Home / Mafia / Bayangan Cinta Sang Mafia / 2. Kegalauan Elmira

Share

2. Kegalauan Elmira

Author: Angel
last update Last Updated: 2025-10-06 11:00:06

“Ra, bantu Mama sebentar sayang”. Panggilan mama membuyarkan lamunan gadis itu, tanpa menunda Elmira langsung berjalan menuju bagian belakang ruangan yang sudah di hias dengan sangat indahnya itu untuk acara pernikahan nanti.

Dia terkejut ketika melihat mamanya yang ternyata bersama Liam menata sudut ruangan itu, “Loh kamu, kapan datang? ko aku tidak tahu?” tanyanya yang terkejut melihat kehadiran sang sahabat di sana, mama hanya tersenyum melihat keduanya.

“Hehe, tadi aku masuk lewat pintu belakang, aku kira pintu depan terkunci karena tertutup rapat tadi.” Jawab Liam sambil membantu wanita yang sudah seperti mamanya sendiri itu

“Oh, ya sudah kalau begitu. Lalu tadi Mama memanggilku kenapa Ma?” tanyanya sambil memainkan bunga yang sedang di tata oleh mamanya ke dalam vas vas besar.

“Ra, kamu temani Liam ya? Mama mau ke depan dulu setelah bunga bunga ini selesai.” Jawabnya sambil menyelesaikan bunga terakhir ke dalam vas yang sudah tersusun rapi.

Setelah mama pergi dari ruangan itu hanya tinggal Elmira dan Liam berdua, sebenarnya Elmira merasa sedikit canggung terutama setelah percakapannya semalam dengan mama tapi dia berusaha bersikap senormal mungkin supaya Liam tak menyadari perubahan sikapnya

“Kamu kenapa Ra?” tanya Liam yang ternyata bisa merasakan perubahan sikap sang sahabat

“Kenapa apanya?” jawab Elmira berpura pura.

“Entahlah, aku merasa ada yang beda sama kamu.” Jawab Liam, lelaki itu menarik kursi dan duduk di sebelah Elmira yang sedang merapikan kursi di meja bulat

“Ah, .itu perasaan kamu saja ko.” Gadis itu mencoba mengelak dari kecurigaan sang sahabat. Tapi Liam melihat Elmira yang sepertinya tidak nyaman dan terus memainkan jari-jari tangannya seolah gugup.

“Hmm, apa karena aku yang berharap lebih Ra?” tanyanya langsung tanpa berbasa basi.

Elmira terdiam, tangannya berhenti merapikan kursi kursi itu dan langsung menatap Liam yang juga sedang menatapnya.

“Liam, kamu tahu kan aku masih mau fokus dengan kuliah dan masa depanku? aku ingin bisa membahagiakan Mama dulu baru aku memikirkan kebahagiaanku,” jawabnya sambil mengusap pundak lelaki yang sudah menjadi sahabatnya selama hampir 5 tahun itu.

Liam menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, ”Tapi Ra, kita sudah lama bersahabat. Kau sudah tahu aku seperti apa dan begitu juga sebaliknya, aku mau hubungan kita lebih dari ini Ra.” Ucapnya sambil menatap kedua bola mata gadis cantik di depannya.

“Aku bingung Liam, tolong kasih aku waktu ya.” Elmira menjawab tanpa sengaja, hatinya sebenarnya sangat ingin menolak tapi bibirnya tak tega berucap.

Liam langsung menggenggam kedua tangan Elmira dan tersenyum, ”Baiklah, kabari aku jika kamu sudah memiliki jawabannya.” Jawab Liam sambil mengelus kedua tangan lembut gadis pujaannya

Jantung Elmira berdebar kencang, dia sangat tahu perasaannya yang memang belum siap untuk memulai hubungan bersama Liam, tapi dia tak sanggup membuat kecewa lelaki yang sudah menemaninya dalam senang dan sedih selama 5 tahun ini. Ditambah lagi Liam selalu membantu dirinya ketika dia dan mamanya kesulitan keuangan, Liam selalu menjadi penolong bagi mereka.

Perlahan Liam mendekatkan bibirnya dan memberanikan diri untuk mengecup bibir Elmira, gadis itu terkejut dengan apa yang tiba-tiba sang sahabat lakukan dan langsung mendorong tubuh Liam menjauh.

“Tolong jangan seperti ini, aku belum siap dengan semua perubahan yang mungkin akan terjadi.” Tolak Elmira dengan sopan, dia masih menghargai Liam yang mungkin saat ini sedang sangat berharap kepadanya hingga membuatnya khilaf.

“Maaf, maafkan aku Ra. Aku khilaf.” Ucapnya dengan sedikit panik, dia tak menyangka kalau gadis pujaannya itu akan menolaknya.

