Berikan Suamimu Untukku, Mbak

Berikan Suamimu Untukku, Mbak

last updateLast Updated : 2023-12-20
By:  TutyasCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
1 rating. 1 review
131Chapters
4.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aruna gadis remaja yang cantik dan menarik. Karena latar belakang keluarga yang kurang mampu dan pengaruh eksternal, Aruna tumbuh menjadi remaja yang menginginkan kebahagiaan orang lain. Dan kebahagiaan yang diinginkan Aruna adalah milik Alya, kakaknya. Kehidupan Alya yang berubah drastis setelah menikah dengan orang kaya membuat Aruna ingin menjadi istri dari kakak iparnya, Bara namanya. Apa yang akan dilakukan Aruna pada kehidupan rumah tangga Alya?

View More

Chapter 1

1. Aruna

"Aruna itu cantik, tinggi dan pandai bergaul."

"Iya, dia itu si bungsu penyempurna kakak-kakaknya. Alifia cantik tapi pendek. Alya kurang menarik, postur tubuhnya saja yang bagus."

"Dan Aruna punya sisi positif keduanya ditambah sifatnya yang ceria dan enerjik."

Tetangga sibuk menggunjingkanku saat usiaku menginjak dewasa ini, dan aku suka sekali dengan pujian mereka.

Namaku Aruna, aku kelas tiga SMA. Aku adalah anak bungsu, kakak pertamaku sudah menikah dan kakak kedua juga akan segera menikah.

Pernikahan mbak Alifia dan mas Bilal yang diadakan di rumah ini enam tahun yang lalu belum juga terhapus dalam ingatanku. Pesta yang lumayan meriah dan sangat mengesankan. Kakak sulungku mendapatkan suami dari luar pulau, hubungan mereka terjalin karena perkenalan melalui sosial media. Tidak ada yang menduga jika mas Bilal benar-benar serius mempersunting mbak Alifia menjadi istrinya. Seminggu setelah pesta, pasangan pengantin baru itu harus meninggalkan rumah ini. Semua karena pekerjaan mas Bilal yang tidak bisa ditinggalkan lama-lama.

Katanya Mas Bilal mempunyai kebun sawit yang luasnya berhektar-hektar, semuanya digarap oleh orang. Mas Bilal tetap bekerja mengawasi pekerjaan mereka. Selain itu mas Bilal mempunyai pondok pesantren yang dipimpinnya langsung. Meskipun tidak terlalu besar tapi mas Bilal tidak bisa meninggalkan santrinya. Para santri itu membutuhkannya sebagai pimpinan pondok.

Satu tahun menikah mereka dikaruniai putra yang diberi nama Bahir. Menurutku kehidupan mbak Alifia sudah terjamin di sana. Mas Bilal mampu memberikan kesejahteraan untuk keluarga kecilnya.

"Jangan pakai celana pendek seperti itu, tidak baik dilihat oleh calon keluarga besar Ibu," seperti biasa ibu selalu mengaturku. Padahal aku ingin tampil seksi disaat acara pertunangannya mbak Alya.

"Iya, iya."

Aku bersungut dan masuk ke kamar untuk menuruti ibu.

Mbak Alya adalah putri kedua keluarga kami, sama seperti mbak Alifia, mbak Alya juga mempunyai sifat pendiam dan pemalu. Aku juga tidak habis fikir, gadis lugu seperti mbak Alya bisa memikat hati mas Bara.

"Kenapa bukan aku saja yang dipilih Mas Bara untuk jadi istrinya, ya? Aku kan lebih cantik dari Mbak Alya."

Aku bicara sendiri saat tahu hubungan mereka benar-benar sudah masuk kejenjang serius.

Mas Bara adalah putra tunggal dari keluarga kaya yang terkenal sangat baik hati dan dermawan. Usia mas Bara sama dengan mbak Alifia, tiga puluh tahun. Sementara mbak Alya berusia dua puluh lima tahun. Perkenalan mereka berawal dari saat mbak Alya bekerja di salah satu toko milik keluarga mas Bara. Setelah lulus sekolah mbak Alya memang memutuskan untuk langsung bekerja. Takdir baik menyapa mbak Alya, putra bos besarnya ternyata menaruh hati padanya.

