Share

Gadis yang salah

Keesokan harinya,

Sebelum matahari terbit,

Rumah sakit xxxxxxx.

Jessica tersentak dari tidur nya untuk beberapa waktu, di mana dia merasa perut nya tiba-tiba terasa keram dan tidak nyaman.

Dia berusaha untuk menggerakkan jemari-jemari indah nya ketika dia merasa mendengar beberapa suara berisik disekitar nya, gadis tersebut berusaha untuk menyadarkan dirinya hingga 100% hingga pada akhirnya dia benar-benar sadar dari dalam kondisinya saat ini.

"Ini buruk." Satu suara samar-samar terdengar.

Gadis tersebut mencoba untuk menahan nafasnya dan tidak mengeluarkan suaranya sama sekali, mengabaikan keram di perut nya yang terasa luar biasa dan mencoba untuk mendengarkan apa yang dibicarakan oleh orang-orang yang ada di samping sana.

"Bagaimana ini?," Suara panik kembali terdengar.

"Dia bukan gadis pilihan Hafsah, oh ya Tuhan, kita salah mendapatkan anak perawan orang" satu suara lagi terdengar di balik ruangan dimana Jessica berada, sekat kaca yang membatasi mereka yang tertutup gorden mendominasi berwarna hijau mampu membuat Jessica sedikit mengintip siapa saja yang ada di sana.

"Kita menanam benih pada gadis perawan baik-baik, ini benar-benar kacau, jika tuan tahu aku yakin dia akan menghancurkan semua nya" Lagi terdengar suara orang yang berbeda.

Jessica sejenak menegang saat mendengar apa yang diucapkan oleh beberapa orang diluar sana.

"Apa?, menanam benih?, pada gadis perawan?, apa itu...?" Jantung nya menjadi tidak baik-baik saja.

"Tuan dalam perjalanan kemari, kita harus bagaimana?."

"Oh ya Tuhan, kembali ke ruangan gadis itu, pastikan dia baik-baik saja, kita tunggu tuan dan biarkan tuan yang memutuskan apa yang akan tuan lakukan pada nya, membiarkan nya atau melenyapkan nya."

"Hahhhh?." Jessica ternganga.

Dia menutup mulutnya dengan cepat, tubuhnya gemetaran dan dia cukup ketakutan mendengar pembicaraan di sebelah ruangan tersebut.

Jessica buru-buru menggerakkan tubuhnya, menatap jarum infus di lengan kirinya untuk beberapa waktu hingga pada akhirnya gadis tersebut mencabut selang infus itu dengan sedikit memaksa, terdapat darah di sana di mana dia memaksa untuk mencabutnya dari bagian tangan nya.

Dengan keadaan bersusah payah dia berusaha untuk beranjak dari sana, tidak dia dapatkan sandal untuk dia gunakan saat ini, alih-alih peduli soal sandal, dia lebih peduli soal bagaimana cara nya melarikan diri dari tempat itu. sebenarnya dia belum tahu di mana dirinya saat ini, apakah dia bisa keluar dari sana atau tidak tapi setidaknya dia punya sedikit bakat untuk melarikan diri dalam kondisi darurat atau di tempat tergelap sekalipun. dulu kak Khan nya beberapa kali mencoba untuk mengajarinya soal itu semua.

Dalam banyak perjuangan gadis tersebut berusaha untuk melarikan diri dari sana, dan nyata nya memang tidak mudah, dia harus melakukan beberapa trik bahkan untuk mencoba mencongkel pintu seperti seorang pencuri handal dengan menggunakan ujung jepit rambut kecil milik nya.

"Oh ya ampun". Jessica merasa menegang, seolah-olah dia baru saja berada pada episode film pencurian kelas kakap dilayar televisi.

kletakkkkk.

Bayangkan bagaimana riang nya Jessica saat dia berhasil membuka pintu tersebut.

Tanpa memikirkan hal apapun secepat kilat gadis tersebut kabur dari sana, memperhatikan orang-orang di sekitarnya siapa tahu ada yang mengetahui keberadaannya dan menangkapnya kembali. Begitu dia yakin tidak ada orang yang melihatnya gadis tersebut secepat kilat langsung kabur dari sana saat ini juga.

*****

Hotel xxxxxxx.

Begitu dia membuka pintu kamar mandi, Noura terkejut setengah mati menatap penampilan Jessica yang cukup kacau balau.

