/ Thriller / Beautiful ESCAPE / Part 5 Prisoners

공유

Part 5 Prisoners

작가: Myrandaa04
last update 최신 업데이트: 2021-09-02 15:04:49

Napas Louisa semakin tersengal. Wanita itu berjuang untuk bernapas sementara itu Zac berusaha untuk menenggelamkan wajah wanita itu di bathtub. Louisa mencoba melawan. Tapi lama kelamaan wanita itu menjadi lemas. Wajahnya pucat karena tidak mendapatkan cukup oksigen. 

"Zac, cukup," ucap Dominic. Pria itu bisa melihat wajah sakaratul maut Louisa. 

"Kenapa harus berhenti, wanita ini belum mati." Zac mengangkat leher Louisa. Wanita itu langsung menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Dadanya sakit. 

"Kalau dia mati, itu semakin menyulitkan kita, Jason sudah mati, kalau wanita ini mati juga maka pihak hotel bisa curiga padamu lalu aku." Dominic menatap bodoh Zac.

"Tenang saja, aku akan mengurus mayat Jason dengan benar," tutur Zac. 

"Mau kau apakan mayatnya?" Dominic mengerutkan keningnya. 

"Akan aku buang." Zac menyiapkan koper untuk memasukkan mayat Jason di sana.

"Bodoh! Kita harus bekerja tanpa jejak," sentak Dominic. 

"Lalu kau mau apa dengan mayat ini?" Zac frustrasi. 

"Bawa mayat ini ke Yunani, aku punya hewan peliharaan yang kelaparan di sana, sudah satu bulan harimau itu tidak makan." Zac menelan ludahnya. Dominic benar-benar tidak berperasaan. 

"Baiklah, aku akan membawa mayat ini ke Yunani. Aku perlu pesawat pribadi untuk ini." Zac menaikkan satu alisnya. 

"Ya, tentu saja." Dominic menatap Louisa yang terkulai lemas. Pria itu mengangkat Louisa ke sofa. 

"Mau apa kau pada wanita ini?" tanya Zac. 

"Aku juga tidak tahu, tapi yang jelas dia harus bersama kita kalau tidak wanita ini bisa buka mulut ke polisi. Aku sudah bosan berurusan dengan polisi. Mereka sudah banyak memerasku." Dominic mengerang rendah. 

"Lalu sekarang kita akan ke mana?" tanya Zac. 

"Ke Yunani. Aku sudah bosan di Mexico bersembunyi seperti pecundang." Pria kekar itu membenarkan pakaiannya. 

"Baiklah, aku akan mengurus mayat ini terlebih dahulu." Zac menyingkirkan jasad Jason dengan bersih sampai tidak akan jejak. Pria itu bahkan membawa lari karpet yang ada bercak darah Jason. 

Dominic menatap Louisa. Wanita itu hanya bisa menelan ludahnya. Pria itu ingat pada Louisa. 

"Louisa gonzales? Kau wanita di apartemen itu kan?" tanya Dominic. Louisa hanya bisa menganggukkan kepalanya. 

"Kenapa harus kau yang memergoki pembunuhan ini." Dominic mengerutkan keningnya. 

"Kau membuatku tidak bisa berkata apapun." Louisa masih berusaha menenangkan dirinya. Jantungnya tidak stabil sekarang. Dengan mata kepalanya sendiri dia melihat Dominic menghabisi Jason dengan merobek mulut pria itu. Ini membuat Louisa ngeri. 

"Apa aku bisa berjalan? Atau aku harus menyeretmu?" Louisa melebarkan matanya. Wanita itu menatap horor Dominic. 

"Apa kau psikopat?" tanya Louisa. Dominic hanya menatap wanita itu. 

"Mungkin." Dominic menggenggam tangan Louisa dan menarik wanita itu. 

"Lepaskan! Lepaskan aku! Aku bisa berjalan, kau tidak perlu menyeretku." Louisa tidak menyangka kalau Dominic akan menyeretnya. 

