"Ada apa sih kok ribut-ribut di sini?!" tanya Danny dengan napas terengah-engah menatap semua orang yang ada di teras depan rumah.
Vera langsung bergelanyut di lengan Danny, sengaja membuat Camelia cemburu. "Itu lho, Dan, pembantumu nyolot! Masa kami mau diusir dari sini. Kita 'kan mau ngerjain tugas kuliah bareng siang ini!" ujarnya memutar balikkan fakta bahwa memang mereka bertiga membuat gaduh terlebih dahulu.
"Mas Danny jangan dengerin si Mak Lampir Borokokok itu!" sergah Tina emosi jiwa. Dia membela majikannya tadi dari tindakan kurang ajar teman-teman kuliah Danny.
Sebelum memutuskan siapa yang bersalah, Danny menepis tangan Vera lalu menghampiri istrinya. "Lia, coba kamu jelasin ke aku. Apa yang terjadi?" pintanya dengan tatapan lembut.
Wanita cantik berambut panjang dikuncir kuda itu menghela napas. "Tadi teman-teman Mas Danny bertamu ke mari, tapi nggak sopan. Dua cowok itu memaksa aku dudu
"Lia, ayo kita ke Rumah Sakit Panti Rapih sekarang!" seru Nyonya Rina Sasmita sore itu dengan wajah dipenuhi kecemasan.Alis Camelia berkerut bingung, ada apa gerangan dan siapa yang sakit? Dia pun bertanya ke mama mertuanya dan sontak jantungnya serasa melorot ke perut saking paniknya."Kok bisa Mas Danny sampai masuk IGD rumah sakit, Ma?" tanya Camelia sambil terisak-isak. Dia pun sembari masuk ke kamar diikuti Nyonya Rina, menyiapkan sebuah tas jinjing untuk traveling dan mengisi beberapa baju ganti untuk dirinya, handuk, perlengkapan pribadi serta sepasang baju ganti untuk Danny juga."Kata Vera, tadi Danny dikeroyok lima orang sekaligus di taman belakang kampus UNY. Kasihan anak itu, terkadang nyalinya terlalu besar hingga menantang bahaya!" jawab Nyonya Rina seraya menghela napas panjang."Kita ke rumah sakit naik apa, Ma?" tanya Camelia yang telah selesai bersiap-siap. Dia tahu bahwa dir
Seusai mengantarkan Camelia memesan etalase dan juga memilih furniture custom untuk outlet bakery barunya, Nyonya Rina mengusulkan membeli menu di warung lotek dan gado gado Colombo di daerah dekat kampus Sanata Dharma. Tentu saja mereka berdua setuju.Pasalnya, Camelia terlalu lelah untuk memasak cepat. Sementara Danny harus segera berangkat kuliah selepas makan siang."Kalau angkut-angkutnya sore besok gimana, Lia? Kebetulan aku kuliah Rabu pagi sampai jam dua siang," ujar Danny sambil menikmati gado-gado pedas."Bebas aja, Mas. Semua harus disiapkan lengkap sebelum toko rotinya dibuka perdana. Rencana sih aku bakal buka Selasa depan karena etalase masih menunggu tiga hari dibikin kata pengrajinnya tadi!" jawab Camelia santai.Nyonya Rina pun menimpali, "Lia kalau ada yang butuh dibantu bilang ke Mama juga ya, jangan sungkan. Kita sekeluarga sekarang, mungkin Danny sibuk di kampus
"Mas, kamu di rumah sakit mana? Aku pengin jenguk nih!" ucap Deana di telepon. Sudah tiga hari dia tidak bertemu Patra padahal sebentar lagi Deana harus berangkat ke Jakarta untuk mengikuti fashion show desainer nasional ternama."Aku di Rumah Sakit Mitra Husada, Dee. Sama dokter disuruh opname minimal lima hari karena harus infus dan injeksi antibiotik biar lekas pulih. Tengokin dong ke mari kalau kamu sempat!" balas Patra yang sedang berbaring sambil menonton TV di ruang perawatan VIP."Oke, aku ke sana deh pagi ini mumpung nggak ada jadwal kerjaan. Mas Patra pengin dibawain apa?" tawar Deana sok perhatian.Sementara pria tajir melintir itu terkekeh lalu menjawab, "Kamu bawa diri ke mari aja sudah seneng aku, Say. Ckk ... kita nggak bisa main bareng sayangnya karena di RS dan aku masih diinfus!""Ya ampun, Mas. Sempat-sempatnya mikir gitu, ckckck. Dipulihin dulu badannya ya biar kuat ngegenjot. Sam
