Share

8

Author: Mhammadtaufiq
last update Huling Na-update: 2021-02-02 11:26:18

Aristela Pov

Pembicaraanku bersama Adnan harus berakhir ketika suara Tante Cahyani mengagetkan kami dari belakang.

"Ternyata kalian ada di sini. Adnan, tuntun Aristela ke dalam, karena kita akan makan malam bersama," ucap Tante Cahyani kemudian meninggalkan kami. Adnan pun mulai berdiri dan diriku menyusulnya yang sedang menggerakkan tangan sebagai kode agar aku mengikutinya.

Setelah sampai di ruang makan, ternyata hanya kami berdua yang belum datang sebelumnya, karena ayah dan keempat saudara Adnan sudah duduk di kursi masing-masing.

"Nak, kamu duduk di sampingnya Abraham enggak apa-apa, kan?" tanya Tante Cahyani, sebenarnya diriku tentu keberatan karena harus berada di samping pria menyebalkan itu, terlebih lagi dia kurang lebih seperti ayah yang terlihat narsis dan suka tebar pesona.

"Eum, kalau Aristela di sampingnya Adnan enggak apa-apa kan, Mah?" sahut Adnan tiba-tiba dan aku langsung menatapnya senang. Bagus Adnan, kamu sang penyelamat.

"Enggak usah, Aristela di samping Abraham aja, soalnya ribet kalau ada di sampingmu, pasti kamu suka godain Aristela, kan?" tanya Tante dan Adnan menunjukkan wajah cengirannya kemudian menatapku dengan tatapan yang menjelaskan bahwa dia tak dapat menolong.

"Enggak apa-apa kok, Tante. Aristela duduk di sampingnya Kak Abraham saja," ucapku dan pria yang kusebut namanya lantas bereaktif dengan menatapku penuh kemisteriusannya.

Makan malam pun berjalan dengan lancar dengan perbincangan ayah dan Tante Cahyani yang mengisi keheningan, sementara kami berenam hanya sibuk makan walau aku terkadang tertawa kecil mendengar gombalan ayah.

"Terima kasih atas jamuannya, Cahaya, kalau begini mah udah siap sekali berarti," ucap ayah sebagai pamitnya dan diselipi ucapan kecil yang menggombal.

"Sama-sama, aku juga mau berterima kasih karena sudah repot-repot mau datang ke sini."

Aku takkan diam saja tentunya, sembari tersenyum, diriku mengucapkan terima kasih pula ke Tante Cahyani dan dibalas pula dengan senyum ramahnya.

Sebelum aku benar-benar pergi bersama ayah, ternyata Adnan berteriak, "Kak jangan lupa besok yah!"

"Iyah, besok kakak ke sini, tapi inget ... jangan sampai telat bangun," balasku dan Adnan menaikkan jempolnya.

Ketika aku dan ayah di mobil, ayah sempat bertanya, untuk apa diriku ke sana besok, lantas aku menjawab kalau Adnan memintaku untuk mengantarnya ke sekolah lantaran dia merindukan sosok mamah atau kakak, karena terakhir kali Adnan merasakan hal tersebut ketika dirinya masih sekolah dasar.

"Cepat juga yah kamu akrab sama mereka, baru juga kenalan," ucap ayah dan aku langsung menggeleng.

"Enggak juga, Ayah. Aristela baru akrab sama Adnan karena anak itu enak diajak ngobrol, kecuali keempat kakaknya yang agak cuek sama nyebelin, terutama si Abraham yang ngasih tau kalau aku lagi ngintip," balasku dan ayah langsung tertawa.

"Untung kamu ngingetin kejadian itu, sekaligus kamu juga buat Bapak salah tingkah di depannya Cahyani karena kelakuanmu seperti orang mesum itu, ada-ada saja," ujar ayah dan aku cemberut mendengarnya.

"Ish, kan aku penasaran, soalnya dia lagi nyanyi gitu," balasku.

"Hm, cari-cari alasan padahal lagi nyari kesempatan buat cuci mata, hadeuh, ada-ada aja anak gadisku ini, ingat ... jangan sampai terbawa perasaan karena kalian bakalan jadi saudara tiri."

"Ih, mau seganteng apa pun si Abraham dan saudara-saudaranya, pasti enggak melibatkan perasaan yang lebih dari adik kakak, Ayah. Karena Aristela yakin, kalau mereka itu memiliki selera masing-masing yang tentunya diriku jauh dari kriteria mereka."

"Jadi, kamu berharap gitu jadi kriteria mereka?" goda ayah menaikturunkan alisnya.