Mbak Alya menerima cinta mas Bara dan kemudian mereka memutuskan untuk menikah. Empat tahun mbak Alya bekerja dengan giat dan jujur di toko mas Bara. Ternyata mbak Alya mendapatkan perhatian khusus dari mas Bara dan kedua orang tuanya. Mereka sepakat untuk melamar mbak Alya yang hanya dari keluarga ekonomi kelas menengah ke bawah. Mbak Alya sangat beruntung, menjadi menantu keluarga kaya raya. Selain tampan dan baik, mas Bara adalah pewaris tunggal kekayaan keluarganya.

Di usianya yang masih muda mas Bara pun sudah terjun ke dunia bisnis. Mengelola beberapa toko di bawah bimbingan dan pengawasan Pak Hardiyanto, nama papanya mas Bara. Nama yang sangat terkenal di daerah kami juga beberapa daerah sekitarnya. Pengusaha sukses yang memiliki toko yang berada di beberapa tempat.

Sementara keluargaku hanyalah keluarga sederhana dan tidak mempunyai keistimewaan apa-apa. Ayahku bekerja sebagai buruh harian lepas dan ibuku penjual kue keliling. Kami tiga bersaudara dari kecil sudah diajari hidup hemat, supaya kami bisa bersekolah seperti teman yang lainnya.

Ayah dan ibu bekerja keras setiap hari hanya demi mencukupi kebutuhan keluarga yang sangat sederhana ini. Kami hanya memikirkan bagaimana caranya bisa makan sehari-hari dan membayar uang sekolah. Masalah membeli pakaian belum tentu kami mampu selain membeli seragam sekolah dan pakaian lebaran.

Kendaraan pribadi pun kami tidak memilikinya meskipun hanya sepeda motor. Pergi ke mana-mana kami menggunakan jasa kendaraan umum.

Setelah mbak Alifia tinggal di Kalimantan barulah ayah bisa membeli sepeda motor. Kendaraan satu-satunya itu digunakannya untuk pulang dan pergi bekerja. Tempat kerja ayah tidak menentu, tergantung di mana tenaganya dibutuhkan. Mas Bilal dan mbak Alifia mengirim sejumlah uang yang katanya hasil dari panen sawitnya. Ayah kemudian menggunakan uang itu untuk membeli satu unit sepeda motor. Aku ingin sekali memakai sepeda motor itu ke sekolah tapi tak seorang pun di rumah ini mengizinkan.

Menjelang pernikahan mbak Alya timbul masalah baru, ayah tidak mau menggunakan uang tabungan mbak Alya yang nyata-nyata sudah diserahkannya. Aneh sekali. Aku tidak mengerti mengapa ayah lebih memilih menjual sepeda motornya untuk mengadakan pesta pernikahan mbak Alya. Padahal uang tabungan mbak Alya sudah lebih dari cukup. Apa lagi kalau hanya untuk mengadakan acara seperti acara pernikahan mbak Alifia dulu. Menurutku aku juga sudah besar tapi sampai saat ini aku tidak mengerti dengan keputusan ayah itu.

"Jangan dijual motornya, Yah. Aruna saja tidak boleh pakai, ini malah mau dipakai buat biaya pernikahan mbak Alya."

"Diam, Aruna. Kamu belum tahu apa-apa."

"Aku pakai tidak boleh, malah mau dijual. Mbak Alya kan punya uang sendiri, calon suaminya juga kaya. Kok malah Ayah yang sibuk keluarkan biaya."

"Aruna!"

"Huh!"

Aku merasa dongkol, awas nanti!

Sampailah pada hari yang sangat dinantikan oleh mbak Alya dan keluarga ini. Pernikahan mbak Alya dan mas Bara berlangsung. Acara demi acara berjalan lancar, dan yang terpenting mereka sudah sah menjadi suami istri. Mbak Alifia, mas Bilal dan keponakan terganteng bernama Bahir pun akhirnya berpamitan pulang sehari setelah acara usai.

"Kenapa pakai kaos yang ketat seperti itu, nanti kita makan malam ada Bara juga."

"Memang kenapa, Bu. Mas Bara kan sudah jadi saudaraku, aku ini adiknya juga."

Aku tidak mempedulikan ibu, tetap memakai kaos dan celana yang ketat. Aku suka memakainya, tubuhku akan terlihat seksi dan lebih menarik.

