"Dari kemarin kemana aja sih, di hubungi kok nggak bisa." kata Edgar.
Chrissy meminta maaf atas sikapnya beberapa hari ini, karena tidak bisa menghubungi dan juga membalas pesan Edgar secepat seperti dulu. Selain dia sibuk mengurus opa Nevan, Chrissy juga harus mengurus Nevan yang tiba-tiba saja rewel di rumah sakit. Malam itu, Chrissy mendapati Nevan yang mendadak gatal-gatal tengah malam. Tentu saja beban hidup Chrissy semakin berat jika harus mengurus mereka.
Mendengar hal itu Edgar hanya mampu menganggukkan kepalanya pelan. Mau marah pun juga tidak bisa, dia tahu banget Chrissy seperti apa. Jika dia melarang yang ada Chrissy juga akan semakin berontak.
"Tapi jangan lupa jaga kesehatan. Masalahnya kamu itu urusan sama mantan pacar kamu." kata Edgar. 
"Selamat pagi." sapa Nevan.Chrissy bergumam sengaja jawaban, mengambil baju olahraganya, Chrissy pun langsung menuju ke kamar mandi. Olahraga adalah hal yang paling dibenci oleh Chrissy, jika saja bukan karena mengambil nilai dan dia kelas tiga, mana mungkin Chrissy mau seperti ini."Issy, kayaknya gue lagi kangen main basket sama lo deh." kata Nevan ketika melihat Chrissy keluar dari kamar mandi.Chrissy menatap Nevan dengan alis yang terangkat sebelah. Lalu tanpa menjawab ucapkan Nevan, perempuan itu memilih nyelonong pergi begitu saja menyusul Belinda dan juga Stella yang ternyata sudah menunggunya di depan kelas.Hal itu tak membuat Nevan marah. Dia tahu betul bagaimana sikap Chrissy yan
Nevan menatap Chrissy yang datang ke sekolah dengan wajah cemberutnya. Dia pikir perempuan itu akan menunjukkan wajah cerianya setelah berkencan dengan Edgar. Tapi kenapa saat ini dia datang dengan wajah yang ditekuk? "Kenapa lo?" tanya Nevan. Belinda menoleh. "Kepo banget sih lo jadi orang?" Dari nada bicara nya saja Nevan tahu jika kedua teman Chrissy masih belum bisa menerima perlakuan Nevan dulu pada Chrissy. Meskipun dia sudah meminta maaf pada Chrissy, dan menyembah perempuan itu tak akan membuat Belinda dan Stella cukup. Entahlah, meskipun tidak terlalu ikut campur dulunya. Tapi Nevan tahu, jika kedua sahabat Chrissy tidak teriak jika salah satu dari sahabatnya disakiti oleh orang yang dia cintai.
Dan nyatanya, Nevan mengajak Chrissy ke sebuah rumah minimalis. Rumah ini tidak begitu besar, dan tidak begitu kecil juga. Cukup lah untuk tinggal berdua di rumah ini. CHrissy sempat protes, dia hanya ingin pergi ke rumah bElinda bukan rumah yang entah milik siapa ini.“Van lo lagi nggak nyulik gue kan? Gue mau ke rumah Belinda.” kata Chrissy.Nevan menoleh setelah mencharger ponselnya yang mati. “Sejak gue kembali perasaan lo suka banget panggil gue Nevan. Lo udah lupa atau sengaja nggak mau manggil gue Chevalir lagi.”“Jangan banyak omong Van, ini rumah siapa. Dan gue mohon sama lo, anterin gue ke rumah Belinda.”Nevan menjelaskan jika Chrissy tak perlu lagi kembali
Ini bukan mau Chrissy, tapi mau bagaimana lagi. Duduk diam di depan bermain adalah hal yang dilakukan Chrissy sejak satu jam yang lalu. Menscroll ponseonua menatap banyak berita di ponselnya, membuat perempuan itu mendengus. Beritanya hanya tentang ayah dan ibunya sama selebihnya tidak ada. Mereka hanya meributkan hal waris tentang Chrissy, apalagi ayahnya itu pengusaha jelas saja awak media akan mencari tahu anak perempuan yang selama ini mereka sembunyikan. Bukannya apa, Chrissy tipe perempuan yang tidak suka diketahui banyak orang. Dia lebih suka tidak ada satu orang pun yang mengenal dirinya siapa dan berasal dari mana. Jujur saja, dulu Chrissy memiliki satu teman yang sudah dianggap saudara dalam hidupnya. Tapi dengan brengseknya dia akan mengkhianati Chrissy, dan menanamkan luka di hati perempuan itu. Padahal yang membuat luka Chrissy juga orangnya yang jauh dari dirinya saat ini. Nevan dan juga orang itu. Melempar ponselnya, perempuan itu langsung bangkit dari duduknya. Berdi
