Bermain Api Dengan Tuan Mafia

Bermain Api Dengan Tuan Mafia

last updateLast Updated : 2024-03-28
By:  Damon SalvatoreOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
42Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Mikaela Wilson secara tidak sengaja melakukan hubungan satu malam dengan orang asing yang ia temui di sebuah klub malam, 2 minggu sebelum pernikahannya dengan Eros Aaron Ryder-CEO Ryder Group dan pernikahan mereka hanyalah sebuah pernikahan bisnis. Tidak berhenti sampai disitu, Mika bertemu dengan pria yang tidur dengannya di pernikahannya sendiri dan ternyata pria tersebut adalah sahabat suaminya dan dia adalah seorang mafia, namanya adalah Kai. Kai menawarkan kesepakatan untuk tidak memberi tahu Eros, asalkan Mika membayar Kai dengan tubuhnya. Lalu apa yang harus Mika lakukan? Apakah Mika mau tidur dengan Kai lagi meskipun Kai dan suaminya adalah teman?

View More

Chapter 1

01. Perjodohan dan Pria Asing Di Club Malam

"Apa? Menikah? Ibu, aku masih kuliah sekarang. Bagaimana bisa aku menikah?" teriak Mika terkejut. Ia baru saja pulang dari kampus dan tiba-tiba mendapatkan permintaan gila dari ibunya.

"Mika! Ini demi perusahaan ayahmu. Apa kamu mau melihat keluarga kita bangkrut?" ucap ibunya dengan isak tangis yang membuat Mika perlahan merasa bersalah.

"Aku akan mencari kerja," ujar Mika dengan suara tegas, tapi bukannya setuju, ibunya malah terus menangis.

"Kamu kira hutang kita dan biaya ganti rugi hanya sedikit?” isak ibunya. "Lagipula pria yang akan menikah denganmu juga pria yang baik dan berasal dari keluarga yang sangat kaya!”

"Tapi, Bu—" 

Tiba-tiba wanita paruh baya itu berlutut di depan Mika, memohon agar anaknya mau mengikuti apa yang mereka inginkan. Mika tentu saja terkejut, ia lekas menarik tangan ibunya untuk berhenti berlutut kepadanya.

"Ibu, kenapa kamu sampai melakukan ini?" suara Mika bergetar. Ia benar-benar sedih dan tidak suka melihat ibunya begitu putus asa.

"Mika, Ibu mohon padamu. Hanya kamu yang bisa menyelamatkan keluarga kita." Ibunya menangis tersedu-sedu, membuat Mika jadi tega untuk terus mendebat. 

Beberapa waktu belakangan ini kondisi keuangan keluarga mereka memang cukup memprihatinkan. Kehidupan mewah yang dulu sempat mereka rasakan perlahan berkurang hingga nyaris tak ada yang tersisa. Orang tuanya sudah berusaha mencari investor ke sana-sini, tapi mereka tidak juga mendapatkan kabar baik. Sedangkan ada banyak karyawan yang tetap harus diberi gaji. 

Keuangan mereka semakin terpuruk dan mungkin pernikahan bisnis ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan mereka dalam waktu singkat.

"Baiklah. Tolong berhenti menangis, aku akan membantu ibu dan ayah." Akhirnya Mika menyerah. Dia tidak punya banyak pilihan. Sekeras apapun menolak, pada akhirnya dia akan tetap menikah dengan pria yang bahkan belum pernah dia temui itu.

"Terima kasih, Mika. Dan maafkan ibu karena tidak bisa menjadi orang tua yang baik untukmu." 

Mika hanya menggelengkan kepala dan memeluk ibunya dengan erat. Tak kuasa menahan air matanya lagi, Mika menangis di pelukan ibunya. Belum apa-apa, dia merasa sudah kehilangan mimpinya demi pernikahan ini.

