Share

Meminta Maaf Kembali

“Nyantai dong jangan marah-marah terus, gua cuman pengen minta maaf lagi soal kejadian yang bakso tumpah,” Leo meminta maaf kembali kepada Sinta karena dia masih belum tenang.

“Kan lu kemarin udah minta maaf dan gua juga udah maafin lu.”

“Iya tapi lu maafinnya kaya ngga ikhlas jadi gua juga masih belum tenang, gua minta maaf lagi ya gua benar-benar minta maaf.”

“Iya gua maafin ko, udah lupain aja gua mau masuk ke kelas dulu,” ucap Sinta yang tidak tahu kenapa berubah menjadi tenang.

“Benar nih lu ikhlas maafin gua ? Kan enak gini kalau lunya tenang ngga marah-marah.”

“Rese lagi lu, iya ikhlas ko udah lupain aja ngga usah dibahas-bahas lagi lagian udah kemarin, udah ya gua duluan mau ke kelas,” Sinta langsung meninggalkan Leo sendiri di parkiran.

“Oke orang gila.”

Sinta yang belum jauh dari Leo, dia pun mendengarkan omongan yang Leo ucap. Sinta langsung balik lagi ke arah Leo dan marah-marah kepadanya.

“Lu tadi manggil gua apa ? Gua udah tenang eh lu malah cari masalah lagi,” Sinta marah-marah kepada Leo karena meledek dirinya terus.

“Ngga manggil-manggil apa kabur,” Leo langsung berlari cepat ke kelasnya.

“Dih malah kabur dasar cowo ngga jelas, ngga jadi gua maafin dah.”

Sinta pun langsung pergi ke kelasnya dengan perasaan yang kesal. Sesampainya di kelas Sinta marah-marah sendiri sampai teman-temannya melihati dirinya.

“Woyy Sin kenapa lu ngga jelas banget pagi-pagi udah marah-marah sendiri, berisik tahu,” ucap teman Sinta yang melihat Sinta masuk langsung marah-marah.

“Sorry sorry.”

Sinta pun terdiam dan merasa malu dengan teman-temannya yang sudah datang sebelum dirinya. Tidak lama kemudian, bel pun berbunyi dan guru datang ke kelasnya Sinta untuk memulai pelajaran pertama. Sinta pun berusaha fokus kepada pelajaran tersebut dan menahan kesal kepada Leo. Sinta yang sedang memperhatikan gurunya, tiba-tiba gurunya memanggil dirinya dan menyuruhnya untuk mengambil buku paket yang berada di perpustakaan.

“Sinta Hilda tolong ambilin buku paket bahasa inggris yah di perpustakaan.”

“Siap Bu, yu Hil,” Sinta pun langsung berdiri dan mengajak teman sebangkunya itu.

“Ayo Sin.”

Mereka berdua langsung keluar kelas dan pergi ke perpustakaan untuk mengambil buku paket bahasa Inggris. Setelah Sinta dan Hilda mengambil buku paketnya, dia pun meminjam terlebih dahulu kepada petugas perpustakaan dan mencatatnya di buku khusus peminjaman buku.

Mereka pun kembali lagi ke kelas dan langsung membagikan buku tersebut kepada teman-temannya yang sedang fokus mendengarkan. Setelah semuanya sudah dibagikan, dia pun duduk di kursinya untuk melanjutkan pembelajarannya. Tidak lama kemudian, bel pun berbunyi dan guru langsung keluar kelas.

Sebelum guru selanjutnya datang, Sinta dan Hilda mengembalikan buku paket bahasa Inggris terlebih dahulu ke perpustakaan karena mereka sudah janji setelah pelajaran selesai harus langsung dikembalikan. Mereka langsung memberikan buku itu ke perpustakaan dan kembali lagi ke kelas. Ternyata di saat masuk ke kelas, mereka berdua kalah cepat dengan guru pelajaran ke dua.