"Ehh, Lia sama Danny sudah datang. Yuk langsung ke ruang makan aja. Papa sudah nungguin kalian!" sambut Nyonya Rina Sasmita ketika melihat pasangan muda itu muncul dari pintu pagar rumahnya."Mama kok sendirian di teras ngapain sih?" tegur Danny yang melihat gelagat kesedihan dari raut wajah ibundanya.Wanita berusia nyaris setengah abad itu menghela napas, dia menjawab, "Nggakpapa. Biasa masalah kerjaan sama klien jahitan, Dan. Kata klien Mama, model gaun yang sudah Mama bikin kuno, nggak kekinian. Makanya ini lagi santai di teras sambil lihat-lihat majalah mode, kali aja dapet inspirasi gitu!""Wah, kebetulan Lia tuh suka gambar desain baju. Kali bisa dibantuin, Ma. Coba nanti Mama ngobrol sama Lia langsung deh!" celetuk Danny yang ingat istrinya memiliki hobi masak dan mendesain pakaian.Sorot mata Nyonya Rina Sasmita mendadak berbinar-binar melihat menantu kesayangannya itu. "Beneran, Lia,
"Lia, yuk kita mandi bareng. Aku siapin dulu air hangat di bathtub!" ajak Danny seusai istrinya mengunci pintu teras depan dari dalam rumah."Hobi banget Mas Danny berendam di bathtub!" sahut Camelia yang dirangkul bahunya memasuki kamar.Danny tertawa kecil. "Menurutku rileks banget kalau berendam bareng kamu, Lia. Kamu kalem dan enak dipeluk, meskipun terkadang bonus mandinya yang bikin aku ketagihan!" Hidung mancungnya segera dicubit gemas oleh sang istri.Beberapa menit kemudian pasangan suami istri itu sudah berada di dalam air hangat berbusa wangi. Danny memeluk istrinya sambil bercerita mengenai alasan keterlambatannya kembali dari rumah orang tuanya tadi siang."Tante Nita dan Tante Lusy lagi-lagi ngajak berantem karena nyinyir tentang rumah tangga kita, Lia. Aslinya aku sudah males banget nanggapin omongan mereka yang sok tahu, pedes kayak akun Lambe-lambean di medsos itu!" ujar Danny mendes
"Ada apa sih kok ribut-ribut di sini?!" tanya Danny dengan napas terengah-engah menatap semua orang yang ada di teras depan rumah.Vera langsung bergelanyut di lengan Danny, sengaja membuat Camelia cemburu. "Itu lho, Dan, pembantumu nyolot! Masa kami mau diusir dari sini. Kita 'kan mau ngerjain tugas kuliah bareng siang ini!" ujarnya memutar balikkan fakta bahwa memang mereka bertiga membuat gaduh terlebih dahulu."Mas Danny jangan dengerin si Mak Lampir Borokokok itu!" sergah Tina emosi jiwa. Dia membela majikannya tadi dari tindakan kurang ajar teman-teman kuliah Danny.Sebelum memutuskan siapa yang bersalah, Danny menepis tangan Vera lalu menghampiri istrinya. "Lia, coba kamu jelasin ke aku. Apa yang terjadi?" pintanya dengan tatapan lembut.Wanita cantik berambut panjang dikuncir kuda itu menghela napas. "Tadi teman-teman Mas Danny bertamu ke mari, tapi nggak sopan. Dua cowok itu memaksa aku dudu