"Kau bekerja di hotel ini. Jadi kau tidak boleh katakan apapun! Kalau lidahmu itu tidak bisa diam. Aku akan memotong lidahmu," ancam Dominic. Louisa menelan ludahnya. Semua yang Dominic ucapkan bukan hanya sekedar ancaman. Tapi pria itu juga melakukan pembuktian. Ini membuat Louisa semakin takut. 

"Aku tidak akan katakan apapun! Sungguh! Aku bersumpah." Louisa menelan ludahnya sendiri. Dominic mengarahkan pisau kecilnya pada pipi wanita itu. 

"Kemasi barangmu." Pria itu membuat Louisa ketakutan setengah mati. 

"Untuk apa aku mengemasi barangku?" Louisa melebarkan matanya. 

"Ikut bersamamu? Apa-apa ... an." Louisa menahan napasnya saat Dominic mencengkram rahangnya. Wanita itu hanya bisa memegangi tangan pria itu dan menganggukkan kepalanya. 

Louisa keluar dari kamar hotel itu dengan pakaiannya yang basah. Mau tidak mau dia harus menuruti kemauan Dominic atau nyawanya akan melayang malam ini. Semua temannya bertanya bagaimana bisa dirinya basah kuyup. Jawaban konyol yang keluar dari mulut Louisa adalah, dia mengatakan kalau dirinya membenarkan shower dan air shower membuatnya basah kuyup. Sekarang wanita itu mengganti pakaiannya dan mengemasi barang-barangnya. Dominic sudah menunggunya dengan wajah tidak sabarannya. 

"Kenapa kau mau berhenti bekerja?" tanya atasan Louisa. 

"Berhenti bekerja?" Wanita itu terkejut dan menatap Dominic. 

"Sialan!" Louisa menelan ludahnya sendiri. 

Wanita itu mengambil gaji terakhirnya dan pergi menghampiri Dominic. Louisa sudah siap dengan semua sumpah serapahnya. Tapi saat dia dekat dengan Dominic rasa takut membuatnya bungkam. Wanita itu menyiapkan keberaniannya. 

"Kenapa aku harus mengundurkan diri?" tanya Louisa. 

"Agar kau bisa ikut bersamaku." Dominic melirik jam tangannya. 

"Apa maksudmu ikut bersamamu? Apa aku akan tinggal bersamamu? Begitu?" Louisa menatap Dominic dengan penuh pertanyaan. 

"Ya. Kau ikut denganku," ujar Dominic. 

"Apa kau sudah gila! Aku tidak mau meninggalkan ibu dan adik-adikku, kalau aku ikut bersamamu lalu bagaimana aku bisa bekerja dan mengirim uang untuk mereka?" Louisa menyentuh kepalanya yang mulai pusing. 

"Hidup selalu ada pilihan bukan?" Dominic tersenyum miring. 

"Hanya ada dua pilihan untukmu Louisa, pertama ikut denganku atau kedua mati malam ini," ucap Dominic dengan tegas. Louisa meremas tangannya. Keringat dingin bercucuran di keningnya. 

"Kenapa aku harus ikut bersamamu?" Louisa melotot pada Dominic. 

"Itu karena kesalahanmu sendiri, kau membuka pintu yang seharusnya tidak kau buka, tidak seharusnya kau bertemu denganku," tutur Dominic. 

"Sialan! Aku tidak akan mengatakan apapun kepada siapapun! Kau puas?" Kesabaran Louisa sudah habis sekarang. 

"Siapa yang akan menjamin itu? Aku akan lebih puas kalau kau ikut bersamaku." Dominic menatapi Louisa dari bawah hingga atas. Membuat wanita itu kesal.

"Ya Tuhan! Pria ini," gerutu Louisa. 

"Lagipula gaji kerjamu di hotel ini tidak bisa memuaskan ibumu yang tukang judi, benar kan?" Dominic menundukkan kepalanya agar dia sejajar dengan Louisa. 

"Kalau tidak mau ikut denganku, kau mati saja, akan lebih baik." Louisa menelan ludahnya. Sekarang dia merasa seperti sedang bernegosiasi dengan malaikat pencabut nyawa. 

"Keterlaluan!" Louisa melirik sekitarnya. Tidak ada orang yang akan membantunya sekarang. 

