MasukElena, seorang wanita cerdas menjadi bodoh setelah bertahun-tahun terjebak dalam cinta sepihak bersama dengan suaminya. Dia meninggalkan dunia cemerlangnya sebagai seorang nona muda kaya hanya untuk mengejar cinta dari suaminya, Marco Sebastian. Di malam hari jadi pernikahannya, Elena datang ke kantor sang suami untuk memberi kejutan. Namun siapa yang sangka jika di malam itu bukan suaminya yang terkejut, namun dia yang mendapatkan kejutan hebat. "Setelah hari-hari yang aku habiskan untuk mengejarmu, ternyata ini yang kau lakukan di belakangku! Kau bilang wanita itu hanya sekretarismu, tapi ternyata wanita ini tidak lebih dari seorang pelacur untuk menyenangkanmu! Aku membencimu, Marco!" teriak Elena penuh kemarahan, menatap suaminya dengan pandangan penuh kebencian, sebelum akhirnya berlari meninggalkan suaminya yang tertegun, dengan kue anniversary yang hancur berserakan di lantai. Elena berlari tanpa arah, didorong oleh rasa frustrasi dan sakit hati yang mendalam. Pikirannya yang kosong membawanya pada pemikiran untuk menabrakkan diri ke mobil yang melintas di jalan, sebagai cara untuk mengakhiri semua kekacauan dan rasa sakit yang dia rasakan dalam hidupnya. "Aku tidak ingin mencintaimu lagi, Marco!" lirih Elena menangis, sebelum tubuhnya terpental keras di atas jalanan aspal, dengan darah yang mengalir setelah dirinya tertabrak oleh mobil.
Lihat lebih banyak"Siapa kau?" tanya Elena kepada pria asing yang baru saja memasuki ruang perawatannya.
Wajahnya pucat, namun tidak melunturkan kecantikannya meski tidak memakai riasan. Pria bermata gelap yang berdiri di hadapan Elena, menatap tajam istrinya yang terbaring di atas ranjang. Dia berkata dengan dingin."Permainan apa lagi ini, Elena? Pura-pura tidak mengenali aku? Istriku, apa ini cara barumu untuk menarik perhatianku? Sungguh konyol!" "Segera sembuh dan pulang ke rumah, berhenti membuat ulah. Setelah percobaan bunuh dirimu itu, kau pikir aku akan merasa iba? Aku tidak akan masuk ke dalam perangkapmu lagi!" Elena mengeryit menatap pria di depannya tidak mengerti. Bahkan rasa jijik melintas di matanya ketika melihat betapa angkuhnya pria ini ketika berbicara dengannya. "Istri? Istri apa? Siapa yang kau panggil sebagai istrimu, tuan? Aku memang Elena, tapi aku tidak mengenalmu. Mungkin kau salah kamar dan matamu buta hingga tidak mengenali istrimu sendiri" "Sebaiknya kau pergi dari sini. Elena yang kau maksud mungkin berada di kamar sebelah" "Elena istrimu itu yang jelas bukan aku! Buka matamu lebar-lebar! Dasar menyebalkan! Pergilah dari sini! Kau membuatku pusing!" kesal Elena menatap pria dihadapannya dengan ekspresi aneh. Dia memang mempunyai cita-cita untuk menikah muda. Tapi dia belum putus asa sampai harus menikahi pria angkuh seperti pria dihadapannya ini. Selain arogan, pria ini bahkan tidak mempunyai sopan santun. Bagaimana bisa ada seorang suami yang datang menjenguk istrinya yang sedang sakit tanpa membawa apapun, selain mulut pedasnya. Dia sungguh tidak percaya jika benar dia menikahi pria ini. Jika dia memang istri pria ini, mungkin dengan melihat tingkahnya, dia akan langsung meminta cerai! "Huh, untung dia bukan suamiku! Aku tidak akan jatuh cinta kepada pria seperti ini di masa depan!" batin Elena menghela nafas panjang. Marco semakin menatap muram wajah Elena. Meskipun dia tidak ingin datang ke tempat ini, pada akhirnya dia tetap sedikit meluangkan waktu untuk melihat kondisi istrinya saat dia di beritahu oleh pihak rumah sakit jika istrinya ini sudah sadar. Inisiatif ini juga di ambil atas bujukan Marrie yang mengatakan jika dia tidak datang, Elena mungkin membuat masalah. Dia pikir setelah Elena