Compartir

Bab 127. Pesan Tengah Malam

last update Última actualización: 2025-11-27 13:29:23

Setelah Chantika pergi ke lantai 2, Firzan pun masuk ke kamarnya dan langsung merebahkan tubuh di atas tempat tidur. Baru saja ingin memejamkan mata, tiba-tiba sebuah pesan masuk ke di handphonenya. Rasa penasaran membuat Firzan bangkit dari tidurnya, lalu mengambil handphonenya itu di atas meja.

Ada sebuah pesan whatsapp yang masuk dari nomor tak dikenal.

Siapa sih tengah malam begini? batin Firzan penasaran.

“Malam Firzan, ini Tante Mili, gimana kabarmu?”

“Tante cuma ingin memberitahu opening restoran di Kemang dipercepat, jadi 3 hari lagi kamu harus sudah berada ke Jakarta”

“Semua biaya transport dan lain-lain akan diganti setelah kamu sampai di Jakarta”

Firzan langsung menghela napas membaca pesan dari Mili itu, akhirnya kepergiannya ke Jakarta semakin dekat, tiba-tiba di teringat Chantika, karena nanti dia pasti akan sangat merindukan kekasihnya itu.

Tapi yang tiba-tiba mengganggu pikiran Firzan adalah dari mana Tante Mili mendapat nomot HP-nya, seingatnya hanya Chantika dan Lint
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Jika Istri Majikan dan Anaknya Memaksa, Aku Bisa Apa?   Bab 195. Cinta Kian Bersemi di Sydney

    “Serius kamu akan membebaskan aku, Anthony?” tegas Mili pada lelaki indo di depannya.“Iya, aku tahu kamu tidak punya siapa-siapa lagi, mereka semua mencampakkan kamu, demikian pula aku. Aku juga sekarang hidup sendiri, Angela sudah bahagia dengan pasangan barunya, makanya aku perlu seseorang untuk mendampingi hidupku juga. Aku harap orang itu adalah kamu, Mili..., karena terus terang terakhir aku ketemu kamu di apartemen itu aku masih merasakan ada getaran di hatiku, kalau aku masih memiliki hasrat denganmu. Ya... masih sama seperti yang aku rasakan saat dekat dengan kamu seperti ini.”“Kamu jangan mengada-ada, Anthony, dengan penampilanku lusuh dan tak terurus seperti ini, aku merasa omonganmu tidak sesuai sama sekali.”“Sumpah, Mili,, kamu itu di mataku tetap cantik walaupun tanpa make up dan apa adanya seperti ini,” puji Anthony, membuat Mili seketika jadi tertunduk malu.“Ya, sudah, kalau begitu, Mili, waktu besuk sudah habis. Sekarang kamu tinggal menunggu waktu kebebasanmu saja

  • Jika Istri Majikan dan Anaknya Memaksa, Aku Bisa Apa?   Bab 194. Harapan Untuk Mili

    Beberapa hari kemudian di kantor polsek Menteng... Mili baru selesai makan siang yang terpaksa dilahapnya meskipun hatinya menolak, ketika seorang sipir wanita menjemputnya untuk menemui seorang pengunjungnya hari ini. Kata sipir wanita itu, dia seorang laki-laki, ketika Mili bertanya...“Siapa ya? Apa si brengsek Gun yang tiba-tiba rindu padaku setelah semua kebohongannya akan membebaskanku hanya sebuah tipu muslihat?”“Sudah berhari-hari setelah aku memberikan Gunsu Kemang kepada Firzan, baik Firzan maupun Gun tak pernah mengunjungiku lagi? Tak ada seorang pengacara pun yang dia janjikan itu datang”“Sekarang buat apa Gun datang lagi, apa dia akan menepati janjinya? Atau mungkin itu Firzan yang ingin bertemu denganku?”Mili yang tubuhnya mulai terlihat kurus dan tak terurus sepanjang jalan lorong penjara menuju ke ruang pengunjung bergumam sendiri, bertanya-tanya siapakah yang mengunjunginya...?“Anthony...?”Mili merasa terkejut, tidak ada hujan tidak ada badai, tiba-tiba lelaki i

  • Jika Istri Majikan dan Anaknya Memaksa, Aku Bisa Apa?   Bab 193. Setelah Chantika Bertemu Camer

