Adelard hanya mengantar Leandra sampai di apartemen. Ia harus segera mengobati lukanya jika tidak itu akan infeksi. Adelard menggerakan pandangannya tanpa sengaja ia melihat tas tangan Leandra tertinggal di kursi penumpang.
Tanpa banyak berpikir Adelard memutar mobilnya kembali ke apartemen Leandra. Ia harus mengembalikan tas Leandra karena mungkin ada sesuatu yang penting di dalamnya.Adelard tahu di lantai berapa apartemen Leandra berada. Itu di lantai 15 di mana hanya ada tiga apartemen di sana. Salah satunya adalah milik Leandra.Di dalam apartemennya, saat ini Leandra tengah berjuang melawan seseorang yang menjerat lehernya dari belakang dengan seutas tali.Ia berjuang melawan, tapi semakin ia melawan ia merasa semakin lemah. Namun, Leandra tidak menyerah terhadap hidupnya. Ia tidak boleh mati di tangan orang yang ingin merampas kehidupannya.Ia masih terus melawan, tapi rasa putus asa akhirnya datang. Hingga ketika ia pikir ini adalah akhir dari hidupnLeandra diberikan obat yang membuatnya mengantuk. Ia terlelap dan terjaga keesokan paginya. Ketika Leandra membuka matanya ia menemukan Alice ada di sebelahnya."Leandra, kau sudah bangun?" Alice segera menanyai Leandra. Wanita itu memperhatikan Leandra seksama."Bagaimana kau bisa ada di sini?" tanya Leandra."Aku dihubungi oleh Tuan Alvaro Maxwell. Pria itu mengatakan bahwa kau berada di rumah sakit." Alice menjelaskan.Leandra seketika mengingat tentang Adelard. Ia segera turun dari ranjangnya."Kau mau pergi ke mana, Leandra?" tanya Alice."Aku harus melihat kondisi Adelard."Alice tidak bisa menahan Leandra. Wanita itu mengikuti langkah kaki Leandra.Leandra berhenti di depan sebuah ruangan kemudian mengetuk lalu masuk ke dalam sana. Matanya menangkap sosok Adelard yang masih terlelap di atas ranjang.Hati Leandra tiba-tiba diserang rasa takut. Kenapa Adelard belum bangun juga? Bukankah Noah mengatakan bahwa kondisi Adelard baik-baik
Kondisi Adelard sudah lebih baik setelah beberapa hari dirawat. Sekarang pria itu sudah keluar dari rumah sakit. Adelard tidak membuang waktunya untuk mendatangi sebuah tempat yang merupakan markas kelompok si pembunuh bayaran.Asisten kakaknya telah menemukan kelompok gangster yang memiliki tato tengkorak kepala di pergelangan tangannya. Seperti yang Adelard harapkan dari pekerjaan asisten kakaknya, selalu bisa diandalkan.Elang Api merupakan geng yang sudah berdiri sejak belasan tahun lalu. Pemimpin kelompok itu adalah Argon Black yang terkenal sangat kejam.Dalam kelompok itu terdapat aturan, tidak ada yang boleh membocorkan siapa anggota yang menjalankan tugas serta orang yang membayar tenaga mereka.Selama mereka dibayar mahal, mereka akan melakukan apapun dan membunuh siapapun. Akan tetapi, sekarang mereka mencari masalah dengan orang yang salah.Adelard memang bukan seseorang yang terjun ke dunia hitam seperti Reiner, tapi fakta ia putra kedua dari Ma
Pemotretan Leandra selesai, wanita itu segera menuju ke parkiran tempat mobilnya berada. Manager dan asistennya saat ini sedang mengurus sisa pekerjaan di sana.Suasana hati Leandra berubah menjadi buruk ketika ia melihat sosok pamannya yang saat ini sedang menyeringai ke arahnya. Untuk apa lagi pria sinting itu mendatanginya. Benar-benar menjijikan."Leandra sayangku." Pria itu menghadang langkah Leandra."Menyingkir!" Leandra bersuara dingin. Ia tidak akan pernah bersikap ramah pada pamannya ketika tidak ada orang di sekitar mereka."Sayang, jangan seperti itu padaku. Aku hanya merindukanmu. Kau pasti marah karena aku tidak menjengukmu selama beberapa hari ini." Pria itu mengatakan kalimat yang membuat perut Leandra terasa mual.Dari arah belakang Adelard mendengar apa yang dikatakan oleh paman Leandra. Tidak perlu menunggu lebih lama untuk tahu semuanya. Jadi, paman Leandra memiliki perasaan menjijikan terhadap keponakannya sendiri.Adelard tidak mun