Rumah kembali sepi, tidak ada lampu yang bersinar terang benderang, acara musik yang menggema dan hiruk pikuk para tetangga yang berpartisipasi menyelenggarakan pesta. Pesta pernikahan mbak Alya sudah berakhir. Tinggallah lima orang yang sedang menikmati makan malam dengan saling diam, ayah, ibu, mbak Alya, mas Bara dan aku. Tidak ada seorang pun diantara kami yang membuka pembicaraan. Hanya sesekali terdengar suara denting sendok yang beradu dengan piring. Mungkin karena masih dalam suasana baru, mas Bara pun hanya diam sambil menikmati makan malamnya.

Sesekali aku melirik ipar baruku yang orang kaya itu. Dalam hati aku berkata, apa cocok makan malam ini di lidahnya dan betah kah dia tinggal di rumah yang sempit dan minim fasilitas ini?

Ayah dan ibu meninggalkan meja setelah menyelesaikan makannya, biasanya mereka akan duduk berdua di teras sambil mengobrol. Aku tidak tahu topik pembicaraan mereka.

"Mas Bara sudah selesai makannya, sini biar aku bereskan. "

Aku mencoba mencuri perhatian ipar baruku yang tampan ini, eh ... mas Bara malah cuek saja.

"Tidak usah, aku bisa sendiri."

Jawabnya tanpa memandang ke arahku. Padahal tadi aku sengaja memakai kaos ketat yang menunjukkan lekuk tubuhku supaya mas Bara melihat aku lebih menarik dari mbak Alya.

Aku pun meninggalkan ruang makan menuju ruang tengah yang bersebelahan dengan ruang makan ini.

Aku melihat mbak Alya membereskan peralatan makan dan membersihkan meja. Tunggu .... tunggu, apa yang kulihat ini? Saat mbak Alya membersihkan meja, mas Bara yang mencuci piring, sendok dan gelas kotor bekas makan malam kami. Aku pura-pura melihat ke televisi saat mata mbak Alya memergokiku. Aku malu sudah memperhatikan kedua pasangan pengantin baru itu.

"Kamu tidak belajar?"

Tanya mbak Alya sambil menghampiriku, kemudian dia duduk di sebelahku.

Aku mengatur posisi dudukku agar menarik perhatian mas Bara dan dia akan ikut duduk bergabung denganku dan mbak Alya. Aku mencari keberadaan mas Bara.

"Kamu lihat apa?"

Mbak Alya mengagetkanku. Aku tergagap.

Kulihat dari ekor mataku mas Bara sudah masuk kamar mbak Alya, eh kamar mereka. Hah, gagal deh!

"Nggak lah Mbak, nggak ada PR kok."

Jawabku seperti biasanya, dan seperti biasanya juga mbak Alya hanya tersenyum.

"Ya sudah, tapi jangan malam-malam tidurnya. Besok kesiangan. Habis matiin tv, shalat isya langsung tidur ya. Jangan begadang, jangan mainan hape."

"Iya, Mbak."

Dari pada ada perdebatan, lebih baik aku iyakan saja nasihat basi mbak Alya.

"Mbak mau ke kamar dulu ya, Aruna?"

Aku mengangguk.

Wah, pengantin baru nih. Mbak Alya pasti sangat bahagia menghabiskan malam ini bersama mas Bara. Duh, enak ya kalau sudah menikah. Pasti mbak Alya tidak akan mau bekerja lagi setelah menikah. Mas Bara pasti akan memberikan uang yang banyak setiap bulannya, pasti terjamin hidup mbak Alya nanti.

"Mengapa bukan aku saja yang mendapatkan nasib baik seperti mbak Alya, huh!"

