"Tidak!"
Hera bangun terduduk dari tidurnya, dengan napas memburu cepat. Wanita itu lalu mengusap keringat sebesar biji jagung yang mengalir membasahi wajahnya yang tampak kuyu.
Mimpi.
Ya, Hera ternyata baru saja bermimpi. Dia pikir, King Demon Zeus ah, tidak! Maksudnya, King Darius telah mengetahui rencana mereka.Tapi, beruntungnya ke khawatiran itu tidak berarti sama sekali. Darius bahkan masih belum kembali ke kamar ini.
"Syukurlah, ternyata hanya mimpi."
Hera mengeluh lega.
Menyingkap bantal untuk memastikan tombak emas masih aman di tempat ia simpan.Hera lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan dan mengernyit heran ketika tidak mendapati tanda-tanda King Darius telah kembali.
Hera bertanya-tanya dalam hati, kemana pria iblis itu pergi hingga masih belum kembali sampai sepagi ini.
Anyerila atau yang biasa dipanggil Anye adalah seorang mahasiswi berusia 19 tahun yang tengah menempuh pendidikan disebuah universitas ternama di ibu kota. Gadis itu tinggal bersama keluarganya, di rumah sederhana yang terletak di pinggiran kota.Anyerila baru saja turun dari bus yang ditumpanginya, yang biasa mengantarkannya pulang pergi ke kampus bersama teman sekampusnya yang bernama Elina. Dengan menentang tas dan buku skripsi di tangan kanan, kedua gadis itu tampak menunjukan raut wajah yang jauh berbeda.Elina terlihat baik-baik saja dan terus bicara disepanjang perjalanan pulang sementara disebelahnya tampak Anyerila yang terus menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan dengan gelisah, membuat Elina mengernyitkan keningnya keheranan.Elina segera menyentuh kedua bahu Anye dan memintanya untuk berhenti melangkah sejenak."Lo kenapa dah? Sakit perut."Anye menggelengk
Suara derap langkah sepasang kaki Darius terdengar menggema disepanjang lorong yang dilewatinya, membuat Enrico yang masih berada di dalam ruangan gelap itu, yang hendak membuka pintu langsung mengurungkan diri dan memilih menyingkir mundur ketika terdengar suara derit pintu yang dibuka dari luar.Wajah King Demon Zeus muncul diambang pintu masuk, membuat kepala Enrico segera menunduk sebagai bentuk penghormatan.King Darius mengamati ruangan gelap tanpa cahaya itu dalam diam lalu melangkahkan kedua kakinya masuk. Kedua netra pria iblis itumenemukan seorang gadis manusia yang tengah berlutut dengan kepala tertunduk tepat di tengah-tengah ruangan gelap tanpa cahaya.Kedua tangan Hera terikat di belakang punggung dan sebuah kain hitam tampak menyumpal di mulutnya hingga Anyerila hanya bisa berteriak tanpa suara.Darius maju mendekat kearah gadis itu, berdiri tepat di hadapan Anyerila dan mendongaka
King Darius membuka pintu kamar dengan hati-hati. Kemudian pria iblis itu melangkahkan kedua kakinya masuk kedalam sana dengan kening berkerut bingung, pasalnya tidak ada cahaya di dalam kamar itu, kecuali dua buah lilin yang sengaja di nyalakan di titik sudut kamar, sebagai penerangan di dalam gelap gulitanya kamar.Sepasang mata Darius tampak mengintai sekitar, berusaha mencari Hera diantara keremangan cahaya malam di dalam ruangan itu."Mencariku, Yang Mulia?"Hera kemudian muncul begitu saja tepat di belakang punggung King Darius. Dengan suara desahnya yang terdengar mendayu-dayu, wanita itu menyentuh kedua bahu pria iblis itu dengan jemari kedua tangan lentiknya. Hera kemudian dengan disengaja menghembuskan napas hangatnya tepat di tengkuk leher King Darius hingga pria iblis itu menolehkan kepala kearahnya dengan kedua alis bertaut."Apa yang sedang kau lakukan?"Hera segera memel
"Cepat bodoh! Kenapa jalanmu lama sekali sih. Katanya kita tidak bisa terlalu lama di dalam air?"Enrico menatap kearah ratunya itu dengan raut wajah tersakiti, melirik kearah tubuh tak berdaya King Darius yang ia pinggul diatas punggungnya.Seakan tidak peduli pada penderitaan Enrico yang membawa beban seberat King Darius, Hera terus saja mengatainya bodoh dan lambat. Padahal, mereka tidak akan bisa tiba di istana bawah laut tanpa bimbingan darinya, karena Enrico yang tahu jalan rahasia menuju istana bawah laut yang aman dan bebas dari penjagaan."Queen Hera, setidaknya tolong biarkan saya bernapas sebentar saja. Apa anda tidak kasihan pada saya yang tengah membawa beban seberat King Darius, ditambah lagi dosa besar yang dipinggul iblis ini selama hidup di muka bumi ini terlalu banyak. Tulang punggung saya rasanya benar-benar seakan ingin copot."Hera terus saja melangkah, tidak peduli pada curahan ha
