Share

48

Author: Elysian
last update Last Updated: 2025-05-24 22:59:58

Aku linglung semenjak mendengar pengakuan Papa tadi sore. Kini aku sedang duduk di pinggir ranjangku, menatap pantulanku di cermin. Suasana hatiku sedang tidak baik-baik saja, berbanding terbalik dengan riasan natural di wajahku yang membuatku terlihat cerah. Midi dress berwarna baby blue yang kukenakan juga menambah kesan ceria.

Papa memintaku untuk datang ke pesta ulang tahun pernikahan Pak James dan istrinya karena kondisi Papa sedang tidak memungkinkan. Papa bilang dalam dunia bisnis, pesta itu bukan sekadar acara untuk bersenang-senang, melainkan untuk ajang mempertontonkan dan memperkenalkan diri. Terutama jika yang mengundang adalah orang berpengaruh seperti Pak James.

Aku ingat saat aku dan Shane baru menikah, Shane sangat sibuk di beberapa minggu pertama karena proyek kerja sama dengan Pak James. Kala itu Pak James membeli beberapa bangunan yang dikembangkan oleh perusahaan milik Shane. Dari proyek besar itulah perusahaan Shane akhirnya berkembang pesat hingga saat ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   53

    Sudah tiga hari semenjak Papa dirawat di rumah sakit. Keadaan Papa berangsur-angsur membaik. Setidaknya menurutku begitu karena Papa kini sudah bisa membuka mata dan merespon tiap kali kuajak bicara. Papa juga mulai berusaha untuk berbicara meski aku berkali-kali melarangnya untuk memaksakan diri. Aku tidak mau Papa semakin tertekan dan merasa harus dituntut sembuh secepatnya. Dokter bilang, Papa harus menjalani terapi nantinya agar dapat berbicara dan beraktivitas lagi. Sambil mengurus Papa di rumah sakit, aku tetap pergi ke kampus. Jena banyak membantuku dengan membuatkan daftar tugas-tugas dan mengurutkannya sesuai deadline. Jena juga berbaik hati mencatat semua materi yang disampaikan dosen untukku ketika aku kelelahan dan tertidur di kelas atau saat aku harus melewatkan kelas karena mengurusi Papa. Sepulang dari kampus, Pak Arman lah yang selalu menjemputku dan mengantarkanku ke rumah sakit. Aku tidak pernah pulang ke rumah selama tiga hari belakangan. Aku mempercayakan rumah

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   52

    Aku pulang ke rumah naik taksi setelah menolak penawaran Shane untuk mengantarku pulang. Bisa-bisa Papa marah lagi padaku kalau sampai Papa tahu aku semalaman tidak pulang karena menginap di tempat Shane. Saat aku berjalan mendekati gerbang mansion, dua satpam yang sedang berjaga segera berlari ke arahku. "Nona Melody akhirnya pulang." Aku berhenti dan menatap mereka bingung. "Ada apa?" tanyaku. "Tuan masuk rumah sakit, Nona." Kakiku terasa lemas seketika. Sekuat tenaga aku berusaha untuk tetap berdiri meskipun tubuhku mulai bergetar. "Kapan? Papa kenapa?" "Sekitar tiga puluh menit yang lalu, Nona. Pagi tadi Bu Nani menemukan Tuan terjatuh di halaman belakang." Aku menyentuh kepalaku. "Kenapa gak ada yang hubungi saya?" "Tuan melarang kami, Nona. Tuan bilang barangkali Nona menginap di hotel tempat pesta Tuan James diselenggarakan. Tuan berpesan agar kami cukup memberitahu Nona saat Nona tiba." Tidak ada gunanya aku marah sekarang. Aku harus segera tiba di rumah sa

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   51 (Chaos)