"Oh my go?." Noura menahan suaranya, menatap sahabat baik nya untuk beberapa waktu.

Sejak semalam dia tidak tahu ke mana rupanya gadis tersebut pergi dan kini saat pagi tiba, Jessica kembali begitu saja. Dan bayangkan saat dia datang bagaimana bisa dia melihat Jessica ada di dalam kamar mandi dalam keadaan kacau balau seperti saat ini.

Rambut berantakan, pakaian berantakan, penampilan berantakan dan ah entahlah.

"Kamu seperti habis di aniaya." Ucap Noura tertahan.

Jessica tiba-tiba saja menghubungi nya dan meminta nya segera menemuinya di kamar hotel yang seharusnya menjadi tempat menginap mereka, kini gadis dihadapannya tersebut ada di dalam kamar mandi dengan kondisi mengenaskan.

"Kamu membuat ku takut. Jess, kamu terlihat berantakan?," tanya Noura bingung dan sedikit panik.

Jessica terlihat duduk menahan tubuhnya dengan kedua kakinya, dia memijat-mijat kepalanya untuk beberapa waktu sambil menahan perutnya yang keram sejak tadi. Dia pikir apakah ada sesuatu yang disuntikkan ke perutnya?, rasanya sakit dan keram, membuat dia tidak enak, ada efek mual dan pusing yang menghantam secara bersamaan.

"Perut ku sakit dan keram, apa aku akan datang bulan Noura?." Jessica bicara cepat, masih menjongkokkan dirinya dan mencoba untuk menahan sakit yang ada di dalam perutnya.

"Aku juga ingin muntah rasanya." Keluh nya lagi.

"Kamu minum semalam dan menghilang?." Noura jelas langsung meluncurkan pertanyaan penuh curiganya pada gadis tersebut.

"Ishhh menjijikkan, aku mana pernah menyentuh minuman." Jessica jelas saja langsung menyahut dengan cepat, mana pernah dia menyentuh minuman haram seperti itu. Bisa-bisa mommy Ayana dan daddy Gao membunuh nya.

"Aku cukup kelabakan memindahkan Tiffany dan Sean, membuat mereka tidak bersama dan-," belum selesai bicara namun buru-buru Jessica berkata.

"Katakan di mana Sean?, kamu cepat hubungi daddy Gao, aku akan tidur di samping nya dengan cepat, semalam kamu bilang dia bersama seorang perempuan bayaran bukan?, masih tidur hingga saat ini?." Gadis tersebut tidak mempedulikan apapun ucapan dari Noura, dia lebih peduli soal Sean dan mereka harus meneruskan rencana mereka saat ini.

Yah dia harus menggagalkan pernikahan saudara perempuan dengan laki-laki sialan yang hanya ingin memanfaatkan Tiffany. Dia tidak sudi saudara kesayangan nya menikah dengan baji_ngan tersebut nanti. Penikahan mereka tinggal menghitung waktu, dia ingin semua berjalan sesuai harapan nya.

"Ah...itu dia di kamar xxxxxxx." Noura terlihat bingung, menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Mendengar jawaban dari Noura membuat dia cukup puas, dia mengangguk kan kepalanya dengan cepat. Jessica perlahan mencengkram pinggiran kamar mandi dan berusaha untuk berdiri.

"Akhhh Kamu terluka Jess?, oh ya Tuhan apa yang terjadi pada tangan mu?." Dan kembali gadis tersebut panik, Noura berusaha untuk melihat tangan Jessica dan meraih tubuh gadis itu dengan cepat.

"Oh ayolah katakan pada ku yang sebenarnya terjadi Jess?." Dia benar-benar panik.

lengan Jessica berdarah dan seperti terdapat luka disana.

"Ini diluar rencana, aku merasa kepala ku masih pusing, seseorang menangkap ku dan salah mengenali ku. Entahlah aku dirumah sakit dan-," Jessica tidak melanjutkan ceritanya, dia enggan untuk bicara terlalu panjang lebar dengan Noura.

"Aku akan menggunakan nya sebagai darah perawan, sekarang bawa aku kesana" Jessica bicara, menyeret langkah Noura dengan cepat.

"Tapi, Jess."

"Di mana dia?."

*******

Masih di hotel xxxxxxx

Kamar di mana Sean berada.

Setelah mengendap-endap masuk ke kamar di mana Sean berada, dua gadis polos dan tidak pandai-pandai amat dalam menyusun strategi tersebut terlihat bingung menatap Sean yang masih terlelap didalam tidurnya.