"Ayo jalan!" pinta Dominic. Pria itu menendang tas Louisa yang tergeletak di lantai. 

"Aku seperti buronan sekarang." Louisa menghentakkan kakinya. 

"Kau bukan buronan, kau tahanan sekarang," jelas Dominic. Louisa mengepalkan tangannya di depan mata Dominic membuat pria itu menaikkan satu alisnya. 

"Aku berharap kau adalah manusia limited edition agar orang sepertimu cepat musnah dari dunia ini!" cibir Louisa. 

"Aku berharap kau adalah wanita terakhir yang akan mengacaukan hidupku." Dominic berjalan mendahului Louisa. Pria itu tidak pernah sanggup untuk berdebat. Tapi kemudian Dominic berbalik dan mengambil tas Louisa dan menarik wanita itu. Dia mendorong wanita itu agar dia masuk ke dalam mobil. 

"Shit! Kau tidak perlu mendorongku!" gerutu Louisa. 

"Tahanan macam apa aku ini." Louisa mengacak-acak rambutnya. Iya benar-benar merasa sial sekarang. Wanita itu tidak pernah hidup dengan tenang

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Beautiful ESCAPE   Part 33 Plan to Ragusa

    Sinar matahari menyusup masuk ke dalam kamar dan mengenai wajah Louisa. Tidur nyenyak wanita itu jadi terganggu akan tetapi dia langsung membuka matanya saat ia ingat kalau dirinya tidur di kamar Dominic. Louisa tidak mendapati pria itu ada di sampingnya. Mata Louisa melihat pada jam yang terpajang di dinding. masih pukul enam pagi."Dominic?" teriak Louisa. Wanita itu tidak mendengar ada yang menjawabnya. Ia bangun dari ranjang dan melihat-lihat sekitar kamar tetapi dia tidak menemukan pria itu.Louisa keluar dari kamar Dominic. Dia langsung menuju ruang tengah. Benar saja, Dominic sedang berbicara dengan Franco. mereka berbicara dengan sangat serius. Louisa memilih untuk tidak mendekat pada mereka dan dia kembali masuk ke dalam mansion. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju kamar Samuel, akan tetapi Samuel sedang berdiri di depan pintu kamarnya."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Louisa."Dia sedang ganti baju." Louisa menger

  • Beautiful ESCAPE   Part 32 A night with you

    Franco menyeret dua orang wanita untuk keluar dari rumah sakit. Pria itu langsung memasukkan mereka di ke mobil bersama Jack. Franco membawa dua orang wanita itu ke mansion untuk diinterogasi. Saat sampai di mansion, Bernard sudah ada di depan halaman. Franco mengodekan agar mereka semua ikut ke area halaman tengah mansion. Jack mendudukkan dua orang wanita tahanan itu di depan Franco."Wanita seperti kalian pasti bekerja dengan orang yang penting," ucap Franco. Wanita-wanita itu hanya diam saja."Sekarang katakan padaku, siapa yang menyuruh kalian?" Tak kunjung mendapatkan jawaban. Jack dan Bernard merogoh saku baju dua orang wanita itu. Ponsel, senjata paling ampuh untuk mengetahui siapa penyuruhnya."Banyak sekali nomor tidak dikenal." Franco tersenyum miring. Dia langsung menghubungi nomor yang baru dua orang wanita itu hubungi semalam. Panggilan telepon Franco tidak kunjung dijawab."Halo? Apa tugas kalian sudah selesai?" Mata

  • Beautiful ESCAPE   Part 31 Disguise

    Dominic yang tertidur pulas menjadi tidak tenang karena dia lapar. Pria itu membuka matanya dan melirik Samuel yang sedang makan dengan lahap di sampingnya. Ini membuat Dominic kesal karena dia tidak bisa bergerak. Tangannya patah dan butuh waktu untuk pulih."Ke mana Franco?" tanya Dominic pada Samuel."Pria tua itu pulang ke mansion, apa kau tidak kasihan padanya? Dia berjaga sepanjang malam di sini." Samuel menunjuk Dominic dengan sendoknya. Ini membuat perut Dominic semakin lapar."Apa aku juga dapat jatah makan?" Dominic tidak bisa menahan laparnya lagi."Tentu saja, di mejamu." Mata Dominic hanya bisa melirik saja. Dalam hatinya dia menggerutu."Samuel apa kau bisa menyuapiku?" Makanan yang sedang Samuel kunyah mendadak masuk ke dalam hidungnya karena dia mendengarkan ucapan Dominic hingga tersedak."Apa kau gila?" Dominic hanya bisa berdehem."Aku kelaparan!" seru Dominic. Samuel menata