“Aku pamit ya Ra, sampaikan salam sama Mama.” Ucapnya lagi lalu meninggalkan Restoran itu lewat pintu belakang

Elmira sadar mungkin Liam malu dengan perbuatannya barusan sehingga langsung pergi, sementara itu Liam terus berjalan menuju mobilnya dengan sedikit kesal karena mendapatkan penolakan dari Elmira. Laki-laki itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju sebuah bangunan Apartemen yang terletak tidak terlalu jauh dari sana.

****

Ting..

Ting..

Liam menekan bel dengan tidak sabar, dan gadis yang ada di dalam Apartemen itu langsung berlari menuju pintu sambil berteriak. “Iya sabar, sebentar!." Hanya berselang beberapa detik pintu pun terbuka

“Kamu! Gak sabaran sekali!” ucap gadis pemilik Apartemen itu sambil cemberut.

“Lama sekali, sedang apa kamu?!” ucap Liam dengan suara ketus, laki-laki itu langsung masuk dan merebahkan tubuhnya di atas sebuah sofa panjang yang ada di ruangan tv.

“Aku sedang mandi! Dasar kau saja yang tidak sabaran!” jawab gadis yang masih memakai bathrobe putihnya dengan wajah kesal.

“Kemari!” panggil Liam dengan tatapan matanya yang tak berhenti memperhatikan gadis itu dari ujung rambut hingga kakinya, tapi diabaikan oleh gadis itu yang justru pergi menuju kamarnya

“VINAA! KEMARI!” bentaknya dengan suara tinggi, gadis bernama Vina itu pun keluar dari kamarnya dan berjalan mendekatinya sambil cemberut.

“Kau ini! Kan bisa kau yang menyusulku!.” Jawabnya kesal

“Kemari sayang, duduk dipangkuanku!” ucapnya lagi sambil menepuk pahanya sendiri, dengan malas Vina mendekat kepadanya dan duduk dipangkuan Liam.

“Hmm, harum sekali kamu sayang.” Ucapnya sambil memainkan rambut panjang Vina yang masih basah setelah keramas tadi.

Tangan Liam pun mulai berpindah ke tali bathrobe yang dipakai Vina dan mulai melepaskan simpul ikatannya perlahan, “Stop, aku sedang malas” tolak Vina sambil menahan tangan LIam.

“Sssttt, diam!!.” Jawab Liam dengan tegas, Vina tak mampu melawan karena Liam bisa marah besar jika apa yang dia inginkan tidak dia dapatkan

Hanya beberapa detik bagian atas jubah mandi itu pun jatuh di kaki Liam dan menampakkan pegunungan-pegunungan indah dengan puncaknya yang merah muda, Vina mencoba meraih puncak pegunungan tinggi itu dengan kedua tangannya namun ditepis oleh Liam yang tak mengijinkannya.

“Uggh!” suara lembut Vina lepas dari bibir manisnya ketika ada yang sedang berusaha untuk meminta asi darinya dengan tidak sabar, tanpa henti puncak Pegunungan-Pegunungan itu disapu dengan lembut dengan sesuatu yang terasa lembut dan lembap.

“Kau sangat menggemaskan sayang,” bisik Liam di telinga Vina. Tangannya mulai berjalan di sekitar pahanya yang telah terbuka

“Akhh” pek1k Vina ketika tiba-tiba sumur kecilnya digali oleh dua jari Liam

“Sssttt, nikmati!” bisiknya lagi sambil menambah kecepatan penggalian hingga hampir menyentuh sesuatu yang membuat Vina hampir gila.

“Sayang, ayo” pinta Vina dengan mata sayu, dia sudah mulai terpancing dengan permainan jari Liam dan sangat mendambakan rasa surga yang mampu Liam berikan

Liam melepaskan puncak pegunungan itu dengan kasar hingga membuat Vina menjerit pelan dan langsung membawanya menuju kamar yang hanya beberapa langkah dari sana

Dan setelah itu Liam tak memberikan Vina waktu untuk bernafas sejenak, laki-laki itu sibuk menjelajahi Pegunungan hingga lautan Samudra yang sangat dalam tanpa mengenal lelah. Kapal selam miliknya menjelajahi ke dalam lautan itu hingga ke dasarnya berulang kali dan tanpa memperdulikan suara yang memohon agar kapal selam itu memperlambat lajunya.

