Home / Romansa / Be With You / Bab 4. Misi Pertama

Share

Bab 4. Misi Pertama

Author: itsmeiseu
last update Last Updated: 2022-05-17 01:03:32

Angel melangkah malas-malasan menuju ruang tengah. Dengan T-shirt kebesaran dan muka bantalnya ia bergabung dengan gadis-gadis lain yang sudah terlihat rapi dan sudah duduk dengan anggun di sofa. Angel memasang wajah sebal, bagaimana tidak? Saat enak-enaknya menyelam di alam mimpi, ia malah dibangunkan untuk bergabung dengan yang lain di ruang tengah. Apa mereka tidak tahu kalau ini masih terlalu pagi untuk membangunkan seseorang? Bahkan jarum jam saja masih menunjukkan kalau ini masih jam tiga pagi. Sekali lagi jam TIGA PAGI. Ini benar-benar mimpi buruk yang menjadi kenyataan.

Seorang pria berusia awal tiga puluhan memasuki ruang tengah bersama seorang gadis yang terlihat masih sangat muda. Gadis itu membawa seember bunga beraneka warna juga pembungkus dan pita. Gadis itu meletakkan semua barang yang dibawanya diatas meja dan kembali mensejajarkan dirinya dengan si pria yang tak lain adalah host dari Panah Asmara Giornino. Kamera sudah menyala dan sudah merekam semua aktivitas sejak beberapa menit yang lalu. Menyoroti satu per satu wajah finalis Panah Asmara Giornino.

"Morning." Sapa Michael sang host mengawali pembicaraan. Pria bertubuh kurus itu menyembunyikan tangannya di belakang tubuh kurusnya. Membuat pose sewibawa mungkin dengan tubuh kurusnya.

"Dalam karantina ini akan diambil satu pemenang yang akan mendapat reward uang tunai sebesar sepuluh juta rupiah dan liburan romantis di Bali selama seminggu bersama Giornino."

 Hening sejenak.

"Pastinya nggak mudah buat mencapai itu semua. Pemenangnya akan dilihat dari beberapa kategori, yang pertama attitude, skill dan yang terakhir brain."

Angel mengernyitkan dahinya lalu memutar bola matanya. Oh God.. ini acara cari jodoh atau acara pemilihan ratu kecantikan sih? Gadis itu tak terlalu memperhatikan ucapan Michael yang menurutnya hanya omong kosong belaka. Bukannya menyimak setiap intruksi yang diberikan oleh sang host, gadis itu malah memilih termenung meratapi nasibnya yang sungguh nelangsa.

"Baik. Silahkan dimulai."

Angel tersentak, memulai apa? Gadis itu hanya terduduk menatap gadis-gadis lain yang bergerak ke depan. Angel melihat mereka mengambil beberapa tangkai bunga dan semua perlengkapan untuk membuat buket bunga. Gadis itu manggut-manggut mengerti lalu bergerak ke depan. Angel berdiri cukup lama di depan meja tempat bunga-bunga itu berada, sejujurnya dia masih sangat mengantuk. Dengan wajah mengantuk dan pikiran yang belum sepenuhnya sadar, ia menimbang-nimbang bunga mana yang akan ia ambil. Di sana terdapat beberapa tangkai bunga matahari, mawar, tulip dan krisant.

Gadis itu tersenyum dan mengambil beberapa tangkai bunga matahari dan bunga mawar juga perlengkapan lainnya kemudian kembali ke tempat duduknya. Mereka tampak sibuk merangkai buket bunga karya mereka masing-masing. Gadis-gadis itu menghentikan kegiatannya saat melihat Giornino datang. Pria itu memberikan senyum mautnya yang membuat penampilan Giornino yang sudah sangat menawan kian terlihat sempurna. Namun tidak dengan Angel, ketika yang lain tengah terpesona gadis itu tetap saja menekuni buket bunganya. Gadis itu merangkai satu per satu tangkai bunga yang ia ambil tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya.

"Done." gumam Angel.