"Yang Mulia seluruh Alpha dari klan Werewolf dan Raja Vampir sudah menunggu anda diruang rapat Istana."Enrico berjalan sedikit tergesa, berusaha menyamakan kedua langkakinya pada langkah lebar King Demon Zeus yang masih diam tanpa suara."King Demon Zeus! Berehenti di situ!"Sementara tak jauh dari posisi mereka, Hera baru tiba dengan Erik yang segera melepaskan pegangan tangan mereka dan membiarkan Hera berlari kecil kearah King Demon Zeus sambil menahan bagian bawah perut besarnya sendiri.Enrico kemudian melanjutkan laporan yang ingin disampaikan pada Zeus, "dan mengenai anda yang tertidur panjang selama beberapa hari ini, saya sudah merahasiakannya sebaik mungkin. Tidak akan ada yang menyadari kelemahan anda dan semuanya kini sudah kembal ...,""Hei, iblis terkutuk! Berhenti! Kenapa cemburumu sangat tidak lucu heh!"Enrico melirik kearah ratunya yang kembali berteriak lantang m
Lengkingan suara tangis bayi lelaki itu terdengar bersamaan dengan kedua mata Hera yang telah terpejam rapat. Tubuh lemahnya tergelepar begitu saja keatas ranjang dengan wajah pucat penuh dengan bulir keringat. Ester dan Yasmin yang membantu Hera bersalin langsung saling berpandangan dengan raut wajah cemas mereka.Ester kemudian bergegas menyentuh urat nadi di satu lengan Hera, sementara Yasmin sudah menyerahkan bayi lelaki penuh darah itu pada Marrine untuk segera dibersihkan."Yasmin, bagaimana ini? Queen Hera kehilangan denyut nadinya." Yasmin segera mendekat, meraih apapun yang ia sebut sebagai obat untuk memberikan pertolongan pertama dengan beberapa ramuan yang dia punya. Membaui hidung Hera agar wanita itu segera tersadar dengan mengoleskannya sedikit di pelipis dan dan kedua telapak kaki ratunya yang terasa semakin dingin.BRAK!"Hera!"Alpha Elios masuk kedalam ruang bersalin itu beg
Hari demi hari telah berlalu, keadaan Istana Darken kembali menjadi sepi mencekam. Ada kehidupan didalamnya namun semua makhluk disana seakan tak lagi memiliki gairah untuk terus melanjutkan hidup sejak kematian Hera di umumkan.Tidak ada upacara untuk hari kematian Hera seperti yang King Demon Zeus perintahkan. Tidak ada yang berani melihat bahkan hanya untuk sekedar mendekati peti mati yang menyimpan tubuh wanita itu.Semuanya berjalan seperti biasa. Seakan tidak pernah ada Hera di Istana kegelapan itu. King Demon Zeus hanya berkata, bahwa tubuh Hera telah dia kremasi dengan semestinya, tanpa menjelaskan secara rinci apa lagi yang Pria Iblis itu lakukan hingga beritanya seakan lenyap begitu saja.Tidak ada satu makhluk pun yang berani mengungkitnya, bahkan Alpha Elios dan segenap keluarga Goldenmoon pack tidak mendapatkan kabar baik.Hanya ada suara tangisan bayi kecil bernama Ares dan Abercio yang mampu membuat s
"Kudengar, King Demon Zeus sedang menyibukkan diri didalam ruang kerjanya hari ini.""Benarkah? Menurutmu, apakah Yang Mulia menyesal setelah Lady Anastasya kemarin bicara begitu padanya?""Entahlah. Tapi aku salut dengan Lady Anastasya yang berani bicara seperti itu kemarin."Dua orang pelayan Istana Darken itu terlihat tengah asik bercengkrama setelah memastikan semua pekerjaan mereka telah selesai di kerjakan. Marrine yang merupakan seorang kepala pelayan di Istana Darken yang kebetulan baru saja tiba segera menegur kedua pelayan itu."Kalian berhentilan bergosip. Apakah kalian lupa bahkan tembok memiliki dua mata dan juga dua telinga."Kedua orang pelayan Istana Darken yang ketahuan sedang membicarakan King Demon Zeus itu langsung menunduk kaku, tidak berani menatap kearah Marrine.Salah satu dari kedua pelayan itu akhirnya berani membuka suara, meski dengan suara ya