mengalami kecelakaan, yang disebabkan oleh ulah Elena sendiri yang sengaja menabrakkan dirinya ke pengendara mobil yang melintas, dan kemudian jatuh koma, sikap Elena akan berubah dan menyadari kesalahannya. Namun, ternyata istrinya ini malah semakin berperilaku keterlaluan dengan berpura-pura tidak mengenalnya. Dia terlalu mengenal Elena dan tahu trik yang dimainkan istrinya untuk menarik perhatiannya. "Elena, berhenti bersikap keterlaluan atau aku tidak akan pernah peduli dan memaafkanmu lagi!" peringat Marco dengan nada tidak senang. Elena menatap Marco tidak percaya. Dia merasa jika pria dihadapannya ini begitu buta, bebal dan tidak tahu malu. Dia memegang kepalanya yang terasa pening hingga berkeringat dingin. Baru saja terbangun dari koma, tapi malah sudah harus berhadapan dengan pria gila. Ini membuat otaknya bekerja keras hingga sakit kepala. "Ah!" Elena mendesis kesakitan sambil memegangi kepalanya yang terasa ditusuk ribuan jarum. Marco menatap Elena dengan acuh tak acuh meski dia melihat sendiri dengan mata kepalanya jika istrinya tengah kesakitan. "Elena, permainan apa lagi ini? Jangan bersandiwara! Berhenti berpura-pura sakit!" ujarnya dengan datar. Elena menatap tajam Marco dengan bibir yang terus mendesis kesakitan. Dia ingin menjawab ucapan Marco, namun mulut dan tubuhnya tidak bisa di ajak berkompromi meski hanya sekedar untuk berbicara. Wajah Elena semakin pucat dengan keringat dingin yang terus mengalir di tubuhnya. Marco hanya menatap acuh Elena sampai dahinya mengernyit, merasakan sesuatu yang salah ketika melihat wajah Elena yang pucat hampir seputih kertas. Dia berjalan mendekati tepi ranjang istrinya, dimana Elena sedang meringkuk kesakitan. "Elena, jangan main-main. Apa kau benar-benar kesakitan? Jangan menipuku lagi atau aku benar-benar tidak akan kasihan!" ujar Marco mencoba menyangkal pemikirannya jika istrinya benar-benar sakit. Elena menggertakkan gigi menatap Marco marah. Dengan sisa kekuatannya, dia ingin sekali memukul Marco. Namun, sebelum itu terjadi, semuanya menjadi gelap. "Elena!" --- "Nyonya Elena" "Nyonya Elena, apa kau mendengarku?" Suara sayup-sayup terdengar di telinga Elena yang baru saja tersadar dari pingsannya. Elena mengerjapkan mata saat cahaya silau masuk ke dalam retina matanya. Dia menatap pria tampan di depannya dengan linglung."Apa di surga ada dokter tampan juga?" tanyanya dengan linglung saat melihat pria tampan berjas putih di hadapannya. Dokter Julian hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Elena. Sedangkan di sisi ranjang lainnya terdengar decakan sinis menyahuti ucapan Elena. "Tidak tahu malu!" ketus Marco yang mendengar ucapan istrinya. Elena menolehkan kepalanya ke arah lain. Dia dapat melihat pria yang dia lihat sebelum tidak sadarkan diri masih berada di ruang perawatannya. Elena memutar bola mata malas ketika melihat Marco. Dia mendengus dan membuang muka ke arah lain, sebelum akhirnya menatap dokter Julian kembali dengan wajah dipenuhi keluhan. "Dokter tampan, aku ingin dipindahkan ke ruangan lain. Sepertinya tempat ini banyak hantu pria jelek yang membuat mata dan kepalaku sakit! Aku bahkan sampai pingsan dibuatnya" ujar Elena kepada dokter Julian, namun ucapannya di maksudkan untuk menyindir Marco. Dokter Julian mengatupkan bibirnya mencoba tidak tertawa mendengar ocehan wanita muda di hadapannya. Sedangkan Marco berwajah jelek ketika mendengar ucapan istrinya. Dia yakin ucapan Elena ditujukan kepadanya. "Elena, bagus sekali sikapmu. Kau menyindir suamimu sendiri sebagai pria jelek seperti hantu, tapi memuji pria lain tampan!" "Benar-benar istri tidak berbakti! Apa ini caramu untuk membalas