"Siapapun yang duluan juga tidak masalah," balas William Randolph yang menarik puncak dada Bella Saphira dengan sebelah tangan."Hmmmppp," pekik Bella Saphira dengan suara nyaring hingga tubuhnya melengkung karena gairah yang mengalir di dalam tubuhnya."Kalau begitu aku duluan," balas Ricky yang sudah tidak sabaran mencicipi tubuh Bella Saphira yang kini tidak berdaya sama sekali.Ricky menundukkan kepalanya, ia mengeluarkan lidahnya untuk mengoda bagian kecil dan lembut itu."Hmmmppp," Bella Saphira masih berjuang untuk berteriak dan tanpa sengaja mengoyangkan bokongnya yang ternyata memancing gairah William Randolph.Ricky menahan kedua kaki Bella Saphira yang berusaha menutup. Ia membuka lipatan demi lipatan dengan lidahnya. Kemudian menjulurkan lidahnya di dalam celah inti Bella Saphira yang sudah lembab."Hmmmppp," Bella Saphira mengoyakkan bokongnya semakin cepat, ia tidak tahan dengan lidah Ricky yang kini bermain di wilayah sensitif.Tidak hanya jilatan vdan hisapan yang di l
"Aku mohon jangan," pinta Bella Saphira memohon pilu kepada pria jelek dan gemuk yang berhasil menyetubuhinya dari arah belakang."Kau pikir aku perduli dengan permohonan mu itu," balas William Randolph yang menepuk-nepuk bokong Bella Saphira dengan tepukan kuat hingga meninggalkan cap lima jari di bokong yang putih mulus itu."Ahhh sakit," pekik Bella Saphira yang tidak tahan dengan pukulan William Randolph yang berulang kali ke arah bokongnya dengan tenaga kuat."Bersiaplah manis," ucap William Clanton yang mengusapkan badan rudalnya ke arah celah inti Bella Saphira yang masih terdapat cairan perlepasan."Jangan," pinta Bella Saphira kembali memohon pilu.William Clanton menulikan telinganya. Ia membuka lipatan demi lipatan. Kemudian memasukkan kepala rudalnya ke dalam celah inti Bella Saphira."Ahhh.." pekik Bella Saphira dengan air mata berlinang. Ketika merasakan kepala tumpul itu memasuki celah intinya."Sial," umpat William Randolph yang berhasil memasukkan setengah rudalnya ke
William Randolph yang di tendang keluar oleh Ricky. Ia duduk di tanah dengan wajah bodoh."Keparatt kau Ricky," seru William Randolph yang tidak terima dengan apa yang di lakukan oleh Ricky barusan kepada dirinya.Ricky menulikan telinga, ia langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi keluar dari kediaman Randolph.Sepanjang perjalanan pulang, Ricky terus mengumpat kepada saudara tirinya yang berusaha menjatuhkan dirinya dari perusahaan Leonard."Aku tidak akan membiarkan rencana kalian sukses," seru Ricky yang mencengkram stir mobil dengan jemari.Kuatnya cengkeraman jemari Ricky telah mengeluarkan suara perpaduan antara tulang jemari.***William Randolph yang memasuki rumah dengan sebelah tangan mengusap bokongnya. Tetiba ia melihat ayahnya sedang duduk dengan wajah hitam dan firasatnya mengatakan ini merupakan hal yang tidak baik sama sekali. Tepatnya akan bernasib seperti Ricky."Kemana saja kau ini?" tanya Robert Randolph dengan suara meninggi kepada William Randolph
"Sudah malam, ayo tidur. Jangan pikirkan tentang Bella Sapira dulu," nasehat James Arthur yang tidak ingin Cintya banyak berpikir dan juga ia tidak tahan menemani Cintya yang mempunyai sikap manja."Jika bukan karena cinta, sudah aku tinggalkan jauh-jauh hari. Daripada harus seperti ini," batin James Arthur yang tersiksa akan sikap Cintya."Ieeehhh..." gerutu Cintya dengan sikap manjanya sembari memukul dada bidang James Arthur berapa kali.James Arthur memilih untuk diam dengan menutup kedua mata. Karena ia sangat lelah menjaga Cintya semalaman di tambah lagi harus menghadapi sikap Cintya yang seperti ini. Benar-benar menguras tenaga bagi James Arthur yang mempunyai stock kesabaran tipis.Cintya masih mendengus kesal. Mau tidak mau ia melakukan apa yang di perintahkan oleh James Arthur padanya. Sebelum tidur, Cintya menatapi wajah tampan James Arthur yang nampak lelah dengan kedua kantong mata menghiasi bawah mata."Kau akan menjadi milik aku selamanya," batin Cintya yang tidak ingin
