Beranda / Romansa / Beauty in the dark / Manusia berhati iblis

Share

Manusia berhati iblis

Penulis: Wina johana
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-18 22:01:27

Gadis itu tersenyum tipis saat ia berhasil mencuri tempat di samping Gerardo—pria yang sudah menjadi incarannya. Tanpa sungkan, Rae mulai duduk di samping pria itu dan berlagak manja dengan setiap sikap kasar yang diberikan padanya.

“Gerard! Aku ingin wanita itu keluar, ini transaksi besar kita dan aku merasa tidak nyaman ada orang asing menyaksikan semua ini,” Teo melayangkan protesnya.

“Come on, Teo! Jika gadis ini berani macam-macam, kau pasti tahu apa yang bisa aku lakukan padanya,” jawab Gerard.

Teo hanya bisa menatap gadis itu dengan tajam, ingin rasanya ia mengusir Rae, tapi karena Gerard yang memiliki kuasa, Teo hanya bisa menghela napasnya perlahan. Menyembunyikan semua kekhawatiran yang ia miliki.

Malam ini, Rae Catalina akan bergerak cepat dan menyelesaikan misinya. Sedikit menyeringai dan memberikan kode pada Teo, gadis itu seketika membuat sosok Teo yang angkuh dan tidak terkalahkan itu merinding, panas dingin.

Jika sedikit saja Rae salah melangkah, maka gadis itu sudah dapat dipastikan akan terpenggal di tangan Gerardo Ignacio. Teo tentu saja tidak ingin hal itu terjadi. Sosok cantik itu sudah ia anggap seperti adiknya sendiri dan kakak mana yang tega melihat adiknya akan tersiksa oleh manusi berhati iblis seperti Gerard.

“Teo, malam ini aku merasa ada hal buruk yang akan terjadi. Transaksi ini akan aku serahkan padamu dan untuk...”

“Dan untuk gadis itu, apa kau juga akan membawanya?” potong Teo cepat dengan mata yang tertuju pada Rae.

“Apa kau menginginkannya, Teo?”

Teo tidak menjawab, lidahnya tertahan saat melihat Rae memberikan isyarat kecil. Jika ia tidak menuruti gadis itu, maka hal buruk itu bisa saja terjadi detik ini juga.

Bimbang, itulah yang saat ini terjadi pada Teo. Dilain sisi, Ia sudah berjanji pada Aldric untuk menjaga Rae. Tapi di sisi lain, Ia juga tidak bisa menolak keinginan seorang Rae Catalina.

“Tentu saja tidak! Wanita seperti ini bisa aku dapatkan dengan cepat,” bantah Teo.

“Baiklah, kalau begitu aku akan pergi sekarang.”

Lin Catalina langsung berdiri tepat dibelakang Gerard, menunggu pria itu berdiri. Mereka sempat berbisik dengan menggunakan kode rahasia, membuat Rae harus menajamkan indra pendengarannya untuk mengetahui rahasia mereka.

‘Sial! Aku sama sekali tidak mendengar apa yang mereka katakan.’

Berpikir untuk memecahkan kode rahasia Gerardo, membuat gadis itu tidak fokus dan melamun sampai membuat tangan kekar pria itu mencengkram kuat kembali rahangnya.

“Apa yang kau pikirkan, hmm? Jangan pernah sekalipun kau berpikir aku akan mengampuni mu jika kau berani macam-macam!” ucapnya dengan penuh intimidasi.

“Tidak Tuan! Saya tidak akan berani macam-macam, hanya satu macam saja yang akan saya lakukan.”

“Siapa kamu sebenarnya?”

DEG

Rae terhenyak, mengapa bisa Gerard bertanya demikian? Apa mungkin karena dia sudah mengetahui siapa Rae sebenarnya?

Tidak ingin terpancing, gadis itu memasang wajah memelas, pasrah dan siap mati jika memang pria itu menginginkannya. Sekarang Rae mengerti mengapa Al memintanya untuk berhenti dan menyerah. Tapi sayangnya, menyerah sama sekali tidak pernah ada dalam kamus gadis itu. Sekali ia melangkan untuk satu tujuan, maka ia tidak akan pernah mundur sebelum tujuan itu tercapai.

