Share

121. Kenyataan

Aku belum punya keberanian untuk menemui mama, meski hatiku kian bimbang memikirkannya. Pasti mama sangat membutuhkan teman untuk berbagi perasaan. Aku masih bingung bagaimana aku menyikapi masalah mantan mertuaku itu. Di relung hatiku yang terdalam sungguh tak ada lagi dendam atau kebencian padanya, seiring waktu aku sudah melupakan perilaku buruknya padaku. Malah sekarang aku begitu merasa iba pada mama dan papa.

"Mbak Aruna ... Mbak Aruna benar."

Antika mendatangiku dengan sangat tergesa-gesa sekali. Sepertinya sesuatu telah terjadi padanya.

Aku memegang kedua lengannya dan mengajaknya duduk. Saat itu aku sedang berjalan-jalan di sekitar komplek rumahku. Sekedar untuk untuk menghibur diri dan menghabiskan waktu bersama Afnan.

"Ibu? Ibu Antika?"

Antika mengurungkan niatnya untuk

mengatakan sesuatu padaku, anakku mendekatinya dan memandangnya penuh harap. Dia pasti merindukan Antika yang sudah lama tidak ditemuinya.

"Iya, Sayang. Ini ibu Antika. Apa kabarmu?"

Antika mengangkat tubuh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status