Beranda / Rumah Tangga / Benih Rahasia Kapten Yudha / Part 7 Didukung Pria Mandul

Share

Part 7 Didukung Pria Mandul

Penulis: Lisani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-08 08:10:12

“Kalau Yudha tetap nekat menikah tanpa resepsi, banyak yang akan membuat praduga. Saat ini kondisi perusahaan baru perlahan stabil pasca pandemi. Jika orang-orang mengira Yudha menikah karena skandal, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak berita dan gosip yang beredar. Hal itu akan berpengaruh pada kestabilan saham perusahaan. Kalau Mama sama Papa tidak merestui Yudha menikah dengan Tari, maka kita harus siap menjawab pertanyaan orang-orang, minimal awak media. Sementara anak ini, dia tidak akan peduli,” jelas Arbian menunjuk adik laki-lakinya.

Yudha kembali mengedikkan bahu karena ucapan kakaknya benar adanya. Setidaknya ia sudah berbagi kabar dan tidak menikah diam-diam. “Kalau saham perusahaan anjlok, Mama sama Kayla siap-siap aja kembali miskin,” lanjut Yudha santai.

“Yudha!!” jerit Lusiana yang rasanya ingin mencakar-cakar wajah putranya itu.

“Memangnya Tari setuju menikah sama kamu?” tanya Rudi mencoba mengendalikan situasi. Istri dan putranya sedang perang dingin.

Yudha mengangguk dan mengaku jika sudah setahun mereka menjalani LDR. Baru beberapa hari menjalin hubungan, tapi ia mendapat perintah tugas. Menyadari usianya tidak muda lagi, ia meminta Tari menunggunya.

Ia sudah berjanji jika kembali dengan selamat setelah bertugas di perbatasan, maka ia akan datang melamar Tari. Lain halnya dengan Tari yang meminta agar hubungan mereka dirahasiakan. Gadis itu setuju untuk menunggunya dan tetap fokus bekerja. Sesekali Yudha akan mengiriminya pesan jika mendapat signal. Yudha bahkan tak mengerti bagaimana lidahnya begitu fasih berbohong.

Lusiana mendengus kesal seraya berkata, “Pantas saja dia ngelunjak. Masa minta sumbangan sampai 20 juta?”

“Mama kasihnya cuma segitu? Bukannya Arbian juga titip 10 juta?” tanya Rudi mengernyit. Pikirnya, sang istri akan memberikan donasi 30 juta mengingat dirinya sendiri sudah menjanjikan 20 juta rupiah pada karyawannya itu. Operasi jantung butuh biaya yang besar.

Seperti tupai yang tergelincir, Lusiana buang muka. Lusiana baru saja membuka rahasianya sendiri. Sisa uang 10 juta itu ia gunakan bersenang-senang bersama putrinya.

“Semoga saja uang itu tidak jadi pintu azab,” gumam Yudha mendapat tepukan di pahanya. Bukan hanya itu, Arbian juga menyenggol lengannya.

Arbian yang sudah hapal sifat pelit mamanya hanya bisa pasrah menghela napas panjang. Saat ia sendiri sudah menyampaikan perihal donasi itu pada teman-temannya, bisa dibilang dirinya justru belum menyumbang karena keegoisan mamanya. Harusnya ia meminta sekretarisnya saja yang memberikan uang itu pada Tari. 

“Ma, apa Mama tidak bisa sedikit saja melunakkan hati Mama? Masih mending Yudha mau nikah dan punya anak. Apa Mama lupa kalau aku ini bisa dibilang mandul? Mama sama Papa tidak akan bisa punya cucu dariku,” ujar Arbian menatap lekat mata mamanya.

Saat semua orang membisu, Arbian lalu menoleh menatap Kayla. “Apa kamu siap nikah muda, Dek? Kamu baru saja lulus. Wisuda saja masih bulan depan. Kamu anak kesayangan Mama, harusnya kamu yang harus siap kasih Mama cucu.”

“Kak Arbian mau jodohin aku?” tanya Kayla syok.

“Sepertinya Mama yang berniat begitu. Mama pernah tanya, apa kakak punya kenalan relasi yang masih muda dan sukses? Katanya, mumpung Kayla udah mau yudisium,” ungkap Arbian membuat mamanya semakin geram.

Kayla yang baru tahu hal itu lantas berkata, “Aku nggak mau dijodohin!”

“Memangnya kamu udah punya pacar? Kalau udah ada, ya paling tidak Mama sama Papa punya harapan punya cucu,” tambah Yudha memanasi adiknya.

“Bagaimana mau punya pacar kalau Kak Yudha sama Kak Arbian mukanya garang? Kalau jemput di kampus aja, yang ngomong itu dagu. Apa susahnya bilang, masuk ke mobil dek. Temen-temen cewekku bilang, aku punya dua kakak ganteng tapi nyeremin,” keluh gadis itu menumpahkan unek-uneknya.