Gadis itu mengikatkan pita berwarna kuning di buket bunga itu. Ia tersenyum lebar menatap buket bunga yang ia buat dengan sepenuh hati. Jangan salah paham, Angel membuatnya bukan untuk memenangkan acara itu tapi karena ia memang menyukai bunga dan merangkainya.

"Apa kau sudah selesai? Itu bagus sekali."

Angel mendongak kaget, gadis itu menatap Giornino dengan wajah sebal. Ditambah lagi senyum tipis yang ia tahu senyum itu adalah fake smile atau senyum palsu. Gadis itu bertambah jengah dengan sikap sok sopan yang ditunjukkan Giornino.

"As you can see."

Lengkungan kecil di bibir Giornino menghilang, digantikan garis lurus yang sedari tadi ingin ditunjukkannya saat ia memasuki ruangan itu, yang jika ia lakukan pasti akan membuat manager-nya marah besar.

"Ya." Jawab Giornino dingin. Pria itu berdehem pelan mendapati tatapan sang manager yang tak bersahabat.

"Kenapa memilih bunga matahari dan bunga mawar?"

Angel mengernyit bingung karena perubahan nada bicara Giornino. Sedetik kemudian ia sadar, Giornino adalah seorang entertainer yang harus selalu pasang wajah bersahabat di depan kamera agar memiliki image yang baik.

"Filosofinya bagus." Giornino mengangguk mengerti.

"Semoga berhasil."

Pria itu menepuk pelan kepala Angel sebelum melangkah pergi yang dibalas desisan sebal oleh Angel. Giornino tahu apa makna yang ingin disampaikan oleh Angel melalui buket bunganya.

Bunga Matahari memiliki arti kehangatan, keceriaan dan kesetiaan sedangkan bunga mawar pink memiliki arti kasih sayang. Jadi jika kedua bunga itu digabungkan akan memiliki arti kesetiaan akan terbalut indah bersama kehangatan kasih sayang yang penuh keceriaan. Giornino mendekati Ariska yang tengah sibuk dengan buket bunganya. Sepertinya gadis itu tengah mengalami kesulitan.

"Hai." sapa Giornino dengan senyum tipisnya.

"Oh hello, Giornino" Ariska balas tersenyum, gadis itu meninggalkan kegiatannya dan memfokuskan dirinya pada Giornino.

"Kenapa memilih mawar kuning?" Ariska menghela nafas berat. Gadis itu bingung mau menjawab apa karena ia hanya nengambil bunga yang menurutnya cantik saja. Ia tak ingin terlihat bodoh dihadapan Giornino. Gadis itu mencari ide agar terlihat smart dihadapan Giornino. Ariska tersenyum.

"Karena bunga ini melambangkan keceriaan dan kasih sayang." Giornino tersenyum tipis, raut kecewa samar terlihat di wajahnya.

"Lanjutkan pekerjaanmu, semoga berhasil."Ucap Giornino lalu beranjak pergi untuk melihat gadis lain.

♦♦ Be With You ♦♦

Dion duduk diam di teras. Pria itu tengah memikirkan kondisi Angel saat ini. Sedang apa gadis itu sekarang, apa dia sudah makan? Apa gadis itu mampu mengurusi dirinya sendiri? Apa gadis itu merindukannya seperti dia yang merindukan gadis itu? Dion menghela nafas berat, padahal baru kemarin ia mengantarkan Angel ke bandara tapi sekarang rasa rindu pada gadis itu seakan-akan mencekiknya. Oh hati… kenapa harus Angel? kenapa tidak gadis lain saja kau menjatuhkan pilihanmu. Dion merutuki hatinya sendiri yang kadang sangat bertentangan dengan akal sehatnya.

"Hei, Bro. Nggak jalan?" Deva menghampiri Dion yang duduk seorang diri diteras. Dion hanya menggeleng, seperti biasa tak banyak bicara. Deva mengangkat bahunya dan beranjak dari situ untuk mengajak yang lainnya menghabiskan waktu liburan yang sangat jarang mereka dapat untuk bersenang-senang. Semenjak keberangkatan Angel kemarin Dion sudah menjatuhkan vonis jika liburannya kali ini akan jauh dari kata menyenagkan.

