แชร์

Part 6 The Castle

ผู้เขียน: Myrandaa04
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-09-27 12:24:26

Louisa duduk di dalam mobil Dominic tidak tenang. Ia menundukkan kepalanya dan menarik kuat-kuat rambutnya. Dia frustrasi. Kenapa keadaan semakin memburuk. Netra Louisa melirik Dominic yang duduk tenang seakan tidak terjadi apapun sedangkan bagi Louisa bernapas saja sulit. 

"Kita akan ke mana?" tanya Louisa. Wanita malang itu menatap Dominic. 

"Yunani." Louisa melebarkan matanya. 

"Kau gila! Mau apa ke sana!" Kepanikan yang dirasakan Louisa bukalah hal yang penting bagi Dominic. 

"Kenapa kau sangat banyak bicara." Tatapan menusuk dari Dominic membuat Louisa semakin takut. Wanita malang itu hanya bisa menghela napasnya. 

"Kenapa hidupku semakin rumit di saat aku ingin hidup tenang!" gerutu Louisa. Wanita itu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. 

"Itu karena kesalahanmu sendiri. Kau sendiri yang membuka pintu kamar hotelku. Matamu sendiri yang melihat kematian Jason. Aku tidak bisa melepaskanmu begitu saja." Louisa menelan ludahnya. 

"Terserah!" Louisa memutuskan untuk menutup matanya. Ia benar-benar sangat lelah dengan dunia ini. Louisa lelah berdebat dengan Dominic, dia juga lelah memikirkan cara untuk mengirim uang pada ibu dan adik-adiknya nanti. Pikiran wanita malang itu jadi sangat rumit. Yang dia mau sekarang adalah tidur. 

Dominic menghela napasnya saat sampai private airport miliknya. Louisa yang tertidur membuatnya geram. Pria itu turun dari mobil dan memutari mobilnya. Tangan kekar berototnya membuka pintu mobil untuk Louisa. Sesaat Dominic menatapi wanita itu. Ia menghela napas lagi dan menarik tangan Louisa hingga wanita itu membuka matanya. Wanita malang itu belum sepenuhnya sadar dan Dominic langsung menarik kuat tangan Louisa, wanita itu kehilangan keseimbangannya. Dia berpegangan pada pintu mobil tapi tarikan Dominic terlalu kuat dan itu membuat tubuh mungil Louisa berhasil tersungkur. 

"Shit!" Tangan Louisa bergesekan dengan aspal yang berhasil membuat tangannya lecet. 

"AW!" pekik Louisa. Dia kesulitan berdiri karena heels yang dia pakai patah. 

"Kau benar-benar keterlaluan!" Jari-jari lentik Louisa meraih heels kerja kesukaannya itu. 

"Aku tidak menyuruhmu untuk tidur di mobilku." Mata Louisa mencoba untuk menangkap keadaan sekitarnya. Sedetik kemudian, wanita itu menyadari kalau dirinya benar-benar ada di bandara. 

"Wah! Kau benar-benar gila! Ini gila!" Louisa memegangi kepalanya. 

"Kau benar-benar mafia? Sekelas apa dirimu?" Menghirup oksigen semakin susah bagi wanita malang itu. 

"Aku mafia kelas atas yang belum pernah ada, jadi berhentilah menggerutu dan tidak perlu banyak melawanku kalau kau ingin selamat." Dominic menunjuk Louisa dengan jari telunjuknya. Pria itu semakin seram saja dengan memperingati seperti itu. 

"Berandal sialan! Kau tidak tahu aku yang sebenarnya!" teriak Louisa. Ia melotot pada Dominic. Dia tidak terima dipermainkan seperti ini. Sudah cukup dirinya dihina oleh Dominic. 

"Kau membunuh orang! Kau menyingkirkan aku dari pekerjaanku! Kau menarik paksa aku ke sini! Dasar berandal!" Louisa mengepalkan tangannya. Dia mengarahkan semua kekuatan dalam dirinya untuk menghabisi Dominic. Ia langsung menghantam wajah Dominicakan tetapi anehnya adalah tubuh pria itu tidak bergerak. Louisa sudah mengeluarkan semua tenaganya dan menghantam wajah Dominic, tapi tubuh pria itu seperti batu. Bahkan wajahnya saja tidak bergerak saat dipukul. 