    Angela telah mempersiapkan semua barang-barangnya, dia sudah memutuskan untuk pindah ke rumah sewa yang telah dibookingnya melalui sebuah iklan kos-kosan. Keluarga Sutarjo sekarang telah berkumpul, sehingga tidak ada alasan lagi dia berada di rumah itu...“Pak, saya mau pamit dulu...,” ucap Angela saat Pak Gun sedang duduk menikmati teh hangat dan kudapan buatan Nek Las di beranda.“Lho, emangnya kamu mau kemana, Angela?” tanya Pak Gun yang mengerutkan dahi melihat Angela sudah berpakaian rapi dan membawa sebuah travel bag berukuran besar.“Saya sudah dapat rumah sewa, Pak, jadi mau saya tempati hari ini,” jelas Angela.“Lho, kenapa harus sewa rumah segala? Di sini kan masih ada kamar buat kamu tinggal,” tegas Pak Gun. “Dulu kan saya tinggal di sini karena jadi asisten dan sopir Bu Mili, karena dia sudah tidak ada, lebih baik saya tinggal di luar saja,” jelas Angela lagi. “Tapi kamu masih mau kerja dengan aku, kan?” tegas Pak Gun.“Ya mau dong, Pak... saya kan perlu biaya untuk hidu

  • Jika Istri Majikan dan Anaknya Memaksa, Aku Bisa Apa?   Bab 192. Chantika Bertemu Calon Mertua

    “Kenapa diam saja?” tanya Firzan yang sedang memandu mobil sambil melirik sebentar ke arah Chantika yang tampak melamun.“Deg-degan tahu...” ucap Chantika sambil bersandar di jok penumpang.“Tenang aja, ayah dan ibuku tidak makan orang... hehehe...” canda Firzan coba mencairkan suasana.“Nggak lucu ah...” ucap Chantika ketus.“Nah, kayak gitu yang pertama aku rasakan saat ketemu papamu di Semarang, panas dingin juga aku dibuatnya?” ungkap Firzan.“Dimana ya waktu itu?” “Di hotel, waktu aku disuruh cari kari kambing sama papamu.”“Bukannya di stasiun?” “Di stasiun kan papamu belum kamu beritahu kalau kita pacaran, walaupun begitu deg-degan juga sih. Tapi yang di hotel itu yang bikin aku keringatan karena takut dimarahi ayahmu.”“Sama juga dengan aku sekarang, kalau orang tuamu nggak suka dengan aku, karena aku kurang cantik misalnya, aku harus gimana?” “Nggak usah takut, kita kawin lari saja kalau tidak direstui... hehehe...” canda Firzan lagi, kali ini candaan Firzan itu bisa mem

  • Jika Istri Majikan dan Anaknya Memaksa, Aku Bisa Apa?   Bab 191. Petuah Bertemu Calon Mertua

    “Chantika, ada abangku di belakang,” bisik Firzan pada Chantika yang masih memeluknya.“Uppsss, maaf...,” ucap Chantika langsung melepaskan pelukannya, kemudian Nek Las, Kevin pun menghampiri Firzan, memberikan ucapan selamat karena telah berhasil dibebaskan.“Ayo, Nak Firzan makan dulu, Nenek sudah masak banyak makanan hari ini bareng Mbak Nung, untuk menyambut kedatangan kamu di keluarga Sutarjo” ucap Nek Las disambut dengan senyum semua yang ada di sana.“Bas... sini...!” panggil Pak Gun pada Baskoro. “Sudah saatnya kamu tahu Bas, kalau adikmu ini sudah lama menjadi pacarnya Firzan,” jelas Pak Gun.“Wah, yang bener, Pak? Saya merasa senang sekali mendengarnya,” ucap Baskoro sambil menepuk-nepuk bahu Firzan.“Iya, Bas, artinya kamu nanti jadi besanku, tapi tetap kamu harus mau jadi supir pribadiku... hehehe...” canda Pak Gun di tengah kegembiraan yang melingkupi membuat semua tertaya mendengarnya.“Siap, Pak Boss... tapi gajiku nanti dinaikkan ya, kita kan jadi saudara... hehehe...”

  • Jika Istri Majikan dan Anaknya Memaksa, Aku Bisa Apa?   Bab 190. Berhasil Menjalankan Rencana

    “Tadi, Tante tanya agar restoran Gunsu Kemang tetap beroperasi ya?” tanya Firzan dalam upaya menjalankan rencana yang diperintahkan oleh Pak Gun.“Iya, Firzan, apa kamu tahu caranya?”“Iya tahu Tante, karena restoran Gunsu Kemang atas nama Tante, jadi tidak beroperasi karena Tante sedang kesandung masalah hukum, cara satu-satunya Tante harus memindahtangankan kepemilikan restoran itu atas nama orang lain yang sedang tidak bermasalah dengan hukum, misalnya diberikan kepada Pak Gun, barulah bisa beroperasi kembali. Begitu yang aku tahu, Tante.”“Nggak akan aku berikan restoran itu pada Pak Gun, bisa-bisa nanti akan diambil alih oleh si gadis kampungan itu. Hmm, bagaimana kalau restoran Gunsu Kemang aku berikan atas nama kamu saja, Firzan...”“Ng-nggak... nggak Tante..., jangan aku... aku nggak bisa menerimanya, aku kan bukan siapa-siapa Tante...”“Tidak apa-apa, Firzan... sekarang ini aku hanya percaya sama kamu, anggaplah ini rencana masa depan kita... maksudku, hmm.. setelah aku bebas

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status