Arbian mengulas senyum tipis dan kembali berkata, “Karena kakak mandul dan kamu sendiri belum siap menikah, makanya kakak tidak keberatan kalau Yudha nikah. Tari tidak seburuk itu, kamu hanya belum mengenalnya, Dek. Bayangkan saja, kalau kamu punya kakak ipar yang selalu mau mendominasi. Bukannya jadi kakak rasa teman, justru malah jadi saingan.”

Kayla mulai tampak berpikir, sementara Yudha menyenggol kaki kakaknya. Dua kali ketukan pelan dari alas kaki Arbian membuat Yudha tetap diam. Kakaknya memintanya sabar karena sang mama tampaknya belum luluh.

“Mama mau punya menantu yang lebih sibuk dengan dunianya sendiri atau mengutamakan anak Mama?” tanya Arbian pelan-pelan.

Yudha rasanya ingin bersorak. Negosiator ulung sudah bertindak. Selama ini, memang hanya Arbian yang paling memahami dirinya.

“Coba Mama pikirkan, kami punya istri tapi tidak benar-benar memperhatikan kami. Dia hanya sibuk dengan urusannya sendiri. Pada kami saja yang jelas-jelas adalah suaminya, dia mungkin akan abai. Lantas, bagaimana wanita seperti itu akan memperlakukan Mama sama Papa? Tari itu yatim piatu, Ma. Aku yakin dia tahu dengan baik bagaimana akan memperlakukan mertuanya. Dia akan mengganggap kalian sebagai pengganti orang tuanya,” pungkas Arbian panjang lebar agar mamanya luluh.

“Kamu tidak tahu saja bagaimana mama menghinanya saat dia ke sini. Gadis itu pasti setuju menikah dengan Yudha karena mau balas dendam padaku,” batin Lusiana resah. Jika setuju, maka ia akan menuai apa yang sudah ia tabur.

“Ma,” panggil Rudi ketika istrinya beranjak begitu saja sebelum pembahasan menemui titik terang.

“Keras kepalanya Yudha, turunan dari Mama,” ucap Yudha turut beranjak dan pamit ingin kembali baraknya.

###

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 93 Kenangan Manis yang Pahit

    "Bang Rian, bisa mintol pinjem laptop, nggak? Aku lagi kena hukuman dari Kapten Galak. Disuruh nulis rangkuman latihan hari ini. Laptop aku dipinjam tanteku semalam," ucap Ken sembari merebahkan tubuh lelahnya di bangku panjang. Rian yang sore ini sedang membersihkan motornya, mengulurkan kunci lokernya pada Ken. "Ambil sendiri di loker, belum kelar cuci motornya." Ken mengangguk lesu. Yudha sudah memberinya tenggat waktu sampai pukul 21:00 malam. Daripada nanti ketiduran dan lupa mengerjakan, lebih baik Ken mengerjakannya sekarang. Bisa gawat kalau hukumannya dua kali lipat. Kala membuka loker Rian, senyum Rian merekah. Itu karena laptop gaming milik Rian adalah salah satu dari yang terbaik di antara rekan bintaranya. "Kado? Buat siapa? Apa jangan-jangan ... selama ini Bang Rian udah punya cewek?" batin Ken. Kening Ken mengernyit heran melihat sebuah kotak indah di bagian bawah. Penasaran, ia pun berjongkok dan membukanya. Seketika matanya membelalak melihat isinya adalah

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 92 Wanitaku

    "Di kampus swasta, Politeknik Nusa Atmajaya."Yudha mengernyit. "Bukannya itu kampus tempat Rian juga kuliah? Kamu kuliah jurusan apa?""D3 tata boga, Mas. Sebelum kita nikah, mas pernah tanya rencana aku kedepannya apa? Aku bilang mau dapat ilmu kuliner. Kepengen buka toko kue sendiri dan punya penghasilan stabil. Biar adik-adik pantiku, makanannya bisa terjamin," ungkap Tari apa adanya. Karena alasan itu juga ia berani menerima tawaran Yudha. Kalau memang mereka berdua bercerai, maka Tari bisa mendapat pesangon dan membuat toko kue. "Aku pikir-pikir dulu.""Jawaban bisa besok nggak, Mas?"Yudha mengernyit lalu kembali bertanya, "Kenapa harus buru-buru?""Soalnya, besok malam batas belanja mata kuliahnya, Mas," jawab Tari. Yudha kembali mengernyit. "Bukannya buat belanja mata kuliah, harus bayar SPP dulu?" Seingat Yudha aturannya seperti itu. Ia sendiri sudah pernah kuliah hingga bergelar magister teknik. Ia belum pikun. Tari menarik selimut sampai menutupi wajahnya. Ia sudah me