Makan siang berakhir. Leandra dan Adelard meninggalkan restoran. Sementara itu Sandra dan Aline masih tetap di sana untuk beberapa saat sebelum akhirnya juga meninggalkan restoran."Jalang itu benar-benar memuakan." Aline yang sedang menyetir memaki Leandra. Ia sangat cemburu sekarang, bagaimana Leandra bisa bersama dengan Adelard sedangkan dirinya tidak bisa."Kau harus tetap tenang, Aline. Adelard sedang bermain-main sekarang. Kapan kau pernah melihat Adelard bertahan lama dengan pasangannya." Sandra menganggap remeh perasaan Adelard pada Leandra.Ia merasa cukup mengenal adik iparnya yang selalu bermain-main dengan wanita."Aku tidak tahan melihat Adelard bersama wanita lain, Kak. Rasanya aku ingin membunuh mereka semua!" kesal Aline."Tidak perlu membuang tenagamu. Percayalah hubungan mereka pasti akan segera berakhir. Tidak akan ada wanita yang bisa menikah dengan Adelard kecuali dirimu." Sandra meyakinkan sepupunya.Perasaan Aline menjadi lebih ba
Apartemen milik Adelard terletak di kawasan elit, ia merupakan satu-satunya penghuni di lantai 16. Untuk seorang pria yang tinggal sendirian, tempat itu terlalu besar untuknya dengan segala fasilitas yang nyaris lengkap.Namun, di tempat itu hanya ada satu kamar tidur saja. Pria itu tampaknya tidak berencana membawa teman menginap di sana.Leandra masuk ke dalam kamar Adelard yang berukuran luas. Kamar itu didominasi oleh warna abu-abu dan putih, tapi tidak membosankan. Dinding kamar itu terbuat dari kaca yang ditutupi oleh tirai berwarna putih yang menjuntai dari atas hingga ke bawah.Semua perabotan yang ada di dalam ruangan itu tertata dengan rapi. Terdapat sebuah lukisan besar di dinding tepat di atas ranjang Adelard. Lukisan dengan Leandra sebagai modelnya."Kau terlihat sangat cantik di sana." Adelard berdiri di belakang Leandra lalu kemudian memeluk perut Leandra.Leandra memiringkan wajahnya. "Kau membuatku takut, Adelard."Adelard tertawa ringa
Leandra telah pergi tidur lebih cepat dari Adelard yang saat ini sedang mendengarkan laporan dari orang-orangnya. Seperti yang Leandra katakan, bahwa benar Nathaneal Hillary merupakan asisten bibi Leandra.Adelard memerintahkan orangnya untuk mencari bukti kejahatan bibi Leandra. Ia tidak percaya bahwa ia tidak bisa membuat wanita itu membusuk di penjara.Setelah berdiskusi selama beberapa waktu melalui telepon, Adelard pergi ke kamarnya dan menemukan Leandra duduk dengan wajah pucat. Adelard segera melangkah mendekati wanita itu."Ada apa, Leandra?" tanya Adelard cemas.Leandra yang baru saja terjaga sedikit terkejut dengan suara Adelard. Ia mengalihkan pandangannya pada Adelard, lalu kemudian merasa lega karena itu adalah Adelard.Kedua tangan hangat Adelard menyentuh pipi Leandra yang masih saja diam. "Kau baik-baik saja, Leandra?" tanya Adelard."Aku baik-baik saja." Leandra menjawab pelan. "Aku bermimpi buruk."Adelard bisa merasakannya dari t
"Leandra, tunggu!" Paman Leandra menghentikan langkah Leandra yang baru saja keluar dari gedung yayasan Clinton.Leandra mengabaikan pamannya. Ia menghentikan taksi dan masuk ke dalam sana sebelum pamannya berhasil menghentikannya.Ia tidak ingin mendengarkan ocehan tidak penting dari pamannya. Penyebab dari hampir seluruh masalah yang menderanya adalah pria itu. Jika ia tidak terlibat dengan sampah semacam itu maka nasib sial tidak akan menghantuinya.Leandra bisa saja memanfaatkan pamannya untuk membalas Helena, tapi sayangnya ia sangat enggan melihat wajah menjijikan pamannya.Leandra pergi ke agensi, ia disambut oleh Alice di sana. Wanita itu membawakan berkas-berkas yang harus Leandra tanda tangani. Itu adalah kontrak pekerjaan baru untuk Leandra.Ponsel Leandra berdering ketika ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Ia menjawab panggilan itu dengan segera."Apa kau sudah selesai berurusan dengan bibimu di Yayasan Clinton?" tanya Adelard."S
Mobil Adelard meninggalkan yayasan, pria itu kembali membawa Leandra ke apartemennya. Adelard melirik ke Leandra yang tidak berbicara apa-apa sepanjang jalan."Apakah kau baik-baik saja, Leandra?" tanya Adelard.Leandra memiringkan wajahnya. "Aku baik-baik saja. Ada apa?""Kau tidak mengatakan apapun sejak kembali dari yayasan.""Ah, itu. Aku hanya sedikit lelah." Leandra berbohong. Ia merasa tidak nyaman sekarang, dan ini semua karena Adelard.Leandra tidak ingin mengubah pemikirannya tentang Adelard, tapi bagaimana itu bisa bertahan ketika ia melihat kehangatan dan ketulusan yang Adelard berikan pada anak-anak. Adelard tidak seburuk yang ia pikirkan."Sebentar lagi kita akan sampai. Kau bisa istirahat setelahnya.""Ya."Mobil yang Adelard kendarai sampai ke bangunan bertingkat tempat kediamannya berada. Ia dan Leandra keluar dari mobilnya dan masuk bersama.Beberapa puluh meter dari apartemen, seseorang tengah memata-matai Leandra. Dan