Jam sudah menunjukan pukul 12 malam, tapi Mika tidak bisa tidur sama sekali. Karena ingin melupakan rasa sedihnya, Mika memutuskan untuk menyelinap pergi ke suatu tempat. Keadaan rumah sudah sepi, semua lampu sudah dimatikan. Sebuah pertanda kalau penghuninya sudah terlelap.

Sepuluh menit berjalan kaki, Mika tiba di sebuah klub malam. Mungkin ini satu-satunya tempat dimana perasaannya bisa tenang dan dia bisa berhenti memikirkan pernikahannya.

Mika masuk ke dalam dan langsung memesan minuman. Dia duduk di kursi bar, memandang sekitar yang tampak menikmati waktu masing-masing. Hingar-bingar musik yang memekakkan telinga seketika meredam suara-suara dalam benaknya. 

Gadis itu segera menenggak tequila yang ia pesan. Tidak butuh waktu lama, gelas kacanya sudah tandas. Mika mendesah puas. Saat ini, hanya alkohol yang bisa membuatnya merasa tenang meski hanya sesaat. Mika tidak ingin memikirkan apapun. Dia ingin tenggelam dalam momen ini, sebelum esok ia harus menghadapi kenyataan. 

"Tolong satu gelas lagi." Mika melepas mantel yang dikenakannya dan memperlihatkan tubuhnya yang dibalut gaun hitam. Penampilannya seketika menarik perhatian para pria di sekitarnya.

Seseorang tiba-tiba duduk di sebelahnya tanpa Mika sadari. Pria itu sudah memperhatikan Mika sejak ia baru datang dan tenggelam dalam lamunan. 

"Apa kau sendirian, Nona?" Mika yang mulai mabuk karena sudah meminum tiga gelas tequila menoleh dan menatap pria yang duduk di sampingnya.

"Siapa?" tanya Mika.

"Haruskah kita berkenalan satu sama lain?" Pria itu mengulurkan tangannya mengajak Mika berkenalan. Dengan ragu-ragu, Mika menjabat tangan pria itu dan mencoba bersikap ramah.

"Mika," sahut Mika singkat setelah pria itu menyebutkan namanya. Mika tak terlalu memperhatikan, bahkan tidak mendengar jelas siapa nama pria itu.

"Namamu sangat cantik, seperti orangnya. Kenapa sendirian saja?" 

Mika terkekeh. Karena sudah mabuk, dia mulai bertingkah aneh. "Hmm… tak ada yang mau menemaniku,” keluhnya sedih. “Apa kamu mau?" Sebut saja Mika gila, tapi dia benar-benar sudah mabuk hingga dengan mudah percaya pada orang yang baru saja dia temui.

"Dengan senang hati. Apakah kamu ingin minum denganku di tempat lain? Aku akan mentraktirmu." 

Ajakan pria itu memang mencurigakan, tapi Mika sudah terlalu mabuk untuk menyadarinya. Pikiran yang semrawut membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih. Yang Mika tahu, dia hanya menginginkan kesenangan.

"Tentu!" Mika segera berdiri dari kursinya, tapi karena terlalu pusing, tubuhnya jadi tidak seimbang. Minuman yang dibawanya terjatuh dan tumpah ke pakaian seorang pria yang baru saja melewatinya.

"Astaga! Maaf! Aku tidak sengaja!" Mika berseru kaget, segera mengambil tisu dan hendak membersihkan baju pria yang ia tabrak. "Kepalaku sedikit pusing dan penglihatanku kabur jadi aku tidak bisa melihat dengan jelas," jelas Mika lagi dengan panik.

Pria itu terlihat kesal. Ia mengambil tisu dari tangan Mika dan membersihkan kemejanya sendiri.

"Itu karena kamu mabuk! Sudah tahu mabuk jangan berjalan-jalan dan membuat kekacauan!" 

Mika mengangkat kepalanya untuk menatap pria itu. Wajah tampan itu terlihat tegas dan dingin, ditambah tato di dadanya yang terbuka membuatnya terlihat seksi sekaligus menakutkan.

"Gosh, bajuku jadi basah sekarang!" Pria itu masih menggerutu kesal. Sementara Mika hanya bisa terdiam karena terkejut dan juga takut.