    Aku terbangun dengan pening luar biasa. Untuk duduk pun rasanya tak sanggup. Dengan mata masih tertutup, aku menyentuh kepalaku. Aku menggeliat tak nyaman di atas ranjang yang begitu empuk. Bayang-bayang mimpi tadi malam terasa begitu nyata. Mulai saat ini aku harus lebih berhati-hati dengan alkohol. Aku tidak mau berhalusinasi liar lagi terutama tentang Shane. Perlahan, kubuka mataku. Aku mengerjap beberapa kali, berusaha beradaptasi dengan cahaya matahari yang masuk melalui dinding kaca yang menampilkan pemandangan langit biru di pagi hari. Tunggu... Dinding kaca? Langit biru? Mansion milik keluargaku hanya terdiri dari dua lantai. Kamarku berada di lantai dua dan tidak menggunakan dinding kaca, melainkan hanya sebuah jendela besar yang tirainya selalu tertutup rapat jika aku masih tidur. Tidak akan ada pelayan yang berani masuk ke kamarku tanpa seizinku. Aku mengedarkan pandanganku. Seiring pengelihatanku semakin jelas, aku kini yakin bahwa ini bukan kamarku dan ini j

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   50 (Ilusi?)

    Suaraku sedikit bergetar di awal lagu karena aku masih merasa gugup. Untungnya aku mulai bisa mengendalikan diriku hingga perlahan, suaraku menjadi stabil. Sudah lama aku tidak bernyanyi, terutama di depan banyak orang seperti ini. Aku rindu saat di mana aku selalu tampil percaya diri di depan teman-teman sekolahku. Aku rindu dengan ekspresi kagum dan tepuk tangan dari mereka. Aku merindukan kehidupanku yang dulu. "I wish I could lay down beside you, when the day is done... and wake up to your face against the morning sun..." Tatapanku bertemu dengan mata Shane tanpa sengaja. Biasanya aku tidak pernah benar-benar menatap mata orang ketika aku sedang berada di panggung karena itu hanya akan membuatku gugup. Ajaibnya ketika melihat Shane, aku malah merasa tenang. Erina masih duduk di sisinya, namun aku merasa Shane seolah sedang sendiri. Ia hanya memperhatikan aku dan bukannya Erina yang menjadi pendampingnya malam ini. Pernikahan kami tidak dibangun di atas lahan yang rata,

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   49 (Melodi)

    Sepanjang acara, aku lebih banyak diam dan menyimak tiap rangkaian acara. Aku sama sekali tidak berbicara pada Leo tak peduli seberapa keras ia berusaha untuk mengajakku mengobrol. Aku hanya merespon pada pertanyaan-pertanyaan yang menurutku penting, itu pun responku sangat singkat hingga akhirnya Leo menyerah. Dia memutuskan untuk mengobrol dengan tamu lain yang semeja dengan kami. Meski tidak terang-terangan melihat ke arah Shane, aku tahu ia sedang menatapku dari kejauhan. Seharusnya dia tidak perlu memberikan aku tatapan penuh rasa bersalah itu. Kami sudah bercerai. Itu adalah haknya untuk membawa pasangan ke acara seperti ini. Sambil menikmati makan malam yang tersedia, beberapa tamu dipersilahkan untuk bernyanyi dengan iringan musik dari band yang disediakan. Sejak tadi, aku sudah melihat Jena yang merupakan salah satu dari anggota band tersebut. Rupanya dia memegang posisi gitaris. Kami sempat saling sapa melalui senyuman, tapi sama sekali belum sempat mengobrol karena Jena

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   48

    Aku linglung semenjak mendengar pengakuan Papa tadi sore. Kini aku sedang duduk di pinggir ranjangku, menatap pantulanku di cermin. Suasana hatiku sedang tidak baik-baik saja, berbanding terbalik dengan riasan natural di wajahku yang membuatku terlihat cerah. Midi dress berwarna baby blue yang kukenakan juga menambah kesan ceria. Papa memintaku untuk datang ke pesta ulang tahun pernikahan Pak James dan istrinya karena kondisi Papa sedang tidak memungkinkan. Papa bilang dalam dunia bisnis, pesta itu bukan sekadar acara untuk bersenang-senang, melainkan untuk ajang mempertontonkan dan memperkenalkan diri. Terutama jika yang mengundang adalah orang berpengaruh seperti Pak James. Aku ingat saat aku dan Shane baru menikah, Shane sangat sibuk di beberapa minggu pertama karena proyek kerja sama dengan Pak James. Kala itu Pak James membeli beberapa bangunan yang dikembangkan oleh perusahaan milik Shane. Dari proyek besar itulah perusahaan Shane akhirnya berkembang pesat hingga saat ini.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status