"Haish, enggak dong, Yah. Kan Aristelan udah bilang kalau perasaan kami sebatas kakak adik doang."

"Iyah, iyah, terserah kamu deh, awas kalau saling cinta, bisa rumit loh, Nak."

"Aristela bisa pegang kok ucapan sendiri, Ayah tenang aja."

Author POV

Di kediaman Cahyani, sang ibu dari kelima anak mulai bertanya kepada Adnan lantaran mendengar ucapan putra bungsunya itu ketika Adibal dan Aristela ingin pulang.

"Nak, kamu nyuruh Aristela buat ke sini untuk apa? Mamah curiga kalau kamu mau ngerepotin dia nih, bener kan?"

"Ah, enggak, Mah. Adnan enggak ngerepotin Kak Aristela kok, bahkan Kak Aristelanya aja senang hati, jadi ... Adnan minta dianterin ke sekolah besok, itu aja, kalau masalah pulangnya, nanti Pak Raden yang jemput aku," jawab Adnan.

Abraham terkekeh kecil, dari kekehan itulah yang berubah secara perlahan menjadi sebuah senyuman jahil.

"Bukannya lo pengen dianterin Aristela buat diakuin kalau lo enggak jomlo?"

Adnan terkejut, bagaimana bisa abangnya yang satu ini tahu?

"Enggak usah kaget, gue juga tau kalau lo mau dianterin karena pengen ngerasain dianter sama kakak perempuan, kan?" Kali ini Agam yang menyahut, dan disusul pula oleh Aderald dancAugust dengan kalimat yang sama, "Semuanya nyimak pas lo bicara sama Aristela di ruang keluarga."

"Hadeuh, dasar Abang-abang tukang nguping, enggak ada kerjaan, kah? Atau kalian cemburu karena gue deket sama kakak cantik?" goda Adnan dan keempatnya kompak menjawab, "Enggaklah!"

"Bohong, kentara banget lagi iri, makanya jangan sok mahal terus sok kegantengan pula, Bang. Gue tau kalau kalian juga rada tertarik sama Aristela, kan? Bahkan Kak Aristela terang-terangan muji Bang Abraham ke gue, dia bilang kalau dia ngefans sama suaranya Abang," ujar Adnan dan Abraham tersenyum bangga mendengarnya.

"Eits ... jangan seneng dulu, cuman suaranya doang yang dikagumi, untuk muka sama sifat, keempat-empatnya enggak disukai kecuali gue seorang, HA HA HA," tawa Adnan begitu puas ketika melihat keempat abangnya mendengus sebal, sementara Cahyani begitu takjub, perubahan yang dibawa oleh Aristela di rumah ini sangatlah berubah drastis.

"Jadi, kamu senang punya kakak seperti Aristela?"

"Seneng banget, Mah, makasih karena udah mau nikah sama bapaknya Aristela," jawab Adnan dan Aderald yang mendengar itu bercih dan mengatakan, "Bilang aja lo demenin dia, kan? Sampai-sampai pengen nikahin Aristela, berhenti halu boy, kita cukup saudara tirinya aja."

Adnan pun membalas dengan lagu yang berasal dari penyanyi dangdut, yaitu Erie Suzan. "Walaupun aku percaya, jodoh takkan ke mana. Bila Tuhan menakdirkan, pasti diberi jalan," balas Adnan dengan alunan lagu, disertai mimik wajah yang menjiwai.

"Cukup itu doang yang gue kasih, Bang. Semoga sampai di sini lo paham, kalau jodoh mah enggak bakalan ke mana, yang penting gue berusaha aja dulu, enggak kayak kalian, suka tapi gengsi, pas Aristelanya nanti jadian sama gue, pada nangis sambil guling-gulingan di ranjang bareng bantal," tambah Adnan dengan nada yang kejam nan sadis dibuatnya, membuat abang-abangnya menjadi geram, akan tetapi ... Cahyani menghentikan perdebatan mereka dengan cara, "Enggak ada yang namanya pacaran atau nikah sama saudara tiri, sampai di sini paham?!" tegas Cahyani, karena dirinya tidak ingin putra-putranya saling membenci atau bersaing karena ingin memiliki Aristela.

"Mamah menikah dengan Pak Adibal, tujuannya bukan untuk ini, tetapi karena kami memang saling mencintai dan saling membutuhkan," lanjut Cahyani, hingga Abraham tiba-tiba menyahut, "Iyah-iyah, kami tahu Mamah rindu pengen dibelai-belai."

