Beranda / Romansa / Be With You / Bab 5. Tujuan Angel

Share

Bab 5. Tujuan Angel

Penulis: itsmeiseu
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-19 13:32:44

Seorang gadis berambut hitam legam lurus berjalan pelan menghampiri gadis lain yang tengah termenung di balkon kamarnya. Anisa Rahma, gadis cantik asli Bandung yang sangat mengidolakan Giornino seperti kebanyakan gadis seusianya.

"Hei... lagi ngapain?" Anisa menatap gadis yang ada di depannya itu dengan senyum yang menghiasi bibir. Gadis itu membalas senyum dari Anisa.

Angel mengangkat buku yang ada dalam genggamannya, mengisyaratkan pada gadis bersurai hitam itu apa yang tengah ia lakukan. Angel menggeser duduknya, memberi sedikit tempat untuk Anisa duduk disebelahnya.

"Terima kasih." ucap Anisa setelah duduk di  samping Angel. Angel hanya mengangguk, meletakkan bukunya di pangkuan dan mulai menikmati pemandangan indah langit biru dengan semburat jingga yang mengagumkan.

"Indah ya?"

Lagi-lagi Angel hanya mengangguk. Anisa menoleh kearahnya, meneliti penampilan satu-satunya gadis yang ditanyai oleh Giornino saat sedang melakukan penilaian untuk misi pertama tadi pagi. Jujur saja eksistensi gadis dengan penampilan cupu itu membuatnya iri.

Gadis itu bahkan tak melakukan sesuatu yang special, berdandan ala kadarnya tapi mampu menarik perhatian Gio. Anisa benar-benar merasa iri. Tapi ia tau ini masih awal, masih ada banyak kesempatan untuk dirinya menarik perhatian Giornino.

"Angel… don’t be salty. But, lo beneran selalu dandan kayak gini setiap hari?"

Angel menoleh, “ada yang salah?” Tanya Angel dengan wajah datar. Responnya yang seperti itu tentu saja membuat Anisa panik.

“Nggak… Bukan gitu. Tapi aneh aja lo ikut acara kayak gini dengan penampilan lo sekarang.” Angel menoleh dan tersenyum, gadia itu tak mengenal Anisa sebelumnya. Pertama kali bertemu pun kemarin karena mereka ditempatkan dalam satu kamar selama karantina. Tapi entah kenapa ia merasa gadis bersurai hitam di depannya itu adalah gadis yang baik. Should she spill some beans?

 "Nggak apa-apa."

Anisa menautkan alisnya tak mengerti. Angel menghembuskan nafas berat lalu menggelengkan kepalanya. Belum saatnya.

♦♦ Be With You ♦♦

            Di kamarnya, Giornino tengah bergelut dengan lembaran-lembaran kertas yang berisi beberapa not balok yang bertebaran juga gitar yang senantiasa berada di pangkuannya. Pria itu tengah berusaha menciptakan sebuah lagu namun ia merasa selalu ada yang kurang pas dengan karyanya itu. Ia akui memang tidak gampang menciptakan sebuah lagu apalagi melakukan semuanya sendiri mulai dari membuat lirik, menentukan nada atau notasi apalagi mengaransemen sebuah lagu. Pria itu memijit kepalanya yang berdenyut-denyut pusing. Ia tak akan bisa menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu dekat.

Giornino menyingkirkan gitar dari pangkuannya dan meletakkannya di atas ranjang, membiarkannya di sana bersama beberapa lembar kertas yang tersebar. Pria itu beranjak dari kamarnya. Tujuan utamanya adalah rooftop. Kemarin ia diberitahu bahwa di rooftop rumah ini terdapat sebuah ayunan besar, dan katanya pemandangan dari sana juga cukup bagus.

Mungkin ini yang ia butuhkan. Sedikit refresing untuk melupakan sejenak kepenatan dalam hidupnya. Pria itu mendekati pagar pembatas, mengamati para finalis yang sedang bercengkrama di taman belakang rumah karantina. Suasana taman cukup ramai, ada beberapa finalis yang terlihat bergerombol di bawah pohon rindang sambil tertawa, ada juga yang berkumpul di tepi kolam.