Mbak Alifia sudah menikah dan mendapatkan kehidupan lebih baik, begitu pun dengan mbak Alya. Terus aku?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Zaid Zaza
Penulis Baru nih, sukses yaaa, semoga rezekinya melimpah!!
2024-03-03 20:51:50
0
131 Chapters
1. Aruna
"Aruna itu cantik, tinggi dan pandai bergaul.""Iya, dia itu si bungsu penyempurna kakak-kakaknya. Alifia cantik tapi pendek. Alya kurang menarik, postur tubuhnya saja yang bagus.""Dan Aruna punya sisi positif keduanya ditambah sifatnya yang ceria dan enerjik."Tetangga sibuk menggunjingkanku saat usiaku menginjak dewasa ini, dan aku suka sekali dengan pujian mereka.Namaku Aruna, aku kelas tiga SMA. Aku adalah anak bungsu, kakak pertamaku sudah menikah dan kakak kedua juga akan segera menikah.Pernikahan mbak Alifia dan mas Bilal yang diadakan di rumah ini enam tahun yang lalu belum juga terhapus dalam ingatanku. Pesta yang lumayan meriah dan sangat mengesankan. Kakak sulungku mendapatkan suami dari luar pulau, hubungan mereka terjalin karena perkenalan melalui sosial media. Tidak ada yang menduga jika mas Bilal benar-benar serius mempersunting mbak Alifia menjadi istrinya. Seminggu setelah pesta, pasangan pengantin baru itu harus meninggalkan rumah ini. Semua karena pekerjaan mas Bi
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more
2. Mas Bara
Sial sekali aku pagi ini, setelah menunggu mbak Alya yang mandi pagi lama sekali malah ganti mas Bara yang masuk kamar mandi. Aku menghentakkan kaki dengan kesal, sangat tidak berperasaan. Aku juga mau sekolah dan hari ini piketku, aku harus datang ke sekolah lebih awal. Ini aku malah dihadapkan pada proses menunggu untuk yang kedua kalinya. Mana mas Bara pun ternyata mandinya juga lama seperti mbak Alya. Apa sih yang mereka bersihkan sampai begitu lamanya di kamar mandi yang hanya satu-satunya di rumah ini.Mas Bara keluar kamar mandi hanya memakai celana pendek dan handuk yang melingkar di lehernya. Dadanya hampir terlihat sempurna, gila! Aku membuang muka. Tanpa bicara aku pun ngeloyor masuk ke kamar mandi.Bayangan tubuh mas Bara yang atletis menggodaku. Rambutnya yang basah dan tetesan air yang membasah di pundaknya kemudian mengalir ke lengannya yang kekar terus saja membayangiku. Sial, kenapa aku jadi memikirkan fisik suami kakakku.Air dingin mengguyur tubuhku. Rasa dingin bers
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more
3.Abid
"Hai Aruna, siapa yang mengantarmu?"Abid menyambut kedatanganku di depan pagar sekolah dengan pertanyaannya, aku melengos."Mbak Alya dan suaminya."Jawabku sambil terus melangkah dan tanpa menoleh sedikit pun. Abid berjalan sejajar denganku, menyamai langkahku."Mbak Alya yang kemarin menikah ya?"Tanyanya lagi, aku mengangguk. Aku sudah cuek pada Abid tapi terus saja dia bicara di sampingku. Dan kurasa pembicaraannya sangat tidak penting dan menggangguku."Bisa nggak sih kamu diam?"Terlontar juga akhirnya kata yang kusimpan sejak tadi untuk Abid. Aku sebenarnya sudah jengkel, tapi aku hanya diam. Berharap Abid akan mengerti dan menjauhiku. Ternyata tidak, dia terus saja berceloteh sambil mengiringi langkahku. Abid berhenti, aku melihat ke arahnya. Walaupun hanya sekilas aku bisa melihat kekecewaan di raut wajahnya."Maaf Bid, Aku buru-buru mau piket."Kataku kemudian, aku hendak melanjutkan langkahku yang terhenti."Aku akan membantumu."Tak bisa lagi aku berkata-kata, membiarkan A
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more
4. Perasaan Apa Ini