♦♦ Be With You ♦♦

Giornino menatap satu per satu buket bunga yang disusun rapi di atas meja. Pria itu melihat hanya satu buket bunga yang menggunakan bunga matahari di dalamnya.

"Angeline. Kenapa kau membuat buket bunga dari bunga matahari dan bunga mawar?" Giornino menatap Angel lurus-lurus. Angel terkesiap tak menyangka ia akan menjadi orang pertama yang akan ditanyai.

"Bukankah tadi su-"

"Jelaskan." Giornino sengaja memotong ucapan Angel karena ia sudah tahu kalimat selanjutnya yang akan diucapkan oleh gadis itu. Angel membenahi letak kacamatanya, gadis itu balas menatap Giornino lurus-lurus.

"Karena bunga matahari memiliki makna kehangatan, keceriaan dan kesetiaan sedangkan bunga mawar pink memiliki makna kasih sayang jadi menurutku itu akan cocok jika disatukan." Giornino mengangguk, ternyata gadis itu benar-benar tahu apa makna dari kedua bunga tersebut.

"Kalau mawar kuning?"

"Persahabatan." Angel mengendikkan bahunya tak peduli, pria itu mau mengetesnya atau apa? Giornino menatap Ariska yang tampak tak terganggu. Penilaiannya terhadap Ariska turun sedikit.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Be With You   Bab 20. Balada Cinta Segi ?

    Angel dan keempat kakaknya tengah duduk bergerombol di bawah pohon kelapa. Mereka memutuskan untuk menghabiskan siang mereka dengan duduk bersantai di bawah pohon kelapa ditemani dengan es kelapa muda yang begitu segar. Mereka bersama-sama menikmati indahnya pemandangan yang ada di pantai itu. Anna tak ikut berkumpul karena ia lebih memilih untuk berselancar karena ombak di pantai itu lumayan bagus. Sudah lama sekali Anna tidak berselancar dan ia sangat merindukan nuansa dimana sinar matahari menyengat kulitnya, gesekan kakinya dengan air dan caranya menyeimbangkan tubuh di atas sebilah papan."Anna itu beneran teman lo, Ngel?" Tanya Rico tanpa mengalihkan pandangannya di Anna yang sedang bermain-main dengan ombak."Ya, kenapa?""Nggak. Nggak nyangka aja, lo bisa punya temen sexy begitu." ucap Rico masih tetap melihat pada Anna yang kini tengah berjalan dengan papan selancar di tangan kirinya. Tubuh gadis itu benar-benar terekpos karena ia hanya mengenakan bikin

  • Be With You   Bab 19. Berangkat

    Giornino menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Matanya menatap langit-langit kamar sedangkan kedua tangannya ditekuk dan dijadikan bantal untuk menopang kepalanya. Giornino menghela nafas panjang tapi setelah itu terlihat lengkungan kecil di bibirnya. Angannya melayang membayangkan apa yang akan terjadi beberapa hari yang akan datang. Apa yang akan terjadi di pulau pribadi yang disewa oleh tim Panah Asmara Giornino sebagai reward untuk pemenang acara itu. Senyumnya semakin melebar saat mengingat ia mendapatkan bocoran dari managernya jika di sana nanti ia juga akan candle light dinner bersama Ariska.Bisa dibilang Giornino sudah menunggu saat-saat seperti ini semenjak sebulan yang lalu, semenjak ia melihat foto Ariska untuk pertama kalinya. Memang beberapa waktu lalu perhatiannya agak teralihkan oleh sosok Angel tapi karena kebersamaan mereka -Giornino dan Ariska- beberapa hari belakangan ini, perasaan Giornino kembali pada Ariska meskipun sedikit berkurang dibandingkan dengan pertama

