"Tuan, Tuan Damian ingin bertemu dengan Anda." Damon Hale, tangan kanan Kallion berdiri di belakang Kallion yang saat ini sedang memandangi pemandangan kota dari ruang kerjanya yang berada di gedung kasino terbesar di negara itu.
"Biarkan dia masuk." Kallion berbalik menghadap Damon.
"Baik, Tuan." Damon keluar dari ruangan itu. Dia melangkah menuju Damian yang menunggu di depan.
"Tuan, silahkan masuk." Damon membukakan pintu untuk Damian.
Damian tidak mengatakan apapun, pria itu hanya melangkah melewati pintu. Tatapannya kini terarah pada pria yang duduk di sofa. Kallion Heinrich, dia tidak begitu mengenal pria ini karena ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan pria itu.
Dari yang dikumpulkan oleh bawahannya, Kallion adalah pemilik dari K kasino dan klub malam yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
"Apa yang membawa Tuan Damian datang ke tempat ini?" Kallion memainkan cincin yang terpasang di jari telunjuknya. Cincin itu merupakan identitas Kallion, cincin yang membuatnya dihormati oleh ribuan bawahannya.
"Berhenti mengusik tunangan saya."
Senyum mengejek tampak di wajah dingin Kallion. "Apa yang akan kau lakukan jika aku tidak mau berhenti?"
"Hanya pria bajingan yang akan menyakiti wanita!"
"Hanya pria lemah yang membutuhkan bantuan dari wanita." Kallion membalas kata-kata Damian.
"Anda mengancam Ilyin menggunakan saya. Ilyin sangat mencintai saya oleh karena itu dia bersedia melakukan apa saja untuk saya."
Cinta? Kallion mengejek Damian. "Jika Ilyin mencintaimu maka dia tidak akan membuka pahanya lebar-lebar padaku. Kau sudah menerima videonya, bukan? Bukankah Ilyin terlihat sangat liar di sana."
"Tuan Kallion!" Damian bersuara marah.
Kallion berdiri, pria itu mendekati Damian. Auranya yang superior membuat Damian merasa terintimidasi. Sekarang Kallion saling berhadapan dengan Damian.
"Tuan Damian, Ilyin tidak mencintaimu sama sekali. Jika dia mencintaimu maka dia akan menjaga dirinya hanya untuk dirimu sendiri, sayangnya dia datang ke sini dan memilih menjadi pelacur untuk memuaskanku."
Damian tidak tahan mendengar kata-kata Kallion. Pria itu melayangkan tinjunya ke arah wajah Kallion, tapi Kallion bukanlah pria yang bisa disentuh dengan mudah apalagi hanya orang seperti Damian.
Tinju Damian ditangkap oleh Kallion. Tatapan keduanya kini bertemu.
Kallion meremas kepalan tangan Damian dengan kuat. "Kau bukan lawanku, Tuan Damian." Setelahnya Kallion menghempaskan tangan Damian dengan kasar. "Jangan menyentuh seseorang yang tidak seharusnya kau sentuh, kau mungkin akan menyesal." Pria itu memberi peringatan dengan suara datar.
"Damon, antar tamu keluar dan perlakukan dia dengan benar." Kallion melangkah kembali ke sofa.
Damon yang sejak tadi menjadi patung di ruangan itu segera mendekati Damian.
"Tuan Damian, silahkan."
Damian menatap Kallion marah, dia sangat membenci sikap arogan Kallion. Dia juga membenci kenyataan bahwa dia bahkan tidak bisa meninju pria itu.
Damian keluar dari ruang kerja Kallion dengan harga dirinya yang terluka.
Kallion menyalakan sebatang rokok, lalu pria itu menyelipkannya di antara bibirnya yang dingin. Asap keluar dari mulutnya.
Di luar Damian dipukuli oleh bawahan Damon. Pria itu babak belur. Rasa sakit terasa di sekujur tubuhnya.
