LOGINDari kejauhan Fabian melihat kedatangan Liam yang langsung duduk di samping Elmira, ada sedikit rasa kesal dalam hatinya ketika melihat laki-laki lain bersama gadis yang dia sukai walaupun dia tahu kalau Liam adalah sahabat Elmira sejak lama karena pernah mendengar percakapan tentang mereka di Restoran tempo hari.
“Kau selidiki laki-laki itu, sepertinya dia sahabat gadis itu yang aku dengar ketika aku berkunjung ke sana, tapi kau tetap cari tahu semua informasi tentangnya dan jangan sampai ada yang terlewat.” Perintah Fabian kepada Gustav “Siap Tuan, aku akan segera mencari tahu semua tentangnya dan akan segera aku laporkan.” Jawabnya lagi Sementara itu Fabian masih menatap kedua sosok nan jauh disana yang terlihat sangat akrab dan asyik mengobrol berdua sambil sesekali tertawa bersama, ada rasa kesal yang semakin besar dalam dadanya melihat pemandangan itu Elmira dan Liam asyik mengobrol dan bercerita tanpa mengetahui ada yang sedang terbakar melihat keakraban keduanya, Liam terus menggoda Elmira dengan candaan yang selalu membuat gadis itu tertawa hingga hampir menangis “Lalu apa kau benar-benar mengantarnya kesana?" Tanya Elmira yang tidak berhenti tertawa ketika Liam bercerita kalau dia sempat menolong seorang wanita yang ternyata adalah transgender “Ya terpaksa, masa aku menurunkannya di tengah jalan? Bisa-bisa dia menikamku.” Jawab Liam sambil menaikan sudut bibirnya, dan lagi-lagi Elmira tertawa dibuatnya “Hmm… Ngomong-ngomong ada yang ingin aku tanyakan Ra, mungkin kau sudah mengetahuinya." Ucap Liam dengan wajah yang berubah sedikit serius Elmira langsung terdiam, dia menatap Liam dengan wajah serius. “Ada apa??." Tanyanya “Ra, kita bersahabat sudah lebih dari 5 tahun. Aku ingin hubungan kita lebih dari sekedar sahabat ra” ucapnya sambil menggenggam tangan gadis cantik itu Elmira jadi salah tingkah dibuatnya, dia tak tahu harus menjawab apa karena dia tak memiliki rasa lebih kepada Liam. Gadis itu benar-benar hanya menganggap Liam sebagai sahabatnya “Aku tidak tahu harus menjawab apa, aku sudah sangat nyaman dengan hubungan kita yang seperti ini Liam." Ucap Elmira dengan sangat hati-hati “Tapi aku ingin bisa memberikan lebih untuk kamu dan Mama Ra, aku ingin bisa melakukan lebih dari yang aku lakukan sekarang.” Liam mencoba meyakinkan gadis itu lagi “Kasih aku kesempatan Ra, aku janji akan memberikan yang terbaik.” Liam tak menyerah dan terus meyakinkan Elmira “Kasih aku waktu” jawabnya singkat, Liam mengangguk sambil mengecup punggung tangan Elmira. Fabian yang melihat kejadian itu dari kejauhan semakin mendidih, walaupun dia tak mendengar percakapan keduanya tapi dia bisa membacanya dari bahasa tubuh keduanya “Segera cari tahu semua tentang laki-laki itu!!!” Fabian tak sabar lagi ingin segera tahu tentang Liam yang telah membuat darahnya mendidih Gustav hanya diam, dalam hati dia berkata. “Salah sendiri kau mencintainya tapi tak ingin mengatakannya, sekarang ada laki-laki lain menyatakan cintanya kepada gadis yang kau puja dan kau kesal melihatnya” ucapnya dalam hati “Apa kau mendengarku??!!” Tanya Fabian dengan suara lebih kencang karena Gustav sepertinya tak mendengar perintah darinya “Iya Tuan, siap!” Jawab Gustav tegas dan sedikit panik Fabian menatap Liam tajam, sangat terlihat kebencian di wajah lelaki yang sedang dibakar cemburu itu. Walau Fabian sadar dia tak memiliki hak apapun atas Elmira tapi rasa itu tak bisa dia hindari dan mulai menguasai hatinya “Ayo kita pergi dari sini” pintanya kepada Gustav yang langsung menjalankan mobil itu yang mau tidak mau harus melewati Restoran milik Elmira dan itu artinya melewati mereka berdua, dan dengan sengaja laki-laki itu memperlambat laju mobilnya ketika mereka melewati Elmira yang masih duduk bersama Liam Gustav sengaja melakukan itu dengan tujuan supaya tuannya terpancing