Efek obat tidur yang diberikan Noura sungguh luar biasa, masih menekan kesadaran Sean tidak terjaga hingga dipagi buta ini.. Mereka jelas bahagia, dengan begitu semua bisa berjalan sesuai dengan alur yang mereka inginkan. Tinggal di percik dengan bumbu-bumbu kebohongan maka semua pasti sempurna.

"Berikan hansaplas nya." Jessica bicara, dia mencoba menekan sisa luka nya untuk beberapa waktu, membiarkan darah keluar dan membasahi kasur. Menunggu Noura memberikannya tisu, kapas dan hansaplas yang dibawa gadis tersebut.

Noura terlihat agak ragu-ragu, entah kenapa perbuatan belum terealisasi dan tereksekusi tiba-tiba pemikiran takut juga ciut menghantam dirinya.

"Kamu benar-benar yakin, Jess?." Gadis tersebut berbisik-bisik dengan ragu, memperhatikan sahabat baiknya yang mengoleskan darah di atas sprei berwarna putih. Dia memejamkan sejenak bola matanya dan menatap cemas ke arah Jessica.

"Oh god tentu saja Noura, berikan tisu dan hapus sisa darah nya, tempelkan hansaplas nya. Bukankah darah perawan tidak harus banyak?, aku pikir ini cukup, rasanya cukup sakit saat harus menekan luka ku kembali," Jessica tidak perduli, dia terus bicara setengah berbisik-bisik dan harus melancarkan aksinya. Menunggu Noura menghapus sisa darah, mengoles alkohol di lengannya dan membalut nya dengan hansaplas.

"Baik, ini sempurna," dia melirik kearah Sean yang tidak bergerak sejak tadi.

"Dia seperti kerbau saja, aku heran kenapa Tiffany suka padanya?." Gadis tersebut terlihat mengoceh sambil melirik kearah Sean. Mengehela kasar nafasnya untuk beberapa waktu.

"Jess," Noura tidak begitu peduli ocehan sahabat nya, yang dia cemaskan bagaimana nasib Jessica berikutnya?.

Alih-alih peduli, Jessica naik ke atas kasur sambil terus bicara berbisik-bisik dan ditahan.

"Keluar, hubungi daddy ku dan katakan apa yang terjadi. " Ucap Jessica cepat.

"Bagaimana jika rencana nya kacau balau?, Jess tiba-tiba aku takut. Kamu tahu daddy Gao mungkin akan membunuh kalian, ah tidak mungkin bisa jadi kamu di usir dari rumah, " tiba-tiba saja akal waras Noura berjalan.

Yah dia pikir bagaimana jika rencana ini berjalan kacau, tidak seperti apa yang mereka harapkan? ini pasti akan mencelakai Jessica, anak gadis perawan, yang dijaga sebaik mungkin tiba-tiba tidur dengan laki-laki yang merupakan tunangan saudara nya sendiri.

"Aku akan mati jika melakukan nya Jess" Noura terlihat memucat.

Alih-alih ikut takut dan khawatir, Jessica terlihat sibuk mengoles darah di sprei kasur dengan cepat, menekan sisa luka di lengan nya dengan cepat, dia kemudian mengusir Noura agar segera menghubungi daddy nya.

"Jess....?"

"Kita sudah sejauh ini Noura." Jessica bicara sambil menggabungkan kedua belah telapak tangannya.

"Tapi ini soal masa depan,"

"Noura .. bergerak, waktu semakin menyempit." Dan Jessica buru-buru membaringkan tubuhnya di samping Sean, memejamkan bola matanya dan pura-pura mengabaikan Noura.

Gadis tersebut menghela kasar nafasnya, dia pada akhirnya bergerak keluar dari sana.

"Oh ya Tuhan, sungguh terkutuk diri ku." Batin Noura pelan.

Dia mencoba mengarahkan kamera handphone nya dulu sejenak, melakukan beberapa kali jepretan dan di detik berikut nya gadis itu benar-benar melesat pergi dari sana, mencoba menghubungi daddy Gao sambil sesekali dia memijat-mijat kepalanya.

"Ini benar-benar gila"

*****

Plakkkkkkk.

"Oh my god." Jessica hanya bisa menganga dan berucap didalam hati nya saat dia melihat sebuah tamparan mendarat di pipi Sean.

"Mengerikan sekali." Batin Jessica, dia memejamkan bola matanya untuk beberapa waktu.