"Aruna...."Terdengar suara mbak Alya di luar kamar, aku malas menjawab. Terdengar ketukan pintu sebanyak tiga kali."Aruna .... Apa kamu tidur?"Kembali mbak Alya memanggilku disertai pertanyaan yang tidak masuk akal, masa iya orang tidur ditanyai."Aruna, ayo makan. Tadi aku beli lauk dari rumah makan kesukaanmu."Nah, kan. Aku tidak menyahut masih saja dipanggil, tapi tawaran mbak Alya meluluhkan rasa malasku berinteraksi dengannya. "iya, Mbak."Masih dengan keadaan yang berantakan aku bukakan pintu untuk mbak Alya. "Kamu ini tidur apa nggak sih, aku panggil dari tadi diam saja." Protes mbak Alya. Aku nyengir kuda."Mau tidur, tapi nggak jadi. Ayo kita makan saja Mbak.""Ya, ayo tapi benerin dulu itu pakaianmu. Itu, tu .... kancingnya ada yang belum betul."Mbak Alya menunjuk ke arah bajuku yang memang tidak benar aku memakainya tadi."Hehehehe."Aku tertawa sembari mengancingkan bajuku dan membenarkan posisi celanaku yang agak melorot."Rambutnya ditali, jangan seperti itu, nanti
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more
5. Pindah Rumah
Hari ini mas Bara mulai bekerja kembali, ia terlihat semakin tampan dengan pakaian resminya. Aku menelan ludah saat mencuri pandang ke arah iparku yang terasa istimewa ini. Mbak Alya tampak sibuk membantu mas Bara bersiap."Apa kamu mau berangkat bersama Mas Bara, Aruna?"Tanya mbak Alya saat kami berada dalam satu meja makan, menikmati sarapan buatan ibu. Ibu sengaja memasak pagi-pagi supaya semua bisa sarapan. Ibu sendiri sudah sarapan bersama bapak tadi, untuk kemudian berangkat berjualan.Sebenarnya aku senang sekali dengan penawaran ini, tapi aku tidak ingin terlihat murahan dengan menumpang kendaraan mas Bara."Mbak Alya bisa saja, tujuan kami beda Mbak. Nanti Mas Bara bisa terlambat kalau harus mengantarku dulu.""Tidak apa-apa, cuma sedikit masuk gang saja, mungkin cuma butuh waktu tujuh menit."Aku tidak menyangka mas Bara bicara seperti itu, berarti mas Bara mau mengantarku ke sekolah, yess!"Baiklah, kalau tidak merepotkan."Jawabku dengan rasa girang di dalam hati. Kali ini
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more
6. Selalu Ingin ke Sana
Rumah mbak Alya bagus sekali, terletak di tepi jalan besar lagi. Mas Bara memang paling jitu menentukan pilihan, kecuali memilih istri.Aku semakin tidak percaya saja pada keadilan Tuhan, mengapa mbak Alya yang dikasih rezeki secara bertubi-tubi. Terus mana bagianku? Dari zaman dahulu kehidupan pahit ini yang kurasakan, tidak ada perubahan sama sekali."Wah, bagus sekali rumahmu, Mbak. Bolehkan aku menginap disini."Aku tak bosan-bosannya melihat ke sana dan ke mari. Rumah yang bagus, interior yang cantik dan perabot yang semuanya baru membuatku betah di rumah ini."Boleh saja."Jawab mbak Alya enteng."Kamu ini. Terus ayah sama ibu sama siapa?"Ibu yang menjawabku dengan ketus."Ya ayah sama ibu, memangnya kenapa kalau nggak ada aku."Ucapku tak kalah ketus."Kamu ini kalau dibilang sama orang tua, Mbakmu kan masih pengantin baru.""Lah terus kenapa, Bu. Di sini ada banyak kamar, kan aku tidak mungkin tidur sekamar sama mbak Alya."Ibu sepertinya benar-benar marah padaku, mukanya tamp
last updateLast Updated : 2023-10-18
Read more
7. Aku Benar-Benar Jatuh Cinta
Acara syukuran rumah barunya mbak Alya dan mas Bara sudah selesai. Ibu dan ayah pulang karena pagi-pagi sekali ayah harus berangkat kerja bersama teman-temannya. Ibu harus memasak bekal untuk ayah."Kasihan Mbak Alya kalau harus sendirian membereskan ini semua, Bu."Aku mencari alasan untuk diizinkan menginap di rumah mbak Aya."Tapi kamu nggak bawa seragam sekolahmu, tas dan juga sepatumu bagaimana?""Aku nanti telepon Arum, Bu. Besok Arum akan membawakannya ke sini."Akhirnya ibu menyerah, bisa jadi bukan karena rengekanku tapi karena kasihan melihat mbak Alya yang pasti nanti kelelahan untuk membereskan perabot rumahnya.Ibu dan ayah pulang diantarkan oleh mas Bara, sementara aku dan mbak Alya memulai pekerjaan yang sebenarnya tidak aku sukai ini. Tapi mau bagaimana lagi karena pekerjaan ini aku diizinkan ibu menginap di rumah baru yang bagus ini.Aku dan mbak Alya mengelap piring, gelas, sendok dan lain-lainnya. Kemudian memasukkannya ke kotaknya masing-masing dan menyimpannya di t