“Perlahan, aakkhh!" ucap Vina sambil berpegangan dengan kencang dan menggigit bibirnya kuat-kuat

Tapi yang mengemudikan kapal selam itu tak juga melambatkan lajunya justru semakin mempercepat dan kasar, “Akhh, sebentar lagi sampai, ohh !!” ucapnya ketika merasakan kapal miliknya hampir sampai ke tujuan

Dan akhirnya sang Nahkoda berteriak kencang penuh rasa puas ketika akhirnya kapalnya mampu mencapai puncaknya dan melepaskan semua yang dibawanya hingga tak bersisa

“Biarkan tetap disana, aku mau tidur” ucapnya yang melarang kapal selamnya dipindahkan dari tempatnya, Vina hanya diam dan membiarkan hal itu

Sementara Liam sudah terlelap tepat di sampingnya dengan tangan yang melingkar di pinggang gadis itu, Vina tak bisa bergerak karena ada yang masih menyatu dengannya dan dia hanya terdiam sambil mencoba memejamkan mata.

*****

Fabian saat ini sedang duduk di sebuah gudang tua sambil menatap seorang laki-laki yang terikat di sebuah kursi di depannya, perlahan dia berjalan mendekat dan memegang wajah laki-laki itu hingga menatap dirinya.

“SIAPA YANG MENYURUHMU??!!” tanyanya dengan tegas kepada tawanan yang sudah terluka parah itu.

“AKU TIDAK AKAN MENGATAKAN APAPUN!!” jawab tawanan itu dengan tatapan penuh benci, Fabian makin tersulut emosi dan langsung melayangkan tinjunya ke wajah laki-laki itu.

“Akkh! Percuma kau menyiksaku Tuan, aku tak akan membuka mulutku!!” ucap tawanan itu lagi dengan nada mengejek.

Beberapa pengawal Fabian yang berada dalam ruangan itu hanya diam sambil menatap apa yang sedang tuannya lakukan kepada tawanan mereka yang terlihat sudah sangat menderita

“Tuan, sebaiknya biarkan kami mengobatinya dulu. Kita bisa mengintrogasinya lagi setelah kondisinya membaik” ucap laki-laki yang menjadi tangan kanannya itu

Fabian menghentikan kekejaman yang sedang dia lakukan dan langsung berjalan meninggalkan ruangan itu, “OBATI DIA DAN KABARI AKU JIKA SUDAH MEMBAIK,DIA HARUS MENERIMA YANG LEBIH DARI INI!.” Ucapnya sambil terus melangkah menuju mobilnya yang terparkir di luar

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   9. Bayangan Elmira

    Gustav yang masih terus mencoba menghubungi tuannya itu terlihat semakin gelisah karena sudah beberapa jam tapi tawanan mereka yang kabur itu belum juga berhasil ditemukan, dan itu pasti akan membuat sang tuan murka kepada mereka semua terutama dirinya dan itu membuatnya semakin gelisah. “Apa kalian masih belum bisa menemukannya?!” Tanyanya kepada salah satu anak buahnya yang baru saja kembali untuk melapor. “Kami masih terus melakukan pencarian Bos, tapi memang kami belum berhasil menemukan lelaki itu.” Jawab anak buahnya dengan sangat hati-hatiGustav semakin frustasi dan gelisah mendengar kabar dari anak buahnya itu, Fabian sudah pasti akan sangat marah kepada dirinya dan juga anak buahnya yang akan dianggap tak becus untuk menjaga tawanan mereka yang sangat berharga itu. Dibantingnya semua barang yang berada di atas mejanya hingga hancur dan berserakan di lantai, sementara itu beberapa anak buahnya yang berada di ruangan itu hanya diam

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   8. Kepulangan Elmira

    “Ada apa?” Tanya Fabian yang menyadari kalau dirinya terus ditatap oleh Elmira “Kalau boleh aku tahu, siapa nama Tuan?” tanyanya dengan wajah polos “Apa itu penting?” Fabian balik bertanya, Elmira menatapnya hingga keduanya saling bertemu pandang “Apa aku tidak boleh tahu nama orang yang sudah menolongku?” Elmira tidak kalah keras kepala dengan pertanyaannya dan sangat  menuntut jawaban “Hmm… Yang penting kau selamat. Ayo kita sudah sampai.” Jawab Fabian yang langsung memarkirkan mobilnya di depan rumah ElmiraElmira terlihat sedikit kesal karena tak berhasil mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, gadis itu memainkan bibirnya saking kesalnya dengan lelaki yang tetap tak ingin memberitahukan identitasnya kepada dirinya namun itu justru membuat Fabian semakin gemas dan sangat ingin melumat bibir yang benar-benar menggodanya itu “Apa sulitnya menyebutkan nama anda Tuan?.” Ucap Elmira yang masih be

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   7. Kebersamaan Fabian dan Elmira