"Lumayan kuat juga kau ini, Nona." Dominic menganggukkan kepalanya. Tangan kekar pria itu meraih tangan Louisa yang berani menamparnya. Dominic membalikkan tubuh Louisa dan menempelkan tubuh wanita itu ke mobil dan kedua tangan wanita itu terkunci oleh satu tangan Dominic. 

"Don't play with me, Louisa." Dominic mencengkram kepala Louisa dari belakang membuat wanita itu menjerit kesakitan. 

"Ini adalah peringatan terakhirku padamu, kalau kau masih ingin hidup, maka menurutlah," bisik Dominic. Louisa hanya bisa menelan ludahnya sambil kesakitan. Pria itu melepaskan Louisa dan menyeretnya untuk masuk ke dalam pesawat. 

Louisa berjalan di depan Dominic. Ia masih bersyukur kalau mulutnya ini tidak mengatakan kalau dia seorang peretas. Setidaknya dia masih punya senjata untuk melawan Dominic dengan keahliannya itu. Louisa menghirup udara banyak-banyak saat akan memasuki pesawat. Sekarang dia akan masuk ke neraka Dominic. Jadi dia harus menurut pada mafia berbahaya yang satu ini dan mendengarkan ocehan pria itu. Sekarang yang harus Louisa lakukan hanyalah bersikap natural selayaknya wanita biasa tanpa kemampuan bela diri maupun peretas agar dia aman dari Dominic. 

Rahasia terbesar Louisa adalah dia meretas semua keamanan Dominic dan membantu Jason yang ternyata bekerja sama dengan Marcus—musuh Dominic. Ini semua diluar kendali Louisa. Keadaan semakin runyam bagi dirinya. Seharusnya dia tidak membantu Jason dan tidak perlu membuka kamar hotel yang dihuni oleh Dominic. Rasa simpati dan keingintahuan berlebihan yang dimiliki Louisa terkadang sangat merugikannya. 

Sekarang wanita malang itu hanya bisa duduk di samping Dominic dan sibuk meratapi setiap sudut pesawat. Louisa belum pernah menaiki pesawat sebagus dan canggih milik Dominic. Otak wanita itu terus berpikir untuk mencari pencerahan tingkatan mafia yang dipegang oleh Dominic. 

"Berikan hormat, Don kita akan segera masuk," bisik salah satu pelayan pesawat. Louisa tidak bisa mengelak lagi. Posisi 'DON' yang dimiliki Dominic adalah posisi tertinggi di tingkatan mafia. 

"Louisa kau berurusan dengan pria yang salah!" gumam Louisa. Ia mengusap wajahnya. Wanita malang itu hanya bisa menatapi Dominic. Dia tidak akan berpikir panjang untuk menghabisinya. 

"Do ... Don Dominic," ucap Louisa. Ia menggigit bibir bawahnya. 

"Kau tahu ibuku seorang penjudi dan gaji bekerja di hotel tidak memuaskannya, aku juga punya adik dan dia masih bersekolah, ampunilah aku!" mohon Louisa pada Dominic. 

"Akan aku urus keluargamu, tapi sudah dapat dipastikan kau tidak akan bertemu mereka lagi." Louisa melebarkan matanya. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa diam saja. 

"Aku mungkin tidak bisa bertemu mereka setelah ini, tapi setidaknya kau menjamin hidup mereka aku akan tenangakan tetapi aku masih bisa menelepon mereka kan?" tanya Louisa. Dominic menggelengkan kepalanya. 

"Tidak, karena itu berpotensi kau akan mengadu pada ibumu," jawab Dominic. Sekarang Louisa benar-benar tamat. 

Tubuh Louisa seakan remuk. Setelah perjalanan pesawat yang pajang ditambah lagi dengan menaiki mobil selama berjam-jam untuk sampai di tempat tujuan Dominic. Ini membuatnya kelelahan. Wanita malang itu masih harus berjalan beberapa kilometer untuk sampai di pintu depan kastil. Ya! Di depannya ini benar-benar sebuah kastil kuno.

"Apa ini rumahmu?" tanya Louisa. 

"Ya, kastil kuno milik kerajaan mendiang leluhurku." Leher Louisa tercekat saat mendengar penjelasan Dominic. 