"Kau temannya?" Pria yang tadi berdiri di sebelahnya itu langsung melepaskan genggamannya dari Mika.

"Tidak, aku tidak mengenalnya!" Mika pun langsung oleng, dan sialnya ia terdorong ke arah pria menakutkan itu.

"Ma-maafkan aku!" kata Mika, berusaha menarik diri dari pria itu karena takut melihat wajahnya yang sangar. Tapi kakinya terasa tidak bertenaga sehingga Mika tidak bisa berdiri dengan tegak.

"Astaga, ini sangat menjengkelkan!" Pria itu hendak mendorong tubuh Mika, tapi seketika terpana saat bisa melihat wajah gadis itu dengan jelas. 

Wajah lugu dan kecantikan yang tidak biasa di hadapannya ini terlihat sangat memikat.

"A-aku akan mengganti rugi bajumu yang kotor. Tolong maafkan aku, Pak," kata Mika sambil membuang pandangannya ke arah lain, tidak berani menatap pria yang masih terus memperhatikannya. 

"Membayar kemejaku? Apakah wanita muda sepertimu bisa mengganti kemeja seharga sepuluh juta ini?" tanya pria itu dengan nada pongah sekaligus usil. Ia menarik sebelah sudut bibirnya saat melihat Mika membulatkan mata.

"Se-sepuluh juta? Kenapa sebuah kemeja bisa semahal itu?!" 

Pria itu tiba-tiba tertawa mendengar pertanyaan polos Mika. "Kenapa? Kamu tidak bisa membayarnya?" tanyanya. 

Mika mengangguk polos. "A-aku tidak punya uang sebanyak itu..." 

Pria tampan itu kembali menyeringai. Tangannya menarik pinggang Mika hingga jarak di antara mereka semakin menipis. 

"Lalu bagaimana kamu akan membayar kemejaku?" tanyanya dengan suara serak, tepat di dekat telinga Mika. 

Gadis itu merinding. Ia mendorong dada bidang yang terasa keras sekaligus hangat di bawah telapak tangannya. 

Tatapan mereka beradu. Keduanya tenggelam dalam keheningan yang entah kenapa membuat sesuatu dalam diri mereka membuncah. Seketika tubuh Mika terasa panas.

"A-aku akan melakukan apa saja, tapi aku tidak bisa memberimu uang," kata Mika tergagap. Tatapan intens pria itu benar-benar mampu melumpuhkan akal sehatnya.

Kai, pria asing itu, tersenyum miring. Kilatan matanya menunjukkan bahwa ia punya rencana. "Kamu akan melakukan apa saja untukku?" 