Sontak, kelima putranya langsung tertawa dan Cahyani meninggalkan mereka dengan rona wajah yang tampak jelas.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Be My Princess Adibrata   EKSTRA CHAPTER

    Aristela resmi akan menikah bersama Zahair, para saudaranya jelas mendukung terutama Adnan yang hampir menangis pula ketika melihat sang kakak terharu, di moment itu, August tak henti-hentinya ilfeel dengan sang adik."Lebay amat, lu.""Hadeuh, udah nikah nanti, pasti enggak ada Kak Aristela di sini, yang ada malah keempat orang jomlo yang sering gangguin gue," balas Adnan dan mendapatkan jitakan dari Agam."Kalau ngomong suka bener lo.""Iyalah," sebal Adnan.Abraham sendiri bagaimana? Dia juga ikut bahagia, selama ini banyak yang menyangkanya benar-benar cemburu karena menyukai Aristela, tidak! Setelah Abraham menutup hati, dia tidak tertarik ke lawan jenis pada Aristela, tetapi sudah menyukainya dalam artian adik yang sesungguhnya. Dia hanya cemburu jika Aristela lebih akrab ke saudaranya yang lain di bandingkan dia sendiri, dan kini, sang adiknya itu akan menikah, mendahului para kakak

  • Be My Princess Adibrata   73

    Orang yang ditunggu-tunggu sudah tiba, Zeline senang sekali karena papahnya sudah datang, anak itu berlari dan menarik tangan sang papah untuk bergabung bersamanya juga bersama Aristela dalam acara makan buah."Mamah boleh kupasin apel ini buat Aristela?" pinta Zeline."Boleh," jawab Aristela, kemudian mengupaskan apel tersebut dengan cutter berukuran kecil, bukan hanya mengupasnya, tetapi juga memotongnya menjadi beberapa bagian, membuat Zeline semakin gembira.Ketika Aristela memberikan buah tersebut kepada Zeline, Zeline menolaknya, membuat dua orang menjadi keheranan."Kenapa Zeline?""Zeline enggak mau makan kalau Mamah enggak nyuapin Papah dulu," jawab Zeline cemberut dan Aristela hanya bisa menuruti permintaan anak kecil ini. Aristela mengambil satu bagian dari apel, kemudian menyuapi Zahair, walau ia sedikit malu karena Zahair terus menatapnya."Nah udah, sekarang

  • Be My Princess Adibrata   72

    "Astaga Bapak!" Aristela mendorong Syahrul sekuat tenaga, matanya memerah dan sedikit berlinang karena kaget serta kecewa kepada pria itu, bukan hanya matanya, tetapi wajah Aristela pun memerah juga karena terlanjur emosi."Aristela saya ha-""Hanya apa? Memberikan tanda di leher saya? Apakah itu pantas dikatakan sebagai 'hanya?' jangan membuat saya terlihat murahan untuk yang kedua kalinya, Pak!" Aristela menatap tajam Syahrul."Aristela dengarkan aku, a-""Aku tidak peduli lagi, mau Bapak bunuh keluarga saya, saya enggak peduli! Saya sudah capek dengan semuanya dan saya akan memutuskan untuk mengakhiri hidup saya sendiri dan mumpung Bapak ada di sini, jadi Bapak bisa menyaksikannya secara langsung," potong Aristela dan berujar dengan nada yang tidak main-main lagi. Keseriusannya untuk mengakhiri semuanya sudah berada di ujung tanduk, karena dia ingin mengakhir semua masalah dalam hidup, sekalian nyawanya jug

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   70

    Aristela telah pulang, dirinya mencari di mana keberadaan Adnan tetapi dia tidak menemukan pria itu, hanya ada Agam dan Abraham saja di rumah, dirinya pun menghampiri kakak tertua dan menanyakan keberadaan bocah itu."Kak Abraham, Adnan ke mana, yah?" tanyanya."Di rumah kamu, dia bermalam di sana sama Aderald dan August, juga mamah sama papah," jawab Abraham."Yah ... padahal mau kuajak nonton bareng malam ini," kecewa Aristela kemudian meninggalkan Abraham."Nonton bareng? Kenapa tidak mengajak kami berdua saja?" sahut Abraham tiba-tiba, mendengar kalimat itu membuat Aristela sedikit meragu, tidak biasanya sang kakak ingin menemaninya menonton film horor bersama, biasanya hanya August, Aderald, dan Adnan saja."Eum, boleh," jawab Aristela, bibirnya pun tersenyum gembira dan segera menyalakan televisi dan memutar flm yang telah ia download di telegram melalui smart tv agar ponselnya bisa terhu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status