LOGINMalam itu Fabian pergi ke salah satu klub miliknya untuk menghabiskan malamnya setelah seharian berurusan dengan tawanan yang banyak menyita waktunya dan membuatnya lelah, kakinya terus melangkah menuju ruangan khusus miliknya yang berada di lantai 3 dan hanya bisa dimasuki olehnya.
“Pilihkan yang paling luar biasa!.” Ucapnya kepada wanita setengah baya yang dia percaya untuk mengelola tempat itu, wanita itu mengangguk dan langsung pergi. Fabian membuka pintu ruangan miliknya itu dan langsung duduk bersandar di sofa panjang yang sangat empuk, tubuhnya terasa sangat lelah tapi ada yang menginginkan sesuatu dan terus menggodanya sejak tadi. Tok Tok Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, Fabian langsung mempersilahkannya untuk masuk. Nampak seorang gadis cantik berkulit putih berjalan masuk perlahan, wajahnya terlihat ragu tapi dia terus berjalan mendekati Fabian yang menatapnya baak singa kelaparan “Selamat malam Tuan, Saya diperintahkan Madam untuk melayani Tuan” ucapnya dengan sangat hati-hati, dia tahu sedang berhadapan dengan pemilik tempat itu yang juga adalah seorang mafia yang sangat berbahaya “Hmm... Kemarilah cantik, kau tahu kan apa tugasmu??.” Jawab Fabian sambil mengamati gadis yang sedang berjalan mendekat itu dari ujung rambut sampai ujung kakinya, gadis berusia 20 tahun itu hanya mengangguk. Sepertinya dia belum lama bekerja di klub miliknya itu “Lepaskan”, perintahnya. Dan dalam hitungan detik terpampang keindahan di depan kedua matanya, bukit kembar yang tegak berdiri seolah memohon kepadanya agar segera dijelajahi. Fabian menarik gadis yang masih berdiri di depannya itu hingga puncak bukit itu menempel di bibirnya dan tanpa menunggu lama langsung di nikmatinya “Akkhh...!" gadis itu meremas kepala bayi besar yang sedang menyusu seperti sangat kelaparan itu dengan kencang, Fabian memang sangat menggilai bukit-bukit paling indah di dunia itu dan selalu menghabiskan banyak waktu untuk menjelajah disana “Tuan, Akh.!” Suara suara tak berhenti keluar dari bibir gadis cantik itu bersamaan dengan kegilaan Fabian, sampai akhirnya pintu menuju sebuah goa kecil itu di buka lebar dan langsung di jelajahi oleh tangan sang penggali yang sudah sangat ahli itu “Perlahan Tuan, Akh,” tolak sang pemilik goa dengan wajah sayu yang khawatir dengan penggalian liar itu yang akan melukai dinding goa nya “Diam!!” Ucap sang penggali tegas sambil terus melakukan penggalian secara terus menerus, nafasnya mulai tersengal-sengal dan entah apa yang dicarinya tapi yang jelas penggalian itu mulai membuat goa itu mulai banjir bersamaan dengan suara sang pemilik yang menjerit kencang “Aakhh...!!” Pekiknya sambil mencengkram kuat sang penggali yang tak juga berhenti “Sudah saatnya!” Ucapnya sambil memposisikan sesuatu yang seperti pengebor sumur yang sangat besar tepat di pintu goa kecil itu, dari penggalian tadi dia tahu kalau Goa ini belum banyak di datangi para penggali dan akan membuatnya sedikit lebih bekerja keras Tanpa aba aba pengebor itu mulai memasuki pintu goa yang membuatnya sedikit kesulitan karena pintu goa itu yang sangat kecil sehingga pengebor itu sedikit tertahan dan tak bisa dengan mudah mencapai dasar “Oh... Ini sempit sekali!” Ucapnya sambil terus berusaha membuat alat pengebor itu segera mencapai dasar Goa indah itu dengan tenaga extra “Tuan, Tuan, ohh...” Ucap si pemilik dengan mata terpejam dan menggigit bibirnya kencang “Iya sayang, bersuaralah!!” Jawabnya sambil semakin menaikan level kekuatan alat pengeboran itu yang sudah berhasil mencapai dasarnya dan mulai melakukan pengeboran berulang sampai akhirnya berhasil melepaskan timbunan semenna melimpah yang dibawanya “Owh... Ini sangat banyak!! Pastikan kau meminum obat yang Madam berikan!!” Perintahnya, dia harus memastikan kalau semua kebiasaannya itu tak ada yang menghasilkan penerus untuknya Setelah menyelesaikan semuanya gadis itu pun pergi meninggalkan Fabian yang langsung asik menikmati minuman sambil menunggu kedatangan asisten pribadinya yang baru saja dia hubungi, Dia sengaja meminta Gustav datang untuk menemaninya pergi ke suatu tempat Hanya berselang beberapa menit yang ditunggu pun datang dan tanpa menunda mereka pun segera pergi menuju tempat yang Fabian inginkan, sesampainya di ujung jalan tiba-tiba Fabian meminta Gustav memarkirkan mobilnya di pinggir jalan “Disini Tuan??” Tanyanya dengan heran “Ya, disini saja. Dan kau diam jangan bertanya apa-apa lagi” jawabnya dengan pandangan yang tertuju ke sebuah restoran yang ada di depannya Terlihat seorang gadis cantik sedang duduk di kursi yang ada di teras Restoran itu yang dihiasi dengan pot bunga cantik berwarna-warni, saat itu gerimis kecil sedang turun tapi gadis itu tetap duduk disana dengan tenang sambil menikmati secangkir kopi panas “Siapa dia Tuan??” Tanya Gustav yang mendadak lupa dengan ucapan Tuannya barusan “Apa kau lupa dengan ucapanku barusan?!” Jawab Fabian sambil menatapnya, Gustav langsung diam dan tak menjawab Fabian menatap Elmira sambil sesekali mengambil foto gadis cantik itu, entah mengapa dia menjadi sangat tertarik dengan gadis yang baru beberapa kali dilihatnya itu “Dia sangat cantik bukan??” Tiba-tiba Fabian sendiri yang tanpa sadar mengajak bicara Gustav, Asistennya itu langsung menengok dengan wajah heran sekaligus bingung. “Iya Tuan, dia sangat cantik. Apa dia kekasih Tuan?.” Tanyanya dengan hati-hati “Bukan, aku hanya mengaguminya saja. Entah mengapa aku sangat senang tiap kali melihatnya” jawab Fabian dengan raut wajah yang baru kali ini Gustav lihat, tuannya itu terlihat berbeda ketika membahas tentang gadis asing di depan mereka itu. Fabian terlihat seperti seseorang yang sedang jatuh cinta! “Tuan, maafkan jika aku lancang tapi apakah Tuan sedang jatuh cinta?.” Tanyanya dengan sangat hati-hati Fabian tidak langsung menjawab pertanyaan itu, kepalanya berpikir apa iya dia jatuh cinta?? Tapi dia tidak bisa dan tidak boleh mencintai gadis manapun sesuai dengan janjinya. “Tidak!” Jawabnya singkat. Gustav terkejut mendengar jawaban sang Tuan yang tidak sesuai dugaannya, karena dari sikap Fabian Sangat jelas terlihat kalau Tuannya itu sedang jatuh cinta “Aku tidak bisa mencintai wanita manapun!” Tiba-tiba lelaki itu melanjutkan kalimatnya. Gustav sangat terkejut mendengar ucapan Tuannya itu “Mengapa Tuan bicara seperti itu? Kita semua memiliki hak dan kesempatan untuk mencintai seseorang," jawab laki-laki itu “Tapi kesempatan itu bukan untukku, aku tidak ingin kehilangan lagi orang yang aku cintai. Cukup aku kehilangan orang tua dan adik adikku!” Ucapnya lagi, rupanya rasa kehilangan akibat kejadian beberapa tahun silam yang merenggut seluruh keluarganya itu yang membuat Fabian memiliki Trauma untuk menjalin hubungan kasih dengan siapapun “Aku akan kehilangan lagi orang yang aku cintai jika aku memilih untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita.” Jelasnya lagi, Gustav kembali terdiam dan tak bisa menjawab karena khawatir memberikan jawaban yang salah, tapi setidaknya dia sudah tahu mengapa selama ini sang Tuan selalu menutup hati walaupun banyak wanita dan gadis cantik yang menginginkan menjadi pasangannyaGustav yang masih terus mencoba menghubungi tuannya itu terlihat semakin gelisah karena sudah beberapa jam tapi tawanan mereka yang kabur itu belum juga berhasil ditemukan, dan itu pasti akan membuat sang tuan murka kepada mereka semua terutama dirinya dan itu membuatnya semakin gelisah. “Apa kalian masih belum bisa menemukannya?!” Tanyanya kepada salah satu anak buahnya yang baru saja kembali untuk melapor. “Kami masih terus melakukan pencarian Bos, tapi memang kami belum berhasil menemukan lelaki itu.” Jawab anak buahnya dengan sangat hati-hatiGustav semakin frustasi dan gelisah mendengar kabar dari anak buahnya itu, Fabian sudah pasti akan sangat marah kepada dirinya dan juga anak buahnya yang akan dianggap tak becus untuk menjaga tawanan mereka yang sangat berharga itu. Dibantingnya semua barang yang berada di atas mejanya hingga hancur dan berserakan di lantai, sementara itu beberapa anak buahnya yang berada di ruangan itu hanya diam
“Ada apa?” Tanya Fabian yang menyadari kalau dirinya terus ditatap oleh Elmira “Kalau boleh aku tahu, siapa nama Tuan?” tanyanya dengan wajah polos “Apa itu penting?” Fabian balik bertanya, Elmira menatapnya hingga keduanya saling bertemu pandang “Apa aku tidak boleh tahu nama orang yang sudah menolongku?” Elmira tidak kalah keras kepala dengan pertanyaannya dan sangat menuntut jawaban “Hmm… Yang penting kau selamat. Ayo kita sudah sampai.” Jawab Fabian yang langsung memarkirkan mobilnya di depan rumah ElmiraElmira terlihat sedikit kesal karena tak berhasil mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, gadis itu memainkan bibirnya saking kesalnya dengan lelaki yang tetap tak ingin memberitahukan identitasnya kepada dirinya namun itu justru membuat Fabian semakin gemas dan sangat ingin melumat bibir yang benar-benar menggodanya itu “Apa sulitnya menyebutkan nama anda Tuan?.” Ucap Elmira yang masih be