Setelah itu Damon memerintahkan bawahannya untuk mengirim Damian ke rumah sakit. Pria itu telah menjalankan tugas dari atasannya untuk memperlakukan Damian dengan baik.
**
Ilyin segera pergi ke rumah sakit setelah dia mendengar kabar dari asisnten pribadi Damian bahwa saat ini Damian dirawat di rumah sakit.
Ketika dia sampai dia melihat Damian terbaring di ranjang rumah sakit dengan menggunakan pakaian pasien.
Sebuah tamparan keras melayang di wajah Ilyin, itu adalah tamparan yang berasal dari Rosalyn.
"Kau pembawa sial! Putraku terus-terusan mendapatkan kesialan sejak bertemu denganmu! Apakah tidak cukup dia kehilangan satu ginjalnya untuk menyelamatkanmu! Apakah tidak cukup perusahaan keluarga kami bermasalah karenamu! Dan sekarang dia juga dipukuli oleh mantan kekasihmu, dan itu semua karenamu! Ilyin, seharusnya kau yang menerima semua rasa sakitnya, bukan putraku!" Rosalyn berkata dengan marah. Dia menumpahkan segala yang dia rasakan saat ini. Ada ribuan makian yang ingin ia lontarkan pada Ilyin.
Ilyin hanya bisa diam. Dia memproses setiap kata yang diucapkan oleh Rosalyn padanya. Hatinya seperti ditusuk-tusuk oleh pisau sekarang.
Apakah dia benar-benar pembawa sial? Ayah dan ibunya mengalami hal buruk dan sekarang Damian juga mengalami hal yang sama.
"Nyonya, tenanglah. Ini rumah sakit." Laszlo, asisten pribadi Damian menegur Rosalyn dengan pelan.
"Untuk apa kau memberitahu wanita sial ini tentang Damian! Dia dan Damian sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi! Bawa dia pergi dari sini, aku tidak ingin melihatnya lagi!"
Laszlo menatap Ilyin kasihan. Dia tidak tahu bahwa reaksi Rosalyn akan seperti ini. "Nona Ilyin, mari ikut saya."
"Bibi, maafkan aku. Aku berdoa agar Damian segera lekas pulih."
Rosalyn tidak menerima permintaan maaf dari Ilyin sama sekali. Putranya tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya oleh orang lain, tapi karena Ilyin putranya harus menderita.
Ilyin keluar dari ruang rawat Damian. Wanita itu melangkah di sebelah Laszlo.
"Bagaimana Damian bisa berakhir seperti ini?" Ilyin memiringkan wajahnya menatap Laszlo.
"Tuan Damian mendatangi Tuan Kallion beberapa saat lalu, saya tidak ikut karena Tuan Damian memerintahkan saya untuk tetap di kantor. Saya tidak tahu persis apa yang terjadi, saya hanya mendapatkan kabar dari rumah sakit bahwa mengenai kondisi Tuan Damian."
Ilyin tidak mengerti sampai kapan Kallion akan berhenti. Dia sudah melakukan apa yang pria itu inginkan, tapi Kallion masih saja menyakiti Damian.
"Jika Damian lebih baik tolong kabari aku."
"Baik, Nona."
"Tidak perlu mengantarku lebih jauh, Laszlo, aku akan pergi sendiri."
Laszlo berhenti melangkah. "Baik, Nona." Pria itu menundukan kepalanya memberi hormat.
Ilyin segera pergi dari rumah sakit. Dia tidak menyumpan nomor Kallion sebelumnya, tapi dia tahu ke mana dia harus pergi jika dia ingin menemui Kallion.
Wanita itu segera melajukan mobilnya menuju ke kasino milik Kallion.
Ketika dia datang, dia dipersilahkan masuk oleh Damon.
"Sampai kapan kau akan berhenti, Tuan Kallion?" Ilyin bertanya dengan dingin. "Aku sudah melakukan apa yang kau inginkan, tidakkah itu sudah cukup bagimu?"
