Share

26. Putra Haram Botticelli

“Bagaimana perasaanmu?”

“Aku tidak percaya kau menanyakannya. Seks kita hebat dan aku merasa luar biasa,” sahut Rosetta sambil menggeliat manja di atas dada Marco.

“Senang mengetahui kau menjadi normal lagi. Bukan menjerit atau mengigau seperti yang sudah-sudah.”

“Tidak akan ada yang normal dalam hubungan kita, ingat?” gumam Rosetta yang kembali menggeliat mengendurkan otot-ototnya.

“Maaf atas insiden yang—”

“Itu bukan salahmu. Semuanya terjadi secara tiba-tiba. Maksudku, kau juga tidak menginginkan segala sesuatunya berakhir menjadi bencana.”

Marco mendesah putus asa. Jemari kirinya kini bergerak menelusuri setiap lekuk indah di punggung Rosetta. Dia memainkan sedikit penjelajahan kecil yang kemudian terhenti di pinggul wanita itu.

“Apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?”

Rosetta dapat merasakan tubuh Marco mengejang sesaat. Namun, dia dengan cepat menguasai dirinya lagi. Pria itu menoleh pada R
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status