Malam yang pekat, Kendra sedang duduk termenung menatap keluar jendela kamar.
"Bos," panggil Fin pelan."Hmm ...." Kendra sedang tidak dalam kondisi mood yang baik."Identitasnya sangat dirahasiakan, orang suruhanku tidak bisa melacaknya. Hanya saja, dia sering mengunjungi panti asuhan, dimana anak- anak dirawat." Kendra berbalik menatap ke arah Fin.“Aku membutuhkan informasi lengkap, bukan setengah-setengah !” Kendra terlihat dingin saat ini.Kendra selalu mendapatkan apa yang diinginkan.“Aku akan berusaha lebih keras lagi untuk mengumpulkan informasi.” Fin berusaha menenangkan Kendra."Bos, jadi melihat pertarungan liar hari ini ?" Tanya Fin mengalihkan rasa kesal Kendra. Bos mudanya itu beberapa waktu lalu ingin pergi melihat para petarung jalanan ilegal."Tentu saja, apa kita bisa pergi hari ini ?" Tanya Kendra mulai bersemangat, yang dibalas anggukan Fin.Sementara itu, di sebuah ruangan besar yang penuh kepulan asap rokok. Dru ikut dalam pertarungan liar. Salah satu cara menaikan adrenalin. Bukan jumlah uang yang diincarnya, tapi banyak informasi juga didapatkannya.Tampak seorang pria kekar yang akan dihadapkan dengannya.Dru menampilkan smirknya.Sementara itu, Kendra bersama Fin, akhirnya tiba di tempat yang ingin didatangi Kendra. Mungkin dia akan mencari Bodyguard baru.Saat masuk ke dalam, tampak pertarungan sedang terjadi. Netra Kendra membola melihat siapa yang bertarung saat ini. Lagi-lagi mereka bertemu.Dru terlihat berdarah di sudut bibir, tapi tetap terlihat tenang menangkis setiap serangan yang ditujukan padanya. Kendra seperti melihat Dru yang tidak serius dalam bertarung. Seperti terlihat sedang bermain untuk membuat kesal lawannya.Lalu pada puncaknya pukulan cepat yang diarahkan Dru pada perut dan juga leher lawan membuat lawannya tumbang.Dru terlihat tersenyum, lalu melangkah pergi, menepuk pundak bandar dan secepatnya meninggalkan arena pertarungan liar yang semakin panas. Dru tidak pernah mengambil uang hasil bertarung. Karena bandar tahu, uang kemenangan Dru yang ada pada dirinya, akan dibelikan makanan dan diberikan pada anak-anak jalanan. Bandar tidak pernah menyelewengkan uang milik Dru. Karena ia pernah hampir mati dihajar oleh Dru yang tahu uang yang didapatkannya, bukan diberikan pada anak-anak jalanan. Dru terlalu sadis jika tidak menyukai sesuatu.Kendra menatap Dru yang menjauh, lagi-lagi mereka bertemu.Kendra yang sudah malas, segera mengajak Fin untuk pergi ke bar. Menghabiskan malam dengan berpesta bersama teman-temannya. Pagi kembali menyapa, Kendra tidak pulang semalaman, dan berakhir tidur di apartemen.Kendra sudah rapi dan sedang menyesap kopi sambil melihat tablet di pangkuannya, saat Fin masuk untuk menemuinya."Bos ... jangan lupa temui tuan dan nyonya. Mereka ingin bertemu anda pagi ini." Fin mengingatkan Kendra jika kedua orang tuanya sudah kembali dari perjalanan bisnis.Senyum Kendra mengembang, jika Mamanya ikut pulang, berarti keponakan cantiknya yang masih berusia enam tahun juga ikut pulang.Kendra segera menyuruh Fin agar mengantarkannya pulang. Ia sudah tidak sabar melihat senyum manis Yuri.Tidak berapa lama mereka tiba di rumah."Ayah ...." Pekik gadis kecil yang cantik saat melihat Kendra. Gadis kecil itu berlari, mendekap Kendra dengan penuh kerinduan."Yuri kangen Ayah," ucap bocah cantik itu makin mempererat