Share

Mas Pras 43.a

Part 43. Warisan yang Selalu Menjadi Perdebatan

“Mana anak juragan kontrakan?” Aku menyenggol pundak Vivian.

“Orang gitu banget, ya. Menilai semua orang dari segi materi.”

“Kebanyakan orang memang begitu apa lagi kalau tidak pernah susah. Di mata Tuhan manusia tidak berkasta-kasta. Tapi di mata manusia tetap saja.”

“Iya, sih. Orang yang tidak pernah susah tidak peka terhadap orang susah.”

Aku mengangguk kecil, kembali fokus melihat jalanan di depan. Ini hari ketiga kami di Gunungkidul. Keliling keluarga sudah. Rencana selanjutnya belum tahu apa lagi.

“Main ke tempat bagus, yu, Dek!” ajakku jam delapan Malam.

Vivian memicingkan mata, melihatku penuh tanda tanya. Seperti sedang membaca apa yang kupikirkan.

“Kenapa?”

“Bohong, ya? Pasti mau ngerjain.”

“Enggak, lah. Ngerjain apa?”

“Pasti tempat bagusnya kamar, hayo!” Mamak ikut tersenyum mendengar tuduhan menantunya ini.

“Eh, pede. Memangnya yang kemarin kurang?”

“Ih.” Vivian memukul pundakku. “Gak malu apa sama Mamak.”

“Tidak apa-apa, pen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status