Share

07. Sifat Asli Eros

last update Last Updated: 2023-12-18 13:00:00

Setelah pulang dari pesta pernikahannya dengan Eros, akhirnya Mika sampai di rumah Eros. Rumah yang akan ia tinggali selama menikah dengan Eros dan mungkin Mika akan menghabiskan seumur hidupnya di rumah ini bersama pria yang sama sekali ia tidak cintai.

"Apa ini rumahmu sendiri?" tanya Mika memecah keheningan diantara mereka karena sejak dari mobil tadi, Eros hanya diam dan sama sekali tidak mengajaknya berbicara.

Mika juga mengira mereka akan tinggal bersama Tuan Ergan, jadi ia terkejut karena ternyata Eros tidak tinggal di rumah keluarganya.

"Iya, aku sudah lama membelinya. Orang sepertimu tidak akan mampu membeli rumah sendiri, kan?" Eros membalas pertanyaannya tapi jawabannya membuat Mika langsung terdiam.

"Apa maksudmu?" tanya Mika berpura-pura tidak mengerti, ia hanya memastikan apa yang ia dengar tadi.

"Orang sepertimu,” jawab Eros sembari menunjuk Mika dan tersenyum menghina. "Orang yang rela menjual dirinya sendiri demi uang."

Mika tidak percaya dengan apa yang didengarnya meski ia sudah tahu kalau sejak awal Eros memang tidak menyukai pernikahan mereka berdua. Ia terus berdiri di depan pintu utama, dengan penyesalan yang telah ia buat karena ia sudah menyetujui untuk menikah dengan Eros dan tidak menyadari kalau Eros akan memperlakukannya dengan sangat buruk selama mereka menikah. Mika sadar kalau dirinya akan hidup di neraka selama menikah dengan Eros.

Setelah melepaskan dasi yang ia kenakan, Eros berjalan mendekati Mika. "Kamu pikir, kamu bisa hidup dengan nyaman di rumahku setelah menjual dirimu sendiri?"

Tangan Eros menyentuh dagu dan menatap wajah Mika. "Hanya karena kamu cantik, aku tidak akan membuatmu hidup dengan nyaman setelah membuatku terjebak di pernikahan sialan ini!" bentak Eros. Wajahnya memerah dan Eros tampak seperti monster. Dengan sengaja, Eros mendorong kepala Mika dan tertawa.

"Baiklah, aku harus mulai dari mana?" gumam Eros sembari menatap tubuh Mika dari atas sampai ke bawah dan tiba-tiba merobek gaun yang dikenakan Mika.

Mika terkejut, ia menutupi tubuhnya dan berusaha menghentikan Eros. Dadanya mendadak terasa sesak, Eros berhasil menginjak-nginjak harga dirinya dan membuat Mika tidak berdaya.

"Aku mohon, jangan seperti ini,” pinta Mika karena sentuhan kasar Eros membuat Mika kesakitan.

"Ayolah, jangan sok jual mahal, aku tahu tubuhmu ini sudah dipakai banyak pria, kan?" Di matanya, Eros lebih bajingan daripada Kai yang merupakan seorang mafia. Mika merasa hidupnya sangat hancur, setelah dipaksa menikah, kini ia harus diperlakukan kasar oleh suaminya.

"Apa kamu tidak mendengarkanku? Apa perlu aku membuka bajumu itu secara paksa? Ayo cepat layani aku!" teriak Eros. Mika menganggukan kepalanya dan berusaha menahan tangisannya karena direndahkan seperti ini.

"Ah sialan! Lama sekali. Aku sudah berbaik hati menjadikan kamu istriku, tapi kamu tidak berterimakasih padaku." Dengan terpaksa Mika membuka dress yang ia kenakan di depan Eros dengan tangisannya yang sudah tidak dapat ia tahan. Eros sama sekali tidak memperlakukannya seperti manusia, pria itu benar-benar membencinya.

"Bagus, setidaknya kamu membuatku puas jika berani menjual dirimu sendiri." Eros duduk di kursi dan dengan santai menyaksikan Mika yang sedang membuka bajunya. Mika berusaha menutupi tubuhnya yang sudah telanjang dengan tangannya.

"Aku cukup kagum dengan tubuhmu itu, tubuhmu cukup indah untuk ukuran seorang pelacur. Ayo kesini, naik ke pangkuanku,” ucap Eros dengan senyuman miring menakutkan. Eros menepuk pahanya dan menyuruh Mika untuk duduk di atasnya. Mika yang sudah tidak berbusana, berjalan mendekati Eros dan naik ke atas pangkuan suaminya itu.