untuk menyatakan perasaannya kepada gadis yang dia cintai itu, walaupun dia melakukan tindakan dengan hati yang berdebar kencang karena takut tuannya murka kepadanya. “Jangan mengujiku Gustav!! Cepat injak gas nya!!” Ucap Fabian dengan wajah kesal, dia tahu kalau Asistennya sengaja melakukan itu untuk memancingnya Menyadari respon tuannya yang hanya menegurnya saja membuat hatinya sedikit lega, ada senyuman tipis di wajahnya yang tak terlihat oleh lelaki yang sedang dilanda cemburu buta itu Fabian memerintahkan Gustav untuk pergi ke tempat dimana dia menawan seseorang yang merupakan tangan kanan Smith, musuh besarnya. Dan sesampainya disana tanpa membuang waktu Fabian segera masuk ke dalam gudang kosong yang sangat berdebu “Silahkan duduk Tuan.” Sambut salah satu anak buahnya yang langsung menyiapkan sebuah kursi tak jauh dari tawanan mereka “Apa dia sudah bicara??” Tanyanya sambil menghembuskan asap dari mulutnya, matanya menatap tajam ke arah sosok yang duduk terikat di atas sebuah kursi kayu “Kau sudah merasakan siksaan dariku, tapi kau masih juga tak mau bicara? Sepertinya kau menginginkan aku melakukan lebih dari yang kemarin!” Ucapnya santai, Fabian mulai berjalan mendekati tawanannya yang terlihat mulai panik dan terus menggerakkan tubuhnya mencoba melepaskan diri Fabian berdiri tepat di depan lelaki itu dan menatapnya dari kaki sampai kepala dengan senyuman keji yang menghiasi wajah tampannya, dihisap dalam dalam rokok elektrik yang ada di tangannya lalu dihembuskan asap yang keluar dari mulutnya tepat di wajah lelaki yang masih dalam kondisi lemah itu Sang Mafia keji sepertinya sudah merindukan saat saat seperti ini yang selama beberapa bulan tak pernah dia lakukan, Ya, Menyiksa tawanannya! Fabian memang dikenal sangat gemar menyakiti orang yang bermasalah dengannya dan dia selalu melakukan itu dengan sangat mengerikan sehingga siapapun yang mendengar ceritanya akan sangat ketakutan untuk berurusan dengannya “Sepertinya ini akan sangat menyenangkan! Apa kau sependapat denganku?? seharusnya semua ini sebanding dengan apa yang Tuanmu berikan sebagai ganti tutup mulutmu ini!!” Ucap Fabian berusaha menciutkan nyali tawanannya, dia sengaja mengambil sebuah Tang dari atas meja dan menatap tawanan itu sambil tersenyum puas “Tu...Tuan!! Apa yang akan anda lakukan?!" Lelaki itu semakin panik melihat Fabian yang semakin dekat dengannya sambil membawa sebuah tang besar. Sekuat tenaga tawanan itu meronta dan mencoba melepaskan diri tapi ikatan itu terlalu kencang dan sekedar mengendur pun tidak “Hmm... Aku hanya akan mencabut satu persatu kuku tangan dan kakimu saja, aku yakin kau pasti sanggup bukan??” Jawab Fabian yang langsung menarik hingga lepas salah satu kuku kaki tawanan itu dengan kasar “AKH!! Ampun Tuan!!” Jerit lelaki itu dengan rasa sakit yang tak tertahankan, Tubuhnya menegang dengan mata terpejam kuat-kuat “Baru satu, masih ada banyak pekerjaan buatku!!” Goda Fabian sambil kembali mengarahkan tang itu ke jari lainnya, tawanan itu menjerit sambil berusaha menjauhkan kakinya “Tolong Tuan, ampuni aku!! Aku akan bicara, apapun yang anda ingin ketahui aku akan menceritakannya. Tolong hentikan ini!” Tawanan itu akhirnya menyerah, dia terus memohon agar Fabian menghentikan apa yang sudah dia lakukan kepadanya “Jadi, kau menyerah?? Gustav urus dia!!” Ucap Fabian yang langsung melemparkan tang yang berlumuran cairan berwarna merah itu ke lantai lalu berjalan kembali ke kursinya Sementara tawanan itu masih menjerit kesakitan, dengan kondisi luka-luka kemarin yang belum sembuh dan kini ditambah dengan luka baru yang Fabian berikan benar benar meruntuhkan prinsip lelaki itu yang telah bersumpah untuk menjaga mulutnya untuk tetap tertutup dan tak akan memberikan informasi apapun kepada Fabian. Fabian tersenyum puas, dia kembali asyik