“Saya hanya seorang waiters, Tuan. Saya hanya gadis miskin yang membutuhkan banyak uang,” jelas Rae dengan merendah.

Di dunia ini, manusia mana yang tidak membutuhkan uang. Hanya itu yang saat ini terlintas dalam pikiran Rae untuk tetap bisa ada di samping Gerard. Karena hanya tinggal satu langkah lagi, Rae akan sampai pada tujuannya untuk ‘menghabisi Gerardo Ignacio’.

Semakin lama, Gerardo merasa ada yang berbeda pada gadis bernama Lin Catalina. Ia menatap wajahnya dengan lekat, menelisik gerak mata sang wanita untuk mengetahui apa yang sedang ia pikirkan

Hidup dalam dunia hitam, membuat Gerardo lebih berhati-hati dalam melangkah dan bertindak. Kematian saudara dan pewaris Ignacio membuat pria itu sadar jika musuhnya belum juga bisa Ia tumbangkan.

“Aku mengenalmu,” bisik Gerardo yang tentu saja membuat Teo dan Rae terkejut bukan main.

Demi menyelamatkan nyawa Rae, akhirnya Teo memulai aksi mulut besarnya dan mencibir pria itu. Meskipun ia tahu, jika apa yang ia lakukan sama sekali tidak akan membantu adiknya itu.

“Ck! Pantas saja kau menginginkannya. Kenapa kau tidak mengatakan padaku sejak awal, jika kalian ternyata sudah sering berhubungan.”

“Maaf Tuan! Tapi benarkah anda mengenal saya? Jika benar, betapa beruntungnya saya bisa dikenal pria berkelas seperti anda,” timpal Rae.

“Aku sudah sering melihat jalang sepertimu dan ini adalah hal biasa bagiku. “

Kini Rae mengerti jika pria itu menyangka jika dirinya adalah seorang wanita gila uang, sama seperti wanita-wanita yang sudah ia temui sebelumnya. Perlahan, cengkraman itu mulai melemah dan akhirnya terlapas.

‘Aku tidak akan melupakan rasa sakit ini dan nanti giliran mu yang  harus merasakan sakit yang lebih dari sakit yang aku rasakan saat ini,’ batin Rae.

Tanpa menunggu lama, mereka pergi meninggalkan club malam tersebut, dengan Rae yang terus saja mengekor dibelakang pria itu bersama para bodyguardnya. Sesekali ia menghela napasnya perlahan, mengingat satu-persatu orang yang ia sayangi.

Aldric sang kakak, meskipun Rae dan Al sama sekali tidak pernah hidup layaknya kakak beradik yang saling menyayangi, Rae tetap mengingat betapa pria itu selalu menjaganya. Jika ia terluka, maka orang pertama yang ketakutan adalah Aldric—sang kakak.

Saat pertemuan terakhir mereka, sebelum Rae menjemput bahaya dengan memasuki kandang singa lapar ini, Aldric sudah memohon dengan sangat, agar Rae membatalkan misi yang diberikan Papi padanya.

‘Dengarkan aku Rae! Aku ini kakak mu. Saat ini aku tidak bicara sebagai pemimpin dari Venosa, jadi aku mohon batalkan misi ini dan kembalilah pulang. Cukup aku kehilangan satu perempuan yang berarti dalam hidupku dan itu tidak akan pernah terjadi lagi,’ kata Al dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Tapi dengan suara tegas, Rae menolak sang kakak. Bagaimanapun dan apapun yang terjadi, Ia memilih untuk maju dan menuntaskan segalanya. Entah Ia berakhir menang ataupun mati, semua akan Ia tanggung sendiri.

‘Maafkan aku... kakak... Ini adalah jalan yang aku pilih sejak dulu, dan tidak mungkin bagiku untuk mundur. Aku akan memberikan kemenangan ini untuk Mami dan Papi,’ batin Rae dengan terus mengayunkan langkahnya di antara pada manusia keji.

“Hey kau! Ayo masuk kemari... Jangan berpikir untuk masuk pada mobil Tuan Gerard,” teriak salah satu bodyguard.

‘Sabar Rae, ini bukan waktunya untukmu bertindak gegabah,’ batinya lagi. Ingin rasanya ia menghabisi mereka dengan satu kali pukulan.

