Share

Bab 2. Berapa Yang Kau Inginkan?

“Mau ke mana kau?”

Suara dingin Max membuat Valerie menghentikan langkahnya tepat di depan pintu. Ia menelan ludah susah payah, berusaha mengabaikan Max dan melanjutkan niatnya untuk membuka pintu.

Namun, ia tersentak saat tangan kekar Max menyambar lengannya dan membuat tubuhnya berbalik. Pria itu dengan cepat menghimpitnya ke daun pintu, lalu menguncinya di sana.

“Siapa yang membayarmu?” tanya Max to the point. Matanya terlihat tajam seakan mampu menghunus jantung lawan bicaranya.

“Ti-tidak ada, Tuan,” sahut Valerie, berusaha untuk terlihat tenang.

“Tidak usah berlagak polos,” desis Max penuh penekanan. “Aku tahu kau datang ke kamarku karena ada yang menyuruhmu kan?”

Pria yang kini hanya mengenakan kimono itu, kembali mengingat kejadian semalam saat ia meneguk minuman yang dibawa seorang pelayan, dan selanjutnya tubuhnya terasa memanas, bergairah tak terkendalikan. Beruntung ia bisa sampai dengan aman ke kamarnya tanpa membuat keributan.

“Siapa yang menyuruhmu memasukkan obat sialan itu ke dalam minumanku?!” lanjutnya. Max yakin Valerie adalah orang suruhan rival bisnis untuk menjatuhkan dirinya.

“Saya benar-benar tidak tahu apa yang Anda maksud, Tuan.”

“Kau pikir aku percaya?” Max semakin mendekatkan wajahnya sambil memberikan tatapan tajam yang seakan-akan bisa menelan mangsa di depannya hidup-hidup.

Valerie memejamkan kedua matanya, posisinya yang sangat dekat membuat ia dapat menghirup aroma tubuh pria itu. Aroma sisa-sisa percintaan semalam terasa membekas, hingga membuat pipinya terasa panas.

“Kau hanya seorang pelayan,” desis Max merendahkan.

“Meski saya hanya seorang pelayan, tapi saya tidak akan melakukan pekerjaan serendah itu. Saya masih punya harga diri!” ujar Valerie marah.

Max menarik tubuhnya menjauh. Ia melipatkan kedua tangannya di dada dan mendengus. “Oh ya? Kau sendiri yang datang ke kamarku semalam dan melemparkan tubuhmu. Dan sekarang kau masih berbicara tentang harga diri?”

Valerie menelan ludah, tenggorokannya terasa tercekat, tak dapat menyangkal ucapan Max.

Otaknya berusaha mengumpulkan kepingan puzzle tadi malam. Seketika tangannya mengepal, menyadari bahwa ia telah dijebak oleh saudaranya!

“Saya bersumpah, saya tidak tahu apa-apa. Saya juga dijebak!” tegas Valerie.

Max menatap raut polos perempuan yang sudah ia renggut mahkotanya. Ia berusaha membaca gerak-gerik dan mencari kejujuran. Dan ia tidak menemukan kejanggalan apapun.

“Berapa yang kau inginkan?”

Max berlalu mengambil bolpoin dan cek, lalu membawanya ke hadapan Valerie.

“A-apa?” tanya Valerie tidak mengerti.

Max berdecak tidak sabaran. “Berapa yang kau inginkan untuk membayar kejadian semalam?”

Deg.

Jantung Valerie berdetak kencang. Ia menggelengkan kepala sembari menatap pria tampan di depannya dengan rasa sesak. Valerie merasa terhina.

“Tidak perlu,” katanya dengan nada dingin.

Kedua mata Max membeliak mendengarnya. “Jangan main-main denganku! Katakan berapa yang kau inginkan dan anggap kejadian semalam tidak pernah terjadi!”

Valerie tersenyum getir mendengarnya. Ia merasa seperti perempuan rendahan yang telah menjual keperawanannya. “Anggap saja yang terjadi semalam itu hanya kesalahan, Tuan. Saya akan lupakan tentang itu. Saya permisi.”

“Bagaimana aku bisa mempercayai orang sepertimu?”

Ucapan Max kembali menghentikan langkah Valerie.

“Kau bisa saja membocorkan hal ini ke publik untuk menghancurkan reputasiku!”

Valerie mengatupkan rahang, menahan amarah dan sakit hati akibat penghinaan pria angkuh di hadapannya.

“Anda tidak perlu khawatir. Kita tidak akan pernah bertemu lagi,” kata Valerie tegas.

Max menghela napas gusar. Ia bisa melihat kesungguhan dan ketakutan dalam diri perempuan itu. Sementara ia merasa cemas bukan hanya akan reputasinya yang terancam, tapi ada perasaan aneh yang membuatnya khawatir jika perempuan itu sampai mengandung anaknya.

“Anggap saja ini kompensasi. Aku tidak sudi berhutang pada siapapun,” kata Max dengan nada dingin dan arogan.

Pria itu mengulurkan cek yang sudah dibubuhi sederet angka fantastis padanya. Valerie hanya bergeming, membuat Max merasa geram. Pria itu menarik tangan Valerie dan memaksanya untuk menerima.

“Aku akan selidiki kasus ini,” katanya. “Jika sampai kau terlibat, kupastikan tidak akan ada ampun untukmu!”

Tepat setelah mengatakan itu, terdengar pintu diketuk dari luar. Max membukanya dan mendapati dua orang kepercayaannya berdiri di depan pintu.

“Antarkan dia ke rumahnya,” titah Max pada sopirnya.

Valerie berniat membuka suaranya, tetapi Max langsung memberikan tatapan tajam, membuat Valerie mau tidak mau menelan protesnya.

“Baik, Tuan.”

Sementara satu pria lainnya mengikuti langkah kaki Max masuk. “Apakah sesuatu telah terjadi, Tuan?” tanya Jerry—asisten pribadi Max.

“Selidiki semua CCTV pesta semalam. Cari tahu siapa yang berani bermain-main denganku,” kata Max dengan nada tajam. “Jika benar perempuan tadi terlibat, jangan kasih ampun padanya.”

Jerry terdiam sejenak sebelum mengangguk. “Baik Tuan.”

***

“Tidak becus! Kalian tidak berguna! Menjebak pria seperti itu saja tidak bisa!” teriak seorang perempuan berambut merah pada dua orang di depannya.

“Maafkan saya, Nona. Setelah meminum minuman itu, Tuan Max langsung berlari ke kamarnya. Sepertinya ia menyadari ada yang tidak beres dengan tubuhnya.”

Perempuan itu menggeram marah. “Aku sudah berikan obat perangsang dengan dosis tinggi, seharusnya aku bisa menghabiskan malam yang indah bersamanya!” Ia menatap kedua orang suruhannya tajam. “Tapi kalian malah menghancurkan semuanya!”

“Ma-maafkan kami, Nona.” Tidak ada yang berani melawan. Mereka tertunduk di hadapan wanita yang terbakar amarah.

“Ah, sialan! Bagaimana jika dia mengetahui semua ini? Bukan hanya kalian yang habis, tapi aku juga!”

Salah satu dari mereka menatap wanita itu dengan penuh keyakinan.

“Saya pastikan itu tidak akan terjadi. Saya sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, Nona.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Iin Romita
Duh dah Dig dug... keren ceritanya bikin nagih. awas kalau semua bukti terkumpul,... matilah.. Valery jangan main jauh2 ya Nak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status