"Cukup?" Kallion memandangi Ilyin dengan matanya yang tanpa emosi.
"Jangan bermain-main denganku, Tuan Kallion. Kau sendiri yang mengatakan padaku jika aku memuaskanmu kau tidak akan menyentuh Damian lagi!"
"Sayangnya aku tidak cukup puas, Ilyin." Kallion membalas dengan acuh tak acuh.
Semakin Ilyin membela Damian, dia memiliki keinginan untuk semakin menghancurkan Damian.
Kedua tangan Ilyin mengepal kuat. Dia tidak tahu bahwa setelah lama tidak bertemu dengan Kallion pria itu menjadi semakin kejam.
"Jika kau membenciku, arahkan saja kebencianmu padaku. Damian tidak memiliki kesalahan apapun padamu!" Ilyin sudah dihadapkan dengan begitu banyak rasa sakit, jadi jika sekarang ditambahkan oleh Kallion itu tidak akan membuat begitu banyak perubahan.
"Tidak ada yang bisa mengaturku, Ilyin. Kau tahu benar tentang hal itu."
"Tuan Kallion! Berhenti bermain-main dengan hidup orang lain! Jika bagimu nyawa orang lain tidak penting, tapi bagi orang-orang yang mencintainya nyawanya sangat penting!"
Kallion mendengkus sinis. "Jadi, bagimu nyawanya sangat penting? Aku semakin tertarik untuk menyingkirkannya. Kau pasti akan merasakan bagaimana ditinggalkan ketika sedang sayang-sayangnya."
"Hubunganku dengan Damian sudah berakhir, jadi dia tidak ada lagi hubungannya denganku."
"Benarkah?" Kallion mengejek Ilyin. "Sangat tidak menyenangkan, bagaimana hubungan kalian berakhir semudah itu."
Kemarahan membuat Ilyin ingin meledak. Bagi Kallion menghancurkan hubungannya dengan Damian adalah sebuah kesenangan. Pria itu bersikap sangat santai bahkan tanpa merasa berdosa sedikit pun.
Berakhir dengan mudah? Dia telah menekan orang lain dengan sangat kuat, tapi dia menyebutnya begitu mudah? Kenapa? Kenapa dahulu dia bisa jatuh cinta pada pria tidak berperasaan ini?
"Bukankah ini tujuanmu? Kau sudah mencapai tujuanmu, jadi berhentilah menyakiti orang yang tidak menyinggungmu sama sekali."
"Ilyin, bukan itu tujuanku." Kallion berdiri mendekati Ilyin, pria itu bergerak memutari Ilyin. "Tujuanku yang sebenarnya adalah menghancurkanmu!" Tangan dingin Kallion menyentuh leher Ilyin lalu mencekiknya.
Kallion ingin membuatnya hancur? Ilyin tertawa pahit di dalam hatinya. Bagian mana dari hidupnya yang kurang hancur? Jiwanya, hatinya bahkan tubuhnya juga sudah hancur.
"Seharusnya kau tidak muncul lagi di depanku setelah menghilang tanpa alasan, Ilyin."
Ilyin tidak meringis atau meminta dilepaskan sama sekali. Terkadang dia juga memiliki keinginan untuk mati. Dia sudah sangat lelah hidup. "Kau sepertinya masih terjebak pada kenangan di masa lalu, Tuan Kallion."
"Kau benar, Ilyin. Aku masih terjebak di masa lalu. Bukankah seharusnya kau menjelaskan padaku alasan kau pergi tanpa mengatakan apapun padaku tujuh tahun lalu?"
"Aku sudah puas bermain-main denganmu, apakah alasan itu cukup bagimu?" Ilyin tidak ingin mengungkit masa lalu, bahkan jika dia mengatakan yang sebenarnya itu juga tidak akan mengubah apapun. Ayahnya sudah bunuh diri, ibunya gila dan tidak tahu kapan akan sembuh. Janin yang dia kandung bahkan ikut meninggalkannya.
