K Kasino selalu ramai seperti biasanya, orang-orang dengan kantong tebal telah menduduki tempat mereka dan meletakan taruhan. Setiap detiknya uang akan mengalir memperkaya keluarga Heinrich.Tidak sembarang orang bisa menjangkau K Kasino, hanya mereka yang benar-benar memiliki uang banyak yang bisa datang ke sana.Kallion membawa Ilyin ke sebuah ruangan khusus di mana di sana sudah ada satu pria lain yang telah menunggu kedatangan Kallion.Senyum cabul tampak di wajah pria itu ketika dia melihat Ilyin dengan balutan gaun putih yang memeluk tubuhnya dengan indah. Salah satu kaki jenjangnya terekspos sampai ke paha. Penampilan Ilyin malam ini benar-benar memikat dan akan membuat banyak laki-laki bergairah hanya dengan melihatnya.Pria itu segera berdiri dari tempat duduknya begitu juga dengan wanita seksi yang menemaninya, dia mengulurkan tangannya menyambut sang pemilik kasino dengan senyuman di wajahnya. "Selamat malam, Tuan Kallion Heinrich."Kallion mengeluarkan tangannya dari saku
"Apakah kau yakin dengan keputusanmu?" Kenneth mengarahkan pandangannya ke Ilyin yang saat ini minum sendirian dengan Erina yang berdiri di belakangnya.Kallion memainkan cairan keemasan di dalam cangkir kecil di tangannya lalu kemudian menenggaknya sampai habis. "Aku yakin."Kenneth dan Xavion tidak bisa mengubah keputusan Kallion jika sahabatnya itu sudah yakin. Mereka tahu selama delapan tahun ini Kallion tidak pernah bisa melupakan Ilyin. Perasaannya terhadap Ilyin teramat besar dan sudah mendarah daging. Bahkan setelah ditinggalkan perasaan itu masih ada."Kapan kau akan menikahi Ilyin?""Setelah kembali ke Texas." Urusan Kallion di Spanyol sudah selesai, dia akan kembali ke negara asalnya dalam beberapa waktu lagi.Sejak beberapa hari lalu, Kallion telah memikirkan apa yang akan dia lakukan pada Ilyin. Pria itu akhirnya mengambil keputusan bahwa dia akan menikahi Ilyin tidak peduli apakah Ilyin suka atau tidak.Dia tidak tahu bagaimana pernikahan itu berjalan denga
Pagi ini Ilyin pergi ke rumah sakit, dia ditemani oleh Erina seperti biasa. Namun, ketika wanita itu memasuki ruang rawat ibunya dia tidak menemukan ibunya.Kondisi ibunya saat ini sudah jauh lebih baik setelah dirawat selama beberapa hari, ibunya juga sudah bisa berjalan sendiri."Perawat, di mana Ibu saya?" Ilyin bertanya pada perawat yang bertugas di sana."Nyonya Olivia sedang berada di taman.""Ah, seperti itu, terima kasih." Ilyin mengucapkannya dengan tulus. Setelahnya Ilyin pergi ke taman, setelah bisa berjalan sendiri, hampir setiap pagi ibunya memang pergi ke taman.Sampai di taman, Ilyin mencari keberadaan ibunya, tapi dia tidak menemukannya. Sebaliknya dia menemukan seorang perawat yang tampak sedang kebingungan."Perawat, di mana Ibu saya?" Ilyin bertanya dengan perawat yang menjaga ibunya.Wajah perawat itu tampak pucat. "Nona, saya kehilangan Nyonya Olivia. Tadi saya menerima panggilan dari anak saya, ketika saya selesai menjawab panggilan saya s
Satu minggu berlalu setelah kematian ibu Ilyin. Seperti yang ditakutkan oleh Kallion, Ilyin benar-benar tidak memiliki semangat untuk hidup lagi.Saat ini Ilyin sudah tidak dirawat di rumah sakit lagi, tapi ada infus yang terhubung ke tubuhnya karena Ilyin menolak untuk makan.Berat badan Ilyin telah menyusut banyak. Tekanan batin, rasa kehilangan dan tidak memakan apapun membuat Ilyin tampak semakin menyedihkan.Setiap kali Erina menyiapkan makanan untuk Ilyin, wanita itu tidak pernah memberikan respon. Jangankan makan, dia bahkan tidak mengeluarkan sedikitpun suara. Ilyin terjebak dalam kurungan kesedihan yang membuatnya depresi.Kesabaran Kallion sangat terbatas, melihat Ilyin yang seperti ini membuatnya geram. Namun, tidak ada yang bisa dia lakukan pada Ilyin karena dia tahu wanita itu sudah tidak memiliki semangat untuk hidup lagi."Sampai kapan kau akan menolak untuk makan!" Kallion berdiri di tepi ranjang, menatap Ilyin yang saat ini
