"Argh! Aku benci kalah!"
King Darius tertawa keras, melihat Hera yang kembali berteriak lantang karena kekalahannya. Sesuai kesepakatan mereka, siapapun yang kalah harus melumuri wajah sendiri dengan lumpur becek.
"King Darius, bisakah kau mengalah padaku! Sekali saja, ya.ya.ya." Hera menyatukan kedua tangannya didepan dada, mengedipkan kedua matanya berkali-kali dengan bibir mencebik lucu.
Tampaknya jurus itu kini sudah menjadi jurus andalan Hera untuk meluluhkan siapapun yang menjadi lawannya, tanpa terkecuali King Darius sekalipun.
Dan dengan wajah penuh lumpurnya, bukannya terlihat lucu, King Darius malah tertawa semakin lantang sampai perutnya terasa keram karena wajah Hera yang justru terlihat aneh.
Deretan giginya tampak putih bersih, namun wajah cantiknya lenyap karena telah tertutup lumpur. Hera langsung mendelik jengkel hingga Darius terpaksa menghentikan suara tawa menggelegar
"Yang Mulia Raja, tolong saya!"Erik memejamkan kedua matanya dengan tubuh menegang kaku.King Demon Zeus sudah tidak tahan lagi. Dengan amarah yang sudah mencapai ubun-ubun, pria iblis itu segera menyeret Hera hingga membuat Erik mengeluh lega setelah terlepas dari godaan wanita iblis itu.Pakaiannya yang robek dimana-mana membuat Yasmin segera beringsut mendekati pasangannya itu.Enrico dan beberapa pria disana juga turut mengalami hal yang sama, bukan karena Zeus yang mengamuk, melainkan Hera yang tiba-tiba bertingkah semakin menyebalkan hanya untuk memancing amarah Zeus.Hera mendekati semua makhluk berjenis kelamin pria, merobek pakaian mereka dan terus menggodanya dengan belaian jemari tangannya.Sementara king Demon Zeus, yang hendak menarik Hera selalu mendapatkan delikan sinis. Hera berteriak lantang kearah Zeus untuk tidak mengganggunya yang katanya sedang bermain.
Tiupan angin kencang membuat jendela kamar terbuka lalu tertutup kembali dengan sendirinya. Zeus terbangun, menoleh kearah samping dan tidak mendapati Hera disana.Lilin yang menjadi satu-satu penerangan di dalam kamar juga telah padam, membuat Zeus segera bergerak turun untuk menyalakan cahaya apinya.Diluar, langit terlihat sangat gelap karena mendung.Namun keberadaan Hera yang tidak ia temukan didalam kamar tengah malam seperti ini membuat Zeus bingung, kemana dan dimana wanitanya itu pergi.Hera tidak biasanya pergi tanpa bicara padanya terlebih dahulu seperti malam ini.KWAK!Kepala Zeus sontak langsung tertoleh kearah jendela kamar, tepatnya pada seekor burung gagak yang tiba-tiba sudah hinggap disana dengan suaranya yang cukup nyaring di dengar oleh telinga.Zeus tampak mengerutkan keningnya, mengamati gagak tidak biasa yang terlihat ingin meny
King Demon Zeus memejamkan kedua mata, duduk seraya menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Setelah menyelesaikan ritual selama kurang lebih 24jam, alih-alih segera kembali kedalam kamarnya sendiri, iblis itu malah berada di ruang kerja membuat Enrico yang menyadari kondisi tuannya segera bergegas masuk kedalam sana.Enrico menatap khawatir kearah tuannya itu, apalagi setelah melihat Zeus yang terlihat tampak mengerutkan keningnya beberapa kali, tampak tengah menahan rasa sakit dalam tubuhnya sendiri."Aku akan segera pulih setelah melakukan meditasi.""Ya. Tapi anda butuh waktu cukup lama untuk bermeditasi."Pria iblis itu kemudian membuka kedua matanya yang semula masih terpejam, menatap kearah Enrico dengan pandangan syarat akan ketegasan."Pergilah, Enrico. Awasi sangkar emas itu."Enrico menatap kearah tuannya itu dengan pandangan gusar, "lalu siapa yang a
