Share

12

Author: Elysian
last update Last Updated: 2025-03-10 07:52:57

Begitu Shane pulang, aku langsung berdiri. Satu-satunya hal yang membuatku belum angkat kaki dari penthouse ini adalah karena Shane masih selalu pulang ke rumah. Dia tidak pernah menginap di luar yang menandakan dia tidak berhubungan sejauh itu dengan Erina. Entahlah. Dia sendiri juga tidak pernah menjelaskan apapun dan menenangkanku dengan baik.

Shane berdecak ketika melihat wajah kesalku. "Apa lagi? Bukannya kita lagi dalam masa proses cerai? Kenapa masih harus nunjukin wajah begitu?"

"Proses perceraian kita belum tuntas seratus persen, Shane. Bisa gak di akhir pernikahan ini, kamu kasih aku ketenangan sekali aja?"

"Mau kamu apa sih? Kita sudah bercerai. Apa lagi masalahnya."

"Status kamu masih suamiku, Mas! Dan dengan kamu selalu memamerkan Erina di sekitarmu."

Shane menyugar rambutnya dengan wajah frustasi. "Again? Apa lagi kali ini? Karena foto saat main golf? Aku bawa beberapa manajer, Melody."

Aku mengangguk. "Itu dia. Semua yang kamu bawa adalah orang-orang dengan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Philo Lunatic
Perjodohan yang membawa derita,, sedih jadi melody🥲🥲
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   52

    Aku pulang ke rumah naik taksi setelah menolak penawaran Shane untuk mengantarku pulang. Bisa-bisa Papa marah lagi padaku kalau sampai Papa tahu aku semalaman tidak pulang karena menginap di tempat Shane. Saat aku berjalan mendekati gerbang mansion, dua satpam yang sedang berjaga segera berlari ke arahku. "Nona Melody akhirnya pulang." Aku berhenti dan menatap mereka bingung. "Ada apa?" tanyaku. "Tuan masuk rumah sakit, Nona." Kakiku terasa lemas seketika. Sekuat tenaga aku berusaha untuk tetap berdiri meskipun tubuhku mulai bergetar. "Kapan? Papa kenapa?" "Sekitar tiga puluh menit yang lalu, Nona. Pagi tadi Bu Nani menemukan Tuan terjatuh di halaman belakang." Aku menyentuh kepalaku. "Kenapa gak ada yang hubungi saya?" "Tuan melarang kami, Nona. Tuan bilang barangkali Nona menginap di hotel tempat pesta Tuan James diselenggarakan. Tuan berpesan agar kami cukup memberitahu Nona saat Nona tiba." Tidak ada gunanya aku marah sekarang. Aku harus segera tiba di rumah sa

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   51 (Chaos)

    Aku terbangun dengan pening luar biasa. Untuk duduk pun rasanya tak sanggup. Dengan mata masih tertutup, aku menyentuh kepalaku. Aku menggeliat tak nyaman di atas ranjang yang begitu empuk. Bayang-bayang mimpi tadi malam terasa begitu nyata. Mulai saat ini aku harus lebih berhati-hati dengan alkohol. Aku tidak mau berhalusinasi liar lagi terutama tentang Shane. Perlahan, kubuka mataku. Aku mengerjap beberapa kali, berusaha beradaptasi dengan cahaya matahari yang masuk melalui dinding kaca yang menampilkan pemandangan langit biru di pagi hari. Tunggu... Dinding kaca? Langit biru? Mansion milik keluargaku hanya terdiri dari dua lantai. Kamarku berada di lantai dua dan tidak menggunakan dinding kaca, melainkan hanya sebuah jendela besar yang tirainya selalu tertutup rapat jika aku masih tidur. Tidak akan ada pelayan yang berani masuk ke kamarku tanpa seizinku. Aku mengedarkan pandanganku. Seiring pengelihatanku semakin jelas, aku kini yakin bahwa ini bukan kamarku dan ini j

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   50 (Ilusi?)