“Masa sisa secuil?” gumam William Randolph yang kaget melihat terongnya super pendek dan mini dengan tinggi tubuh 190cm.Jantung William Randolph berdetak lebih kencang dari biasanya. Kecemasan dan ketakutan menghantui hatinya. Di tambah lagi dengan perkataan Ricky yang selalu terngiang-ngiang di kepalanya belakang ini.Kedua mata William Clanton menatapi lemak di perut melalui samping kaca yang tergantung di dinding kamar mandi. Kemudian melihat ukuran tubuhnya yang lebih besar dua kali lipat dari tubuh Ricky.Syock berat, itulah yang di rasakan oleh William Randolph hari ini. Hingga otaknya terasa buntuh dan tidak bisa berpikir jernih.William Randolph menjambak rambutnya dengan kedua tangan. Ia mengerutu berapa kali dengan berjalan mondar-mandir di dalam kamar mandi. Kemudian kembali ke posisi semula. Di tataplah kaca yang memantulkan bentuk tubuhnya yang besar dan jelek."Sial jadi ini penyebab terong aku kurang panjang. Karena di tutupi lemak di perut," seru William Randolph men
"Ini lagi menikmati salah satu jalang baru. Jalang yang masih sempit, bentuk tubuhnya lumayan lah. Jalang itu terus bergerak di atas tubuh aku dengan lihai," jelas Ricky dengan apa yang sedang ia lakukan dan tidak lupa mengirimkan satu video jalang yang mendesah kenikmatan di atas tubuhnya. William Randolph malas melirik video yang di kirimkan oleh Ricky. Karena semua trik berhubungan intim sudah melekat di dalam otaknya. Jadi mudah baginya untuk membayangkan apa ada di benaknya. "Kapan-kapan kita trisome dengan Bella Saphira," ucap Ricky yang d mengakhiri percakapan yang semakin membuat William Randolph semakin kesal. "Sial," umpat William Randolph yang menderita secara batin dan fisik. Sedangkan Ricky bersenang-senang di atas penderitaan dirinya. Ricky yang masih di salah satu klub malam, ia terus menghentakkan miliknya berulang-ulang kali dari bawah. Wanita itu terus menjerit-jerit kesakitan akan permainan kasar Ricky yang tanpa belas kasihan. Malam ini Ricky benar-benar mel
Ricky yang sedang sibuk melampiaskan kemarahan di dalam hatinya. Ia tidak menyadari suara ponsel sedang berdering nyaring berapa kali. Termasuk suara ponsel panggilan dari seseorang.Wanita itu masih berteriak nyaring, hingga suaranya sudah menghiasi ruangan kamar hotel mewah.Ricky yang dalam pengaruh obat perangsang, ia terus menyiksa tubuh wanita itu hingga tidak berdaya di atas ranjang.Wanita itu yang sudah tidak bisa mengikuti kegilaan Ricky. Ia sudah terkapar duluan di atas ranjang dengan nafas tersengal-sengal."Lemah," cibir Ricky yang memilih untuk menuruni ranjang. Ia berjalan ke arah kamar mandi dengan meninggalkan wanita itu yang sudah kelelahan hingga tidak bertenaga di atas ranjang dengan tubuh polos bermandikan cairan kental milik Ricky.Wanita itu bernafas lega dan sekaligus bersyukur Ricky telah mengakhiri permainan brutal tersebut. Walau bagian bawahnya terasa perih dan tubuhnya terasa remuk semuanya."Aku yakin pria itu akan memberikan aku banyak uang dan tips mala
"Busyet perubahan yang dratis. Kini berapa berat badanmu sekarang?" tanya Ricky yang masih kaget dengan perubahan tubuh William Randolph yang mendadak seperti ini. Tidak lupa ia menepuk-nepuk bahu William Randolph dengan tepukkan yang kuat.William Randolph tersenyum penuh kebanggaan akan pujian Ricky padanya dan sekaligus senang dengan tubuhnya yang sekarang ini. Tidak seperti gajah yang susah jalan dan mencari pakaian ukuran super jumbo di berbagai tempat."Sisa 90kg sekarang, Mau turunkan 20 lagi dan membentuk otot di tubuh. Kemudian membalaskan sakit hatiku kepada Bella Saphira," jelas William Randolph dengan senyuman jahat akan rencana kedepannya yang ingin mempunyai tubuh atletis. Ricky yang sudah bisa menebak tujuan gila William Randolph yang ingin mempunyai tubuh atletis. "Kau ingin jadi incaran para wanita?" tanya Ricky yang menarik salah satu kursi. Kemudian duduk di sana dengan wajah tenang.William Randolph menarik kursi di hadapan Ricky. Kemudian duduk di hadapan Ricky