เข้าสู่ระบบ"Jangan bahas Elena lagi. Kalau Mom ke sini menemuiku hanya untuk membahas Elena, sebaiknya Mom dan yang lainnya pulang saja!" Usir Marco tanpa basa basi kepada ibunya.
Nyonya Mariska tercengang. Ia menatap anaknya tidak percaya."Kau mengusir Mommy hanya karena Mommy membahas Elena? Kenapa? Elena istrimu dan menantu Mommy""Mommy ingin bertanya keadaan dan keberadaannya saja tidak boleh! Kau tidak menganggap mommy sebagai ibumu lagi? Tidak menganggap wanita tua ini sebagai keluargamu?"Nyonya Mariska menangis dan mulai membuat dramanya lagi.Marco sakit kepala. Ia sudah tidak tidur berhari-hari karena mengurus perusahaan dan Elena yang terus merajuk juga meminta cerai.Kali ini ia tahu Elena serius. Jika tidak, Elena dan keluarga istrinya itu tidak akan sampai bermain-main juga bertindak kejam kepadanya, perusahaannya, bahkan kepada seluruh anggota keluarganya.Sebenarnya ia tahu Elena dan keluarga Riddle bisa mel"Apanya yang salah paham? Kak, apa kau selingkuh? Tidak ada wanita yang meninggalkan suaminya dan kembali kepada orang tuanya sampai meminta cerai jika kau tidak bermain api dengan wanita di luar sana" "Ah, apa jangan-jangan kau kembali lagi dengan mantan pacarmu Jenny itu ya! Kak, aku memang tidak begitu suka dengan kakak ipar Elena, tapi bukan berarti aku mau Jenny jadi kakak iparku! Aku tidak akan pernah menerimanya!" Kesal Mona. Ya! Dia memang tidak suka Elena yang terkenal sombong dan mendominasi. Namun selama Elena menjadi kakak iparnya, wanita itu selalu menurut dan royal kepadanya untuk mengambil hatinya.Dia tahu kakak iparnya melakukan semua itu untuk menarik perhatiannya agar dia bisa bicara dengan baik kepada Marco agar kakaknya lebih memperhatikan Elena lagi. Daripada Jenny atau wanita lainnya yang tidak sekaya Elena dan tidak lebih cantik dari kakak iparnya, jadi mana mungkin dia mau menukar kakak ipar ibarat sebongkah emas itu dengan batu kerikil. Nyonya Mariska men
"Jangan bahas Elena lagi. Kalau Mom ke sini menemuiku hanya untuk membahas Elena, sebaiknya Mom dan yang lainnya pulang saja!" Usir Marco tanpa basa basi kepada ibunya. Nyonya Mariska tercengang. Ia menatap anaknya tidak percaya. "Kau mengusir Mommy hanya karena Mommy membahas Elena? Kenapa? Elena istrimu dan menantu Mommy""Mommy ingin bertanya keadaan dan keberadaannya saja tidak boleh! Kau tidak menganggap mommy sebagai ibumu lagi? Tidak menganggap wanita tua ini sebagai keluargamu?" Nyonya Mariska menangis dan mulai membuat dramanya lagi. Marco sakit kepala. Ia sudah tidak tidur berhari-hari karena mengurus perusahaan dan Elena yang terus merajuk juga meminta cerai. Kali ini ia tahu Elena serius. Jika tidak, Elena dan keluarga istrinya itu tidak akan sampai bermain-main juga bertindak kejam kepadanya, perusahaannya, bahkan kepada seluruh anggota keluarganya. Sebenarnya ia tahu Elena dan keluarga Riddle bisa mel
"Mom, ada apa?" Tanya Mona ketika melihat wajah pucat ibunya setelah menghubungi kakak iparnya. Nyonya Mariska mengabaikan pertanyaan Mona putrinya untuk sementara waktu. Ia mencoba menghubungi nomor menantunya lagi, namun Elena tetap tidak bisa dihubungi. Wajahnya pucat pasi."Bagaimana mungkin?" Gumamnya tidak percaya. Mona mengernyit heran ketika melihat wajah pucat ibunya. Sedangkan nyonya Silvia tidak kalah penasaran ketika melihat raut pucat nyonya Mariska."Ada apa? Apa yang terjadi? Apa Elena tidak bisa dihubungi? Mungkin dia sedang sibuk" ujar nyonya Silvia menebak-nebak keadaan yang terjadi ketika melihat ekspresi tidak wajar nyonya Mariska.Kening Mona semakin berkerut."Mom, jangan bilang kak Elena tidak bisa dihubungi. Kok bisa? Tumben sekali. Mom, katakan sesuatu. Sebenarnya ada apa?""Kenapa ekspresimu seperti itu setelah menghubungi kakak ipar. Atau, apa yang sebenarnya kakak ipar katakan padamu""Dia mengangkat teleponnya kan? Hm, kalau dipikir, mana mungkin kak Ele
