bayangannya samar namun begitu memikat.Fabian terpaku, sosok wanita yang sangat ia cintai menatapnya dengan cara yang belum pernah ia lihat di dunia nyata, penuh kelembutan, rindu, dan sedikit senyum yang terasa seperti undangan diam-diam. “Fabian…” suaranya rendah, nyaris berbisik, namun cukup untuk menghancurkan semua tembok yang selama ini ia bangun.Elmira melangkah mendekat, setiap langkah seolah memadatkan udara di sekeliling mereka. Fabian merasakan dadanya sesak, bukan karena takut, tapi karena sesuatu yang selama ini ia kubur begitu dalam akhirnya mencuat ke permukaan. Hasrat. Cinta. Rindu. C

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   30. Ancaman Fabian

    Hujan turun sejak sore, membasahi kaca jendela lobi apartemen tempat Elmira dan Liam tinggal. Fabian berdiri di balik salah satu pilar, menyamarkan dirinya di antara bayangan dan cahaya lampu. Ia tidak seharusnya berada di sana, tetapi laporan Reno sejak beberapa hari terakhir membuatnya tidak tenang. Hari ini, ia ingin melihat langsung kondisi Elmira.Tidak butuh waktu lama.Lift berbunyi, pintunya terbuka, dan Liam keluar lebih dulu. Elmira menyusul beberapa langkah di belakang, berjalan pelan. Fabian menegang. Sekilas Elmira tampak normal dengan gaun sederhana dan rambut yang dikuncir rapi. Namun begitu ia bergerak mendekat ke arah kafe lobi, Fabian melihat detail yang membuat dadanya mengeras.Elmira sedikit pincang. Bukan jelas, tapi cukup terlihat bagi orang yang mengenalnya. “Apa yang terjadi padamu??” bisiknya tanpa mengalihkan pandangannya dari wanita yang sangat ia cintai ituLengan kanan wanita cantik itu terselip di balik tubuh seolah menutupi sesuatu, wajahnya lebih puc

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   29. Penderitaan Elmira dan nafsu Liam

    Elmira memejamkan mata sejenak di ambang pintu kamar, mencoba menenangkan napas yang sejak tadi terasa sesak. Tubuhnya sudah menggigil sejak sore, namun ia tak berani mengatakan itu lagi pada Liam. Satu kali saja ia menyebut kata “tidak enak badan”, Liam akan mencibir, menuduhnya manja, atau lebih buruk lagi marah tanpa kendali.Liam masuk ke kamar lebih dulu, membuka kancing kemejanya sambil membuang pandangan ke Elmira. “Jangan bengong. Cepat sini,” katanya tajam, seperti memberi perintah pada seorang bawahan, bukan istri yang baru dinikahinya tiga hari lalu.Elmira melangkah pelan. Setiap gerakannya terasa berat. Kepalanya berdenyut, dan suhu tubuhnya naik turun seperti gelombang panas yang tak stabil. Ia meremas ujung bajunya, berusaha menahan gemetar. “Kenapa jalannya seperti orang mau roboh? Aku cuma pulang sedikit terlambat, bukan minta kamu drama.” Liam memperhatikan langkah istrinya itu dengan alis terangkat.Elmira menelan ludah. “Maaf Liam… tapi aku benar-benar pusing.”J

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   28. Terulang kembali

    Dalam perjalanan malam yang sunyi itu, Fabian duduk bersandar di kursi penumpang, memandang keluar jendela mobil hitam yang melaju stabil menembus jalanan kawasan industri pinggiran kota. Lampu-lampu jalan memantul di kaca, menciptakan bayangan yang bergerak cepat seperti serpihan kenangan yang enggan menetap. Gustav berada di balik kemudi, tatapannya lurus ke depan, namun jelas terlihat ia tengah memikirkan sesuatu yang lebih besar daripada sekadar mengemudi. “Dari gudang nanti kita akan lanjut kemana Tuan?.” tanya Gustav, mobil yang dia kemudikan terus meluncur membelah jalanan yang malam itu tidak terlalu ramai, sementara sang tuan duduk di belakang dan terlihat sangat sibuk dengan ponselnya “Tuan? Kita mau kemana??.” Tanyanya lagi, kali ini sang tuan langsung mengalihkan pandangan dari ponselnya dan melihat keluar jendela “Laporan terakhir sudah kau baca?” tanya Fabian tanpa mengalihkan pandangannya. “Sudah,” jawab Gustav tenang. “Pengiriman ke Belanda yang tempo hari… be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status