Share

Part 21

Malam kian beranjak larut. Jarum pendek jam sudah menunjuk ke angka dua belas malam, akan tetapi Mas Bima belum juga kembali ke rumah. Rasa khawatir pun terus menghinggapi sanubari, takut dia sedang membagi hati dengan perempuan lain di luar sana.

Mengambil gawai yang sejak tadi tergeletak di atas nakas. Aku berusaha menghubungi suami berniat menanyakan keberadaannya sekarang, namun, nomornya malah sedang berada di luar jangkauan.

Ke mana kamu, Mas. Aku benar-benar mengkhawatirkan kamu. Tolong jangan khianati kepercayaan aku.

Karena sudah lelah menunggu, aku memilih merebahkan bobot di atas kasur sebab mata juga sudah mengantuk. Semoga saja ketika membuka mata Mas Bima sudah berbaring di sebelahku.

Dering alarm pagi terdengar menjerit-jerit. Aku lekas menggeser tangan ke sebelah kiri tempat Mas Bima biasa berbaring, akan tetapi tidak ada siapa pun di tempat itu. Kosong.

Gegas membuka mata, menyibak selimut lalu mengayunkan kaki ke luar dari kamar mencari keberadaan suami.

Tetap sepi.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status