Dia hanya ingin melalui hari-harinya dengan tenang dan dia juga tidak ingin memiliki hubungan apapun lagi dengan Kallion.
Cekikan di leher Ilyin semakin menguat, wajah wanita itu bahkan sudah memerah.
Sudah puas bermain-main? Kallion ingin meledakan kepala Ilyin sekarang juga. Tiga tahun bersama dan itu hanya bermain-main saja? Apakah wanita ini sedang bercanda dengannya?
Hal ini sangat menyakiti hati Kallion. Itu semua karena dia telah memikirkan kemungkinan alasan Ilyin meninggalkannya. Bosan, sudah tidak cinta lagi, ada pria yang lebih baik darinya, ada begitu banyak alasan lain dan salah satunya adalah Ilyin sudah puas bermain-main dengannya.
Ketika mereka masih remaja, Ilyin dikenal sebagai seseorang yang menyukai tantangan. Dan dia adalah salah satu tantangan bagi Ilyin. Dia adalah pria yang tidak tertarik pada Ilyin yang cantik dan menyenangkan. Oleh sebab itu Ilyin mengejarnya seperti wanita murahan, wanita itu bahkan tidak segan untuk menelanjangi dirinya sendiri untuk merayunya.
Kallion tidak berharap dari sekian alasan itu, yang keluar dari mulut Ilyin adalah wanita itu sudah puas bermain-main dengannya.
Ilyin Summer, wanita ini memang sangat luar biasa. Dia pernah memenangkan hatinya dan membuatnya sangat bahagia, tapi dia juga adalah wanita yang menghancurkan hatinya dan membuatnya sangat kesakitan.
Alasan Ilyin memberikan alasan bagi Kallion untuk bermain-main dengan wanita itu. Mulai hari ini dia akan membuat hidup Ilyin seperti di neraka.
tbc
Ilyin meninggalkan K kasino dengan tergesa-gesa. Wanita itu tampak pucat, tangannya yang gemetar membuka pintu mobilnya.Detik selanjutnya Ilyin mengemudikan mobilnya. Tangan wanita itu berkeringat dingin. Jantungnya berdetak tidak karuan."Kumohon tidak lagi." Ilyin bergumam perih. Kerongkongannya terasa sangat sakit sekarang. Dadanya seperti terhimpit, udara di sekitarnya terasa seperti pisau tajam. Bukan membuatnya merasa lega ketika bernapas, tapi membuatnya semakin kesakitan.Waktu berlalu dengan sangat menyiksa. Ilyin akhirnya sampai di tempat tujuannya, rumah sakit. Wanita itu berlari tergesa-gesa.Setelah bertanya pada petugas rumah sakit, Ilyin pergi ke ruangan tempat ibunya di tangani."Bibi Gracia, bagaimana keadaan Ibu?" Ilyin bertanya pada seorang wanita yang merupakan petugas di rumah sakit jiwa tempat di mana ibunya dirawat selamat tujuh tahun belakangan ini."Nyonya Olivia masih dalam penanganan. Ilyin, kuatkan hatimu. Mari kita berdo'a ibumu bisa diselamatkan."Kata
Tubuh Ilyin terpaku di tempatnya ketika dia melihat siapa orang yang ada di dalam ruangan yang dia datangi.Dr. Xavion Allegra, Ilyin tidak akan berpikir bahwa dia salah masuk ruangan. Dia hanya menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menyadarinya dari awal. Dokter yang bisa menyelamatkan nyawa ibunya adalah sahabat Kallion.Sekarang dia mengerti kenapa ada dokter yang menolak menangani pasiennya, tentu saja karena masalah pribadi."Lama tidak bertemu, Ilyin." Xavion menyapa Ilyin dengan suara yang tidak bersahabat sama sekali. Sebelumnya selama tiga tahun, Ilyin menjadi bagian dari lingkungan pertemanan mereka, dan hubungan mereka cukup baik.Namun, sekarang mereka berhadapan lagi. Bukan sebagai teman, tapi sebagai orang asing di mana salah satu membenci dan yang lainnya tidak ingin berhubungan lagi. "Dokter Xavion, apa yang harus saya lakukan agar Anda membantu Ibu saya." Ilyin tahu bahwa ini tidak akan mudah jika berkaitan dengan Kallion. Xavion sengaja memintanya un