"Berani-berani nya mau meniduri putri bungsu ku dan akan menikahi putri sulung ku." Daddy Jessica terlihat begitu marah, laki-laki tersebut tidak menyangka menggerebek sepasang sejoli didalam kamar hotel dimana seseorang mengirimkan nya pesan dan berkata tunangan putri sulungnya meniduri seorang gadis di kamar hotel xxxxxxx.

Dia sebenarnya cukup ragu untuk percaya, tapi memaksakan diri untuk pergi bagaimanapun caranya dan lihat informasi yang dia dapatkan benar-benar akurat.

"Jess, dad-," Sean terlihat linglung.

Begitu pintu di dobrak dan seember air menyirami dirinya,dia langsung bangun dari tidurnya panjang nya dan sadar Jessica ada di sampingnya. Gadis tersebut menangis sesegukan sambil menunjukkan sprei yang terkena noda darah merah yang kembali basah terkena guyuran air yang membasahi nya.

"Apa yang kamu lakukan?, kau memerkosa calon adik ipar mu sendiri atau kau berselingkuh?." Suara laki-laki paruh baya lebih tersebut terdengar memecah keadaan, beberapa orang berhamburan masuk kedalam kamar hotel tersebut.

Pegawai hotel langsung menutup akses jalan, tidak ingin menimbulkan kekacauan lebih disana. mereka tidak boleh menaikkan berita sedikitpun tentang kekacauan yang terjadi karena itu lebih suka untuk menonton segala perihal yang terjadi di kamar tersebut pada pagi hari ini.

Sean masih terlihat bingung dengan keadaan di mana dia pikir seharusnya dia tidak bersama Jessica dan dia juga bingung kenapa Jessica bisa ada bersamanya malam ini, apa dia salah minum hingga dia meniduri calon adik iparnya sendiri.

"Aku pikir ini kesalahpahaman, dad." Laki-laki tersebut mencoba untuk membela diri, masih dengan kepala pening yang menghantam dia mencoba untuk mencerna semuanya dan mengingat kejadian yang terjadi semalam.

Dia mabuk, sepertinya terlalu banyak minum atau salah menuangkan minuman, samar-samar dia mengingat jika dia berciuman dengan seorang perempuan dan dia membawa perempuan itu ke kamar tapi dia pikir apakah itu Jessica.

Laki-laki tersebut masih berusaha untuk mencerna semuanya, berusaha terus mengingat apa yang terjadi tapi dia tidak bisa mengingat nya.

"Putuskan hubungan mu dengan Tiffany, dan nikahi Jessica." Itu adalah ucapan yang diberikan oleh daddy Gao pada Sean.

Kemudian laki-laki paruh baya lebih tersebut menatap kearah putri nya.

"Apa yang kamu lakukan kali ini, Jessi?." Tanya tuan Gao dengan jutaan kekecewaan.

"Dad aku-,"

Plakkkkkkk.

"Hahhh?." Dan Jessica tidak menyangka selama puluhan tahun dia hidup bersama daddy nya, ini pertama kalinya laki-laki tersebut menampar nya.

'Kau membuat daddy kecewa."

Jessica masih cukup shok dibuat nya, menyentuh pipinya yang memanas karena tamparan dari daddy nya.

"Daddy -," dia meneteskan air mata nya secara perlahan.

"Selesaikan semua urusan dengan Tiffany soal kalian, menikahkan dengan mu dan angkat kaki mu dari kediaman Hillatop" Setelah berkata begitu daddy nya langsung membalikkan tubuhnya dan pergi dari sana dengan cepat.

Jessica masih mematung dalam kebingungannya, dia seketika Jessica menelan salivanya. Hingga akhirnya dari arah pintu masuk kamar tersebut seseorang muncul dengan cepat, seorang laki-laki yang usia nya tidak jauh dari dirinya.

Seketika Jessica bergetar menatap wajah laki-laki tersebut, dia mengeluarkan air mata dan berpikir kenapa semua tiba-tiba terasa menyakitkan?!.

"Jess." Noura hanya bisa menahan suaranya.

Aku sudah bilang, ini pasti tidak akan berjalan sesuai dengan rencana.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Mhd Farish
bagus sekali
goodnovel comment avatar
Leni Ardianti27
Sabar ya jess,,
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
jessi berkorban utk kaka nya tapi akibat nya jessi harus pergi dari kluarga hilatop
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status