dendam kepadaku? Aku sudah katakan jika aku tidak mempunyai hubungan apapun dengan Marrie!" "Kau hanya salah paham. Jadi hentikan permainanmu, karena aku tidak punya waktu untuk meladeninya!" "Sudah aku bilang kau tenang saja. Aku tidak akan berselingkuh darimu meski aku tidak mencintaimu. Aku masih menjadi suami yang setia. Apa kau masih belum puas dengan itu?" "Aku sudah sudah lelah meladeni sifat kekanak-kanakanmu. Kau terus membuat ulah sampai mencoreng wajahku dengan percobaan bunuh dirimu" "Jika kau terus seperti ini, mungkin aku tidak akan sanggup lagi dan akan segera menceraikanmu!" kesal Marco menatap tajam istrinya. "Ayo kita bercerai!" tegas Elena menatap Marco tidak kalah tajam. "Apa?" ujar Marco terkejut ketika mendengar jawaban istrinya. Elena menatap Marco kesal."Aku tidak tau apa masalahmu kepadaku. Sejak aku bangun kau terus mengatakan aku ini istrimu" "Sedari tadi kehadiranmu membuatku kesal dan sakit kepala! Apa kau pria yang kabur dari poli kejiwaan dan tersesat ke ruangan ini?" "Aku rasa, aku tidak terlalu mempunyai banyak dosa sampai harus menikah dengan pria sepertimu" "Jika aku memang melakukan kesalahan satu malam sampai tidak sengaja menikahi pria sepertimu, maka ayo kita bercerai!" "Menyebalkan sekali! Bagaimana ada pria dan suami seperti dirimu? Aku yakin Elena yang kau maksud sebagai istrimu itu pasti menderita saat menikah denganmu" "Selain kau gila, angkuh dan tidak berperasaan, kau juga bukan manusia! Kau melihat dan mendengar istrimu bunuh diri, bukannya membantu kesehatan mentalnya untuk pulih, kau malah memarahi dan memakinya!" "Kau bahkan lebih tidak waras dari itu! Kau bahkan memaki aku yang bukan istrimu! Sialan kau!" ujarnya dengan nafas tersengal karena marah. Elena memegang kepalanya yang terasa pening kembali. Baru saja sadar dia sudah bertengkar sebanyak dua kali dengan pria gila yang sama dalam sehari. "Elena!" sentak Marco menatap Elena yang terlihat membangkang dengan tidak senang. "Hentikan!" ujar dokter Julian mencoba menghentikan perdebatan di antara suami istri ini. Dokter Julian menatap tajam Marco."Tuan Marco, tolong jangan bersikap gegabah. Istri anda baru saja sadar dari koma setelah sekian lama. Nyonya Elena mungkin masih bingung dengan kehadiran anda" "Nyonya Elena butuh ketenangan dan banyak istirahat. Saya harap tuan Marco mengerti" "Selain itu, karena kecelakaan yang menimpa nyonya Elena cukup fatal, kami harus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menilai apa ada kondisi mengkhawatirkan akibat efek kecelakaan itu" "Jadi saya harap tuan Marco bisa bekerja sama. Jika anda dan istri anda mempunyai masalah pribadi sebelumnya yang sempat belum diselesaikan, saya rasa ini bukan waktu yang tepat untuk membahasnya. Saya harap tuan Marco bisa lebih bijaksana!" ujarnya dengan tegas menatap lurus Marco. Marco menatap dokter Julian tidak kalah tajam, lalu menatap Elena yang kembali berwajah pucat dan meringis kesakitan seperti saat istrinya belum pingsan. Dia mendengus, menatap dokter Julian dan berbicara dengan acuh tak acuh. "Baiklah! Aku akan keluar. Tolong periksa istriku, karena aku rasa ada yang salah dengan otaknya!" ketusnya, lalu melenggang pergi meninggalkan Elena yang menatap punggungnya dengan tajam.Marco merasa sesak di dada. Dulu, ia tidak peduli pada istrinya, meski ia tahu Elena mencintainya dengan sangat ugal-ugalan.Alih-alih tersanjung oleh cinta mati istrinya, ia malah merasa risih dan jijik. Namun, ketika kini ia mendengar istrinya tidak lagi cinta padanya, hatinya terasa sedikit tidak nyaman."Tidak! Ini hanya perasaanku saja. Elena terlalu kurang ajar memublikasikan masalah rumah tangga kami