"Bu, maafkan aku." Ilyin bergumam lirih. Wanita itu melangkah di tengah dinginnnya air danau. Dia tidak bisa lagi bertarung dengan kerasnya hidup yang dia jalani.Di masa lalu, dia pernah mendatangi tempat ini kala dia benar-benar terpuruk karena keadaan yang membuatnya sulit bernapas. Namun, saat itu wajah lembut ibunya menghentikannya.Meskipun ibunya mengalami gangguan jiwa, wanita itu masih bernyawa. Jika dia pergi, maka ibunya akan sendirian. Tidak akan ada yang mengunjungi ibunya, tidak akan ada yang datang untuk bercerita padanya.Sekarang cerita sudah berbeda. Ibunya terbaring dengan kemungkinan hidup yang kecil. Dia sudah berusaha, tapi usahanya tidak membuahkan hasil bahkan setelah dia menerima berbagai macam penghinaan.Dia lelah, pundaknya tidak bisa menanggung beban lagi, hatinya yang mati rasa mulai merasakan kesakitan yang begitu menyiksa.Dia hanya bisa meminta maaf pada ibunya, dia pergi lebih dahulu. Dia lelah ditinggalkan, kali ini dia yang akan meninggalkan, tapi
Keesokan harinya Ilyin pergi ke rumah sakit. Wanita itu telah diberitahu oleh Erina bahwa operasi ibunya berjalan lancar kemarin.Ilyin memasuki ruang rawat ibunya, tatapannya langsung jatuh ke wajah rapuh ibunya yang pucat."Bu, aku di sini." Ilyin bersuara pelan. Dia menggenggam tangan ibunya yang dingin.Perasaan Ilyin campur aduk, dia pikir dia akan kehilangan ibunya untuk selama-lamanya.Ilyin tidak banyak bicara, dia hanya memandangi ibunya. Dia tidak akan bercerita pada ibunya tentang apa saja yang telah dia lalui selama beberapa waktu terakhir ini.Pintu ruangan terbuka, sosok Damian terlihat di sana. Pria itu mendekati Ilyin. Kerinduannya pada wanita itu akhirnya tidak tertahankan."Ilyin."Ilyin terkejut mendengar suara Damian. Wanita yang tadinya duduk di kursi itu langsung berdiri. Damian tidak seharusnya berada di sini, apalagi saat dia juga berada di sini.Sebuah pelukan yang tiba-tiba membuat Ilyin semakin terkejut. Dia berusaha mendorong Damian. Di depan ad
Kallion kembali ke hotel larut malam. Aroma khas tubuh pria itu bercampur dengan aroma alkohol dan rokok. Dia berjalan menuju ke ranjang, di mana Ilyin sedang berbaring saat ini.Pria itu membungkuk, tangannya bergerak menyentuh kepala Ilyin. Jari telunjuknya bergerak menelusuri rahang Ilyin.Kelopak mata Ilyin terbuka, ada rasa takut dan keterkejutan di sana. Teror yang menghantuinya delapan tahun lalu telah meninggalkan trauma baginya.Ilyin bergerak menjauh secara tidak sadar, dia merasa bahaya sedang mengintainya.Gerakan Ilyin membuat Kallion tidak senang. Apakah dia sangat menakutkan sehingga Ilyin harus bereaksi seperti itu?Kallion berdiri tegap seperti sebelumnya, pria itu berbalik dan melangkah menuju ke kamar mandi. Dia perlu membersihkan tubuhnya.Ketika Ilyin mendengarkan suara gemericik air, wanita itu merasa sedikit lega. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena beberapa menit kemudian Kallion selesai membersihkan tubuhnya.Ruangan itu sangat sunyi, Ilyin tidak tahu