dengan rokok elektrik di tangannya sambil menyaksikan Gustav yang sedang menginterogasi lelaki itu dan merekamnya. Setelah beberapa saat Gustav yang sepertinya sudah selesai dengan tawanan itu pun menemui Fabian yang sejak tadi mengawasinya “Semua pengakuannya sudah ada disini Tuan,” Lapornya sambil menunjukan sebuah alat perekam yang ada di tangannya “Bagus, dan pastikan kau membuat beberapa salinannya untuk berjaga-jaga.” Jawabnya dengan wajah yang terlihat sangat puas dengan pekerjaan Gustav Dan setelah semua selesai Gustav mengantarkan Fabian ke sebuah Hotel mewah yang sudah di pesannya untuk menghabiskan malam ini dengan seorang wanita, sesampainya disana Fabian segera menuju lift seorang diri. Tapi tanpa sengaja matanya menangkap bayangan seorang gadis yang dilihatnya tadi siang dan kini sedang berdiri di kejauhan namun ada dalam pandangannya “Elmira? Sedang apa dia disini?" tanyanya dalam hati. Fabian mengurungkan niatnya untuk naik ke lantai 22 dimana kamar yang dipesannya berada dan memilih untuk melihat lebih dekat apa yang gadis pujaannya itu lakukan disana “Pril, kita ngapain sih kesini?. Aku mau pulang saja” ucap Elmira yang ternyata saat itu datang kesana bersama April sang sahabat yang akan bertemu dengan kekasih onlinenya yang baru saja datang dari Belanda “Ah kamu Ra, temani aku dulu lah. Aku takut kalau bertemu dengannya sendirian." Jawab April sambil cemberut, Elmira sebenarnya tak tega membiarkan sahabatnya itu menemui kekasihnya sendirian tapi dia juga takut kalau sampai terjadi apa apa. Karena yang dia tahu ditempat seperti ini banyak wanita wanita kelas atas yang menjajakan diri dengan Bos-Bos perusahaan besar dan dia tak ingin ada yang salah paham kalau sampai ada yang melihatnya berada di tempat ituGustav yang masih terus mencoba menghubungi tuannya itu terlihat semakin gelisah karena sudah beberapa jam tapi tawanan mereka yang kabur itu belum juga berhasil ditemukan, dan itu pasti akan membuat sang tuan murka kepada mereka semua terutama dirinya dan itu membuatnya semakin gelisah. “Apa kalian masih belum bisa menemukannya?!” Tanyanya kepada salah satu anak buahnya yang baru saja kembali untuk melapor. “Kami masih terus melakukan pencarian Bos, tapi memang kami belum berhasil menemukan lelaki itu.” Jawab anak buahnya dengan sangat hati-hatiGustav semakin frustasi dan gelisah mendengar kabar dari anak buahnya itu, Fabian sudah pasti akan sangat marah kepada dirinya dan juga anak buahnya yang akan dianggap tak becus untuk menjaga tawanan mereka yang sangat berharga itu. Dibantingnya semua barang yang berada di atas mejanya hingga hancur dan berserakan di lantai, sementara itu beberapa anak buahnya yang berada di ruangan itu hanya diam
“Ada apa?” Tanya Fabian yang menyadari kalau dirinya terus ditatap oleh Elmira “Kalau boleh aku tahu, siapa nama Tuan?” tanyanya dengan wajah polos “Apa itu penting?” Fabian balik bertanya, Elmira menatapnya hingga keduanya saling bertemu pandang “Apa aku tidak boleh tahu nama orang yang sudah menolongku?” Elmira tidak kalah keras kepala dengan pertanyaannya dan sangat menuntut jawaban “Hmm… Yang penting kau selamat. Ayo kita sudah sampai.” Jawab Fabian yang langsung memarkirkan mobilnya di depan rumah ElmiraElmira terlihat sedikit kesal karena tak berhasil mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, gadis itu memainkan bibirnya saking kesalnya dengan lelaki yang tetap tak ingin memberitahukan identitasnya kepada dirinya namun itu justru membuat Fabian semakin gemas dan sangat ingin melumat bibir yang benar-benar menggodanya itu “Apa sulitnya menyebutkan nama anda Tuan?.” Ucap Elmira yang masih be
