"Bagaimana kau bisa bertunangan dengan pria sampah seperti itu, Lauryn?" Reiner bertanya setelah pelayan pergi meninggalkan ruangan.
"Alexander memikirkan rencana cadangan agar aku tetap mematuhinya, dan rencana konyol itu adalah Lorenzo. Alexander kira aku akan tergila-gila pada Lorenzo, tapi sungguh itu benar-benar sebuah rencana yang gagal. Aku menerima pertunangan dengan Lorenzo hanya karena ingin mengikuti permainan Alexander."
"Kau tidak menyukai pria itu, kan?"
Lauryn terkekeh geli. "Aku memiliki standar yang tinggi, Reiner. Aku pasti sudah kehilangan akal jika aku menyukai pecundang seperti Lorenzo."
"Aku lega mendengarnya," seru Reiner.
"Kau cemburu, hm?"
Mobil Lauryn sampai di parkiran kediaman Reiner. Rasa sakit di perut Lauryn masih terasa karena dua tendangan Mavrick.Ketika Lauryn keluar dari mobilnya, Grace segera menghampiri Lauryn. "Apa yang terjadi pada Anda, Nyonya?" tanya Grace sembari melihat ke mobil Lauryn yang lecet di mana-mana."Hanya masalah kecil, Grace," jawab Lauryn."Apakah Anda terluka?""Tidak. Aku tidak terluka." Lauryn menjawab cepat. "Aku akan istirahat dulu.""Baik, Nyonya."Lauryn melewati Grace. Ia melangkah masuk ke bangunan utama kediaman Reiner.Grace segera mengeluarkan ponsel dari saku setelan kerj
Orangtua Lorenzo murka setelah mengetahui putranya berakhir di rumah sakit. Mereka langsung meninggalkan London ketika mereka menerima kabar putra semata wayang mereka mengalami patah tulang rusuk.Sekarang mereka sudah sampai di rumah sakit. Hati orangtua Lorenzo sakit ketika melihat putranya yang tampak menyedihkan."Apa yang terjadi pada putraku?" tanya ayah Lorenzo pada asisten Lorenzo."Tuan Lorenzo pergi untuk makan siang di sebuah restoran Jepang, di sana Tuan Lorenzo bertemu dengan Nona Lauryn dan Tuan Reiner. Tuan Lorenzo mengatakan sesuatu yang membuat Tuan Reiner tidak senang, lalu Tuan Reiner menyerang Tuan Lorenzo." Asisten Lorenzo menjelaskan berdasarkan yang ia tahu."Bajingan itu berani sekali memukul putraku. Dia berp
"Aku tidak ingin melakukan pertemuan apapun dengan Lorenzo." Reiner memberikan jawaban pada Jeff. Asistennya itu memberitahunya bahwa Lorenzo menghubunginya dan ingin bertemu dengannya."Baik, Pak." Jeff mengerti dengan baik ucapan Reiner. "Tidak ada lagi yang ingin saya sampaikan, selamat malam, Pak.""Ya." Reiner meletakan kembali ponselnya ke dalam saku celananya.Dari arah belakang Lauryn memeluk tubuh gagah Reiner. "Kenapa Lorenzo ingin bertemu denganmu?" tanya Lauryn.Reiner membalik tubuhnya, ia memandangi wajah cantik wanitanya. "Aku menghancurkan perusahaannya. Dia mungkin ingin meminta belas kasihan.""Lorenzo pasti sedang menderita sekarang. Pria itu sela
Tiga hari berlalu, Lauryn selalu menemani Reiner makan siang bersama. Dan saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju ke kediaman Reiner.Lauryn telah melakukan langkah selanjutnya untuk Alexander, dalam waktu dekat ini ia akan membuat Alexander kalah dalam beberapa proyek besar lainnya. Lauryn akan memastikan pria itu tidak mendapatkan proyek apapun mulai dari sekarang.Lauryn meraih ponselnya, ia menghubungi Janice untuk membuat pertemuan dalam beberapa jam lagi."Sial!" Lauryn mengumpat saat ia tidak sengaja menjatuhkan ponsel dari genggaman tangannya.Ia memiringkan tubuhnya untuk meraih ponsel, meraba-raba di dekat kakinya, tempat jatuhnya benda canggih miliknya. Posisi ponselnya cukup jauh dari jangkauan tangannya, Lauryn kehilan