"Sudah berapa lama kastil ini kosong?" Louisa menatap horor Dominic. 

"Seratus tahun yang lalu? Seribu tahun yang lalu? Aku tidak ingat." Dominic menyeringai. 

"Lima tahun yang lalu Marcus ada di sini," ujar penjaga kastil. Louisa bernapas lega karena masih ada orang yang berkunjung di kastil tua berabad-abad itu. Ini benar-benar seperti akan masuk ke rumah hantu. 

"Jangan bicarakan Marcus atau aku akan memotong lidahmu!" Dominic memperingati Raulo—si penjaga kastil yang sudah tua. Dominic masuk begitu saja dan Louisa masih enggan untuk mengikuti pria itu. Ia menatap sendu Raulo dan tersenyum kecil padanya. 

"Dia memang sangat kasar." Louisa merasa sangat kasihan pada Raulo. 

"Aku mengenalnya sejak kecil," jelas Raulo. Wanita itu hanya bisa tersenyum lagi dan berlari mengejar Dominic. 

Raulo membuka pintu kastil. Tidak ada yang bisa dilihat oleh mereka. Kastilnya sangat gelap. Para pelayan bergegas berbaris. 

"Bersihkan tempat ini dan siapkan kamar untukku," ucap Dominic. Raulo menyalakan lilin untuk penerangan. 

"Apa tidak ada listrik di dalam?" Louisa menatap Dominic dengan serius. 

"Welcome to the hell, Louisa. Kita para penjahat tidak perlu cahaya penerangan," bisik Dominic. 

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Beautiful ESCAPE   Part 33 Plan to Ragusa

    Sinar matahari menyusup masuk ke dalam kamar dan mengenai wajah Louisa. Tidur nyenyak wanita itu jadi terganggu akan tetapi dia langsung membuka matanya saat ia ingat kalau dirinya tidur di kamar Dominic. Louisa tidak mendapati pria itu ada di sampingnya. Mata Louisa melihat pada jam yang terpajang di dinding. masih pukul enam pagi."Dominic?" teriak Louisa. Wanita itu tidak mendengar ada yang menjawabnya. Ia bangun dari ranjang dan melihat-lihat sekitar kamar tetapi dia tidak menemukan pria itu.Louisa keluar dari kamar Dominic. Dia langsung menuju ruang tengah. Benar saja, Dominic sedang berbicara dengan Franco. mereka berbicara dengan sangat serius. Louisa memilih untuk tidak mendekat pada mereka dan dia kembali masuk ke dalam mansion. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju kamar Samuel, akan tetapi Samuel sedang berdiri di depan pintu kamarnya."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Louisa."Dia sedang ganti baju." Louisa menger

  • Beautiful ESCAPE   Part 32 A night with you

    Franco menyeret dua orang wanita untuk keluar dari rumah sakit. Pria itu langsung memasukkan mereka di ke mobil bersama Jack. Franco membawa dua orang wanita itu ke mansion untuk diinterogasi. Saat sampai di mansion, Bernard sudah ada di depan halaman. Franco mengodekan agar mereka semua ikut ke area halaman tengah mansion. Jack mendudukkan dua orang wanita tahanan itu di depan Franco."Wanita seperti kalian pasti bekerja dengan orang yang penting," ucap Franco. Wanita-wanita itu hanya diam saja."Sekarang katakan padaku, siapa yang menyuruh kalian?" Tak kunjung mendapatkan jawaban. Jack dan Bernard merogoh saku baju dua orang wanita itu. Ponsel, senjata paling ampuh untuk mengetahui siapa penyuruhnya."Banyak sekali nomor tidak dikenal." Franco tersenyum miring. Dia langsung menghubungi nomor yang baru dua orang wanita itu hubungi semalam. Panggilan telepon Franco tidak kunjung dijawab."Halo? Apa tugas kalian sudah selesai?" Mata