Nyonya Mariska menatap kakak iparnya. Ia terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Benar juga. Selama ini Elena yang mengurus urusan kita. Tapi... Elena tidak ada di sini" "Aku tidak tahu apa dia masih sakit atau tidak. Terakhir kali Elena masuk rumah sakit, aku belum menjenguknya sama sekali" "Sekarang Elena tidak hanya tidak pulang ke rumah ini, di rumah sakit pun ia tidak ada. Aku tidak tahu Elena sudah sembuh atau belum" "Aku tidak tahu ia sudah pulang dari rumah sakit atau belum. Kalian juga dengar sendiri jika Marco tidak membahas apapun tentang Elena, apa menantuku pergi di rumah orang tuanya atau tidak" "Jika aku menghubungi Elena, apa dia akan mendengarkan aku? Elena mungkin sedikit kesal padaku, karena aku tidak pernah melihatnya ketika ia sedang sakit" jawabnya dengan ragu setelah ia sempat menyetujui usulan iparnya untuk menghubungi Elena. Mata Mona seketika berbinar ketika mengingat kakak iparnya. Meskipun ia sedikit tidak menyukai Elena yang terlihat sombong, k
Marco menarik dasi yang terasa seperti sedang mencekik dirinya. Ia bersandar pada kursi mobil yang sedang berjalan. Kepalanya terasa ingin pecah karena terus menerus dipaksa untuk bekerja keras memikirkan cara untuk menyelamatkan perusahaannya yang tiba-tiba saja diambang kebangkrutan. Belum lagi karena masalah ini, ia juga menjadi tidak pernah bisa beristirahat dengan benar sama sekali. Ia bahkan sudah tidak pulang selama berhari-hari untuk menyelesaikan masalah perusahaannya hingga terpaksa menginap di kantornya. Mobil yang membawa Marco melaju membelah jalanan kota hingga tiba di sebuah rumah besar. Dengan langkah gontai, ia keluar dari mobilnya untuk masuk ke dalam rumahnya. Baru saja membuka pintu rumah, ia sudah disambut oleh suara seorang wanita yang tentu saja bukan istrinya, sebab Elena sudah lama tidak tinggal bersamanya. Marco mendongak menatap ibu dan adik perempuannya serta seluruh keluarga besarnya yang entah sejak kapan berkumpul di rumahnya. Ia mengerutkan
Setelah di usir dari rumah sakit oleh Elena dan para pengawalnnya, sudah satu bulan lebih Marco tidak menjenguk istrinya itu. Bukan dia tidak ingin mencoba untuk mencari dan menemui istrinya. Ada banyak hal yang dia pikir harus diselesaikan antara dia dan Elena. Namun sayangnya istri menyebalkannya itu benar-benar menutup akses untuk menemuinya. Pernah suatu kali dia memaksa dan mencari cara untuk bertemu dengan Elena, tetapi yang didapatkan hanya rasa malu dan kecewa. Dan soal nasib Marrie, wanita itu masih ditahan di penjara. Sepertinya Elena tidak main-main dengan keinginannya untuk memberi pelajaran dan memenjarakan Marrie. Keluarga Riddle kali ini ikut turun tangan hingga dia tidak bisa melakukan apapun untuk membantu sekretarisnya itu lolos dari hukuman. Selain itu, sepertinya dia tidak punya banyak waktu untuk mengurusi orang lain termasuk Marrie, karena urusannya sendiri sudah sangat memusingkan. "Tuan, perusahaan Valgari telah memutuskan untuk mengakhiri kerja sam