“Baik Tuan.”

Baru saja Rae akan memasukan sebagian badan mobil, suara barithon itu menghentikan niatnya. Sudut bibir gadis itu terangkat, Ia menang dan kesempatan akan kembali datang padanya.

“Bawa wanita itu kemari!”

“Baik Bos!”

Rae yang berpura-pura menulikan telinganya, memilih masuk dan duduk. Sampai dalam hitungan ke tiga bodyguard itu datang dan memintanya untuk keluar.

Tanpa banyak bertanya, Rae kembali keluar dan berjalan menuju mobil mewah milik buruannya itu. Rae menundukan kepalanya, menyembunyikan wajah aslinya dari Gerard dan dan seluruh dunia.

“Ada apa Tuan? Apa saya telah berbuat kesalahan?”

“Masuk dan diam!”

Gadis itu mengangguk dan masuk dengan cepat. Dalam kepalanya, ia kembali menyusun segala strategi. Racun, senjata tajam, senjata api atau apa yang akan ia gunakan untuk menghabisi Gerard. Rae mempertimbangkan segala hal dan kemungkinan yang terjadi.

Racun bisa saja menjadi hal biasa untuk pria seperti Gerard. Rae sangat yakin, jika pria itu sudah mengisi tubuhnya dengan anti racun yang bisa membekukan racun yang masuk ke dalam tubuhnya.

“Dengarkan aku baik-baik! Malam ini aku akan membawamu ke tempatku. Besok, saat matahari terbit kau harus sudah bersiap secantik mungkin. Aku tidak ingin kau bertanya apapun. Diam dan menurutlah.”

“Baik Tuan.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Beauty in the dark   Cinta yang abadi (TAMAT)

    Lagi, lagi dan lagi, Rae dibuat terkejut dengan kenyataan yang ia temukan malam ini. Bukan mengenai kemewahannya, namun karena jarak antara Mansion Gerardo dan kediaman di mana wanita itu berada tidaklah sejauh yang Rae bayangkan.“Jangan berusaha untuk mengecohku! Ini bukanlah tempat yang akan kau datangi bukan?” Rae menekan urat leher pria itu dengan senjata kecil. Sangat kecil, tapi dengan racun yang memastikan.“Ti-tidak! Ini adalah kediaman Nona dan aku memang diminta untuk membawamu ke tempat ini,” jelasnya. Tapi Rae tetap tidak percaya begitu saja.Diam-diam, pria itu meraih ponselnya dan berniat untuk mengabari Nona tetunya, namun Rae bukanlah wanita bodoh yang tidak mengerti mengenai trik murahan seperti ini.“Jadi kau ingin bermain-main denganku? Cepat hubungi dia dan loud speaker!”“Ba-baik …”Sikap pria di hadapannya ini sangat mencurigakan untuk sekelas penjahat. Ya, dia ter

  • Beauty in the dark   Aku menemukannya

    “Gerard! Rae berlari mengejar sebuah mobil,” beritahu Dante.Tanpa berpikir Panjang, Gerardo bergegas keluar menggunakan mobil. Ia melaju dengan kecepatan tinggi dan setelah puluhan meter ia menemukan Rae yang sedang berjalan dengan langkah gontai.“Apa yang kau lakukan di sini, Nona Catalina? Apa kau sudah gila?” Gerardo berteriak, menghakimi Rae tanpa tahu apa yang membuatnya berlari begitu jauh seperti orang bodoh. Gerardo turun dan segera menopang tubuh Rae yang hampir saja jatuh.Rae dibawa ke dalam mobil dengan cepat, napasnya tersengal-sengal, ia lelah. “Kejar dia, Tuan Gerard! Dia orangnya. Wanita itu …”“Rae, tenangkan dirimu!” Gerardo menangkup wajah Rae, membuat istrinya itu sadar di mana mereka berada saat ini. “Tenang! Jangan terpancing,” bisiknya pelan.“Aku melihatnya! Di-dia adalah …”“Sstttt … Aku tahu dia adalah wanita itu.&rd

