Sejak pulang joging bersama Pradnya beberapa jam yang lalu, Hanna menguburkan dirinya di dalam kamarnya karena Raga memilih menghabiskan waktunya sendiri di dalam kamar. Saat Hanna masuk ke kamar anaknya itu, Raga meminta waktu untuk sendiri tanpa diganggu oleh siapapun. Entah apa yang dilakukan anaknya namun sudah dua minggu ia tidak melihat anaknya terlihat ceria seperti ini. Mungkin sejak Dana memutuskan untuk berlibur tanpa adanya gangguan dari semua orang termasuk Raga.
Kini Hanna berdiri dan menuju ke arah walk in closet yang ada di dalam kamarnya. Ia tatap walk in closet miliknya dari ujung kiri ke ujung kanan sambil berpikir apa yang akan dirinya gunakan nanti saat bertemu dengan Adit. Yang jelas ia tidak akan mau menggunakan pakaian yang minim bahan apalagi terlihat ketat. Ya tentu saja ia tidak akan menyuarakan bagaimana waktu 15 tahun telah berhasil merubah tubuh gadisnya menjadi tubuh emak-emakSetelah Hanna diam saja selama berada di dalam mobil, kini ia juga masih mendiamkan Adit ketika sampai di rumah. Bahkan saat ia sampai di rumahnya dan menemukan Raga sedang bersama kedua orangtua Adit di ruang keluarga, Hanna hanya menyapa sebentar dan langsung menuju ke arah dapur. Baiklah... jika Adit dan keluarganya biasa menyantap lima menu di meja makan saat sedang makan, kali ini Hanna akan berusaha tetap melakukan hal itu meskipun apa yang ia masak mungkin tidak sesuai dengan standar orangtua Adit. Kali ini dirinya akan membuat bakso yang baksonya sudah dibeli di supermarket tadi dan bumbu kuah instan juga sudah ia beli. Tidak hanya itu saja, Hanna akan menggoreng tempe dan tahu sebagai lauk. Karena masih kurang dua menu, Hanna akan membuat sop ayam yang tentu bumbunya pun bumbu instan. Satu lagi, Hanna akan menggoreng kerupuk. Lengkap sudah lima menu makanan berbeda simpel dan tidak perlu membuang banyak waktu untuk memasaknya.
Malam ini Hanna rasanya ingin mengadu keras kepalanya dengan tembok. Bagaimana bisa ia menyetujui permintaan Lisa untuk makan malam di rumahnya. Padahal Hanna belum sempat pergi ke supermarket untuk berbelanja sayur mingguannya. Jika ia delivery order saat ini akan terlihat sekali bahwa ia bukan ibu yang baik untuk Raga yang tidak bisa memasak untuk anak. Bukan... bukan dirinya tidak bisa memasak, namun Hanna tahu bahwa sejak dulu Adit memiliki kebiasaan untuk makan dengan lima menu masakan yang terhidang di meja makan. Baiklah, tidak hanya Adit, dirinya juga dulu seperti itu namun semua berubah kala dirinya diusir dari rumah dan Hanna tahu bagaimana sulitnya mencari uang. Karena itu juga Raga tidak pernah ia didik seperti orangtuanya dulu mendidiknya. Raga benar-benar hidup seperti anak lain yang harus bisa makan dengan apapun yang ada di meja makan. Kalo Raga mau memil
Untuk pertama kalinya di hidup Raga, ia harus menyapa Adit dengan sopan. Apalagi ia sudah berjanji kepada Elang akan melakukan hal ini. Terlepas Elang akan mengetahuinya atau tidak, yang penting ia melakukan semua ini sesuai kesekapakan mereka berdua saat bertemu tadi. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Raga segera mengajak Yudhis dan Lissa untuk berangkat menuju ke sekolah darurat yang ada di salah satu pemukiman kumuh di kota ini. Meskipun Raga tidak mengajaknya, Hanna berinisiatif untuk langsung mengikuti Raga yang membuat Lisa mempertanyakan sikap Hanna ini. "Bukannya kamu mau pergi sama Adit?" tanya Lisa tanpa tedeng aling-aling. Ia tak mau waktunya bersama Raga direcoki oleh Hanna yang mungkin berpotensi membuat hubungannya dengan Raga tidak bisa dekat."Kami masih bisa bicara kapan saja. Prioritas saya sekarang adalah menemani Raga karena kesehatan Raga belum puli
Saat keluar dari pintu penumpang depan mobil Elang, Raga bisa melihat jika mobil Hanna sudah sampai di rumah. Tidak hanya itu saja, kenyataannya ada mobil milik Shinta juga yang terparkir di halaman rumahnya."Om, gue masuk dulu. Lo langsung balik, ya?"Merasa ada yang aneh, Elang langsung mengernyitkan kening. "Serius lo langsung nyuruh gue balik?""Iya. Kapan-kapan aja mampirnya. Sekarang waktunya enggak pas."Elang menghela napas panjang. Kini ia melirik kursi jog penumpang belakang mobilnya. "Padahal gue sudah beliin gula sama teh sekardus di belakang."Raga tersenyum dan untuk membuat Elang tidak sia-sia telah melakukan semua ini untuknya, ia segera berkat
Sejak pulang joging bersama Pradnya beberapa jam yang lalu, Hanna menguburkan dirinya di dalam kamarnya karena Raga memilih menghabiskan waktunya sendiri di dalam kamar. Saat Hanna masuk ke kamar anaknya itu, Raga meminta waktu untuk sendiri tanpa diganggu oleh siapapun. Entah apa yang dilakukan anaknya namun sudah dua minggu ia tidak melihat anaknya terlihat ceria seperti ini. Mungkin sejak Dana memutuskan untuk berlibur tanpa adanya gangguan dari semua orang termasuk Raga.Kini Hanna berdiri dan menuju ke arah walk in closet yang ada di dalam kamarnya. Ia tatap walk in closet miliknya dari ujung kiri ke ujung kanan sambil berpikir apa yang akan dirinya gunakan nanti saat bertemu dengan Adit. Yang jelas ia tidak akan mau menggunakan pakaian yang minim bahan apalagi terlihat ketat. Ya tentu saja ia tidak akan menyuarakan bagaimana waktu 15 tahun telah berhasil merubah tubuh gadisnya menjadi tubuh emak-emak
Setelah mendapatkan kabar dari Hanna jika nanti malam mereka akan membicarakan masalah Raga bersama yang Adit anggap merupakan sebuah ajakan kencan, maka kini Adit segera keluar dari kamarnya dan menuju ke arah lift berada. Ia memilih memencet tombol satu untuk menuju ke lantai satu rumah orangtuanya. Ketika sudah sampai di lantai satu, Adit langsung berteriak-teriak memanggil Mamanya. "Ada apa sih, Dit? tumben banget kamu sampai begini?" tanya Lisa karena Adit hampir tidak pernah berteriak-teriak di dalam rumah."Ma, nanti malam Hanna mau ngajakin aku ngomongin masalah Raga berdua. Jadi, nanti sore aku bakalan ikut Mama ke rumah Hanna."Lisa tersenyum mendengar penuturan Adit ini. Untuk pertama kalinya di hidupnya, Lisa merasa lega karena anaknya benar-benar