Hera memejamkan kedua matanya dengan kedua tangan terlentang lebar dan membiarkan angin menerbangkan rambut panjangnya yang tergerai panjang. Wanita itu tengah berdiri menghadap kearah sungai Dewarabiru, bernostalgia ketika teringat akan banyak hal yang terkenang dalam memorinya pada tempat ini.Dulu ketika ia masih buta, sungai Dewarabiru adalah kenangan terindah dimana Hera bisa merasakan dunia. Bersama Anastasya dan juga Jesselyn yang selalu menemaninya dan menjadi mata kedua ketika Hera masih buta.Bahkan, Jessy sendiri sudah seperti sosok ibu bagi Hera. Ibu pengganti ketika Luna Quin telah tiada, karena Jesselyn lah yang mengajarkan banyak hal sejak dirinya masih kecil.Hera merasakan sesak dan rapuh ketika lagi-lagi teringat akan momen persahabatan mereka saat itu. Namun kini, semua itu tinggal angin lalu.Jesselyn telah pergi dari dunia ini, dan penyebab kematian Jesselyn tidak lain dan tidak buka
King Darius berdiri ditengah-tengah aula kastil istana. Tatapan kedua matanya terarah tepat keatas singgasana kebesaran milik king Demon Zeus yang tampak begitu megah dan tinggi. Dengan kedua tangan dibelakang punggungnya, pria iblis itu tampak begitu epik, berperan sebagai sosok King Demon Zeus yang dingin dan tak tersentuh.Tidak ada yang mencurigai sosok asli dirinya dibalik wajah palsu ini. Jubah kebesaran yang biasa Zeus kenakan, bahkan tampak pas membalut punggung kokohnya.Zeus memang tidak mati, karena pada dasarnya iblis adalah makhluk yang abadi.Namun setidaknya, tombak emas yang berhasil melukai punggung Zeus saat itu bisa membuat iblis itu tidur untuk waktu yang cukup lama. Dan selagi Zeus masih terjebak di alam bawah sadarnya sendiri, Darius akan mengambil alih semua milik pria iblis itu, termasuk Istana Darken beserta isinya, lalu membunuh Hera seperti sumpah yang telah di ucapkannya dulu."Sa
Dalam ruangan kamar itu, Hera tengah duduk manis diatas pangkuan King Darius dengan kedua lengan yang melingkar dileher pria iblis itu."Yang Mulia, aku ingin darahmu.""Ya, tentu." Senyum puas tampak terukir di bibir Darius, sambil tangannya mengusap-usap punggung Hera yang masih terbalut gaun malam.Kedua makhluk berbeda jenis kelamin itu tampak larut dalam ciuman panas yang membara, sama-sama terbuai akan sentuhan masing-masing seperti biasa.Namun, Hera beberapa kali tampak mengerjap bingung dengan respon tubuhnya sendiri.Entah apa? Tapi Hera merasa ada yang berbeda.Hera merasakan nafsu yang besar seperti biasa, tapi rasa ciuman dan sentuhan Zeus terasa sangat berbeda di kulit tubuhnya."Yang Mulia ...."Cumbuan Darius bahkan telah berpindah semakin bergerak turun, menggigit dan menyentuh dimanapun yang iblis itu mau. Her
Flashback On.Jesselyn terbangun dalam sebuah tempat yang luas, gelap, dan sepi mencekam. Hanya ada keheningan malam dan juga hawa dingin ditempat itu. Wanita itu kemudian menunduk, mengamati tubuhnya sendiri yang kini tampak mengenakan gaun putih bersih yang berkilau mengeluarkan cahaya.Terakhir yang Jesselyn ingat, dirinya seharusnya sudah mati karena King Darius telah menghisap nyawanya atas permintaan Hera. Namun, dimana dirinya saat ini sungguh membuat Jesselyn bingung."Terkejut Jesselyn?"Jesselyn terkejut bukan main. Tubuhnya tampak menegang kaku, hingga wanita itu langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempatnya kini berada. Berusaha mencari-cari asal suara yang baru saja mengejutkannya itu."S-siapa itu?"Tap.Tap.
"Tidak!"Hera bangun terduduk dari tidurnya, dengan napas memburu cepat. Wanita itu lalu mengusap keringat sebesar biji jagung yang mengalir membasahi wajahnya yang tampak kuyu.Mimpi.Ya, Hera ternyata baru saja bermimpi.Dia pikir, King Demon Zeus ah, tidak! Maksudnya, King Darius telah mengetahui rencana mereka.Tapi, beruntungnya ke khawatiran itu tidak berarti sama sekali. Darius bahkan masih belum kembali ke kamar ini."Syukurlah, ternyata hanya mimpi."Hera mengeluh lega.Menyingkap bantal untuk memastikan tombak emas masih aman di tempat ia simpan.Hera lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan dan mengernyit heran ketika tidak mendapati tanda-tanda King Darius telah kembali.Hera bertanya-tanya dalam hati, kemana pria iblis itu pergi hingga masih belum kembali sampai sepagi ini.