  • Beauty in the dark   Salah memasuki gerbang

    Dua hari telah berlalu, Rae terus saja mempersiapkan diri dengan segala senjatanya yang mematikan. Ia bahkan kembali melatih tubuhnya saat malam tiba dan terlelap saat menjelang pagi. Gerardo berusaha untuk membuat Rae istirahat, namun istrinya itu tidak pernah ingin diatur.“Jangan seperti ini, Nona Catalina! Kau bisa jatuh sakit,” Gerardo mencekal tangan Rae yang berniat ingin kembali memukul samsak, dan satu tangannya mencegah benda itu agar tidak mengayun pada tubuh Rae.“Cukup! Simpan tenagamu.” Gerardo kembali melunak. “Kita tidak tahu kapan, dari mana dan bagaimana mereka menyerang.”“Itulah alasan kenapa aku tetap seperti ini. Aku harus terjaga!”Gerardo mengerti apa yang Rae maksud, namun jika terus dibiarkan Rae bisa tumbang sebelum berperang.“Pergerakan mereka terhenti! Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi ini begitu mencurigakan,” jelasnya kemudian.Rae terdiam,

  • Beauty in the dark   Tetap di sampingku

    Dua pekan kepergian Alex masih menyimpan banyak luka untuk Gerardo dan Kalia. Ada dendam yang belum terbalaskan dan ini begitu menyiksa.Kemana, di mana dan pada siapa mereka harus meluapkan semunya? Tidak ada jawaban pasti.“Jaga Mansion ini, aku mungkin kembali satu pekan lagi,” ujar Gerardo pagi ini.“Tidak! Aku tidak ingin memikul beban yang berat. Jaga sendiri Ibumu!” Rae berkata ketus. Bukan tidak ingin, namun Rae takut jika harus menjaga Kalia. Apapun bisa terjadi dan Rae tidak bisa menduga itu.“Kau tidak ingin menolongku, Nona Catalina?” suara Gerardo terdengar marah, ini bukan masalah besar untuk Rae.“Ya! Aku takut jika terjadi sesuatu dan aku harus kembali kehilangan. Aku tidak bisa!”Gerardo menarik napas dalam, apa yang Rae katakan begitu mengusiknya. Rae Catalina sudah terlalu sering merasa kehilangan dalam hidupnya dan sekarang ia menolak, hatinya takut untuk mengalami hal yang

  • Beauty in the dark   Selamat tinggal Kalia (Alex)

    Panggilan itu terputus, lebih tepatnya Alex yang mengakhiri perbincangan dengan Kalia. Posisinya sudah terlalu terjepit, artinya Alex tidak memiliki banyak waktu sekarang.“Maafkan aku, Kalia, tapi ini yang terbaik untuk menebus semua dosa-dosaku.”Alex menaikan kecepatan mobilnya dan melesat meninggalkan dua mobil yang terus berusaha untuk mencelakainya. Sampai di sebuah jalanan sepi, Alex menghentikan mobilnya. Pria tua itu berdiri di depan mobil dengan membawa senjata laras Panjang. Ia menantang mereka.‘Inilah waktunya. Selamat tinggal, Kalia.’“Kau masih punya nyali yang besar ternyata,” cibir anak buah Nona.“Aku tidak akan pernah takut! Karena ini sudah waktunya bagiku berhenti dan mati.”“Ahaha … Jika itu yang kau mau, aku akan mengabulkannya dengan senang hati pak tua.”“Tunggu! Tanyakan dulu apa keinginan terakhirnya?” ujar salah satu dari anak bu

  • Beauty in the dark   Demi kebahagiaan Gerardo

    Gerardo menuruni tangga dengan wajah yang sedikit gelisah. Apa yang Rae katakan mengenai situasi yang tiba-tiba saja berubah sepi. Banyak kemungkinan yang bisa terjadi, termasuk penyerangan lebih besar dan menggila. Namun pikiran itu buyar seketika saat ia mendengar suara yang tidak asing di telinganya.“Apa kabarmu, anakku?” Alex berdiri, ia menatap putranya dengan mata yang berembun.“Aku baik-baik saja,” jawab Gerardo saat mereka berhadapan.“Gerard …” suara Alex tiba-tiba saja tertahan, rasa kecewa pada dirinya sendiri tiba-tiba menyeruak dan membuat pria tua itu sesak. “Maafkan ayah, Gerard.”Untuk pertama kalinya Gerard melihat sikap Alex selemah ini. Pria itu yang sejak lama mengajarkannya untuk selalu bersikap kuat tanpa mengenal kata lelah dan menyerah. Namun hari ini, pria yang sama bahkan mengucapkan kata maaf itu dengan suara begitu pelan.“Kenapa?” tanya Gerardo. &ldquo