pelukannya."Ayah juga kangen Yuri." Kendra segera menggendong putri dari kakak perempuannya tersebut."Ken ...." Panggil wanita cantik dengan gaya anggun."Mama." Kendra tersenyum manis lalu memeluk wanita yang teramat dicintainya tersebut."Kendra kangen Mama," ucap Kendra lalu mencium pipi wanita terkasihnya tersebut."Bagaimana kabar kak Nara ?" Tanya Kendra, menanyakan kabar kakak perempuannya yang sudah lama menetap di luar negeri."Nara baik, hanya saja masih suka menangis saat malam hari." Wanita yang dipanggil Mama oleh Kendra tersebut, mengusap lembut pipi putranya."Dia ingin Yuri tinggal, tapi Yuri tidak mau. Entah mengapa anak itu tidak mau pergi terlalu lama dan ingin selalu pulang kembali." Kendra menatap keponakannya yang saat ini sedang membelai lembut kucing miliknya."Yuri sayang ... nanti sore, jalan-jalan sama Ayah ya." Kendra menggendong kucing cantik milik keponakannya tersebut. Yuri mengangguk senang, lalu ikut membelai Kucing dengan bulu lebat tersebut.Sore hari, tampak Kendra berjalan bersama Yuri dan tentu saja Fin yang mengawalnya.Di saat bersamaan, Kendra melihat Dru yang sepertinya sedang bersama Kai. Karena tampak Kai sedang duduk bersama seorang wanita dan juga seorang anak kecil yang Kendra taksir, usianya sama dengan keponakannya, Yuri.Kendra memperhatikan Dru yang duduk agak jauh, dan terlihat fokus pada keluarga kecil Kai. Wajah tegas tanpa senyum. Mereka kembali bertemu dalam satu hari ini.Kendra berjalan ke arah keluarga kecil Kai, menyapa laki-laki yang pernah dikenalkan Papanya. Pengacara keluarga Danendra yang terkenal playboy pada masanya."Pak Kai," sapa Kendra pada Kai yang segera berdiri untuk menyalami putra bungsu, kolega bisnis Danendra.Nadine dan Arka juga ikut menyalami Kendra."Wahh ... apa saya mengganggu ?" Tanya Kendra yang dibalas gelengan Nadine."Tidak, eh ... siapa gadis cantik ini ?" Nadine bertanya saat melihat Yuri yang terlihat diam tanpa senyum."Ini keponakanku, putri dari kakakku," ucap Kendra memperkenalkan keponakannya.Mereka lalu ngobrol bersama, walau beberapa kali bertemu, tapi Kendra bisa cepat akrab dengan Kai. Apalagi Nadine juga tipe ramah, sehingga tidak sulit dekat dengan mereka."Itu Bodyguard anda ?" Tanya Kendra pada Kai yang membalasnya dengan senyum."Dia adikku." Kai melirik Nadine lalu tersenyum penuh arti saat mengatakannya."Kenapa ?" Tanya Kai ingin tahu."Tidak apa-apa, hanya saja aku menginginkan Bodyguard seperti dia." Kendra berbicara jujur yang ditanggapi senyum tipis Nadine.Kendra tipe yang tidak menyerah jika menginginkan sesuatu."Dia tidak akan menjadi Bodyguard siapapun. Dia kesayangan keluargaku," ucap Kai dengan senyum manis tapi dengan nada tegas."Kecuali, bos dan dirinya sendiri yang meminta untuk mengawal seseorang." Lanjut Kai lagi."Ryuu ?" Tanya Kendra cepat yang dibalas anggukan Kai."Sudah - sudah, jangan membahas hal yang enggak penting." Nadine menengahi suasana yang mulai tidak nyaman."Kai ...." Suara Dru memecah suasana yang mulai kaku.Kai mengangkat dua alis tanda bertanya."Aku harus pergi,ada sesuatu yang harus aku urus, bisakah kita kembali sekarang ?" bisik Dru yang dibalas gelengan Kai."Pergilah, jangan khawatirkan aku. Semua akan baik-baik saja." Kai menyuruh Dru agar cepat pergi.Setelah itu, gadis dengan tampilan manly itu segera pergi dengan langkah cepat.Saat