"Nona Reene?" Erina sedikit terkejut melihat Reene masuk ke dalam kamar Kallion."Aku datang untuk melihat pelacur mana yang dibawa oleh calon suamiku ke kediamannya." Reene memiringkan wajahnya, dia melihat sosok Ilyin yang menyedihkan. Reene berdecak, tatapannya sangat sinis."Nona, Tuan Kallion tidak akan senang jika dia tahu Anda masuk ke kamarnya tanpa izin seperti ini."Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Erina. "Lancang!" Reene marah. "Siapa kau berani bicara seperti itu padaku!"Erina hanya bisa menundukan kepalanya. Statusnya dan Reene memang tidak akan bisa dibandingkan. Dia hanyalah penjaga bayangan sementara Reene adalah calon istri tuannya."Keluar dari sini!""Tuan memerintahkan saya untuk menjaga Nona Ilyin, saya tidak bisa melanggar perintah Tuan.""Kenapa? Apakah kau takut aku menyakiti pelacur ini?""Nona, saya hanya menjalankan perintah."Reene mencekik leher Erina dengan kuat hingga wajah Erina memerah. "Aku benar-benar membenci bawahan
"Apa yang kau lakukan di sini?" Kallion menatap Reene tidak senang. Dia dan Reene telah mengenal sejak mereka masih kecil, tapi Kallion tidak pernah bisa bersikap hangat pada Reene. Dia hanya membiarkan Reene berada di sekelilingnya karena persahabatan orangtua mereka. Sikapnya yang penyendiri sejak masih kecil selalu membuatnya sulit untuk dekat dengan orang lain, terutama wanita.Ditambah sejak kecil Kallion sudah menanamkan pikiran bahwa anak perempuan adalah yang paling merepotkan. Dia sering melihat anak perempuan menangis dengan sangat mudahnya, dan itu benar-benar menyebalkan di matanya."Aku mendengar kau kembali hari ini dan membawa seorang pelacur bersamamu. Aku datang untuk melihat seperti apa pelacur itu. Ternyata bukan orang asing." Reene terbiasa mendapatkan apa yang dia inginkan, oleh sebab itu dia selalu menunjukan wajah aslinya di depan orang lain. Dia tidak akan bermain sandiwara, jika dia suka maka dia akan mengatakannya, jika tidak maka dia akan menyuarakannya deng
Tidak ada malam pertama antara Kallion dan Ilyin. Meski sebelumnya Kallion menyebutkan tentang perayaan dengan Ilyin, tapi dia tidak menyentuh wanita itu sama sekali.Tubuh Ilyin terlalu lemah untuk menerima siksaan darinya. Kallion tahu seperti apa dirinya ketika dia menyentuh Ilyin, tidak terkendali.Malam pertama yang seharusnya dihabiskan Kallion dengan Ilyin malah dihabiskan pria itu dengan melatih bawahannya secara langsung. Latihan malam itu menjadi mimpi buruk untuk para tentara Hiddenca.Keesokan paginya Kallion baru kembali ke kediamannya. Pria itu telah menyalurkan emosinya yang mengerikan semalam, tapi saat ini suasana hatinya kembali menjadi buruk. Setiap kali dia akan melihat Ilyin yang seperti mayat hidup dia hanya ingin membunuh seseorang tanpa menggunakan senjata.Kallion ingin membuat Ilyin hidup di neraka, tapi saat ini Ilyin bahkan tidak peduli dengan rasa sakit sama sekali. Entah sampai kapan wanita itu akan mogok makan."Di mana Nyonya?" Kallion bertanya pada kep
Suasana di ruang makan hening, sesekali Kallion melihat ke Ilyin yang makan dengan tenang. Wanita itu tidak berulah sama sekali. Bahkan saat ini makanan di piringnya sudah hampir habis.Kallion sedikit tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Apakah Ilyin sudah bosan menyiksa dirinya sendiri? Atau wanita itu sedang memainkan trik saat ini?"Sepertinya malam ini kau memiliki selera makan yang cukup baik." Kallion akhirnya bicara. Dia ingin tahu apa yang ada di kepala kecil Ilyin saat ini.Kedua tangan Ilyin yang memegang sendok dan garpu berhenti bergerak. Wanita itu mengalihkan pandangannya pada wajah dingin Kallion. "Aku memerlukan tenaga untuk melarikan diri dari tempat ini.""Ilyin Summer!" Tatapan Kallion menajam, jika saja tatapannya bisa membunuh maka Ilyin pasti sudah tewas sekarang.Ilyin tertawa kecil. "Aku hanya bercanda. Aku sudah selesai makan." Wanita itu berdiri dari tempat duduknya hendak pergi.Selera makan Kallion lenyap seketika. Beberapa pelayan yang berbar