Share

08. Perlakuan Lembut Kai

Setelah selesai sarapan, Eros beranjak bangun dari duduknya. Ia harus segera pergi ke kantor. "Aku sudah terlambat, aku harus pergi ke kantor sekarang." Mika ikut beranjak bangun dan segera membereskan piring di meja makan.

"Aku akan pulang malam karena ada makan malam dengan klien," lanjut Eros lagi.

"Bukan karena ingin menikmati waktu dengan wanita lain?" timpal Kai, ia menopang dagunya dan menatap Eros dengan tatapan jahilnya yang membuat Eros mendengus. Ia tahu kalau temannya itu sedang membuat lelucon dan berusaha menggodanya.

"Tentu saja bukan! Aku adalah suami yang baik," balas Eros. Ia berjalan melewati Kai lalu meninju pelan lengan Kai. "Berhenti mengatakan omong kosong seperti itu, Kai. Aku takut Mika akan mempercayainya."

"Tenanglah, aku hanya bercanda."

"Mika," panggil Eros tiba-tiba. Mika yang sedang merapikan meja makan segera menatap ke arah Eros. "Pergilah berbelanja hari ini, aku akan mengirimkan uangnya."

"Baik, aku akan pergi setelah membersihkan ini," jawab Mika dengan patuh. Ia takut membuat Eros marah kalau ia tidak melakukan apa yang suaminya itu inginkan.

"Biar aku temani Mika. Dia akan kesulitan berbelanja banyak sendirian," sahut Kai. Eros langsung menatap Kai dengan raut wajahnya yang sedikit berbeda sembari menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu, Mika bisa sendirian.” Eros menatap Mika tajam memberinya isyarat lagi dan Mika langsung menganggukan kepalanya setuju.

"Benar, aku bisa sendiri," timpal Mika, ia tahu kalau Eros tidak mau Kai terlalu dekat dengannya.

"Kamu beristirahat saja di sini, Kai. Kamu akan sangat sibuk kan nanti malam." Tapi Kai tetap menggelengkan kepalanya.

"Hanya berbelanja tidak akan membuatku kelelahan. Mika kan istrimu, dan kamu adalah sahabat baikku. Aku ingin berteman dengan istrimu juga jadi biarkan aku membantunya."

Akhirnya Eros menyerah dan membiarkan Kai membantu Mika. "Baiklah, tapi ingat! Jangan katakan sesuatu yang tidak benar pada istriku!" peringatan Eros hanya ditanggapi tawa oleh Kai.

"Mika, ayo antarkan aku ke depan." Eros yang mendadak merasa tidak tenang, segera menarik tangan Mika untuk ikut dengannya ke depan rumah. Tarikannya sedikit kasar sampai Mika meringis kesakitan, namun ia berusaha menahannya karena tidak ingin Eros semakin marah kepadanya.

Sampai di depan rumah, Eros melepaskan pegangan tangannya dan pergelangan tangannya sudah memerah karena itu. Dan tentu saja Eros tampak tidak peduli, Eros terus melihat ke dalam rumah, mengecek kalau Kai tidak mengikuti mereka.

"Mika, dengarkan aku!" bisik Eros dan Mika langsung mendongakan kepalanya lalu menatap Eros yang tampak serius.

"Ketika nanti kamu pergi bersama Kai, jangan mengadu padanya tentang perlakuanku ini," peringatnya. Eros tidak ingin Kai mengetahui tentang ini, karena Kai salah satu orang yang sangat dekat dengannya dan ayahnya. Meski sangat dekat, tapi Eros tidak bisa membiarkan Kai mengetahuinya.

"Aku tidak akan melakukannya, Eros," balas Mika tapi Eros masih belum bisa mempercayai Mika. Ditambah ia sangat membenci Mika.

"Kalau sampai dia tahu atau orang lain tahu, aku akan membuat orang tuamu hancur, apalagi kalau sampai mengadu pada ayahku. Apa kamu mengerti?" Eros kembali menggenggam pergelangan tangan Mika dan meremasnya dengan kencang, dan Mika hanya bisa menganggukan kepalanya.

"Aku mengerti, Eros. Aku tidak akan mengatakannya pada siapapun. Aku berjanji."

Eros akhirnya melepaskan pegangannya pada tangan Mika dan masuk ke dalam mobil.

Mika akhirnya bisa menghela nafasnya lega setelah melihat Eros pergi. Ia menunduk, melihat pergelangan tangannya yang sudah memerah. Dadanya mendadak terasa sesak, ia tidak mengerti kenapa kesialan terus menimpanya. Kini seumur hidup ia tidak akan pernah bahagia.

Mika berusaha menahan tangisannya karena di dalam masih ada Kai, ia melangkah masuk ke dalam rumah dan terkejut karena Kai sudah berada di depan pintu.

"A-apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Mika dengan sedikit terbata-bata, karena tadi ia membicarakan sesuatu dengan Eros dan Mika takut, Kai mendengarnya. Eros juga sudah memberinya perintah untuk tidak membiarkan Kai mengetahuinya.

"Menguping pembicaraan kalian," jawab Kai dengan santainya, membuat Mika membelalakan matanya terkejut.