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 91 Demi Anak

    Tari masih sesegukan. Belakang ini ia memang semakin sensitif. Yudha mengecup pucuk kepala istrinya sambil terus mengusap punggungnya. Sesekali memijat pinggang Tari dengan lembut. Belakang ini, Yudha sering melihat Tari melakukannya. Seperti tadi saat Tari memasak, istrinya mengaduk sup dengan tangan kanan sembari memijat pinggang dengan tangan kirinya. "Aku bukannya nggak mau ngadu sama kamu, Mas. Tapi saat itu, kondisi kamu sendiri belum pulih. Dokter minta agar kau tidak dibebani dengan banyak pikiran. Akibatnya bisa fatal kalau kamu memaksakan diri untuk memikirkan hal berat," ungkap Tari yang sudah mulai tenang. Tari bisa merasakan anggukan kecil Yudha di atas kepalanya. Bergerak pelan mencari posisi nyaman. "Aku sendiri baru tahu kalau Sertu Rian ternyata melihat kejadian itu. Nggak sengaja aku dengar dia ngobrol sama Kayla di dapur. Sertu Rian tanya sama Kayla, kapan Kayla akan memberitahu Mas tentang kejadian itu. Mas Arbian juga katanya udah tahu, tapi tetap diam.

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 90 Paket Misterius

    "Mas kenapa teriak-teriak?" tanya Tari yang berada di teras dengan sebuah bungkusan paket di tangannya. "Siapa yang antar paketnya?" tanya Yudha mengernyit. Ia sama sekali tidak pernah memesan paket. "Paket kamu?" Tari menggeleng tapi namanya tertera sebagai pemilik paket. "Itu jelas nama kamu." "Tapi aku nggak pernah pesan, Mas." "Tidak pernah pesan? Sini biar aku yang buka!" ucap Yudha. Tari mengulurkan paket yang cukup berat itu. Saat Yudha membukanya, ada satu kotak vitamin ibu hamil yang berisi enam botol. Yudha tersentil, seingatnya belum pernah sekalipun ia membelikan Tari vitamin. Satu kotak lagi dibungkus rapi dengan gift box berwarna putih dan biru muda. Isinya selimut bedong bayi berwarna hijau muda, sepasang sepatu bayi berwarna putih coklat, kupluk rajut berwarna putih dengan sulaman hijau coklat. Di baliknya ada dua pasang baju bayi berwarna putih dengan gambar boneka berwarna biru dan satunya lagi baju bayi bermotif loreng. Ada juga boneka beruang putih yang

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 89 Beritahu Aku Alasannya

    Tari melepas dan menggantung mukenanya setelah mendengar suara mobil suaminya. Wanita hamil itu memijat pinggangnya lebih dulu sebelum beranjak. Belum sempat ia menarik handle pintu, Yudha sudah lebih dulu membuka pintu kamar. Melihat mata suaminya memerah, Tari mengernyit. "Mas kenapa?" tanya Tari menghampiri suaminya. "Maaf," ucap Yudha dengan mata kembali berkaca-kaca. Terbayang kembali bagaimana mamanya mendorong kepala Tari ke tembok. Bukannya merasa bersalah, mamanya malah mencaci maki istrinya. Parahnya, setelah melukai menantunya, tak sedikitpun ada rasa bersalah. Mamanya malah dengan tega meninggalkan Tari sendirian di sana dalam keadaan tidak dak sadarkan diri. Tari semakin heran karena bukannya menjawabnya, Yudha justru malah meminta maaf. "Maaf karena tidak tahu apa yang sudah kamu alami karena mama." Tari membelalak dan tubuhnya ikut membeku. "Apa Mas Yudha sudah melihat video yang direkam Sertu Rian?" batin Tari menggigit bibirnya. Matanya ikut berkaca-ka

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 88 Suami Payah

    "Lebih baik kamu lihat saja secara langsung. Papa sendiri malu karena terlambat mengetahuinya dan terlambat mengambil tindakan." Yudha mengernyit heran. Papanya baru tahu? Apakah kakak dan adiknya turut menyembunyikan hal itu dari papanya? "Terlalu banyak pertimbangan yang papa pikirkan. Tanpa papa ingin, keputusan papa pada akhirnya tetap menyakiti kamu," ungkap Rudi dengan suara serak. Yudha mengangguk pelan tapi tegas. Ia belum mengerti maksud ucapan papanya. Namun, ia memahami jika papanya sulit mengambil keputusan. Diraihnya ponsel Kayla dan memutar video yang sejak kemarin malam membuatnya sulit tidur dengan nyenyak. Tangan Yudha bergetar seiring fakta yang dilihatnya dalam video. Matanya berkaca-kaca dan meletakkan kembali ponsel adiknya di atas meja. Tanpa mengatakan apapun, Yudha beranjak. Tanpa pamit ia keluar begitu saja. Langkahnya cepat, tegas dan tak sanggup dicegah. Suara klakson mobilnya terdengar berkali-kali memekakkan telinga. Sudah tidak sabar ingin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status