“Kalian abis dari mana ?” tanya guru yang memanggil tanpa nama karena masih belum begitu kenal dengan murid baru.

“Maaf Bu tadi kami berdua abis kembaliin buku paket bahasa Inggris ke perpustakaan,” Sinta pun meminta maaf kepada gurunya.

“Iya Bu benar kok kita abis kembaliin buku ke perpustakaan.”

“Oh gitu iya udah kembali lagi duduk di kursi masing-masing.”

“Siap bu.”

Lalu Sinta dan Hilda duduk di kursinya masing-masing untuk mendengarkan gurunya yang sedang menjelaskan pelajaran IPS. Di saat gurunya menjelaskan, Sinta sangat mengantuk sekali karena gurunya menceritakan sejarah Indonesia dan itu materi yang paling Sinta tidak suka. Dia ingin mencuci mukanya terlebih dahulu tetapi takut tidak diperbolehkan oleh gurunya, akhirnya Sinta pun terpaksa untuk menahan ngantuknya sampai pelajaran IPS selesai.

Kringgg...Kringgg...Kringg

Bel pun berbunyi, Sinta sangat senang sekali karena ini yang dia tunggu-tunggu sejak tadi. Sinta langsung semangat mengajak teman sebangkunya yang bernama Sinta untuk ke kantin.

“Hil ke kantin yu gua lapar nih,” ajak Sinta kepada Hilda.

“Ayo deh kebetulan gua juga pengen beli minum nih,” ucap Hilda yang langsung bangun dari kursinya.

“Tapi gua mau ke kamar mandi dulu ya Hil pengen cuci muka nih biar ngga ngantuk.”

“Oke Sin.”

Lalu mereka berdua keluar dari kelas untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu sebelum makan di kantin. Setelah dari kamar mandi, Sinta dan Hilda langsung pergi ke kantin karena sudah sama-sama lapar.

Di kantin mereka berdua memakan nasi kuning yang dijual oleh salah satu ibu kantin di sekolahnya. Nasi kuning ini sangat terkenal enak dan murah meriah. Di saat Sinta sedang makan, dia pun menengok ke arah yang lain ternyata ada laki-laki yang menyebalkan. Sinta pun terkejut dan langsung berbicara dengan Leo.

“Lah lu ngapain ada di sebelah gua ? Perasaan tadi kosong dah.”

Leo yang sedang menikmati makannya, dia pun terkejut juga karena mendengarkan suara wanita yang selalu dia dengar. Akhirnya Leo langsung menengok ke arah samping.

“Lah lu ngapain sih harus ketemu lagi, gua juga lagi makan kali emang ngga boleh gua duduk di sini ?”

“Boleh sih cuman lu kenapa sih dekat sama gua perasaan tadi aja kosong di situ,” ucap Sinta yang menahan emosinya.

“Iya suka-suka gua lah ada kursi kosong gua tempati aja, lagian ngapain lu marah gua duduk dekat lu. Asal lu tau yah ini sekolah milik bersama bukan rumah lu jadi bebas !!!” Leo sangat kesal sekali dengan Sinta yang mengganggu makannya dan malah marah-marah tidak jelas kepada dirinya.

“Iya atuh gua males apa-apa ketemu lu terus.”

Hilda yang melihat Sinta dan Leo berdebat langsung menghentikannya dan ikut berbicara juga.

“Eh lu berdua ribut mulu ngga malu apa di kantin banyak orang gini.”

“Temen lu tuh yang duluan gua lagi enak-enak makan malah marah-marah ngga jelas,” ucap Leo yang masih sangat emosi kepada Sinta.

“Lah kok gua sih lu duluan yang salah maunya deket-deket  gua terus,” Sinta yang tidak terima disalahkan oleh Leo.

“Udah-udah mending lu sini Sin kita tukeran bangku aja ribut mulu lu malu tahu banyak orang.”

Sinta dan Hilda pun tukeran tempat duduk dan melanjutkan makannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status