Sementara itu Fabian saat ini membawa Elmira yang masih tak sadarkan diri ke apartemen miliknya, dia khawatir terjadi sesuatu kepada gadis itu jika dia meninggalkannya di sana atau mengantarkan langsung ke rumahnya.Sesampainya di apartemen dia langsung meletakkan Elmira di atas tempat tidurnya dan menatapnya lekat, gadis yang dia puja kini ada di depannya namun tak ada sedikitpun keinginan dalam hatinya untuk melakukan sesuatu yang buruk kepadanya “Kau memang sangat cantik, tapi aku tak akan melakukan apapun kepadamu.” Ucapnya. Fabian hanya diam dan berdiri di samping tempat tidur itu tanpa ada kenginan untuk melakukan apapun kepada gadis yang sangat dia kagumi ituPerlahan kesadaran Elmira pun kembali dan dia mulai membuka kedua matanya, gadis itu menatap sekeliling dengan pandangan yang masih kabur. “Aku dimana??” Tanyanya sambil melihat kamar yang sangat asing untuknya, dan alangkah terkejutnya ketika dia melihat sosok lelaki yang sangat asing untuknya sedang berdiri disamping
Tubuh April bergetar hebat kala menyadari kalau lelaki di depannya itu adalah lelaki yang dulu pernah dia hancurkan hatinya. Ya, 4 tahun lalu April dan Gustav menjalin kasih dan setelah satu tahun bersama akhirnya lelaki itu melamar April, wanita yang saat itu sangat dia cintai.Tapi April masih ingin menikmati masa single nya lebih lama dan akhirnya menolak lamaran Gustav dengan alasan belum siap dan memintanya menunggu beberapa bulan lagi, Gustav yang sangat mencintai April akhirnya mengalah dan menuruti keinginan sang kekasih untuk menunggu beberapa bulan lagi. Tapi ternyata April membohonginya dan yang dia tahu kekasihnya itu justru pergi bersama lelaki lain keluar negeriGustav sangat hancur ketika mengetahui kalau sang kekasih hati telah menipunya, padahal dia telah memberikan seluruh cintanya untuk April. Dan kejadian itu pula yang akhirnya membentuk diri Gustav menjadi seperti sekarang, seorang asisten pribadi Mafia kejam yang tak memiliki belas kasihan kepada siapapun. “KAU
Fabian terus mengawasi Elmira dan juga temannya yang terlihat kebingungan seperti sedang mencari seseorang, April yang terus berjalan mondar-mandir tiba-tiba mendapatkan telepon dari sang kekasih yang belum pernah dia temui sebelumnya secara langsung “Ya? Kamu dimana sih sayang? Aku sudah menunggu dari tadi, hmm... Baiklah” Jawab April dengan manja, dan setelah sang kekasih selesai bicara April langsung mematikan panggilan itu dan menepuk bahu Elmira “Ra, dia menungguku di lantai 18, kita diminta datang ke kamar 1834 untuk menemuinya.” Ucap April dengan mata berbinar dan penuh semangat, berbeda dengan dirinya yang merasa khawatir dan sedikit takut untuk menemui laki-laki asing terutama di tempat seperti ini “Pril, suruh dia turun saja. Aku gak mau ah datang ke kamar dia” tolak Elmira sambil cemberut “Aduh Ra, mungkin dia capek. Sudah ayo lah temani aku sebentar saja” rengek April sambil menarik lengan gadis cantik itu “Huft kamu ini, ya sudah tapi sebentar saja ya? Janji loh!”
Dari kejauhan Fabian melihat kedatangan Liam yang langsung duduk di samping Elmira, ada sedikit rasa kesal dalam hatinya ketika melihat laki-laki lain bersama gadis yang dia sukai walaupun dia tahu kalau Liam adalah sahabat Elmira sejak lama karena pernah mendengar percakapan tentang mereka di Restoran tempo hari. “Kau selidiki laki-laki itu, sepertinya dia sahabat gadis itu yang aku dengar ketika aku berkunjung ke sana, tapi kau tetap cari tahu semua informasi tentangnya dan jangan sampai ada yang terlewat.” Perintah Fabian kepada Gustav “Siap Tuan, aku akan segera mencari tahu semua tentangnya dan akan segera aku laporkan.” Jawabnya lagiSementara itu Fabian masih menatap kedua sosok nan jauh disana yang terlihat sangat akrab dan asyik mengobrol berdua sambil sesekali tertawa bersama, ada rasa kesal yang semakin besar dalam dadanya melihat pemandangan ituElmira dan Liam asyik mengobrol dan bercerita tanpa mengetahui ada yang sedang terbakar melihat keakraban keduanya, Liam teru