Pagi harinya Ilyin terjaga sendirian di atas kasur besar yang masih memiliki aroma percintaannya dengan Kallion. Ilyin menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, wanita itu segera turun dari ranjang, melangkah menuju ke kamar mandi dengan kaki telanjang.Wanita itu masuk ke dalam bak mandi yang saat ini mulai terisi dengan air hangat. Wajahnya tanpa ekspresi, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya.Saat air terisi penuh, Ilyin menenggelamkan dirinya di sana. Rasa sesak memeluknya, tapi dia tidak memiliki keinginan untuk muncul ke permukaan.Dia merasa sangat berdosa pada orangtuanya saat ini. Bagaimana bisa dia menikmati setiap sentuhan Kallion padahal karena hubungannya dengan Kallion orangtuanya berakhir dengan tragis.Air mata Ilyin bercampur dengan air di bak mandi itu. Saat ini yang dia inginkan hanyalah mengakhiri semuanya.Ilyin tidak membenci Kallion karena dia tahu Kallion tidak menggunakan tangannya untuk menyakiti orangtuanya, tapi tetap saja dia tidak bisa
K Kasino selalu ramai seperti biasanya, orang-orang dengan kantong tebal telah menduduki tempat mereka dan meletakan taruhan. Setiap detiknya uang akan mengalir memperkaya keluarga Heinrich.Tidak sembarang orang bisa menjangkau K Kasino, hanya mereka yang benar-benar memiliki uang banyak yang bisa datang ke sana.Kallion membawa Ilyin ke sebuah ruangan khusus di mana di sana sudah ada satu pria lain yang telah menunggu kedatangan Kallion.Senyum cabul tampak di wajah pria itu ketika dia melihat Ilyin dengan balutan gaun putih yang memeluk tubuhnya dengan indah. Salah satu kaki jenjangnya terekspos sampai ke paha. Penampilan Ilyin malam ini benar-benar memikat dan akan membuat banyak laki-laki bergairah hanya dengan melihatnya.Pria itu segera berdiri dari tempat duduknya begitu juga dengan wanita seksi yang menemaninya, dia mengulurkan tangannya menyambut sang pemilik kasino dengan senyuman di wajahnya. "Selamat malam, Tuan Kallion Heinrich."Kallion mengeluarkan tangannya dari saku
"Apakah kau yakin dengan keputusanmu?" Kenneth mengarahkan pandangannya ke Ilyin yang saat ini minum sendirian dengan Erina yang berdiri di belakangnya.Kallion memainkan cairan keemasan di dalam cangkir kecil di tangannya lalu kemudian menenggaknya sampai habis. "Aku yakin."Kenneth dan Xavion tidak bisa mengubah keputusan Kallion jika sahabatnya itu sudah yakin. Mereka tahu selama delapan tahun ini Kallion tidak pernah bisa melupakan Ilyin. Perasaannya terhadap Ilyin teramat besar dan sudah mendarah daging. Bahkan setelah ditinggalkan perasaan itu masih ada."Kapan kau akan menikahi Ilyin?""Setelah kembali ke Texas." Urusan Kallion di Spanyol sudah selesai, dia akan kembali ke negara asalnya dalam beberapa waktu lagi.Sejak beberapa hari lalu, Kallion telah memikirkan apa yang akan dia lakukan pada Ilyin. Pria itu akhirnya mengambil keputusan bahwa dia akan menikahi Ilyin tidak peduli apakah Ilyin suka atau tidak.Dia tidak tahu bagaimana pernikahan itu berjalan denga