Share

04. He’s My Husband’s Bestfriend!

Sebuah pesta setelah upacara pernikahan diadakan. Para tamu bergantian memberikan ucapan selamat kepada Eros.

"Mika, kemarilah! Aku akan memperkenalkanmu pada teman-temanku," Eros memanggilnya.

"Wah, istrimu cantik sekali ya?" Teman Eros menganga kagum ketika melihat kecantikan Mika. Eros tersenyum, tampak bangga.

"Tentu saja dia cantik, aku pandai memilih istri, kan?" Eros meraih pinggang Mika dan memeluknya dengan erat. Mika hanya bisa tersenyum dengan terpaksa.

"Benar, kamu sangat pandai memilih istri. Tapi aku tidak pernah mendengar kamu menjalin hubungan serius dengan seorang wanita dan sekarang tiba-tiba kamu menikah." Mika melihat Eros yang terlihat gugup saat mendengar perkataan temannya. Ia menyadari bahwa Eros tidak memiliki jawaban atas perkataan temannya itu.

"Kami berteman sejak kecil, dan kami bertemu lagi setahun yang lalu." Mika berbohong, dan Eros terkejut karena Mika yang menjawab pertanyaan tersebut.

"Benarkah? Tidak heran! Eros jarang sekali mau menjalin hubungan serius dengan wanita. Dia lebih suka bermain-main dengan banyak wanita." Mika cukup terkejut mendengarnya, tapi ia bisa tahu karena Eros tampak tidak suka dengan perjodohan mereka.

"Itu sudah lama sekali, sekarang aku sudah menikah. Yang terpenting sekarang aku punya istri yang cantik. Bukankah itu benar, Mika?" Mika hanya bisa menganggukkan kepala dengan canggung.

Di tengah-tengah pembicaraan mereka, tiba-tiba Eros melambaikan tangannya seperti memanggil seseorang.

"Kai!" Eros memanggil dan nama itu membuat Mika terkejut. Mika menoleh ke arah panggilan Eros dan melihat seorang pria yang tidak asing baginya.

"Eros, selamat atas pernikahanmu!" Kai berjalan mendekat sambil tersenyum lebar dan menatap Eros. Sementara Mika masih berdiri kaget menatap pria itu dengan tidak percaya. 

Jadi tadi ia tidak salah lihat? Pria itu benar-benar Kai ...

"Terima kasih, aku sangat senang kamu datang," jawab Eros, keduanya tampak berpelukan singkat. Tubuh Mika membeku saat kedua pria di depannya berjabat tangan.

"Sejak kapan Eros, yang dikenal suka bersenang-senang dengan banyak wanita, memilih untuk menikah?" Sepertinya semua teman dekat Eros terkejut karena Eros tiba-tiba menikah.

"Aku harus menikah kalau tidak, ayahku akan terus mengomel." Kedua pria itu masih asyik berbincang-bincang. Eros menoleh ke arah Mika, bermaksud untuk memperkenalkan Mika kepada Kai tapi ada yang aneh dengan istrinya.

"Mika," Eros memanggilnya, dia memanggilnya tapi Mika sepertinya tidak mendengarnya.

"Mika, kamu baik-baik saja?" Sekarang Eros memanggilnya sambil memegang lengan Mika.

"Ah ya, aku baik-baik saja." Mika tersadar dari lamunannya dan semakin terkejut karena Kai sudah berdiri di depannya.

"Ini adalah sahabatku, Kaiden." Eros akhirnya bisa memperkenalkan sahabatnya pada Mika dan Mika terpaksa tersenyum pada Kai meskipun ia masih merasa takut. Dia takut Kai akan mengatakan apa yang terjadi pada mereka dua minggu lalu.

"Halo, jadi namamu Mika, ya?" kata Kai, menyeringai seolah-olah dia bisa membaca pikiran Mika.

"B-benar. Senang berkenalan denganmu, Kai," jawab Mika gugup. 

"Mika kamu harus berhati-hati karena Eros adalah seorang playboy." Berbeda dengan Mika, Kai terlihat santai dan berbicara dengan Mika seolah-olah mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

"Jangan dengarkan dia! Ah, mengapa orang-orang begitu senang merusak reputasiku di depan istriku?" Kai hanya tertawa dan menarik pundak Eros untuk dirangkulnya.

"Tidak, aku hanya bercanda. Semoga Eros bisa menjadi suami yang baik untukmu." Eros dan Kai menikmati percakapan mereka. Sampai Kai mengalihkan pandangannya ke Mika dan tatapan Kai membuat Mika kaget lagi. Ia segera membuang muka dan melihat ke arah lain, tapi Mika tahu bahwa Kai masih menatapnya.

"Mika, sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya. Apakah kita pernah bertemu di suatu tempat?" Kai bertanya tiba-tiba membuat Mika melebarkan matanya karena terkejut.

"T-tidak, kurasa aku tidak pernah bertemu denganmu," jawab Mika panik. Ia mendelik pada Kai, berusaha memberinya kode lewat tatapan.

Tapi Kai tampak menikmati apa yang dilakukannya. "Ah, apa aku salah mengenalimu?"

