✔️ RATE
️✔ Coment️✔️Share✔️ Happy ReadingChapter 14
Trying with Her Finance
Kebahagiaan menyelimuti kedua orang itu, Sidney sama sekali tidak menyangsikannya. Ayah tirinya sangat mencintai ibunya begitu pula sebaliknya terlihat dari
 ✔️ RATE️✔ Coment️✔️Share✔️ Happy Reading  Chapter 15 Deal with Gerald Lima hari kemudian tepatnya Senin malam Sidney dengan anggun melangkah memasuki restoran yang dipilih untuk makan malam bersama Gerald, ia mengenakan gaun berwarna ungu berbahan satin berkualitas tinggi bertabur glitter lembut yang berkilauan. Gaun itu dirancang dengan bentuk leher V rendah, bagian perut dibuat menyerupai korset dengan lipata
 Chapter 16 That's Peoblem Sidney ragu untuk menjawab panggilan dari Alva, menekan pengunci tombol di samping ponselnya dan membuat dering ponselnya berhenti kemudian meletakkan kembali ponsel di pangkuannya. Tetapi, Alva rupanya tidak menyerah karena ponsel Sidney kembali berdering dan ia melakukan hal yang sama hingga tiga kali. Sidney menghela napas dalam-dalam, berusaha untuk menepis bayangan Alva yang menari-nari di otaknya kemudian ia meraih ponselnya kembali untuk membuka pesan yang dikirim Alva. Temui aku di Rosewood hotel sekarang. Alva berada di London? Sidney nyaris menginjak rem mobilnya dengan mendadak, bukan karen
 Chapter 17 One Night in Dubai Sidney muak setiap kali ia harus menggantikan Leonel menghadiri rapat pagi, setiap kali harus menginjakkan kaki ke Glamour Entertainment di mana semua orang yang ia jumpai akan menatapnya dengan tatapan aneh seolah-olah melihat orang asing di sana padahal ia adalah bagian dari Glamour Entertainment. Tetapi, ia tidak bisa untuk menolak permintaan Leonel karena bagaimanapun Leonel adalah saudara kembarnya dan mereka telah banyak kehilangan momen bersama, tidak ada pertengkaran masa kecil, atau memperebutkan mainan. Kehilangan masa kecil bersama saudaranya terkadang membuat Sidney berandai-andai bisa memutar waktu ke masa lalu agar kejadian mengerikan yang sebenarnya tidak mampu ia ingat tetapi a
 Chapter 18 I'm Engaged Leonel menarik kursi di samping Alva. "Apa Anda telah membaca kontraknya?" tanyanya kepada Alva. "Aku belum membacanya," sahut Alva seraya kembali ke kursinya. Leonel mengerutkan keningnya dan tatapannya mengarah kepada Sidney, ia merasa janggal karena Alva bersedia menandatangani kontrak tanpa membacanya terlebih dahulu. "Nona Johanson akan membacakannya untukku, bukan begitu, Nona?" tanya Alva diiringi senyum licik yang hanya dimengerti oleh Sidney. Sidney tersenyum manis. "Ya. Tapi, Anda mengatakan sangat percaya pada kami hingga tidak perlu membaca isi kontrak." "Aku yakin kontrak itu pasti menguntungkan kedua belah pihak," u
Chapter 19He Doesn't Deserve YouSidney menghela napasnya dengan lega karena berhasil membuat Alva keluar dari mobilnya, ia kemudian mengemudikan mobilnya menuju kantornya dan mulai mengerjakan rutinitasnya seperti hari-hari sebelumnya.Membaca detail laporan penjualan harus dilakukan dengan teliti dan tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru, Sidney memerlukan secangkir kopi. Ia bangkit meninggalkan kursinya dan melangkah menuju pantri kantornya, di kantor yang tidak terlalu besar itu ia memang tidak memperkerjakan pegawai khusus di pantri, hanya ada bagian kebersihan yang datang setiap pagi untuk membersihkan ruangan.Ketika hendak memasuki pantri, ia mendengar suara pegawainya yang mungkin sedang menyeduh kopi sembari mengobrol. Sidney memperlambat langkahnya karena jika ia memasuki pantri, dipastikan pegawainya akan membubarkan diri dan ia merasa menjadi bos yang men
Happy Reading and Enjoy!Chapter 20Please, AlvaSidney seolah merasakan tamparan di wajahnya mengingat pembicaraan Julie dan Kathleen tentang Melanie, model yang mengunggah wajah kekasihnya di media sosial dan menutupinya menggunakan stiker. Pria yang mereka bicarakan adalah tunangannya. Ya Tuhan, bagaimana jika nanti jati diri pria itu terungkap? Harga dirinya terasa menggelinding membentur lantai dan berserakan tidak berbentuk lagi.Kekecewaan terlalu sesak memenuhi rongga dadanya, Sidney merasa telah dipermainkan oleh Gerald dan pastinya akan sangat memalukan jika nanti orang lain mengetahui tunangannya berselingkuh dengan wanita lain. Apa lagi terkadang orang lain terlalu jahat membanding-bandingkan kecantikan satu wanita dengan wanita lain.Kenapa Gerald tidak menolak gagasannya untuk memulai hubungan jika pada malam yang sama Gerald juga
 Happy Reading and Enjoy Chapter 21 Friend on the Bed Sidney bersedia berjanji, apa pun itu asalkan Alva memenuhinya. Tetapi, meski gairah nyaris menguasai seluruh akal sehatnya, Sidney masih berupaya untuk menjaga harga dirinya. Setidaknya agar kesan bahwa ia sangat mendambakan Alva tidak terlalu terlihat. Namun, sayangnya ia tidak mampu menyembunyikan tatapannya yang mendamba, ia mengulurkan tangan untuk menyentuh cambang Alva. "Kau selalu mengajak bernegosiasi," ucapnya dengan nada nyaris menyerupai erangan. Alva tersenyum licik yang disembunyikan dibalik senyum manis seraya tangannya menuntun bagian tubuhnya yang keras dan bergairah, menggesekkannya ke bagian sensitif milik Sidney dengan gerakan pelan yang menggoda. "Ya, itu salah satu hobiku." Sidney mencengkeram pergelangan tangan Al
 Chapter 22 Football Player Alva membukakan pintu mobil untuk Sidney kemudian setelah Sidney duduk dengan anggun di bangku samping kemudi, ia menutup pintu mobil dengan hati-hati. Senyum tipis tersungging di bibir pria itu karena usahanya untuk mendekati Sidney berjalan dengan sangat mudah seolah Sidney adalah kado yang disiapkan Tuhan untuknya. Ia masih tidak menyangka jika pengejarannya berjalan tanpa hambatan yang berarti. Alva kemudian duduk di belakang kemudi dan perlahan-lahan menginjak pedal gas mobil, sesekali ia melirik Sidney yang sedang mengaplikasikan lipstik. Jika bukan karena harus pergi ke Glamour Entertainment demi keprofesionalan dalam pekerjaan, Alva bersumpah lipstik yang menghiasi bibir indah Sidney tidak akan ia biarkan bertahan lebih dari beberapa menit. Ia berdehem. "Untuk ukuran seorang Johanson, kurasa sebuah BMW terlalu seder