ini lexy berada di Rumah Sakit. Pihak panti asuhan meneleponnya. Anak itu terserempet mobil saat menyebrang.Dru melajukan kuda besinya dengan kencang, jantungnya benar-benar hampir copot mendapat kabar tersebut.Saat di Rumah Sakit, ia berlari dengan kencang menuju tempat Lexy di rawat. Tampak Ibu panti bersama seorang lagi yang menjaga. Lexy tampak tidur lelap."Lexy berusaha kabur, ia mengatakan rindu padamu. Saat kami lengah, dia kabur, dan berakhir begini." Ucap Ibu Panti pada Dru yang terlihat menatap Lexy.Dru menarik nafas panjang. Semua salahnya. Lexy makin besar, dan tentu saja tidak ingin jauh darinya.Dru menelepon Kai mengabarkan jika dirinya sedang ada masalah, tanpa menyebutkan permasalahannya. Kai juga bukan tipe yang ingin tahu jika tidak di beri tahu.Dru juga menghubungi bos besarnya, terkait dirinya yang akan menghilang sementara waktu.Dru menatap Lexy yang masih terbaring lemah. Bocah tampan itu tidak apa-apa, hanya tangan dan kakinya saja yang terkilir, dan juga shock."Maafin Kakak Lexy, setelah ini, kamu bisa tinggal sama kakak," ucap Dru pelan sambil membelai rambut bocah tampan tersebut.Dalam otak Dru saat ini adalah bagaimana dia membawa Lexy untuk tinggal bersama dirinya tanpa menimbulkan kesulitan pada bocah tampan tersebut. Ia hanya mengkhawatirkan keselamatan Lexy. Ini jugalah yang menjadi alasan Dru tiak memiliki siapapun atau seseorang untuk dicintai. Ia takut orang yang disayanginya terluka.Sementara itu, di lain tempat, tampak Kendra sedang bersama Yuri yang tiba-tiba saja demam.Raina, Mama dari Kendra terlihat khawatir, dan memerintahkan Kendra untuk membawa Yuri ke Rumah Sakit. Kendra cepat mengantarkan keponakannya ke Rumah Sakit. Yuri akhirnya dirawat.Kendra tampak keluar untuk menghirup udara segar di area taman belakang rumah sakit, karena Yuri sudah ditangani dan sekarang tertidur lelap dalam penjagaan Oma nya.Tapi kedua netranya membola, menatap ke depan. Lagi dan lagi, pertemuan ini. Apakah ini skenario yang sudah diatur ?Dru berjalan menuju parkiran untuk mengambil beberapa keperluannya di rumah.Seorang pengasuh dari panti asuhan datang untuk menjaga Lexy. Setelah sadar dan melihat Dru, anak itu mulai tenang dan kembali ceria seperti sedia kala.Wajah Dru terlihat lelah karena kurang tidur beberapa hari ini. Ditambah setelah bertarung menguras tenaga, ia belum beristirahat sama sekali.Sudut bibirnya juga masih terlihat biru akibat pukulan yang di dapatkn saat bertarung."Hmmm ... kita berjumpa lagi." Suara seseorang membuat Dru membalikan badan dan memicingkan kedua netranya."Kamu ...," Ucap Dru urung menaiki kuda besinya."Seharian ini kita bertemu tiga kali," ucap Kendra sambil bersandar pada tiang dan melipat tangannya. Dru mengerutkan keningnya, seingatnya, ia baru bertemu pemuda di hadapannya ini dua kali.Kendra melihat kebingungan yang ditunjukan oleh Dru."Aku melihatmu bertarung pada pertarungan ilegal," ucap Kendra yang sontak membuat Dru kaget."Kamu mengikutiku ?" Dru bertanya dengan teka