Mika mengangguk. Dia bisa melakukan apa saja selain—

"Bagaimana kalau kamu membayarku dengan tubuhmu?"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Damon Salvatore
Hallo guys! Mulai hari ini “Bermain Api Dengan Tuan Mafia” bakal update setiap hari sampe tamat! Jadi stay tune terus yaaa buat liat chapter terbaru dari Mika, Kai, dan Eros.
2024-01-29 21:44:10
0
42 Chapters
01. Perjodohan dan Pria Asing Di Club Malam
"Apa? Menikah? Ibu, aku masih kuliah sekarang. Bagaimana bisa aku menikah?" teriak Mika terkejut. Ia baru saja pulang dari kampus dan tiba-tiba mendapatkan permintaan gila dari ibunya."Mika! Ini demi perusahaan ayahmu. Apa kamu mau melihat keluarga kita bangkrut?" ucap ibunya dengan isak tangis yang membuat Mika perlahan merasa bersalah. "Aku akan mencari kerja," ujar Mika dengan suara tegas, tapi bukannya setuju, ibunya malah terus menangis. "Kamu kira hutang kita dan biaya ganti rugi hanya sedikit?” isak ibunya. "Lagipula pria yang akan menikah denganmu juga pria yang baik dan berasal dari keluarga yang sangat kaya!” "Tapi, Bu—" Tiba-tiba wanita paruh baya itu berlutut di depan Mika, memohon agar anaknya mau mengikuti apa yang mereka inginkan. Mika tentu saja terkejut, ia lekas menarik tangan ibunya untuk berhenti berlutut kepadanya. "Ibu, kenapa kamu sampai melakukan ini?" suara Mika bergetar. Ia benar-benar sedih dan tidak suka melihat ibunya begitu putus asa. "Mika, Ibu m
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more
02. Tidur Bersama Pria Asing Sebelum Pernikahan
"Aku memang sedang mabuk, tapi aku tidak gila!" Mika berteriak marah, sambil melepaskan diri dari dekapan pria itu. Gerakan tiba-tiba itu membuat kepalanya bertambah pusing karena efek alkohol. Mika pun bersandar pada meja bar untuk menopang tubuhnya sendiri."Aku hanya meminta hakku saja," jawab pria itu ringan, masih dengan senyuman yang membuat Mika bergidik."T-tapi tidak dengan tubuhku! Apa kamu pikir aku seorang pelacur?" Meski kesal, tapi Mika tidak bisa menelan rasa gugupnya karena terus ditatap oleh pria tampan itu."Kalau begitu, kamu bisa membayarku saja. Mudah, kan?""Aku tidak punya uang sebanyak itu!”"Kamu tahu ada pilihan lain." Pria itu berjalan ke arah Mika dan menyeringai. Kedua tangannya ia letakkan di kedua sisi tubuh Mika, mengurungnya di meja bar hingga tidak bisa ke mana-mana."Kamu tidak perlu takut,” bisik Kai dengan suara rendah, membuat jantung Mika berdegup kencang. Gadis itu merasakan sesuatu yang aneh karena pria itu berbisik di telinganya."Aku tidak p
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more
03. Hari Pernikahan
Ibunya tidak banyak bertanya saat Mika pulang ke rumah. Mereka segera pergi ke butik dan ibunya memilihkan gaun pengantin dengan penuh semangat. Berbeda dengan Mika justru terlihat murung."Bagaimana Mika, apa kamu menyukainya?" Mika selesai mencoba satu gaun. Mika menatap dirinya sendiri di cermin dan memaksakan senyumnya."Ibu yakin kamu akan bahagia. Ibu kenal calon suamimu dan dia orang yang baik. Pak Ergan memintamu untuk menikah dengan anaknya karena dia tahu kamu adalah gadis yang baik." Mika tersenyum kecut mendengar ucapan ibunya. Tatapannya terpaku pada dirinya lewat cermin."Ayo cepat keluar, kamu harus menemui calon suamimu sebelum kalian berdua menikah." Kejutan lain muncul, memaksa Mika untuk menemui calon suaminya. Ketika pintu terbuka, Mika dapat melihat ayahnya dan orang-orang yang tidak dikenalnya sedang berbicara."Lihat! Mika sudah selesai mencoba gaun pengantinnya." Ibunya menunjukkan penampilan Mika kepada seorang pria tua yang bernama Ergan, ayah dari Eros yan
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more
04. He’s My Husband’s Bestfriend!