last updateLast Updated : 2023-10-18
Read more
8. Cemburu
Sebenarnya tadi aku mau langsung pulang ke rumah dengan menumpang sepeda motor Arum tetapi aku teringat baju kotorku yang masih kutinggal di dalam kamar rumah mbak Alya. Aku harus mengambilnya.Cuaca terik membuatku sedikit pusing, mungkin juga karena semalam aku kurang tidur.Aku memasuki halaman rumah, sepi. Sedang apa mbak Alya di dalam? Aku memanggilnya tapi tidak ada sahutan. Mungkin mbak Alya sedang di belakang atau sedang tidur siang.Bahkan di dalam rumah pun sepi juga, suara televisi juga tidak terdengar.Langkahku pelan menuju kamar yang kupakai. Belum sampai tujuan, aku mendengar suara dari arah kamar mbak Alya yang memang harus kulewati untuk mencapai kamarku yang terletak agak di belakang.Suara-suara yang membuat telingaku memanas. Memang dasar keterlaluan, ini kan siang hari, mana panas lagi. Mbak Alya pasti sedang bersama mas Bara, tut ... kena sensor. Aku sudah dewasa, aku sudah tau apa arti suara-suara itu. Kuhentakkan kaki ke lantai dengan kesal. Mas Bara begitu say
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more
9. Rindu Suami Orang
Sudah sepuluh hari aku tidak bertemu mas Bara, aku merindukannya. Di rumah aku selalu terbayang wajah tampannya. Apa lagi mengingat kenangan bertabrakan malam itu, dalam hatiku kembali berdesir. Aku ingin sekali memeluk mas Bara, pasti akan terasa nyaman dan hangat. Hah, mas Bara kan suami mbak Alya. Dia pasti sudah damai di dalam pelukan istri tercintanya. Aku saja yang konyol.Semakin aku menepiskan rasa itu dan berusaha berpikir rasional, semakin rasa hatiku bergejolak. Hatiku mengatakan kalau yang sedang kurasakan ini sangat manusiawi. Aku perempuan yang menginjak dewasa, normal kan kalau aku mempunyai perasaan tertarik dengan lawan jenis.Terlebih lagi mas Bara memang lelaki idamanku. Yang ada dalam diri mas Bara semua adalah yang kusuka dari seorang lelaki. Jangan salahkan aku, aku sudah mempunyai poin-poin tersendiri untuk lelaki yang mendekatiku dan itu sudah kutetapkan dari dulu sebelum mengenal mas Bara.Aku juga tidak habis pikir, kriteria lelaki idamanku kok bisa semuanya a
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more
10. Mencari Kesempatan
Aku semakin ingin selalu dekat dengan mas Bara. Aku ingin merebut perhatiannya yang selalu saja hanya diberikan pada mbak Alya. Apa kurangnya aku hingga aku tidak mendapatkan perhatian dari mas Bara. Mas Bara saja yang belum menyadari kelebihan yang kumiliki dibandingkan dengan mbak Alya.Hari ini aku mendapatkan kesempatan untuk menginap di rumah mbak Alya dengan alasan aku takut terlambat karena mulai hari ini aku menjadi peserta ujian nasional. Selama tiga hari aku diizinkan oleh ayah dan ibu untuk tinggal dirumah mbak Alya.Otakku tak lagi tertuju pada soal ujian yang akan kuhadapi mulai besok tapi aku berpikir bagaimana caranya mencuri perhatian mas Bara. takkan ku sia-siakan kesempatan ini. Aku harus berhasil mendapatkan sesuatu dalam waktu tiga hari ini."Kamu harus jaga dirimu selama di sana, Aruna. Jangan lupa pakai pakaian tertutup dan sopan. Dan belajarlah yang giat agar nilai ujianmu bagus. Jangan kecewakan kakakmu yang akan membiayai kuliahmu nanti.""Iya, Bu. Aku memang h
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status