"Uung!" gumam Tatiana yang hilang kesadaran akibat mabuk berat. Dia tidak menolak saat Patra melucuti gaun biru pendeknya.
Pria buaya darat itu menelan ludah dengan kasar sembari memandangi tubuh molek Tatiana yang tak lagi tertutupi sehelai benang pun. "Tia, apa kamu dengar suaraku?" tanya Patra sambil meremas bulatan mengkal di area dada wanita berkulit seputih susu itu.
Tak ada respon selain desahan pelan yang nyaris tidak terdengar. Maka Patra pun segera melepas semua pakaiannya dan melemparkan sekenanya ke atas lantai kamar club.
Ranjang berderit kencang ketika Patra naik ke atasnya lalu menindih tubuh Tatiana yang lembab oleh keringat dingin. Meskipun tak ada perasaan cinta, tetapi batang berurat milik Patra bisa menegang penuh melihat wanita yang biasa berlidah tajam kepadanya itu dalam kondisi pasrah tak berdaya.
"Kamu cantik dan menarik, Tia. Hanya saja sikapmu itu aku sangat tidak suka. Sok
"Selamat pagi, Lia Sayang. Ayo bangun!" sapa Danny ketika mentari mulai bersinar terang di ufuk timur. Posisi kamar hotel yang mereka tempati kebetulan menghadap arah yang sama dengan sang fajar merekah.Camelia membuka kelopak matanya yang masih berat oleh kantuk, dia menemukan senyuman pemuda yang mencintainya itu. "Pagi juga, tumben kok bangun lebih awal dari aku, Mas?" balasnya."Iya, aku masih kepikiran om dan tante kamu semalam yang suruh preman ngejar kita. Tidur pun rasanya nggak nyenyak. Kita check out hotel pagi-pagi aja sehabis sarapan. Yuk mandi dan siap-siap kemasi barang ke koper, Lia!" jawab Danny masih memeluk istrinya di bawah selimut tebal.Wanita itu terkikik mendengar ucapan Danny. "Ayo aja sih, Mas. Tapi, kapan mau bangun kalau aku dililit kayak korban ular Anaconda begini!" goda Camelia."Seronde dulu yuk, Lia. Mas tuh sudah keras sejak tadi, cuma lihat kamu kayak kecapekan jadi nahan-nahan," jawab Danny seraya mengecupi leher jenjang Camelia."Boleh aja kalau Ma
"Lia, malam ini nginep di rumah kami aja ya?" tawar Om Ahmad Wibowo, paman Camelia."Iya tuh, Mutiara pasti seneng bisa ketemu lagi sama kamu setelah bertahun-tahun nggak ada kabar!" timpal Tante Erina Listya.Camelia menoleh ke suaminya untuk meminta pendapat. Maka Danny yang menjawab, "Boleh, Om, Tante, kami berdua menginap malam ini di rumah. Tapi, ini masih jualan 'kan kiosnya? Gimana dong?""Ehh, maksud kami hanya Lia saja soalnya kamar di rumah hanya ada dua. Nanti Lia berdua tidur bareng Mutiara gitu. Kamu balik hotel dan jemput Lia besok pagi nggakpapa 'kan?" sahut bibi Camelia cepat-cepat.Sekilas nampaknya itu ide yang biasa, tetapi Danny yang pernah mendengar cerita Camelia mengenai paman dan bibinya licik serta kejam justru mendadak punya firasat buruk. "Saya tidur di sofa luar kamar atau lantai juga nggak masalah, Tante. Asalkan Lia nyaman, saya pun tenang!" usul Danny mencarikan solusi
Setelah bertukar ciuman yang penuh gairah bersama Camelia, dia pun menarik tangan istrinya menuju ke arah tempat tidur di tengah kamar hotel. Mereka saling melucuti pakaian masing-masing sebelum terguling-guling bersama di atas kasur.Perasaan rindu akan sentuhan suaminya membuat Camelia lebih cepat merespon hasrat Danny yang menggebu-gebu. "Ahh ... Mas, kamu keras banget!" desahnya saat bukti keperkasaan pemuda itu melesak masuk ke liang sempitnya dan mulai menggesek tiada henti di dalam inti kewanitaan Camelia."Ooh ... Lia, kita harus lebih sering melakukan ini ya. Mas pengin, tapi takut kamu belum siap setelah kejadian kemarin!" ujar Danny sembari menatap wajah istrinya yang merona karena terjerat gairah bersamanya."Boleh aja, Mas. Mungkin kita bisa mendapatkan pengganti calon buah hati yang kemarin telah tiada itu kali ini. Aku akan berusaha lebih hati-hati kalau hamil lagi!" balas Camelia penuh tekad.