Sebuah pesta setelah upacara pernikahan diadakan. Para tamu bergantian memberikan ucapan selamat kepada Eros."Mika, kemarilah! Aku akan memperkenalkanmu pada teman-temanku," Eros memanggilnya."Wah, istrimu cantik sekali ya?" Teman Eros menganga kagum ketika melihat kecantikan Mika. Eros tersenyum, tampak bangga."Tentu saja dia cantik, aku pandai memilih istri, kan?" Eros meraih pinggang Mika dan memeluknya dengan erat. Mika hanya bisa tersenyum dengan terpaksa. "Benar, kamu sangat pandai memilih istri. Tapi aku tidak pernah mendengar kamu menjalin hubungan serius dengan seorang wanita dan sekarang tiba-tiba kamu menikah." Mika melihat Eros yang terlihat gugup saat mendengar perkataan temannya. Ia menyadari bahwa Eros tidak memiliki jawaban atas perkataan temannya itu. "Kami berteman sejak kecil, dan kami bertemu lagi setahun yang lalu." Mika berbohong, dan Eros terkejut karena Mika yang menjawab pertanyaan tersebut."Benarkah? Tidak heran! Eros jarang sekali mau menjalin hubungan
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more
05. Syarat Agar Kai Tidak Memberitahu Eros
"Apa kamu ingat, ketika kamu menarik tanganku dan meminta aku menyentuhmu?” ucap Kai masih dengan seringai menakutkannya. Kai juga terus berjalan mendekati Mika. Kedekatan ini membuat Mika teringat kejadian di malam itu."Berhenti..." Mika berusaha membuat Kai berhenti mendekatinya. "Tapi Mika, aku sangat menyukainya. 2 minggu ini, aku tidak bisa melupakanmu. Wajahmu ini.." Tangan Kai terulur untuk menyentuh wajah Mika dan mengusapnya dengan lembut."Selalu terbayang dipikiranku,” lanjut Kai. Mika bergerak dengan cepat dan menepis tangan Kai, berusaha menghindari sentuhan Kai. Tapi tangan Kai tiba-tiba saja menarik pinggangnya, hingga Mika tidak bisa bergerak."Lepaskan aku, a-aku tidak mengerti apa yang kamu katakan." Kai kembali tertawa karena Mika berpura-pura melupakan dirinya padahal ia tahu kalau Mika mengenalnya. "Ayolah, Mika. Aku tidak bodoh, aku tahu kamu mengingatku dari tatapanmu itu. Ekspresi wajahmu itu yang mengatakan segalanya padaku.""Aku kira, kamu dan aku berjodo
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more
06. Terperangkap Dalam Jebakan Kai
Kecupan Kai bergerak perlahan ke arah pipi Mika dan menciumnya dengan lembut membuat Mika menggigit bibir bagian bawahnya. Ia berusaha menahan dirinya yang hampir gila karena apa yang Kai lakukan kepadanya. Ia merasa seperti terperangkap dalam jebakan Kai dan ia tahu kalau pria itu tidak akan dengan mudah melepaskannya. "Aku akan dengan senang hati menjaga rahasiamu, asalkan kamu memberikan apa yang aku mau," bisik Kai lagi di telinga Mika. Mika membuka matanya perlahan dan kembali menatap Kai yang ternyata sudah sangat dekat dengannya. "T-tapi aku takut Eros mengetahuinya," balas Mika berusaha menolaknya. Kalau Eros mengetahuinya, tentu saja itu akan menjadi mimpi buruk untuknya dan keluarganya. "Tenang saja, aku pastikan dia tidak akan mencurigai kita.""Atau aku biarkan saja dia tahu, agar kamu bisa bersamaku?" Mata Mika terbelalak terkejut dan dia segera menggelengkan kepalanya dengan kencang. "Tidak, Kai. Aku mohon jangan lakukan
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more
07. Sifat Asli Eros
Setelah pulang dari pesta pernikahannya dengan Eros, akhirnya Mika sampai di rumah Eros. Rumah yang akan ia tinggali selama menikah dengan Eros dan mungkin Mika akan menghabiskan seumur hidupnya di rumah ini bersama pria yang sama sekali ia tidak cintai. "Apa ini rumahmu sendiri?" tanya Mika memecah keheningan diantara mereka karena sejak dari mobil tadi, Eros hanya diam dan sama sekali tidak mengajaknya berbicara. Mika juga mengira mereka akan tinggal bersama Tuan Ergan, jadi ia terkejut karena ternyata Eros tidak tinggal di rumah keluarganya. "Iya, aku sudah lama membelinya. Orang sepertimu tidak akan mampu membeli rumah sendiri, kan?" Eros membalas pertanyaannya tapi jawabannya membuat Mika langsung terdiam."Apa maksudmu?" tanya Mika berpura-pura tidak mengerti, ia hanya memastikan apa yang ia dengar tadi. "Orang sepertimu,” jawab Eros sembari menunjuk Mika dan tersenyum menghina. "Orang yang rela menjual dirinya sendiri demi uang