  • Beautiful ESCAPE   Part 31 Disguise

    Dominic yang tertidur pulas menjadi tidak tenang karena dia lapar. Pria itu membuka matanya dan melirik Samuel yang sedang makan dengan lahap di sampingnya. Ini membuat Dominic kesal karena dia tidak bisa bergerak. Tangannya patah dan butuh waktu untuk pulih."Ke mana Franco?" tanya Dominic pada Samuel."Pria tua itu pulang ke mansion, apa kau tidak kasihan padanya? Dia berjaga sepanjang malam di sini." Samuel menunjuk Dominic dengan sendoknya. Ini membuat perut Dominic semakin lapar."Apa aku juga dapat jatah makan?" Dominic tidak bisa menahan laparnya lagi."Tentu saja, di mejamu." Mata Dominic hanya bisa melirik saja. Dalam hatinya dia menggerutu."Samuel apa kau bisa menyuapiku?" Makanan yang sedang Samuel kunyah mendadak masuk ke dalam hidungnya karena dia mendengarkan ucapan Dominic hingga tersedak."Apa kau gila?" Dominic hanya bisa berdehem."Aku kelaparan!" seru Dominic. Samuel menata

  • Beautiful ESCAPE   Part 30 Wounded

    Samuel yang melihat Louisa kebingungan menjadi tidak fokus. Pria itu muak sekali. Dia langsung menendang perut lawannya dan menghantam rahangnya sampai lawannya itu terkulai lemas. Samuel berlari menuju Louisa. Tapi dia melihat seorang pria mengarahkan pistolnya pada Louisa."Louisa! Menyingkir!" teriak Samuel.Louisa mencari-cari sumber suara adiknya itu. Samuel tidak bisa membiarkan kakaknya tertembak. Dia langsung berlari dan menghalau peluru yang mengarah pada Louisa."Samuel! Tidak!" Louisa berteriak keras-keras. Perut Samuel mengeluarkan darah sampai membasahi bajunya. Louisa meninggalkan Dominic dan berlari menangkap tubuh adiknya itu."Samuel!" Louisa menarik adiknya itu untuk menjauh."Sialan!" Samuel berusaha menahan perutnya."Samuel!" Louisa mencoba melihat luka Samuel yang ternyata sangat dalam."Jaga napasmu Samuel, kau harus tenang," pinta Louisa. Wanita itu kalut sekarang. Ini bagaik

  • Beautiful ESCAPE   Part 29 Fall

    Louisa duduk di kursi sebelah Dominic. Wanita itu terus tersenyum kecut sambil menginjak kaki Dominic berkali-kali. Dia sudah muak dengan drama pesta ini. Dominic memang licik. Benar-benar licik. "Kapan kalian akan menikah?" tanya Seorang wanita yang sudah sangat renta. "Lima bulan lagi." Louisa tersenyum dan tangannya bergerak meninju lengan Dominic. "Lima bulan itu terlalu lama bukan? Aku tahu kau pasti ingin segera menikahinya," bisik wanita tua itu. Louisa benar-benar tidak tahu harus bagaimana. "Sedikit informasi saja. Wanita di Malta ini sangat cantik-cantik. Jadi kau harus segera menikah, tenang saja aku akan membantumu." Wanita tua itu mengelus bahu Louisa. "Tuan Muda, sepertinya kalian harus segera menikah, lima bulan itu terlalu lama." Louisa langsung melotot. "Ah, tidak-tidak. Dia masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan." Louisa jadi gelagapan. "Tidak apa-apa. Justru d

  • Beautiful ESCAPE   Part 28 Party

    Mansion milik Dominic di Malta sudah di sulap menjadi tempat pesta yang megah dan meriah. Semua itu hasil kerja para pelayan dan pasukan khusus juga. Tapi malam ini bukanya menyuruh untuk menikmati pesta, tapi Dominic menyuruh Samuel dan teman-temannya untuk mengawasi segala sesuatunya. Tidak ada yang boleh kurang.Louisa memilih untuk tetap berada di kamar. Dia tidak ingin keluar dan tidak perlu keluar. Ini pesta Dominic bukan dan bukan urusan Louisa lagi. Wanita itu menikmati pemandangan indah dari luar jendela. Lampu-lampu menyala banyak orang datang. Louisa mulai melatih pengelihatannya. Banyak orang penting di sana. Mereka semuanya berbisik-bisik.Dance floor sudah penuh dengan para tamu yang berdansa. Musik tradisional khas Malta bergema di seluruh penjuru mansion. Louisa menahan napasnya. Dia rindu dengan ibunya yang ada di Meksiko. Dia ingin menghubunginya tapi dia tidak bisa. Samuel juga berada dengannya. Louisa yakin kalau ibunya pasti sedang menc

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status