  • Beauty in the dark   Tidak bisa berjanji

    “Apa yang kau lakukan pada mereka?” Kalia berdiri dengan wajah penuh amarah. Sejak awal, ia mencurigai jika suaminya terlibat dengan kasus penyerangan yang terjadi pada Gerardo. “Aku sudah memintamu untuk berhenti dan menjauh dari wanita itu, tapi kenapa kau kembali?” Lanjutnya lagi. “Kau tidak akan mengerti!” sahutnya dengan melangkah pergi. Sebagai seorang ibu, Kalia tidak ingin terjadi sesuatu pada putranya, meskipun ia tahu jika Gerardo bisa melindungi dirinya sendiri. Tapi ini sudah keterlaluan, Kalia tidak bisa diam saat melihat suaminya melakukan hal yang bisa menyakiti Gerrado dan menimbulkan perang keluarga. “Tunggu, Alex!” “Apa lagi, Kalia? Apa kau ingin aku berhenti dan membiarkan hidup Gerardo hancur dengan terus bersama wanita itu?” Alex menunjukkan sikapnya saat itu. “Rae bisa saja menghabisi putra kita kapan saja. Apa kau menginginkan itu, Kalia?” “Hah … Apa yang kau ketahui tentang mereka, Alex? Apa kau tahu jika mereka sudah s

  • Beauty in the dark   Sesama Penipu

    Satu pekan telah berlalu dan Rae tetap menyimpan pesan yang tertulis dari surat kaleng itu. Namun tidak dapat dipungkiri jika Rae merasa gelisah. Ini adalah pertama kalinya ia melabuhkan hatinya pada seorang pria dan rintangan sudah lebih dulu datang mengusiknya.Tidak ada penyerangan atau teror apa pun lagi, semua berjalan seperti biasa. Bahkan gerbang utama telah selesai di perbaiki. Gerardo semakin memperketat keamanan dan memastikan jika tidak akan terjadi seperti hari itu. Saat melihat Rae terluka, Gerardo merasa separuh napasnya direnggut secara paksa dan ia tidak ingin melihat hal itu terjadi lagi.“Apa yang kau pikirkan, Nona Catalina?” Rae terkejut saat tangan kekar itu memegang pundaknya.“Kenapa mereka bisa ada di paviliun? Apa mereka pernah menikah denganmu?” Pertanyaan ini adalah hal penting untuknya, meski Rae yakin jika Gerardo sama sekali tidak memikirkan itu.Sudut bibir Gerardo sedikit terangkat, tangan kekarnya m

  • Beauty in the dark   Aku ada di sini bersamamu

    Gerardo berdiri di ambang pintu, tangannya bergerak menekan saklar dan menyalakan lampu utama kamarnya.“Keluarlah dari kegelapan, Nona Catalina.”“Aku tidak tahu cara untuk keluar dari kegelapan! Dan apa aku pantas memasuki dunia baru yang begitu terang?” Rae menatap nyalang Gerardo. Dia, pria yang ingin Rae habisi saat ini menjadi alasan terbesar baginya untuk tetap bisa bertahan.Dengan bantuan tongkat, Gerardo bisa terlihat lebih normal, meskipun seharusnya ia istirahat agar penyembuhan lukanya lebih cepat. Namun itulah Gerardo, ia tidak akan tennag sebelum memastikan jika Rae baik-baik saja.Gerardo melempar tongkatnya, duduk di tepian ranjang, tepat di samping istrinya. Tanpa memita ijin atau berbasa-basi, Gerardo menyentuh pipi Rae dan menghapus air mata yang tersisa di wajahnya.“Buka dirimu. Buka hatimu dan berdamailah dengan keadaan.”“Aku tidak bisa! A-aku, aku ….”Meli

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status