Orangtua Reiner tiba di rumah sakit. Beberapa jam lalu mereka menerima panggilan dari Reiner yang memberitahukan tentang Lauryn yang mengalami kecalkaan dan sekarang berada dalam keadaan koma.Tanpa banyak berpikir orangtua Reiner memutuskan untuk melakukan penerbangan ke Meksiko. Saat ini putra mereka pasti sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya.Sulit untuk melewati masa-masa seperti ini sendirian, dan orangtua Reiner tidak ingin membiarkan putranya sendirian.Ini merupakan pertama kali bagi mereka menjenguk seseorang yang berada dalam keadaan koma. Tidak ada banyak hal yang bisa mereka lakukan selain memandangi Lauryn yang menutup mata."Kau sudah makan, Reiner?" tanya Ibu Reiner pada putranya yang duduk di kursi
Satu minggu berlalu, terhitung sudah sepuluh hari Lauryn berada dalam kondisi koma. Ia masih tampak betah dalam tidurnya yang sangat lelap.Sementara itu Reiner telah mendapatkan beberapa hal dalam waktu satu minggu. Ia mendapati bahwa istri Alexander William memiliki hubungan terlarang dengan seorang pria muda.Sementara itu ia juga sudah berhasil menekan perusahaan Alexander hingga Alexander mengalami penurunan harga sama ratusan poin. Alexander meminta bantuan pada banyak orang, tapi tidak ada yang bisa membantunya karena tekanan dari Reiner.Dan kemarin Reiner mengirim seorang wanita untuk menggoda Lorenzo. Saat ini hidup Lorenzo sudah hancur, jadi Lorenzo pasti membutuhkan hiburan.Hari ini Reiner akan membuat Eddelia dan Alexand
Alexander merasa muak saat pencari berita menyerangnya dengan berbagai pertanyaan seputar rumah tangganya. Pria itu tidak mengatakan apa-apa, ia hanya menembus kerumunan lalu masuk ke dalam mobilnya.Di dalam mobil, Alexander merasa terkekang oleh dasi di lehernya. Ia menarik dasi di lehernya hingga dasi yang tadinya rapi menjadi menggantung longgar di lehernya.Alexander seperti tercekik. Ia sangat benci situasi di mana ia sulit bernapas seperti sekarang.Ellios segera melajukan mobil, ia membawa Alexander menuju ke depan kantor Reiner. Ia mengetahui bahwa hari ini Reiner datang ke kantor. Menunggu beberapa saat mobil Reiner keluar dari gerbang perusahaan.Ellios mengejar mobil Reiner. Ia menyalip kemudian mobil Reiner berhenti menda
Reiner membuka matanya pada pukul enam pagi. Ia terlelap di sebelah tempat tidur Lauryn dengan tangan yang tidak pernah melepaskan genggamannya pada tangan Lauryn."Selamat pagi, Lauryn." Reiner menyapa Lauryn. Menyapa Lauryn merupakan hal yang tidak pernah ia lewatkan."Selamat pagi, Reiner." Bulu mata lentik Lauryn bergerak, kelopak matanya yang sudah hampir dua minggu tertutup kini terbuka. Iris biru tenangnya kini terlihat lagi.Reiner membeku sejenak, ia harap ini bukan mimpi. Ia tidak ingin dihempaskan oleh kenyataan karena dirinya yang berharap terlalu tinggi.Senyum tampak di wajah pucat Lauryn. "Apakah aku sudah membuatmu menunggu terlalu lama?" tanya Lauryn.Suara yang Rein