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more
08. Perlakuan Lembut Kai
Setelah selesai sarapan, Eros beranjak bangun dari duduknya. Ia harus segera pergi ke kantor. "Aku sudah terlambat, aku harus pergi ke kantor sekarang." Mika ikut beranjak bangun dan segera membereskan piring di meja makan."Aku akan pulang malam karena ada makan malam dengan klien," lanjut Eros lagi. "Bukan karena ingin menikmati waktu dengan wanita lain?" timpal Kai, ia menopang dagunya dan menatap Eros dengan tatapan jahilnya yang membuat Eros mendengus. Ia tahu kalau temannya itu sedang membuat lelucon dan berusaha menggodanya. "Tentu saja bukan! Aku adalah suami yang baik," balas Eros. Ia berjalan melewati Kai lalu meninju pelan lengan Kai. "Berhenti mengatakan omong kosong seperti itu, Kai. Aku takut Mika akan mempercayainya." "Tenanglah, aku hanya bercanda.""Mika," panggil Eros tiba-tiba. Mika yang sedang merapikan meja makan segera menatap ke arah Eros. "Pergilah berbelanja hari ini, aku akan mengirimkan uangnya.""Ba
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more
09. Sentuhan Siapa Yang Lebih Kamu Sukai?
"Ayo pergi sekarang, kamu harus berbelanja, kan? Biar aku temani." Kai dengan cepat beranjak bangun dan mengambil handuk yang ia pakai tadi. Dan Mika cukup terkejut karena Kai tidak lagi menyentuhnya. "Cepat ganti pakaianmu, aku tunggu di depan rumah." Setelah mengatakan itu, Kai melangkah pergi ke depan rumah. Meninggalkan Mika yang masih terduduk dan merasakan kalau jantungnya mulai berdebar.Tidak ingin membuat Kai menunggu, Mika segera mengganti pakaiannya dan menghampiri Kai yang sudah menunggunya di mobil. 20 menit perjalanan mereka sampai di pusat perbelanjaan. Mika sibuk memilih bahan makanan dan barang yang ia butuhkan karena Eros juga menyuruhnya untuk membeli sesuatu yang ia butuhkan. Kai yang menemaninya, terus mengikuti wanita itu sembari terus menatapnya. "Kalau kamu memilihku, mungkin kamu tidak harus bertahan dengan Eros,” ujar Kai tiba-tiba ketika Mika sibuk berbelanja. Ia menoleh pada Kai sebentar lalu mendengus karena merasa
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more
10. Kai Ternyata Benar-benar Peduli Padaku?
Setelah melakukannya, mereka berdua terbaring di atas sofa. Entah kenapa berada di pelukan Kai membuat Mika melupakan semua kesedihan setelah menikahi Kai. Ia merasa aman dan nyaman berada di pelukan Kai dan Kai juga memeluk tubuh Mika erat seolah enggan melepaskannya. "Apa lehermu masih sakit, Mika?" tanya Kai, ia terus menatap lebam di tubuh Mika dengan perasaan khawatir dan mengelusnya dengan lembut."Tidak, sudah tidak apa-apa," jawab Mika. Ia tidak menyangka kalau Kai masih mengkhawatirkan lebam di tubuhnya dan sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari lebam itu. "Apa perlu aku belikan obat agar lebamnya hilang?" tawar Kai tapi Mika langsung menggelengkan kepalanya menolak. "Ayo kita makan malam. Makanannya sudah dingin." Mika tiba-tiba saja melepaskan pelukan Kai dan hendak melangkah pergi ke dapur. Namun, suara deringan telepon terdengar dari ponsel Kai yang tergeletak di atas lantai. Kai ikut beranjak bangun dan mengangkat telepon yang ternyata dari asistennya. Sedang
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status