    Suaraku sedikit bergetar di awal lagu karena aku masih merasa gugup. Untungnya aku mulai bisa mengendalikan diriku hingga perlahan, suaraku menjadi stabil. Sudah lama aku tidak bernyanyi, terutama di depan banyak orang seperti ini. Aku rindu saat di mana aku selalu tampil percaya diri di depan teman-teman sekolahku. Aku rindu dengan ekspresi kagum dan tepuk tangan dari mereka. Aku merindukan kehidupanku yang dulu. "I wish I could lay down beside you, when the day is done... and wake up to your face against the morning sun..." Tatapanku bertemu dengan mata Shane tanpa sengaja. Biasanya aku tidak pernah benar-benar menatap mata orang ketika aku sedang berada di panggung karena itu hanya akan membuatku gugup. Ajaibnya ketika melihat Shane, aku malah merasa tenang. Erina masih duduk di sisinya, namun aku merasa Shane seolah sedang sendiri. Ia hanya memperhatikan aku dan bukannya Erina yang menjadi pendampingnya malam ini. Pernikahan kami tidak dibangun di atas lahan yang rata,

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   49 (Melodi)

    Sepanjang acara, aku lebih banyak diam dan menyimak tiap rangkaian acara. Aku sama sekali tidak berbicara pada Leo tak peduli seberapa keras ia berusaha untuk mengajakku mengobrol. Aku hanya merespon pada pertanyaan-pertanyaan yang menurutku penting, itu pun responku sangat singkat hingga akhirnya Leo menyerah. Dia memutuskan untuk mengobrol dengan tamu lain yang semeja dengan kami. Meski tidak terang-terangan melihat ke arah Shane, aku tahu ia sedang menatapku dari kejauhan. Seharusnya dia tidak perlu memberikan aku tatapan penuh rasa bersalah itu. Kami sudah bercerai. Itu adalah haknya untuk membawa pasangan ke acara seperti ini. Sambil menikmati makan malam yang tersedia, beberapa tamu dipersilahkan untuk bernyanyi dengan iringan musik dari band yang disediakan. Sejak tadi, aku sudah melihat Jena yang merupakan salah satu dari anggota band tersebut. Rupanya dia memegang posisi gitaris. Kami sempat saling sapa melalui senyuman, tapi sama sekali belum sempat mengobrol karena Jena

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   48

    Aku linglung semenjak mendengar pengakuan Papa tadi sore. Kini aku sedang duduk di pinggir ranjangku, menatap pantulanku di cermin. Suasana hatiku sedang tidak baik-baik saja, berbanding terbalik dengan riasan natural di wajahku yang membuatku terlihat cerah. Midi dress berwarna baby blue yang kukenakan juga menambah kesan ceria. Papa memintaku untuk datang ke pesta ulang tahun pernikahan Pak James dan istrinya karena kondisi Papa sedang tidak memungkinkan. Papa bilang dalam dunia bisnis, pesta itu bukan sekadar acara untuk bersenang-senang, melainkan untuk ajang mempertontonkan dan memperkenalkan diri. Terutama jika yang mengundang adalah orang berpengaruh seperti Pak James. Aku ingat saat aku dan Shane baru menikah, Shane sangat sibuk di beberapa minggu pertama karena proyek kerja sama dengan Pak James. Kala itu Pak James membeli beberapa bangunan yang dikembangkan oleh perusahaan milik Shane. Dari proyek besar itulah perusahaan Shane akhirnya berkembang pesat hingga saat ini.

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   47 (Nightmare)

    Sepulang dari kampus, tidak seperti biasa, aku melihat mobil Papa sudah terparkir di garasi. Waktu baru menunjukkan pukul empat sore. Biasanya paling cepat, Papa pulang pukul tujuh malam. Terutama semenjak keadaan perusahaan memburuk, Papa lebih banyak menghabiskan waktu di kantornya. Aku berjalan memasuki mansion. Kulihat para pelayan sedang berkumpul di dekat dapur dan seolah sedang membahas sesuatu sambil berbisik-bisik. Aku menghampiri mereka dengan penuh tanda tanya di kepalaku. "Lagi pada ngapain?" tanyaku. Mereka semua terperanjat kaget dan segera mengambil jarak satu sama lain lalu membungkuk sopan kepadaku. Beberapa waktu lalu, kedua orang tuaku sepakat untuk mengurangi pekerja yang bekerja pada kami termasuk pelayan. Yang tersisa hanya enam orang. "Nona Melody sudah pulang rupanya," Bu Nani akhirnya yang bersuara pertama kali. Kuperhatikan raut mereka satu persatu. Mereka tampak tegang seakan sesuatu yang buruk baru saja terjadi. Sontak, pikiranku langsung tertuju pada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status