    Sementara itu Fabian saat ini membawa Elmira yang masih tak sadarkan diri ke apartemen miliknya, dia khawatir terjadi sesuatu kepada gadis itu jika dia meninggalkannya di sana atau mengantarkan langsung ke rumahnya.Sesampainya di apartemen dia langsung meletakkan Elmira di atas tempat tidurnya dan menatapnya lekat, gadis yang dia puja kini ada di depannya namun tak ada sedikitpun keinginan dalam hatinya untuk melakukan sesuatu yang buruk kepadanya “Kau memang sangat cantik, tapi aku tak akan melakukan apapun kepadamu.” Ucapnya. Fabian hanya diam dan berdiri di samping tempat tidur itu tanpa ada kenginan untuk melakukan apapun kepada gadis yang sangat dia kagumi ituPerlahan kesadaran Elmira pun kembali dan dia mulai membuka kedua matanya, gadis itu menatap sekeliling dengan pandangan yang masih kabur. “Aku dimana??” Tanyanya sambil melihat kamar yang sangat asing untuknya, dan alangkah terkejutnya ketika dia melihat sosok lelaki yang sangat asing untuknya sedang berdiri disamping

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   6. Kembalinya April

    Tubuh April bergetar hebat kala menyadari kalau lelaki di depannya itu adalah lelaki yang dulu pernah dia hancurkan hatinya. Ya, 4 tahun lalu April dan Gustav menjalin kasih dan setelah satu tahun bersama akhirnya lelaki itu melamar April, wanita yang saat itu sangat dia cintai.Tapi April masih ingin menikmati masa single nya lebih lama dan akhirnya menolak lamaran Gustav dengan alasan belum siap dan memintanya menunggu beberapa bulan lagi, Gustav yang sangat mencintai April akhirnya mengalah dan menuruti keinginan sang kekasih untuk menunggu beberapa bulan lagi. Tapi ternyata April membohonginya dan yang dia tahu kekasihnya itu justru pergi bersama lelaki lain keluar negeriGustav sangat hancur ketika mengetahui kalau sang kekasih hati telah menipunya, padahal dia telah memberikan seluruh cintanya untuk April. Dan kejadian itu pula yang akhirnya membentuk diri Gustav menjadi seperti sekarang, seorang asisten pribadi Mafia kejam yang tak memiliki belas kasihan kepada siapapun. “KAU

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   5. Menyelamatkan Elmira

    Fabian terus mengawasi Elmira dan juga temannya yang terlihat kebingungan seperti sedang mencari seseorang, April yang terus berjalan mondar-mandir tiba-tiba mendapatkan telepon dari sang kekasih yang belum pernah dia temui sebelumnya secara langsung “Ya? Kamu dimana sih sayang? Aku sudah menunggu dari tadi, hmm... Baiklah” Jawab April dengan manja, dan setelah sang kekasih selesai bicara April langsung mematikan panggilan itu dan menepuk bahu Elmira “Ra, dia menungguku di lantai 18, kita diminta datang ke kamar 1834 untuk menemuinya.” Ucap April dengan mata berbinar dan penuh semangat, berbeda dengan dirinya yang merasa khawatir dan sedikit takut untuk menemui laki-laki asing terutama di tempat seperti ini “Pril, suruh dia turun saja. Aku gak mau ah datang ke kamar dia” tolak Elmira sambil cemberut “Aduh Ra, mungkin dia capek. Sudah ayo lah temani aku sebentar saja” rengek April sambil menarik lengan gadis cantik itu “Huft kamu ini, ya sudah tapi sebentar saja ya? Janji loh!”

  • Bayangan Cinta Sang Mafia   4. Fabian sang Mafia

    Dari kejauhan Fabian melihat kedatangan Liam yang langsung duduk di samping Elmira, ada sedikit rasa kesal dalam hatinya ketika melihat laki-laki lain bersama gadis yang dia sukai walaupun dia tahu kalau Liam adalah sahabat Elmira sejak lama karena pernah mendengar percakapan tentang mereka di Restoran tempo hari. “Kau selidiki laki-laki itu, sepertinya dia sahabat gadis itu yang aku dengar ketika aku berkunjung ke sana, tapi kau tetap cari tahu semua informasi tentangnya dan jangan sampai ada yang terlewat.” Perintah Fabian kepada Gustav “Siap Tuan, aku akan segera mencari tahu semua tentangnya dan akan segera aku laporkan.” Jawabnya lagiSementara itu Fabian masih menatap kedua sosok nan jauh disana yang terlihat sangat akrab dan asyik mengobrol berdua sambil sesekali tertawa bersama, ada rasa kesal yang semakin besar dalam dadanya melihat pemandangan ituElmira dan Liam asyik mengobrol dan bercerita tanpa mengetahui ada yang sedang terbakar melihat keakraban keduanya, Liam teru

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status