Taman Bunga Selecta menjadi obyek wisata mereka berdua untuk pertama kalinya pagi jelang siang itu. Langit sedikit mendung dengan udara khas Malang yang sejuk dingin. Danny dan Camelia bergandengan tangan menyusuri jalan di antara hamparan tanaman bunga yang bermekaran subur."Wah bunga Gerbera di sana cantik deh, banyak banget yang lagi mekar ya, Mas!" seru Camelia riang sembari menunjuk ke salah satu area taman.Danny pun meminta Camelia berpose lalu dia memotret menggunakan kamera handphone. "Cantik semua, mbak model dan bunganya!" gombal pemuda itu seraya terkekeh."Ehh ada patung dewi bunga tuh, Mas. Foto bareng di sana yuk!" ajak Camelia sembari menarik tangan Danny penuh semangat. Mereka berlari-lari kecil sambil tertawa ceria.Setelah puas berkeliling menikmati keindahan berbagai jenis bunga warna warni di Taman Bunga Selecta, mereka pun mencari makan siang di dekat sana sebelum pindah ke Air
Liburan pergantian semester genap perkuliahan telah tiba, sesuai janjinya Danny mengajak Camelia melakukan perjalanan ke Jawa Timur. Mereka memesan tiket Kereta Api Malabar eksekutif yang beroperasi dari Bandung menuju ke Malang, melewati rute Stasiun Tugu Yogyakarta.Rute selatan Jawa itu akan melewati beberapa stasiun kereta api besar seperti Solo Balapan, Madiun, dan Blitar sebelum sampai di kota Malang. Danny dan Camelia berangkat sore hari dari rumah mereka menggunakan taksi online agar tidak merepotkan orang tua Danny.Tepat pukul 16.00 WIB, peluit kereta ditiup disertai pengumuman keberangkatan di Stasiun Tugu Yogyakarta. Danny duduk di samping Camelia sambil minum iced brown sugar milk boba. Mereka sempat membeli beberapa camilan yang dijajakan di outlet-outlet dalam stasiun tadi sebelum naik ke kereta."Kita dua hari di Malang nih nanti, Lia. Ada dua obyek wisata malam, kita kunjungi semua Malang Night Par
"SMASH!" Sebuah ayunan keras raket memukul bola tenis hingga melesat cepat menghantam lapangan sisi lawan."Wow, keren banget, Tia!" seru James Bernardi yang terpaksa mengakui keunggulan partner main tenisnya pagi itu.Mereka pun berjalan menuju bangku istirahat di sisi lapangan yang cukup sepi karena masih belum ada pukul 08.00 WIB. Tatiana meminum air mineral dari botol bekalnya lalu mengobrol santai bersama James."Kak James, planning kerja sama perusahaan kita jadi dieksekusi 'kan bulan ini?" tanya Tatiana sembari mengipasi wajahnya yang kepanasan seusai berolah raga."Yoiii, Tia. Menurutku tawaranmu untuk menyediakan space mini market di lantai lobi jaringan hotel Cakra Atmaja bisa jadi terobosan baru untuk dunia bisnis kita yang agak kurang nyambung sebenarnya. Produk consumer goods pabrik kami variasinya banyak, kalau dapat rak terdepan di mini market pastinya akan terdongkrak penjualannya. Nanti biar untuk awalan kusuruh anak buahku memberikan diskon khusus untuk menarik calon