  • Beautiful ESCAPE   Part 30 Wounded

    Samuel yang melihat Louisa kebingungan menjadi tidak fokus. Pria itu muak sekali. Dia langsung menendang perut lawannya dan menghantam rahangnya sampai lawannya itu terkulai lemas. Samuel berlari menuju Louisa. Tapi dia melihat seorang pria mengarahkan pistolnya pada Louisa."Louisa! Menyingkir!" teriak Samuel.Louisa mencari-cari sumber suara adiknya itu. Samuel tidak bisa membiarkan kakaknya tertembak. Dia langsung berlari dan menghalau peluru yang mengarah pada Louisa."Samuel! Tidak!" Louisa berteriak keras-keras. Perut Samuel mengeluarkan darah sampai membasahi bajunya. Louisa meninggalkan Dominic dan berlari menangkap tubuh adiknya itu."Samuel!" Louisa menarik adiknya itu untuk menjauh."Sialan!" Samuel berusaha menahan perutnya."Samuel!" Louisa mencoba melihat luka Samuel yang ternyata sangat dalam."Jaga napasmu Samuel, kau harus tenang," pinta Louisa. Wanita itu kalut sekarang. Ini bagaik

  • Beautiful ESCAPE   Part 29 Fall

    Louisa duduk di kursi sebelah Dominic. Wanita itu terus tersenyum kecut sambil menginjak kaki Dominic berkali-kali. Dia sudah muak dengan drama pesta ini. Dominic memang licik. Benar-benar licik. "Kapan kalian akan menikah?" tanya Seorang wanita yang sudah sangat renta. "Lima bulan lagi." Louisa tersenyum dan tangannya bergerak meninju lengan Dominic. "Lima bulan itu terlalu lama bukan? Aku tahu kau pasti ingin segera menikahinya," bisik wanita tua itu. Louisa benar-benar tidak tahu harus bagaimana. "Sedikit informasi saja. Wanita di Malta ini sangat cantik-cantik. Jadi kau harus segera menikah, tenang saja aku akan membantumu." Wanita tua itu mengelus bahu Louisa. "Tuan Muda, sepertinya kalian harus segera menikah, lima bulan itu terlalu lama." Louisa langsung melotot. "Ah, tidak-tidak. Dia masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan." Louisa jadi gelagapan. "Tidak apa-apa. Justru d

  • Beautiful ESCAPE   Part 28 Party

    Mansion milik Dominic di Malta sudah di sulap menjadi tempat pesta yang megah dan meriah. Semua itu hasil kerja para pelayan dan pasukan khusus juga. Tapi malam ini bukanya menyuruh untuk menikmati pesta, tapi Dominic menyuruh Samuel dan teman-temannya untuk mengawasi segala sesuatunya. Tidak ada yang boleh kurang.Louisa memilih untuk tetap berada di kamar. Dia tidak ingin keluar dan tidak perlu keluar. Ini pesta Dominic bukan dan bukan urusan Louisa lagi. Wanita itu menikmati pemandangan indah dari luar jendela. Lampu-lampu menyala banyak orang datang. Louisa mulai melatih pengelihatannya. Banyak orang penting di sana. Mereka semuanya berbisik-bisik.Dance floor sudah penuh dengan para tamu yang berdansa. Musik tradisional khas Malta bergema di seluruh penjuru mansion. Louisa menahan napasnya. Dia rindu dengan ibunya yang ada di Meksiko. Dia ingin menghubunginya tapi dia tidak bisa. Samuel juga berada dengannya. Louisa yakin kalau ibunya pasti sedang menc

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status