Helaan nafas keluar dari bibir Chrissy, wanita itu mencoba untuk keluar dari tempat yang terpencil. Kadang, Chrissy memikirkan bagaimana bisa Nevan memiliki rumah yang bahkan orang lain saja tidak akan tau. Dan jika pun ada yang tau, sudah dipastikan kalau mereka akan menganggap Chrissy itu setan alas yang berlirik, dan mengganggu warga. Hidupnya begitu berat, kedua orang tuanya begitu tega dengan Chrissy. Yang satu gila harta, yang satunya ingin menjual anaknya sendiri dengan orang asing hanya karena uang. Kalau saja dia punya pilihan, sudah dipastikan jika Chrissy akan bunuh diri sejak dulu. Setelah Nevan pergi, semuanya berubah. Hidup Chrissy berubah, pandangan Chrissy juga berubah. Barang terlarang, minuman alkohol bahkan sudah menjadi sahabat untuk Chrissy. Dulu, hampir setiap kalau Chrissy membutuhkan barang terlarang untuk membuatnya tenang. Selain mendengar ucapan kasar kedua orang tuanya, Chrissy juga sering mendengar kedua orang tuanya bertengkar hanya masalah sepele. Mere
Merasa bosan dengan apa yang dia lakukan, akhirnya Chrissy pun memutuskan untuk keluar dari rumah ini. Berhubung rumah ini juga bisa dikata tengah kota, Chrissy rasa … dia akan aman-aman saja. Dia bukan perempuan lemah, dia adalah perempuan kuat selama ini. Ibu dan ayahnya juga sudah berpisah cukup lama, kekerasan model apapun juga Chrissy rasakan. Hanya saja perempuan itu masih tidak percaya jika keduanya hanya mengharapkan warisan dari oma yang saat ini atas nama Chrissy. Mereka hanya memiliki satu anak, tetapi ayahnya juga sudah menikah dan memiliki anak. Sedangkan ibunya? Chrissy bahkan berpikir jika ibunya adalah wanita setia. Dimana ayahnya mengkhianatinya hingga menikah, sedangkan ibunya tidak tertarik dengan pernikahan. Nyatanya … Chrissy salah. Mengenakan topi dan juga hoodie milik Nevan, dia pun tersenyum tipis di balik masker hitam yang dia kenakan. Dia bisa melihat banyak orang, ke darahnya berlalu lalang di sekelilingnya. Dia tidak lagi melihat pohon hijau dan juga mende
“Jadi kasusnya sudah sampai mana?” tanya Auristella penasaran.Perempuan itu memutuskan datang ke tempat tinggal Chrissy untuk mengetahui masalah Chrissy yang sudah dua minggu hilang. Dan betapa terkejutnya Auristella ketika tahu jika Chrissy tinggal satu rumah dengan Nevan. Ya!! Nevan!! Ingin protes masalah ini, tapi perempuan itu tahu jika kedatangannya bukan untuk mempermasalahkan Nevan dan juga Chrissy tinggal dalam satu rumah. “Udah jauh banget dan lo pasti nggak tau.” jawab Nevan asal, hingga membuat Chrissy mau tidak mau melempari laki-laki itu dengan bantal. Jika saja ada sepatu atau golok, mungkin Auristella akan melemparinya dengan itu. “Bisa diem nggak?” Nevan mengangguk. “Bisa.”“Kalau bisa diem!!”Nevan mendengus, dia pun langsung menggeser duduknya untuk lebih dekat dengan Chrissy. Lebih tepatnya menempel layaknya lintah di bahu CHrissy. Meskipun perempuan itu selalu mendorong tubuh Nevan untuk pergi. Bukannya risih yang ada Chrissy geli sendiri dengan sikap Nevan akh
Edgar mengepalkan tangannya ketika melihat Chrissy dan juga Nevan semakin dekat. Laki-laki itu masih tidak terima dengan apa yang dia dengar beberapa hari yang lalu, dimana chrissy kembali menjalin hubungan dengan Nevan.Ya, perempuan itu sudah kembali ke sekolah. Meskipun harus berhadapan dengan banyak guru karena hilangnya Chrissy selama dua minggu. Belum lagi ketika perempuan itu masuk harus membuat gaduh dan terlambat, itu sebabnya banyak guru langsung memburu Chrissy akan hal ini. Dan sekarang di depan matanya sendiri, Edgar melihat Chrissy yang sibuk main basket? Sedangkan selama ini yang Edgar tahu perempuan itu paling jago ketika main basket. Dan di depan Nevan kenapa menjadi perempuan bego yang tidak tahu basket?“Sialan!!” umpat Edgar kesal.Zacky yang ada di sampingnya pun menoleh, melempar satu kotak rokok tepat di hadapan Edgar. “Lo bilang selangkah lagi, kok sekarang dia balik sama mantannya?” tanya Zacky penasaran.“Gue juga nggak tau dia kenapa balik sama mantannya!!”