"Setidaknya aku sekarang mempunyai pelacur pribadi di rumah." Mika menggigit bibir bagian bawahnya saat Eros mencium leher dan dadanya dengan cukup kasar. Berbeda dengan Kai yang menyentuhnya dengan sangat lembut. Eros menarik rambut Mika dan membuat Mika semakin kesakitan.

"Aku akan membuatmu kesakitan, agar kamu tahu diri. Sekarang turun dari pangkuanku,” perintah Eros yang langsung Mika turuti karena ia tidak mau pria itu semakin menyakitinya. Tangan Mika sudah ditarik dengan kasar masuk ke dalam kamar dan tubuhnya langsung menghempaskan ke atas kasur. Eros membuka semua bajunya dan mencekik leher Mika dengan senyuman seringai yang menakutkan.

"Ah sudah lama sekali aku tidak melakukannya karena persiapan pernikahan sialan ini, aku jadi kehilangan wanita-wanitaku,” gerutunya dengan cekikannya bertambah erat sampai Mika kesulitan bernafas.

"E-Eros..aku kesulitan ber..nafas.” Eros melepaskan cekikannya, namun langsung menampar wajah Mika dengan keras.

"Tahan sedikit, dan jangan banyak berbicara." Mika kembali menggigit bibir bagian bawahnya dan ia tidak dapat menahan tangisannya. Ia benar-benar tersiksa, tapi tidak bisa melakukan apa-apa selain pasrah. Tidak ada kenikmatan yang Mika rasakan saat berhubungan dengan Kai. Mika menutup matanya, mencoba menikmatinya.

Tiba-tiba wajah Kai terlintas dipikirannya. Anehnya, Mika jadi lebih bergairah ketika membayangkan Kai.

Tepat pada pukul 8 pagi, Mika terbangun dengan rasa sakit di tubuhnya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar dan sadar dengan keadaan kamar yang ia tiduri semalam. Berdebu dan tampak kosong, sepertinya ini bukan kamar Eros.

Ia bangun dengan terburu-buru karena takut Eros memarahinya, tapi beberapa detik kemudian, Mika sadar kalau ia mendengar suara lain dari luar kamar.

“Apa ada seseorang yang datang?” gumam Mika, ia dengan cepat beranjak bangun dari tempat tidur dengan sedikit memaksakan diri karena tubuhnya terasa remuk. Membayangkan kejadian semalam, Mika sangat ingin menangis tapi ia tidak boleh memperlihatkan itu pada Eros, kini perannya di sini adalah istri dari Eros dan ia harus menerima bagaimanapun sifat asli Eros.

"Mika, apa kamu sudah bangun?" tanya Eros sedikit berteriak karena jarak mereka yang cukup jauh. Mendengar nada suara Eros yang ramah membuat Mika mengernyitkan keningnya heran.

"I-iya, aku baru bangun. Maafkan aku karena bangun terlambat,” jawab Mika sembari terus berjalan dan mencari sumber suara.

"Tidak apa-apa, kita kan kelelahan semalam,” timpal Eros lagi. Dan suara lain ikut menimpali Eros. “Dasar tukang pamer."

Mika berhenti melangkah ketika ia sadar kalau pria yang sedang duduk bersama Eros di meja makan adalah Kai. Mika terkejut karena sepagi ini Kai sudah berada di rumah Eros dan mungkin ini alasan Eros yang kembali bersikap lembut kepada Mika lagi.

"Helo, Mika. Selamat pagi,” sapanya dengan senyuman lebar dan entah kenapa Mika lega karena Kai ada di sini. Ia sangat takut pada Eros, terutama sikap kasarnya tapi karena Kai, Mika tahu kalau Eros tidak akan kembali menjadi iblis seperti semalam, meski tidak akan lama tapi Mika tetap merasa lega.

"Kai sedang ada urusan di dekat sini, kamu tidak keberatan kan dia berada di sini sampai sore?" Mika menggelengkan kepalanya, tentu saja ia tidak keberatan.

"Ayo duduk di sini." Eros menepuk kursi di sebelahnya dan senyuman manis Eros kini membuat Mika ketakutan dan ia dengan cepat, mematuhi ucapan suaminya itu. Mereka kini menikmati sarapan mereka tapi Kai diam-diam terus memperhatikan Mika.

"Kamu melakukannya dengan kasar, ya?" tanya Kai tiba-tiba membuat Eros tampak terkejut. Ia menoleh pada Mika, namun ia rasa tidak ada yang salah dari penampilan istrinya itu.