Mika menelan ludahnya karena merasa gugup. Ia takut Kai akan memberitahu Eros tentang pertemuan pertama mereka. Jangan sampai itu terjadi!

"Mungkin, karena aku tidak pernah bertemu denganmu." Mika setengah mati berusaha bersikap senormal mungkin. Tidak mengindahkan seringaian Kai yang menyebalkan. 

"Hmm, tapi wajahmu terlihat tidak asing," kata Kai lagi, benar-benar sengaja membuat Mika gugup.

"Mungkin salah satu wanita yang pernah tidur denganmu mirip dengan Mika?" Eros tiba-tiba bergabung dalam percakapan dan Mika sedikit lega karena Eros tidak terlihat curiga dengan apa yang dikatakan Kai kepadanya.

"Jika aku pernah tidur dengan wanita secantik Mika, aku tidak akan pernah melepaskannya." Kai sengaja menggoda. Eros yang mendengarnya hanya tertawa dan menganggap perkataan Kai sangat konyol.

"Benar, tapi tidak mungkin istriku pernah tidur denganmu."

Mika merasa ingin sekali melarikan diri. Apalagi saat Kai tertawa seolah mengejek perkataan Eros karena apa yang dikatakan Eros tidaklah benar. Mika pernah tidur dengan Kai, tepat dua minggu sebelum mereka menikah.

"Mika, kamu harus hati-hati dengan Kai. Dia seorang mafia," bisik Eros di telinga Mika, namun bisikannya masih bisa didengar oleh Kai. Mika membelalakkan matanya karena terkejut mendengar informasi itu.

"Aku tidak menakutkan seperti mafia lainnya, kan?" Kai bertanya, tapi tentu saja ketakutan Mika langsung meningkat.

"Mika, apa kau takut padaku?" Kai bertanya lagi saat melihat ekspresi wajah Mika.

"A-aku tidak takut." Mika terlihat pucat tapi tetap memaksakan senyum dan menggelengkan kepalanya.

"Tapi E-Eros, bisakah aku mengambil minum? Aku haus." Mika tiba-tiba merasa haus. Ia merasa harus menjauh dari Eros dan Kai. Ia perlu menenangkan diri dan menghirup udara segar.

"Tentu sayang. Aku akan berbicara dengan Kai dan teman-temanku yang lain." Mika tidak lagi memandang Kai dan setelah mendapat izin, Mika mengambil air minum dan pergi ke balkon.

"Bagaimana aku bisa bertemu dengannya lagi?" Mika duduk di salah satu kursi sambil bertanya-tanya dalam hati. Mika merasa sangat gelisah sekarang. Mengapa takdir seolah sedang mempermainkannya?

"Kenapa Eros bisa berteman dengan Kai? Dan kenapa aku harus tidur dengan sahabat suamiku?" Karena sibuk dengan pikirannya, Mika tidak menyadari bahwa ada seseorang yang menghampirinya.

"Mungkin karena takdir?"

Jawaban dari seseorang itu mengejutkan Mika. Ia menoleh dan mendapati Kai berdiri di belakangnya. Ia segera berdiri dan melangkah mundur untuk menjauh dari pria itu. Udara segar tidak bisa lagi membantunya untuk bernapas lega, dia kembali merasa sesak dan ketakutan setelah melihat Kai.

"Jadi namamu Mika? Dua minggu yang lalu, aku ingin bertanya, tapi kamu meninggalkanku dengan terburu-buru," kata Kai sambil berjalan mendekat dan berdiri tepat di depan Mika.

"Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan." Tidak tahu bagaimana harus bereaksi, Mika memilih untuk berpura-pura tidak mengingat Kai.

"Mika, aku tahu kamu mengingatku. Aku bahkan pernah mencium bibir ini..." Kai menyentuh bibir Mika dengan ibu jarinya, membelai bibirnya dengan lembut.

"Apa kamu gila?!" teriak Mika menepis tangan Kai dengan panik. Dia takut kalau-kalau tamu lain akan melihat mereka.

"Berhentilah berpura-pura tidak mengenalku. Aku sudah mencarimu kemana-mana, tapi ternyata kamu menikahi sahabatku," kata Kai lagi, pria itu sepertinya tidak takut kalau orang lain akan melihat mereka.

"U-untuk apa kamu mencariku?" Kai menarik wajah Mika, sehingga wajah mereka menjadi sangat dekat.

"Karena aku tidak bisa melupakanmu," bisik Kai di telinganya yang membuat Mika menggigit bibir bawahnya dan terus berusaha berjalan mundur.

"Aku suka kepolosanmu, dan bagaimana kamu memintaku untuk menyentuhmu." Mika membelalakkan matanya dan mendorong Kai menjauh darinya.

"Jangan sentuh aku!" Mika berteriak lagi, sekarang tangannya dipegang oleh Kai dan dia tidak bisa menjauh lagi. 

"Kenapa? Apa kamu tidak menyukainya?"

Seringai Kai membuat Mika sadar bahwa hidupnya tidak akan mudah mulai sekarang...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status