Matanya beralih menangkap sosok yang mampu membuat matanya sulit beralih. Ariska, gadis itu terlihat tengah duduk di sebuah ayunan dengan sebuh majalah di pangkuannya. Hei lihatlah dia, gadis itu bahkan terlihat begitu cantik meski hanya mengenakan hot pants dan t-shirt sederhana. Ia terlihat sangat cantik saat rambutnya yang tergerai tertiup angin.

Giornino mengucap syukur dalam hati, berterima kasih pada Tuhan karena telah menurunkan malaikat tanpa sayap yang begitu cantik dalam hidupnya. Giornino terus saja mengamati Ariska sampai-sampai ia tak sadar jika hari sudah mau gelap. Pria itu langsung turun dari rooftop untuk menuju kamarnya, menyiapkan dirinya untuk makan malam bersama para finalis. Cukup merepotkan memang karena ia harus menerima tatapan kagum dari para gadis-gadis itu selama makan malam, dan ia harus membalas tatapan itu dengan senyum diwajahnya. Tapi taka pa, selama di sana masih ada Ariska, sepertinya ia mampu untuk menahannya.

♦♦ Be With You ♦♦

"Come on Angel... kenapa lo pakek itu lagi sih? Giornino mana mau ngellirik lo kalo pakaian lo gitu terus" Angel menaikkan sebelah alisnya, menatap gadis di depannya itu dengan wajah datarnya.

"Itulah tujuannya Anisa."

Anisa mendengus sebal, tadi Angel memang memberitahunya bahwa ia tak ingin memenangkan acata itu, "tapi setidaknya berpaka ianlah yang proper biar gak di-bully netizen!"

Angel terlihat enggan untuk menanggapi, gadis itu malah sibuk mencari kacamata tebalnya.

"Terserah kalau begitu. Ayo kita sudah terlambat."

Anisa menggandeng tangan Angel dan menariknya untuk ke ruang makan. Di sana hampir semua finalis sudah menempati kursi yang mengelilingi sebuah meja panjang berbentuk oval yang sangat elegan, di atas meja itu sudah tersaji berbagai macam makanan yang mampu mengundang nafsu makan. Mulai dari makanan khas indonesia sampai makanan ala eropa juga ada, pokoknya lengkap deh.

Mereka memilih tempat duduk yang berdampingan, Anisa langsung menyapa gadis yang ada di sebelahnya dan langsung mengobrol, gadis itu memang sangat komunikatif dan sepertinya ia berbakat untuk menjadi seorang presenter. Sedangkan Angel duduk diam di kursinya, ia malas bersosialisasi dengan gadis-gadis yang menatapnya dengan pandangan mencemooh.

Pergerakan dari seseorang mengambil tempat duduk sembilan puluh derajat darinya, membuatnya mendongak. Pria itu, pria yang saat ini termasuk pria yang tak ingin dilihatnya. Giornino tersenyum tipis didepan semua orang, sikap Giornino itu membuat Angel mendengus dan tersenyum miring. Gadis itu tahu kalau semua yang dilakukan Giornino adalah palsu, pencitraan.

"Dasar pencitraan" desis Angel. Giornino menatap Angel, pria itu mendengar apa yang gadis itu ucapkan.

"Kamu tadi bilang apa?" Angel mengerutkan keningnya, berpura-pura tidak tahu apa maksud pria itu.

"Bilang apa? Salah denger kali." Giornino menatap tajam kearah Angel tak percaya bahwa gadis itu tak mengatakan apapun.

"Selamat malam semuanya. Maaf saya terlambat." Giornino menoleh kearah Ariska, tatapan tajamnya melembut ketika matanya menatap Ariska.

"Oh tidak apa-apa. Ariska, silahkan duduk."

Ariska duduk di ujung meja, bersebrangan dengan Giornino. Giornino mempersilahkan mereka untuk memulai makan malam mereka, memberi kebebasan pada mereka untuk memilih makanan yang diinginkan. Sedangkan, dipiring Giornino sudah ada secentong nasi yang diambilkan oleh salah satu finalis. Pria itu memandangi beragam lauk pauk yang ada diatas meja, mencari mana yang ia inginkan untuk ia nikmati malam ini. Dia menemukannya, udang goreng tepung favoritnya. Ia sudah akan mengambil udang itu dengan garpunya saat garpu lain juga ikut mengambil udang goreng tepung yang tinggal satu-satunya.