“A-apa maksudmu?” Eros balik bertanya dengan gugup. Begitupun Mika, ia tidak menyangka kalau Kai akan menyadarinya dengan begitu cepat.

"Pipi istrimu sampai bengkak dan lebam,” jawab Kai. Ia bisa melihat lebam di leher Mika meski Mika berusaha mentupinya.

"I-itu hanya ketidaksengajaan dan Mika, suka melakukannya dengan kasar.” Eros sebisa mungkin berusaha mencari alasan yang masuk akal meski ia sebenarnya sedang menyembunyikan kegugupannya. Dan rangkulan Eros yang tiba-tiba membuat Mika mengerti dengan isyarat suaminya itu dan hanya bisa menganggukan kepalanya.

"Benarkah?" Kai melirik Mika dan tersenyum menyeringai ke arahnya dan Eros langsung menganggukan kepalanya.

“Kamu kan tidak mengenal Mika! Jadi kamu tidak tahu bagaimana dia aslinya.” Eros berusaha membuat candaan dan Kai ikut tertawa meski ia hanya memaksakannya.

Diam-diam, Eros menatap ke arah Mika dan seperti memberi isyarat padanya.

"Tutupi lehermu." Dan Mika segera merapatkan cardigan yang ia kenakan agar lehernya yang lebam karena cekikan Eros semalam, tidak terlihat oleh Kai. Namun, Kai tahu apa yang Eros berusaha tutupi. Ia sangat mengenal Eros.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   42. Rumah Impian Mika

    "Mau kamu berapa kali memintanya pun, aku tidak bisa,” ucap Mika dengan raut wajah dinginnya. Namun, Kai tahu apa yang Mika rasakan, semalam Mika sudah memberitahu Kai semuanya tentang perasaannya."Tapi semalam kamu mengatakan kalau kamu…” Ucapannya terpotong karena ponsel Mika berdering dan Mika terlihat tidak mendengarkannya. "Sepertinya Eros tahu kalau aku tidak ada di rumah.”Mika segera mengambil tas-nya dan mengeluarkan ponselnya dan ia memberi isyarat pada Kai untuk tidak bersuara. Setelah melihat layar ponselnya, ternyata benar yang meneleponnya adalah Eros.Mika pergi ke sudut ruangan dan mengangkat panggilan Eros."Hallo, Eros. Apa kamu sudah sampai?” tanya Mika ketika ia mengangkat teleponnya. Mika merasa sedikit cemas, takut Eros mengetahui keberadaannya. "Iya, apa ayah tidak menanyakan apa-apa padamu?” Tapi ternyata perkiraannya salah, Eros sama sekali tidak menunjukan kemarahan sama sekali. "Tidak, dia tidak menghubungiku,” jawab Mika sembari menghela nafasnya lega.

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   41. Jadilah Milikku

    Pagi sekali, Mika terbangun di sebuah kamar asing, kepalanya sangat sakit karena mabuk semalam. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar dan baru menyadari kalau dirinya bukan berada di rumah Eros, dan itu membuatnya terkejut. “Kamar siapa ini?” gumam Mika. Dsn ia mencium aroma tubuh seseorang yang tidak asing. Beberapa detik kemudian ia menyadari ada sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya dengan erat. “Astaga! Tangan siapa ini? Apa aku tidur bersama pria lain semalam?” Mika mulai khawatir. Ia takut, kalau dirinya kembali melakukan kesalahan yang sama seperti di malam ketika dirinya bertemu dengan Kai. Tapi anehnya, Mika merasa aroma tubuh pria di sampingnya sangat tidak asing. Pelan-pelan Mika membalikan tubuhnya, tapi ia tidak bisa melepaskan tangan yang memeluknya itu. Ia menghela nafasnya lega ketika melihat siapa yang tidur di sebelahnya."Aku kira kamu pria asing yang aku tiduri semalam. Thanks God, it's you, Kai,” ucap Mika sembari menghela nafasnya. Mendengar suara Mika

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   40. Bad Girl

    Kai pergi ke tempat Mika berada. Ia berkendara dengan kecepatan tinggi karena Kai ingin segera sampai di club malam itu. Dan tak lama, sampailah ia di tempat ia dan Mika pertema kali bertemu.“Apa ini tempat favoritnya? Tapi bagaimana bisa ia pergi kesini? Eros akan marah kalau tahu,” batin Kai sembari berjalan masuk, dari kejauhan ia bisa langsung melihat Mika. Ia bisa melihat, Mika mengenakan pakaian yang seksi dan itu membuat Kai semakin terkejut. Kai mengedarkan pandannya ke sekitar dan bisa melihat ada beberapa pria yang menatap ke arah Mika. Ia kesal karena pria itu menatap miliknya dan melayangkan tatapan tajam pada mereka untuk memberi peringatan. Karena aura menakutkan Kai, mereka langsung menundukan kepala mereka. "Mika.” Kai memanggil wanita yang mabuk itu berkali-kali mencoba membangunkannya. "Mika, ayo bangun. Kenapa kamu bisa mabuk seperti ini? Apa Eros mengusirmu?” tanya Kai lagi. "Eros? Mana Eros? Tolong sembunyikan aku!” pekik Mika. Mika tiba-tiba terbangun dan m

