Sebagian diriku menyuruhku untuk bersembunyi di sudut paling kecil dan tak terlihat, namun sebagian diriku yang lain ingin aku untuk mengatakan pada dunia bahwa aku milikmu.
Ilona Audrey~
_____________
“Come on,” ucap Kenedict. Ia dengan begitu percaya diri menggenggam tangan Ilona.Dari kejauhan tampak Layla mendecih kesal. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Ia memutar bola mata dengan malas. Pemandangan di depannya benar-benar membuat gadis itu gerah.
“Kampungan,” gumam wanita seksi itu. Ucapannya barusan terdengar hingga ke rungu Ilona. Ketika jarak Kenedict makin dekat, Layla ikut mengubah raut wajahnya. Kedua sudut bibirnya naik membentuk senyum. “Selamat datang Mr. Kent,” sapanya sumringah.
“Di mana para tamu?” tanya Kent dengan nada datar.
Layla bergerak mendekati Kenedict. Gadis itu langsung melingkari sebelah lengan Kenedict dengan kedua tangan
Jangan lupa kasih review yah, kakak :)
Tak akan ada yang berubah. Kesederhanaanmu yang akhirnya membuatku mengerti jika sebuah perasaan tak bisa diukur oleh tampilan. Apa pun dirimu, kau adalah kau. Satu hal yang pasti, hanya aku yang berhak memiliki kesederhanaanmu.Kenedict Archer~______________“Astaga! Kau seharusnya berkaca sebelum menanyakan hal itu, Nona. Bukankah kau melihatnya sendiri. Hari itu, kau lupa? Bukankah kau juga ada di sana? Kau melihat kami, kan? Kau sangat bodoh, astaga!”“Lagipula apa yang kau harapkan dari Kenedict, hah?”“Demi Tuhan, kau bukan tipenya.”“Kuperingatkan agar kau segera pergi. Aku masih menggunakan cara baik-baik. Aku tak segan melakukan sesuatu yang akan menyakitimu nantinya.”**“Nona ….”Ilona bergeming. Gadis itu menghela napas lantas memperbaiki mimik wajahnya. Ia berbalik dan begitu ka
Bagaikan melempar koin ke sumur keberuntungan, aku mendapatkanmu sebagai imbalan. Semesta pun tak sanggup memisahkan dirimu dariku. Kenedict Archer~_______________Kent menenggelamkan wajahnya di dalam ceruk leher Ilona. Lagi-lagi ia menjadi Big Baby Blonde yang meminta jatah untuk dimanjakan. Kent berlagak bagai seorang anak kecil yang tak pernah tahu caranya mandi. Segala sesuatu harus dilakukan oleh Ilona, dan gadis itupun hanya bisa mengiyakan apa yang menjadi keinginan bayi besarnya. Mereka berdiri di depan cermin dengan hanya memakai jubah mandi. Tentu saja, sensasi mandi mendebarkan masih terasa hingga ke dalam daging Ilona. Tubuh Ilona masih bergetar diterpa gairah meresahkan yang setiap waktu selalu membuatnya frustasi. Napasnya masih bergemuruh di depan dada. Ia hanya mematri tatapannya di depan cermin sambil terus bermonolog dalam diam dengan bayangannya sendiri. Kent menaruh tangannya di atas pundak Ilona sebelum mendaratkan kec
Kenedict tersenyum. Matanya memaku menatap Ilona tanpa berkedip. Keduanya hanya berpandangan dalam diam dengan irama jantung yang sama kerasnya. Saling memuja. Sebagian lagi begitu penasaran dengan apa yang akan terjadi pada perpindahan detik selanjutnya. Kent menelan ludah. Manik hijau zamrud itu semakin menggelap menahan gairah menuntut pemuasan. Namun, semuanya harus dilakukan perlahan. Dengan perasaan. Kenedict bergerak, memindahkan wajahnya sedikit ke samping. Satu tangannya membentuk siku, terparkir di samping wajah Ilona. Kenedict menyeret satu tangannya dari bawah, membelai tubuh polos Ilona. Berjalan di antara perut memberikan efek samping yang membuat Ilona mendesah lantas menutup kedua matanya. “Keep your eyes open,” bisik Kent. Ilona dipaksa untuk kembali membuka matanya. Hembusan napas berat dari sang gadis menjadi pertanda jika tubuhnya telah menerima efek samping luar biasa dari sentuhan tangan sensual itu. “You r
Desahan napas panjang kembali terdengar. Kenedict merebahkan tubuhnya di samping Ilona. Alunan napas kasar, tersendat dan kaku membuat Kenedict tertawa berat. Ia membalikkan tubuh lalu mengangkat kepala Ilona untuk menyelipkan tangannya ke belakang tengkuk sang gadis. Kent menjadikan lengannya sebagai bantal Ilona. Sebuah kecupan mesra mendarat di dahi Ilona yang telah dibanjiri peluh. Dalam hal ini, Kenedict merasa telah memiliki Ilona sepenuhnya. Membuatnya semakin yakin pada keputusan yang telah ia ambil di sela-sela ia merasakan tubuh sang gadis. “Kau hanya miliku, ingat itu.” Kent berucap sambil menatap Ilona dari samping, sedang gadis itu masih terlalu sibuk bermonolog dengan pikirannya sambil terus memperbaiki napas. “Katakan sesuatu,” bisik Kent lagi. Ilona berusaha keras mencapai kesadaran penuh. Sesuatu di antara kedua pangkal pahanya masih berdenyut menikmati sisa-sisa sensasi nikmat yang membuat bagian lembab dan sensitif itu terasa perih.