kepada orang luar, padahal keputusan cerai kami belum benar-benar selesai" batin Marco."Aku marah dan tidak nyaman karena itu! Ya! Hatiku tidak nyaman karena perbuatan Elena yang tidak sopan, bukan karena mendengar dia tidak lagi cinta padaku""Baguslah kalau wanita itu tidak suka lagi padaku. Itu berarti tidak ada lagi yang akan menggangguku dengan suara cerewetnya yang berisik itu""Dan aku bisa bersama dengan Jenny seperti yang seringkali dulu aku impikan!" Marco mencoba menyangkal bahwa ia mungkin memiliki perasaan lain terhadap istrinya.Jika pun iya, kenapa harus sekarang? K
"Suami? Cih! Sepertinya pernikahanku dengan Marco memang cukup terkenal, ya. Tapi aku tidak peduli apa pun yang terjadi di masa lalu""Aku datang ke sini untuk berpesta dan berkumpul dengan kalian. Jadi, jangan membahas hal yang tidak penting!" ujar Elena kepada teman-temannya.Rachel meletakkan punggung tangannya di kening Elena. "Tidak demam. Tapi kenapa sekarang aku melihatmu sepertinya sangat membenci suamimu? Dia masih cinta mati-mu, kan?" Tanyanya, menatap Elena heran.Bukan hanya Rachel. Teman-teman Elena yang lain pun tak kalah bingung. Mereka menatap Elena, seolah melihat hantu dari masa lalu."Setelah kau menikah dengan Marco, jangankan muncul di pesta lagi, kau bahkan tidak pernah menghubungi dan bicara pada kami""Sesekali kami memang masih bisa menghubungimu, tapi tetap saja kau sangat sulit diajak bertemu""Jadi, katakan padaku, apa yang terjadi sampai kau berada di sini dan terlihat sinis ketika kami membahas suamimu? Kau tidak cinta mati lagi dengan suami itu?" sahut C
Elena tidak peduli dengan apa yang menimpa suaminya. Dia sudah bulat dengan keputusan cerainya. Lagipula dia tidak mengingat Marco dan tidak lagi cinta kepada suaminya. Hidupnya kini terasa seperti ia masih seorang lajang. Andai saja Marco dan keluarganya tidak mengingatkan dia tentang masalah pernikahannya, dia tidak akan menganggap Marco pernah ada dihidupnya. "Malam ini mari bersenang-senang!" ujar Josh kepada adiknya Elena. Elena memakai gaun biru laut yang indah. Riasan tipis menghiasi wajahnya, mempertegas kecantikan alaminya."Rasanya seperti sudah lama sekali aku tidak berpesta. Jadi kakak, ayo kita bersenang-senang! Kuharap ada hal baik yang aku bisa lihat malam ini!" jawab Elena sambil tersenyum tipis. "Tuan Preston mengundang para Elit di kota ini untuk pesta ulang tahun pernikahannya. Tentu saja keluarga kita termasuk di dalamnya yang masuk ke dalam daftar undangan""Jadi kurasa akan banyak tamu yang datang. Mungkin teman-temanmu juga datang ke pesta itu. Selama kau m
"Apanya yang salah paham? Kak, apa kau selingkuh? Tidak ada wanita yang meninggalkan suaminya dan kembali kepada orang tuanya sampai meminta cerai jika kau tidak bermain api dengan wanita di luar sana" "Ah, apa jangan-jangan kau kembali lagi dengan mantan pacarmu Jenny itu ya! Kak, aku memang tidak begitu suka dengan kakak ipar Elena, tapi bukan berarti aku mau Jenny jadi kakak iparku! Aku tidak akan pernah menerimanya!" Kesal Mona. Ya! Dia memang tidak suka Elena yang terkenal sombong dan mendominasi. Namun selama Elena menjadi kakak iparnya, wanita itu selalu menurut dan royal kepadanya untuk mengambil hatinya.Dia tahu kakak iparnya melakukan semua itu untuk menarik perhatiannya agar dia bisa bicara dengan baik kepada Marco agar kakaknya lebih memperhatikan Elena lagi. Daripada Jenny atau wanita lainnya yang tidak sekaya Elena dan tidak lebih cantik dari kakak iparnya, jadi mana mungkin dia mau menukar kakak ipar ibarat sebongkah emas itu dengan batu kerikil. Nyonya Mariska men






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Ulasan-ulasan