Pagi kembali menyapa, Lexy sudah makan pagi dan terlihat senang melihat Drupadi bersamanya. "Kakak,jangan pergi lagi. Lexy sedih enggak lihat kakak." Bocah tampan itu memeluk Dru penuh sayang, takut Dru pergi lagi. Walau dia paham jika kakaknya bekerja untuk mendapatkan uang demi dirinya, tapi semakin besar, Lexy tidak ingin berjauhan dari Drupadi."Kakak akan disini sama kamu, kakak janji." Dru mengucapkan janji yang ia sendiri tidak yakin dapat menepatinya. Drupadi mengerti, Lexy sudah makin besar, tentu saja ia ingin selalu bersama dirinya. Anak itu butuh kasih sayang daringa, bukan dari para pengasuh di panti. Apalagi ia sempat meninggalkan Lexy cukup lama saat berada di luar negeri."Beneran janji ya, kali ini ? kakak sudah sering bohong sama Lexy," ucap bocah tampan itu dengan mata berkaca-kaca. Drupadi juga ikut sedih karenanya."Kakak akan usahakan yang terbaik untuk adik kakak yang paling tampan ini," jawab Drupadi lalu memeluk Lexy erat."Kak, Lexy mau jalan-jalan boleh ? bo
Malam ini, Drupadi menemani Kai menghadiri jamuan makan malam di kediaman keluarga Tanaka. Tampak bangunan yang megah, Dru teringat saat ia mengantarkan pemuda yang pernah di ditolongnya ke rumah ini, beberapa waktu lalu. Apakah ia akan berjumpa lagi dengan pemuda menyebalkan tersebut ? yang selalu saja muncul akhir-akhir ini, dan itu sangat menganggunya. Walau tidak bisa dipungkiri jika pemuda itu sudah menolongnya dua kali.Drupadi sangat berterimakasih, tapi tetap saja, kehadiran si pemuda mengusik ketenangan hidupnya. Tampak Kai menyapa beberapa kenalannya yang juga hadir pada acara jamuan makan malam tersebut. Sedangkan Dru berdiri sedikit menjauh dari Kai, tapi tetap fokus mengawasi dengan raut wajah dingin sepertia biasa.beberapa kali, wanita yang hilir mudik menyapanya, tapi Dru malas menanggapi. Andai mereka tahu, jika dirinya juga sebangsa mereka, pasti para wanita itu akan segera menghindar.Kendra tampak bersandar, memegang wine dan menatap tajam ke arah Dru yang dilihat
Drupadi menemui Ryuu, sudah saatnya mereka mengambil alih penuh black wolf yang semula dipimpin Daniel, Daddy dari Kai. Jadi organisasi itu benar-benar akan berada dalam kendali Red Eagle. Drama kematian Kai sudah disusun demikian rapi sehingga tidak ada yang akan mengetahuinya, kecuali Alma, Mommy dari Kai, serta Ryuu dan beberapa orang kepercayaannya.(Cerita Kai, bisa dibaca di Platform ungu, dengan judul Find Me,Love)Kai sendiri juga tidak mengetahui pasti drama yang sudah disusun. Ia hanya mengetahui sebagian, tanpa tahu sisanya.Malam hari, rencana berubah, karena pihak musuh menahan Daniel diluar perkiraan Ryuu.Dru belum bisa menemui Kendra karena penangkapan Daniel, pemimpin Black Wolf, membuat Kai harus membebaskan Daddy nya tersebut.Maka, Dru harus memastikan Kai selamat dalam sandiwara tersebut. Pistol yang digunakan oleh tangan kanan Dario untuk menembak Kai, sudah diganti dengan peluru bius oleh salah satu anak buah Ryuu yang menyusup.Drama yang sempurna, karena kelu
Bahu Kendra bergetar hebat, menumpahkan semua tangisnya. Walau belum dibuktikan dengan tes DNA, tapi melihat dari foto milik Drupadi , dan juga tanda lahir di bawah ketiak, tentu saja itu sangat mengarah pada keponakan laki-lakinya yang menghilang empat tahun lalu. Keponakan yang dianggap hilang, sehingga membuat Kakak perempuannya seperti mayat hidup karena depresi tiap kali mengingat putranya itu. Drupadi duduk di samping Kendra setelah menemani Lexy makan dan menitipkan Lexy sebentar pada ibu panti. Kepala Drupadi masih pusing, tapi masih bisa ia tahan sebentar."Aku menemukannya saat lari dari kejaran musuh. Saat itu aku terluka parah dan bersembunyi diantara batu besar, di sungai. Tubuh Lexy terbaring tidak jauh dariku bersembunyi. Dia sangat lemah sekali kala itu, dengan luka benturan di beberapa bagian tubuhnya. Tapi anak tampan itu sangat kuat sekali. Dan aku sangat menyayanginya." Kali ini Drupadi juga menangis. Ia tidak bisa membayangkan jika Lexy adalah Yuki, maka secara o