Ilona mendengus. Ia mengangkat pandangannya memberikan tatapan sinis pada Kenedict. Pria itu menyengir. Ia membawa tangannya meraih dagu Ilona yang langsung ditepis oleh gadis itu. Kent menyeringai lalu memajukan wajahnya.“Kalau tidak buru-buru aku ingin menggaulimu sekarang,” bisik Kent.KREK“Awh!” Kent meringis saat Ilona menarik kedua sisi dasinya. Otomatis benda itu mengencang lantas mencekik lehernya.“Rasakan itu,” gerutu Ilona. Ia berbalik.Kent tertawa berat. “Kau semakin berani, Tiger.”Ilona membalikkan tubuh saat ia tepat berada di depan lemari. “Tiger?” tanya gadis itu sambil mendelik menatap Kenedict.Kent mendekat. Ia langsung merangkul tubuh Ilona dari belakang. Wanita muda itu terdiam. Lebih-lebih ketika Kenedict menaruh dagunya di atas bahu seraya mengencangkan pelukannya, ia memblokir semua pergerakkan Ilona dan memaksa gadis itu untuk diam di tempat.“Yah, Tiger. Tingkahmu seperti tiger.”Ilona menol
“Mr. Kent,” panggil Layla. “Nikmati koktailnya, Tuan-tuan,” ucap Kent. Ia bergegas menghampiri Layla. Wanita muda nan seksi itu menghampiri Kenedict sambil memoles senyum menggoda di wajah. Ia membawa dua gelas sampanye di tangannya. Layla menyerahkan salah satu gelas kepada Kenedict dan pria itu menerimanya begitu saja. Kent menoleh ke sekeliling. Sesekali ia tersenyum ketika bola matanya tak sengaja berpapasan dengan beberapa orang yang berada di dalam bar. Pria itu mengangkat gelas kristal di tangannya sekedar untuk menyapa orang-orang penting tersebut. Layla menatap Kenedict dengan mata menggoda. Ia tak sungkan untuk meletakkan satu tangannya di atas pundak Kenedict. “Apa-apaan kau ini!” hardik Kenedict. Ia menghempaskan tangan Layla dengan kasar. Kent mendekat dengan cepat. Seketika tatapannya berubah nyalang. Rahang pria itu tampak mengencang saat hendak berbicara dengan gadis itu, “Jaga sikapmu!” Layla memutar bola mata sambil m
“Apa yang akan kau lakukan?”“Membuang benalu dalam hidupku,” kata Kent dengan santai. Ia menutup ucapannya dengan seringaian. “Selamat tinggal jalang!”BYUR“Hah!”“Ya Tuhan ….”Semua orang terkejut saat melihat tindakan Kenedict.“Kenedict, kau!” Dante berteriak sambil memberi tatapan keras pada Kenedict.Kent menyeringai. Ia mengedikkan kepalanya membuat Dante menoleh ke bawah.“Sial!” umpat Dante. Pria itu langsung menceburkan tubuhnya ke laut.Kent tak peduli dengan semua orang-orang yang tengah menilainya jahat. Baginya, hukuman itu pantas didapatkan oleh Layla.“Apa?!” bentak Kent. “Wanita gila itu atlit renang.”“Oh astaga ….” Beberapa orang tampak mengusap dadanya saat mendengar perkataan Kenedict.“Massimo!” teriak Kent.Secepat kilat Massimo menghampiri Kenedict. “Ya, tuan.”“Persiapkan penjemputan untuk para tamu,” titah Kent. Massimo mengangguk.Kenedict mendengkus.
“Awh!” Kent menggeram saat Ilona mengusap lehernya dengan kasar. “Diam!” bentak Ilona. Ia memberikan tatapan keras pada Kent. Kent tergelak. Pria itu mendongakkan wajahnya. Untuk pertama kali dalam hidup Kenedict Archer dimarahi oleh seorang gadis layaknya seorang ibu sedang menghukum anaknya yang nakal. Kent jadi tidak bisa menahan tawanya. “Kau pikir semua ini lelucon, hah?” gumam Ilona. Ia terus menggosok leher Kenedict dengan sponge mandi. Wanita muda itu benar-benar ingin menghilangkan kiss mark di leher Kenedict. Melihat wajah masam Ilona malah membuat Kenedict bergairah. Terlebih, ia tengah berdiri tanpa busana sedang gadisnya tampak sangat seksi dengan pakian yang basah. Kent menurunkan tatapan. Ia menatap Ilona dalam diam. Memerhatikan ekpresi wajah kesal milik gadisnya. Pemuda Archer itu langsung meraih kedua tangan Ilona yang tengah mengusap dadanya. Ilona mendongak. “Lepas!” bentaknya dalam volume suara kecil. Kent