"A-apa yang kamu dengar?" Kai mengedikan bahunya dengan senyuman miring yang membuat Mika sadar kalau Kai mendengarnya.

"Apa yang kamu dengar itu tidak benar! Eros hanya..."

Mika berusaha menjelaskannya, tapi Kai langsung memotong penjelasannya. "Aku tahu apa yang Eros lakukan padamu, Mika. Aku dapat menebaknya dengan mudah, dan aku sangat mengenal Eros."

Setelah mengatakan itu, Kai mengulurkan tangannya dan memegang pipi Mika yang bengkak membuat Mika meringis kesakitan.

"Aku tahu, Eros yang melakukan ini padamu, kan? Sudah aku bilang, dia bukan suami yang baik," lanjut Kai tapi Mika segera menepis tangan Kai dan berjalan melaluinya. Ia tidak butuh mendengar nasihat atau ceramah dari orang seperti Kai yang tidak tahu apapun soal dirinya.

"Aku tidak akan mengatakan apapun pada Eros tentang ini juga. Kamu tahu, aku akan selalu menjaga rahasiamu," ucap Kai. Ia berjalan mengikuti Mika yang sudah kembali membereskan piring di meja makan.

"Lehermu..." Mika terdiam ketika Kai mengatakan soal lehernya. "Aku tidak menyangka kalau Eros akan sekasar itu, padahal ini baru hari pertama kalian menikah."

"Kai, bisakah kamu berhenti berbicara?" tanya Mika tiba-tiba. Nada suaranya berubah, ia mendongakan kepalanya dan menatap Kai dengan mata yang sudah basah karena air mata.

"Benar, aku melakukan ini semua karena terpaksa. Pernikahan ini benar-benar menyiksaku, begitupun Eros. Dia melakukan ini semua..." Mika melepaskan cardigan yang ia kenakan dan memperlihatkan lebam di tubuhnya karena sentuhan kasar Eros semalam. Dan Mika tidak dapat menahan tangisannya lagi, ia sudah menangis sesegukan karena merasa sangat lelah.

Ia tidak bisa melawan Eros dan sekarang Kai terus muncul dan memperumit kehidupannya. Mika merasa kalau dirinya tidak akan pernah mendapatkan ketenangan lagi.

"Kai, aku mohon, jangan siksa aku lagi. Aku memintanya untuk sekarang saja. Nanti, kamu bisa menggunakan tubuhku sepuasmu. Tapi jangan sekarang," ucap Mika di sela-sela tangisannya. Tangannya terus berusaha menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya dan Kai masih berdiri di tempatnya. Ia menatap Mika, penampilan wanita itu tampak berantakan dengan lebam di sekujur tubuhnya.

"Siapa yang ingin menyiksamu, Mika?" tanya Kai.

"Kamu memanfaatkan kecerobohanku 2 minggu lalu, dan sekarang ingin menyiksaku dan memanfaatkan tubuhku, kan?" balas Mika. "Kita sudah sepakat, tapi tolong biarkan aku bebas untuk hari ini saja. Nanti, kamu dan Eros bebas melakukan apa saja padaku."

Tidak menjawabnya, Kai berjalan ke arah Mika dan mendorong tubuh Mika untuk duduk di atas kursi. Mika terkejut ketika Kai kembali dengan membawa handuk hangat dan menempelkannya di pipi Mika. Ia kira Kai akan melakukan sesuatu yang kasar padanya atau akan memaksa Mika untuk tidur dengannya, tapi perlakuannya diluar prediksi Mika.

"Tenanglah, aku tahu kamu lelah," ucap Kai dengan lembut. Perlakuan lembut Kai perlahan membuat dada Mika terasa hangat. Apalagi setelah diperlakukan kasar oleh Eros. Ia tidak mengira kalau Kai yang terlihat menakutkan akan memperlakukannya dengan sangat baik seperti ini.

"Kedatanganku kesini karena aku tahu, hari pertamamu sebagai istri Eros, tidak akan mudah. Dan aku juga sudah sering berkunjung kesini, jadi Eros tidak akan mencurigainya," lanjut Kai lagi masih sembari menekan nekan handuk hangat itu di pipi Mika.

"Bukan karena tubuhku?" tanya Mika, dan Kai malah tertawa kecil mendengar pertanyaan Mika. "Salah satunya untuk tubuhmu, tapi aku tidak akan memaksamu atau menyakitimu hanya karena aku menginginkanmu, Mika."

Kai menjawab sembari mendekatkan tubuhnya dan dengan tiba-tiba mencium leher Mika yang lebam karena cekikan Eros.

"Kalau Eros membuatmu terluka, aku yang akan menyembuhkannya." Kai terus mengecup dengan lembut. Sangat berbeda dengan sentuhan Eros semalam. "Aku tidak akan menyiksamu, Mika. Tidak akan pernah."

Hanya sentuhan Kai yang dapat membuat Mika gila. Kai berhenti mencium lehernya dan membuat Mika sedikit kecewa, padahal tadi Mika yang mengatakan sesuatu yang kasar pada Kai sampai menuduhnya dengan tuduhan yang buruk.

"Aku berbeda dari Eros," lanjut Kai lagi dan Mika menganggukan kepalanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status