  • Be With You   Bab 18. Pantai dan Rico

    Angel membentangkan kedua tangannya lebar-lebar, matanya terpejam dan senyumnya terkembang saat angin menerpa tubuhnya. Terik matahari yang membakar kulit tak membuatnya gentar untuk menikmati suasana damai yang sangat jarang ia rasakan. Namun sepertinya keadaan tak mengijinkannya merasakan santai untuk sedikit lebih lama lagi. Seseorang yang berdiri tak jauh darinya berteriak keras-keras. Angel membuka matanya, tangannya yang terbentang ia turunkan namun senyumnya masih bertahan bahkan kini makin lebar. Gadis itu tahu siapa pemilik suara itu, dia adalah pangeran berkuda putihnya, orang yang diharapkannya bisa menjadi teman hidupnya. "I LOVE BEACH!!!" Angel memalingkan wajahnya, menatap Rico yang hanya berjarak satu meter darinya. Gadis itu memasang wajah datar, seolah sebal dengan Rico yang mengganggu me time-nya."Beach or bitch?" seru Angel dengan nada sarkasnya. Rico memandang Angel, menelengkan kepalanya dengan evil smile-nya."You know me so well, my little Angel."A

  • Be With You   Bab 17. Rencana Liburan

    Angel membawa semangkuk mie instan rebus yang masih mengepulkan uap panas ke teras belakang. Menaruhnya disamping gelas air putih miliknya. Gadis itu segera duduk dan menyalakan laptopnya, menyuapkan sesendok mienya sambil menunggu laptopnya menyala. Hari ini ia sudah berjanji pada salah seorang temannya di jejaring sosial untuk chatting pukul 4 sore. Jadi di sinilah Angel sekarang, duduk di teras belakang dengan laptop di atas meja dan semangkuk mie rebus.Angel segera membuka aplikasi sosial medianya dan segera log in. Gadis itu memakai nama aslinya sebagai username akun pribadinya itu. Ternyata sudah ada sebuah chat yang masuk ke akun pribadinya itu, Angel segera mengklik username itu dan mulai chatting. Sesekali ia juga menyuapkan mienya itu saat ia menanti balasan. Teman chat Angel bernama Anna, gadis cantik berambut pirang yang berasal dari Toronto, Kanada.On Chat Anna : Hi Angel Ang

  • Be With You   Bab 16. Bertemu

    Giornino merasa bingung dengan dirinya, beberapa saat lalu ia berada di apartmentnya dan sekarang ia sudah di sini, di koridor Rumah Sakit dengan parsel buah di tangannya. Tadi Giornino sudah bertanya pada resepsionis di mana para personil X-BOYS dirawat. Giornino menghela nafas pelan, pria itu meneruskan langkahnya menuju ruang rawat inap yang sudah di depan mata. Pria itu membuka pintu itu perlahan dan matanya langsung terpaku pada mata coklat cerah di seberang ruangan yang juga menatapnya. Mata coklat yang telah menghipnotisnya. Mata coklat yang indah, mata coklat yang tak akan membuatnya bosan meskipun ia telah lama memandangnya."Giornino!! My Bro!!"Giornino memutuskan fokusnya pada mata coklat itu dan memandang keempat sahabatnya yang tengah berada di atas ranjang rumah sakit. Dengan senyum kecilnya, Giornino melangkah mendekati Rico yang posisinya berada paling dekat dengan pintu. Pria itu berdiri di samping ranjang Rico, mengamati kondisi sahabat-saha

  • Be With You   Bab 15. The Winner

    Matahari sudah meninggi saat satu persatu personil X-BOYS bangun dari tidurnya. Mereka masih berada di ruang UGD jadi mereka bisa melihat keadaan satu sama lain. Dion adalah orang yang bangun paling akhir, pria itu mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Kepalanya terasa berat dan ia merasakan nyeri di tubuhnya. Dion mencoba untuk duduk, kepalanya terasa semakin sakit saat ia semakin berusaha. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menopang tubuhnya dan sebelahnya lagi memegangi kepalanya yang terasa sakit."Hei boys, lihat sleeping beauty kita sudah bangun." seru seseorang dibarengi dengan suara kekehan yang lainnya.Dion tak menyahuti, pria itu masih memusatkan perhatiannya pada rasa sakit di kepalanya. Saat rasa sakitnya sudah mendingan, pria itu menatap teman satu grupnya yang berada disekitarnya, lebih tepatnya di ranjang mereka masing-masing. Tanpa harus diberitahu, ia tahu ia berada di rumah sakit saat ini. Selimut dan ranjang yang digunakan oleh teman-tem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status