Giornino mendongak, melihat siapa yang juga berkeinginan untuk mengambil makanan favoritnya itu. Angeline, si gadis aneh ternyata yang ingin mengambil udang itu, Giornino mengurungkan niatnya untuk makan udang itu dan memilih mengambil yang lain agar tak terjadi keributan. Giornino ingin mengambil Ayam goreng tapi Angel juga ingin mengambil Ayam goreng.  Giornino berdecak sebal, pria itu menatap Angel yang tengah melahap makanannya.

Piring Angel terlihat penuh dengan aneka lauk pauk, tak seperti gadis lain yang hanya mengambil sedikit makanan. Piring Angel memang penuh tapi gizi yang ada didalamnya tak berlebihan, pas dan tentu saja tepat karena ia adalah salah satu gadis yang suka menjaga kesehatannya. Giornino tersenyum miring membandingkan cara makan Angel yang terlihat sedikit berantakan dengan cara makan Ariska yang sangat elegan dan berkelas. Pilihannya memang tepat. Hanya saja yang Giornino tidak tahu Angel sengaja untuk memperlihatkan cara makan barbarnya pada Giornino.

♦♦ Be With You ♦♦

Angel memegangi perutnya yang terasa sakit. Tadi ia makan terlalu banyak, tak seperti porsi makannya yang biasa. Jika ia memuntahkan makanannya nanti ia malah dikira penderita anoreksia lagi. Huh sudahlah, jika dibawa tidur rasa sakitnya pasti akan berkurang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Be With You   Bab 20. Balada Cinta Segi ?

    Angel dan keempat kakaknya tengah duduk bergerombol di bawah pohon kelapa. Mereka memutuskan untuk menghabiskan siang mereka dengan duduk bersantai di bawah pohon kelapa ditemani dengan es kelapa muda yang begitu segar. Mereka bersama-sama menikmati indahnya pemandangan yang ada di pantai itu. Anna tak ikut berkumpul karena ia lebih memilih untuk berselancar karena ombak di pantai itu lumayan bagus. Sudah lama sekali Anna tidak berselancar dan ia sangat merindukan nuansa dimana sinar matahari menyengat kulitnya, gesekan kakinya dengan air dan caranya menyeimbangkan tubuh di atas sebilah papan."Anna itu beneran teman lo, Ngel?" Tanya Rico tanpa mengalihkan pandangannya di Anna yang sedang bermain-main dengan ombak."Ya, kenapa?""Nggak. Nggak nyangka aja, lo bisa punya temen sexy begitu." ucap Rico masih tetap melihat pada Anna yang kini tengah berjalan dengan papan selancar di tangan kirinya. Tubuh gadis itu benar-benar terekpos karena ia hanya mengenakan bikin

  • Be With You   Bab 19. Berangkat

    Giornino menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Matanya menatap langit-langit kamar sedangkan kedua tangannya ditekuk dan dijadikan bantal untuk menopang kepalanya. Giornino menghela nafas panjang tapi setelah itu terlihat lengkungan kecil di bibirnya. Angannya melayang membayangkan apa yang akan terjadi beberapa hari yang akan datang. Apa yang akan terjadi di pulau pribadi yang disewa oleh tim Panah Asmara Giornino sebagai reward untuk pemenang acara itu. Senyumnya semakin melebar saat mengingat ia mendapatkan bocoran dari managernya jika di sana nanti ia juga akan candle light dinner bersama Ariska.Bisa dibilang Giornino sudah menunggu saat-saat seperti ini semenjak sebulan yang lalu, semenjak ia melihat foto Ariska untuk pertama kalinya. Memang beberapa waktu lalu perhatiannya agak teralihkan oleh sosok Angel tapi karena kebersamaan mereka -Giornino dan Ariska- beberapa hari belakangan ini, perasaan Giornino kembali pada Ariska meskipun sedikit berkurang dibandingkan dengan pertama