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   39. Terbebas Dari Eros

    Setelah pulang dari rumah Ergan. Eros langsung pergi ke kamarnya dan terlihat mengepak pakaiannya ke dalam koper. Mika yang terkejut, langsung ikut masuk ke dalam kamarnya. "Eros, kamu mau pergi kemana?” tanya Mika ketika ia melihat pakaian Eros yang sudah masuk ke dalam koper. "Ayah akan marah kalau tahu kamu pergi,” peringat Mika lagi. Padahal mereka baru saja dimaafkan, tapi Eros sepertinya masih belum kapok. "Mau kemanapun aku pergi, itu bukan urusanmu. Kenapa? Kamu merasa senang karena ayah memaafkanku karena kamu?Kamu harus ingat, Mika. Kalau yang membuatku berada di situasi ini itu kamu! Kalau kamu semalam menuruti keinginanku, mungkin aku tidak akan pergi,” sungut Eros. Pria itu masih belum terima dengan amarah ayahnya yang ia terima semalam dan terus menyalahkan Mika. "Aku tahu aku salah, Eros. Maafkan aku, tapi kamu seharusnya tidak pergi ke club malam dan mabuk,” balas Mika. "Tentu saja aku melakukan itu karena aku muak melihatmu menangis dan menolak permintaanku. Untuk

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   38. Bersiap Untuk Murka Ayahnya

    "Tapi aku takut Kai bangun dan marah ketika melihatmu," ucap Mika merasa kalau dirinya berada di posisi yang serba salah. Ia ingin Kai berada di sini, tapi ia juga takut kalau keberadaan Kai akan memperburuk situasi antara dirinya dan Eros. "Apa aku harus pulang ke rumah orang tuaku dulu?” gumam Mika, mulai memikirkan cara agar ia bisa menghindari Eros untuk sementara. Tapi Kai menggelengkan kepalanya lalu kembali melangkah masuk ke dalam rumah."Kalau kamu pulang jam sekarang, orang tuamu akan mengira kalau ada sesuatu yang salah antara kamu dan Eros. Eros juga akan semakin marah kalau tahu kamu pergi,” balas Kai memberi saran pada Mika. "Biarkan aku menemanimu malam ini.”"Aku akan mengatakan kalau aku kelelahan setelah mengantarnya pulang, jadi aku menginap,” lanjut Kai lagi. Ia tahu ketakutan Mika jadi ia sudah memikirkan alasannya. “Apa aku tidak merepotkanmu?” tanya Mika merasa tidak enak. Kai hanya terkekeh pelan dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, Mika. Ayo masuk dan bersi

  • Bermain Api Dengan Tuan Mafia   37. Ergan Murka Karena Eros Tidak Berubah

    Kai segera pergi ke tempat di mana club malam yang Eros sering datangi. Tentu saja Kai tahu, ia sudah berteman dengan Eros sangat lama dan tahu kemana sahabatnya itu akan pergi ketika ingin bersenang-senang. Kai sampai di club malam itu, dan semua mata langsung tertuju ke arahnya."Hallo, selamat malam Tuan Kai. Sudah lama sekali saya tidak melihat anda kesini.” Ia di sambut oleh salah satu penjaga club malam dan hampir seluruh penjaga di club malam ini mengenal Kai, itu karena dia sering kesini dan pemilik club malam ini adalah salah satu kenalannya."Apa kamu melihat Eros? Aku sedang mencarinya,” tanya Kai tidak ingin berbasa-basi. Ia sedang ditunggu oleh Mika dan Ergan, jadi ia harus segera menemukan sahabatnya. "Maksud anda Tuan Eros Ryder? Saya melihatnya masuk 2 jam yang lalu bersama dua orang wanita,” jawab penjaga club malam itu dan Kai akhirnya bisa bernafas lega karena ia tidak perlu mencari Eros ke tempat lain. "Baguslah kalau dia di sini. Apa kamu tahu dia ada di mana?”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status