Sementara itu Fabian saat ini membawa Elmira yang masih tak sadarkan diri ke apartemen miliknya, dia khawatir terjadi sesuatu kepada gadis itu jika dia meninggalkannya di sana atau mengantarkan langsung ke rumahnya.Sesampainya di apartemen dia langsung meletakkan Elmira di atas tempat tidurnya dan menatapnya lekat, gadis yang dia puja kini ada di depannya namun tak ada sedikitpun keinginan dalam hatinya untuk melakukan sesuatu yang buruk kepadanya “Kau memang sangat cantik, tapi aku tak akan melakukan apapun kepadamu.” Ucapnya. Fabian hanya diam dan berdiri di samping tempat tidur itu tanpa ada kenginan untuk melakukan apapun kepada gadis yang sangat dia kagumi ituPerlahan kesadaran Elmira pun kembali dan dia mulai membuka kedua matanya, gadis itu menatap sekeliling dengan pandangan yang masih kabur. “Aku dimana??” Tanyanya sambil melihat kamar yang sangat asing untuknya, dan alangkah terkejutnya ketika dia melihat sosok lelaki yang sangat asing untuknya sedang berdiri disamping
Tubuh April bergetar hebat kala menyadari kalau lelaki di depannya itu adalah lelaki yang dulu pernah dia hancurkan hatinya. Ya, 4 tahun lalu April dan Gustav menjalin kasih dan setelah satu tahun bersama akhirnya lelaki itu melamar April, wanita yang saat itu sangat dia cintai.Tapi April masih ingin menikmati masa single nya lebih lama dan akhirnya menolak lamaran Gustav dengan alasan belum siap dan memintanya menunggu beberapa bulan lagi, Gustav yang sangat mencintai April akhirnya mengalah dan menuruti keinginan sang kekasih untuk menunggu beberapa bulan lagi. Tapi ternyata April membohonginya dan yang dia tahu kekasihnya itu justru pergi bersama lelaki lain keluar negeriGustav sangat hancur ketika mengetahui kalau sang kekasih hati telah menipunya, padahal dia telah memberikan seluruh cintanya untuk April. Dan kejadian itu pula yang akhirnya membentuk diri Gustav menjadi seperti sekarang, seorang asisten pribadi Mafia kejam yang tak memiliki belas kasihan kepada siapapun. “KAU
Fabian terus mengawasi Elmira dan juga temannya yang terlihat kebingungan seperti sedang mencari seseorang, April yang terus berjalan mondar-mandir tiba-tiba mendapatkan telepon dari sang kekasih yang belum pernah dia temui sebelumnya secara langsung “Ya? Kamu dimana sih sayang? Aku sudah menunggu dari tadi, hmm... Baiklah” Jawab April dengan manja, dan setelah sang kekasih selesai bicara April langsung mematikan panggilan itu dan menepuk bahu Elmira “Ra, dia menungguku di lantai 18, kita diminta datang ke kamar 1834 untuk menemuinya.” Ucap April dengan mata berbinar dan penuh semangat, berbeda dengan dirinya yang merasa khawatir dan sedikit takut untuk menemui laki-laki asing terutama di tempat seperti ini “Pril, suruh dia turun saja. Aku gak mau ah datang ke kamar dia” tolak Elmira sambil cemberut “Aduh Ra, mungkin dia capek. Sudah ayo lah temani aku sebentar saja” rengek April sambil menarik lengan gadis cantik itu “Huft kamu ini, ya sudah tapi sebentar saja ya? Janji loh!”
Dari kejauhan Fabian melihat kedatangan Liam yang langsung duduk di samping Elmira, ada sedikit rasa kesal dalam hatinya ketika melihat laki-laki lain bersama gadis yang dia sukai walaupun dia tahu kalau Liam adalah sahabat Elmira sejak lama karena pernah mendengar percakapan tentang mereka di Restoran tempo hari. “Kau selidiki laki-laki itu, sepertinya dia sahabat gadis itu yang aku dengar ketika aku berkunjung ke sana, tapi kau tetap cari tahu semua informasi tentangnya dan jangan sampai ada yang terlewat.” Perintah Fabian kepada Gustav “Siap Tuan, aku akan segera mencari tahu semua tentangnya dan akan segera aku laporkan.” Jawabnya lagiSementara itu Fabian masih menatap kedua sosok nan jauh disana yang terlihat sangat akrab dan asyik mengobrol berdua sambil sesekali tertawa bersama, ada rasa kesal yang semakin besar dalam dadanya melihat pemandangan ituElmira dan Liam asyik mengobrol dan bercerita tanpa mengetahui ada yang sedang terbakar melihat keakraban keduanya, Liam teru