  • Be With You   Bab 18. Pantai dan Rico

    Angel membentangkan kedua tangannya lebar-lebar, matanya terpejam dan senyumnya terkembang saat angin menerpa tubuhnya. Terik matahari yang membakar kulit tak membuatnya gentar untuk menikmati suasana damai yang sangat jarang ia rasakan. Namun sepertinya keadaan tak mengijinkannya merasakan santai untuk sedikit lebih lama lagi. Seseorang yang berdiri tak jauh darinya berteriak keras-keras. Angel membuka matanya, tangannya yang terbentang ia turunkan namun senyumnya masih bertahan bahkan kini makin lebar. Gadis itu tahu siapa pemilik suara itu, dia adalah pangeran berkuda putihnya, orang yang diharapkannya bisa menjadi teman hidupnya. "I LOVE BEACH!!!" Angel memalingkan wajahnya, menatap Rico yang hanya berjarak satu meter darinya. Gadis itu memasang wajah datar, seolah sebal dengan Rico yang mengganggu me time-nya."Beach or bitch?" seru Angel dengan nada sarkasnya. Rico memandang Angel, menelengkan kepalanya dengan evil smile-nya."You know me so well, my little Angel."A

  • Be With You   Bab 17. Rencana Liburan

    Angel membawa semangkuk mie instan rebus yang masih mengepulkan uap panas ke teras belakang. Menaruhnya disamping gelas air putih miliknya. Gadis itu segera duduk dan menyalakan laptopnya, menyuapkan sesendok mienya sambil menunggu laptopnya menyala. Hari ini ia sudah berjanji pada salah seorang temannya di jejaring sosial untuk chatting pukul 4 sore. Jadi di sinilah Angel sekarang, duduk di teras belakang dengan laptop di atas meja dan semangkuk mie rebus.Angel segera membuka aplikasi sosial medianya dan segera log in. Gadis itu memakai nama aslinya sebagai username akun pribadinya itu. Ternyata sudah ada sebuah chat yang masuk ke akun pribadinya itu, Angel segera mengklik username itu dan mulai chatting. Sesekali ia juga menyuapkan mienya itu saat ia menanti balasan. Teman chat Angel bernama Anna, gadis cantik berambut pirang yang berasal dari Toronto, Kanada.On Chat Anna : Hi Angel Ang

  • Be With You   Bab 16. Bertemu

    Giornino merasa bingung dengan dirinya, beberapa saat lalu ia berada di apartmentnya dan sekarang ia sudah di sini, di koridor Rumah Sakit dengan parsel buah di tangannya. Tadi Giornino sudah bertanya pada resepsionis di mana para personil X-BOYS dirawat. Giornino menghela nafas pelan, pria itu meneruskan langkahnya menuju ruang rawat inap yang sudah di depan mata. Pria itu membuka pintu itu perlahan dan matanya langsung terpaku pada mata coklat cerah di seberang ruangan yang juga menatapnya. Mata coklat yang telah menghipnotisnya. Mata coklat yang indah, mata coklat yang tak akan membuatnya bosan meskipun ia telah lama memandangnya."Giornino!! My Bro!!"Giornino memutuskan fokusnya pada mata coklat itu dan memandang keempat sahabatnya yang tengah berada di atas ranjang rumah sakit. Dengan senyum kecilnya, Giornino melangkah mendekati Rico yang posisinya berada paling dekat dengan pintu. Pria itu berdiri di samping ranjang Rico, mengamati kondisi sahabat-saha

  • Be With You   Bab 15. The Winner

    Matahari sudah meninggi saat satu persatu personil X-BOYS bangun dari tidurnya. Mereka masih berada di ruang UGD jadi mereka bisa melihat keadaan satu sama lain. Dion adalah orang yang bangun paling akhir, pria itu mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Kepalanya terasa berat dan ia merasakan nyeri di tubuhnya. Dion mencoba untuk duduk, kepalanya terasa semakin sakit saat ia semakin berusaha. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menopang tubuhnya dan sebelahnya lagi memegangi kepalanya yang terasa sakit."Hei boys, lihat sleeping beauty kita sudah bangun." seru seseorang dibarengi dengan suara kekehan yang lainnya.Dion tak menyahuti, pria itu masih memusatkan perhatiannya pada rasa sakit di kepalanya. Saat rasa sakitnya sudah mendingan, pria itu menatap teman satu grupnya yang berada disekitarnya, lebih tepatnya di ranjang mereka masing-masing. Tanpa harus diberitahu, ia tahu ia berada di rumah sakit saat ini. Selimut dan ranjang yang digunakan oleh teman-tem

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status