Pagi yang mendung, Kendra telah bangun semenjak tadi. Ia juga memerintahkan maid di rumah untuk datang ke apartemen dan memasak secara lengkap, sehingga ketika Drupadi dan Lexy bangun, semua sudah tersaji. Begitu selesai semua, Maid segera kembali ke kediaman keluarga Kendra.CklekKamar, dimana Drupadi tidur terbuka, menampilkan sosok gadis dengan gaya maskulin itu, melangkah keluar menuju arah dapur. Tapi langkahnya terhenti melihat Kendra yang sedang duduk santai sembari menyesap secangkir kopi."Sudah bangun ? apa masih sakit ?" Tanya Kendra lalu menepuk space kosong di sampingnya agar Drupadi duduk disitu.Drupadi duduk di samping Kendra yang segera mengambil air untuknya."Jangan seperti ini, aku tidak terbiasa," ucap Drupadi menerima gelas dari tangan Kendra dan segera meminumnya."Maka buatlah dirimu terbiasa, karena aku akan terus melakukannya," jawab Kendra yang merasa nyaman melihat Drupadi."Kenapa ? kamu suka padaku ?" Tanya Drupadi to the point. Mereka terbiasa dilatih t
Mereka tiba di kediaman keluarga Tanaka. Tampak Drupadi yang ragu untuk keluar dari dalam mobil."Keluarlah," ucap Kendra pada Drupadi yang masih diam."Semua akan baik-baik saja, please," pinta Kendra dengan lembut yang membuat Drupadi akhirnya mau keluar dari dalam mobil bersama Lexy.Kedua orang tua Kendra sudah menunggu, karena sebelum datang, Kendra sudah menelepon untuk bertemu karena ada hal yang ingin dibicarakan. Papanya membatalkan meeting dan Mamanya juga tidak jadi pergi untuk bertemu teman-temannya. Yuri juga dijemput lebih awal dari sekolah.Drupadi mengikuti langkah Kendra sambil menggenggam tangan Lexy.Meong ...!Suara kucing mengalihkan atensi Lexy yang melepaskan tangan Drupadi untuk mencari sumber suara. Tampak seorang gadis kecil seusia Lexy yang terlihat menggendong kucing cantik berbulu abu-abu yang lebat. Lexy berjalan mendekati gadis kecil tersebut, yang menatap Lexy tidak berkedip. Gadis kecil itu terlihat mengeluarkan air mata, tapi mengapa ia sendiri juga
Drupadi duduk di bar sambil menyesap Wine di tangannya. Tugasnya telah selesai beberapa jam yang lalu, yaitu Menghabisi seseorang yang berkhianat dengan tembakan jarak jauh. Tapi Ia masih belum ingin pulang, karena Lexy pasti tidak terlalu mencarinya, karena terlihat gadis kecil kembarannya itu membuat Lexy nyaman.“Kenapa melamun ?” Tanya kak Ari yang saat ini ikut duduk di samping Drupadi.Drupadi hanya mengangkat bahu dan tersenyum pada lelaki kemayu yang sudah dianggap seperti kakaknya tersebut.“Peluk aku kak Ari,” ucap Drupadi, yang tentu saja disambut dengan senang hati oleh Kak Ari. Tampak Kak Ari membelai sayang surai coklat milik Drupadi yang berada dalam pelukannya.“Ada masalah apa sayang … ?” Tanya kak Ari lembut. Tidak biasanya Drupadi seperti ini.“Lexy, aku menemukan keluarganya,” ucap Drupadi dengan suara bergetar, yang reflex membuat Kak Ari melepaskan pelukannya. Kak Ari tahu tentang Lexy dan bagaimana ia ditemukan. Karena panti asuhan yang merawat Lexy selama ini