Share

Kenyataan Yang Sebenarnya

Selama sedang berbincang-bincang dengan Pak Wijaya, aku sama sekali tak terlalu merespon. Karena pikiranku benar-benar terbagi pada kehadiran Nining barusan.

Apa mungkin aku harus bekerjasama dengan Pak Wijaya? Apa dia mau untuk tetap bekerja sama denganku, saat dia tau kalau aku adalah orang yang telah menyakiti Adnan dan juga Lila?

"Pak Arman? Kenapa? Sepertinya anda kurang memperhatikan saya berbicara?" Tiba-tiba tegur Pak Wijaya.

"Eh, hhmm ... Ma-maaf Pak. Sa-saya juga memang sedang tak enak badan," jawabku gugup, lalu menunduk. Karena Pak Wijaya menatapku dalam.

"Kalau sedang tak enak badan. Kenapa harus dipaksakan Pak? Kan bisa besok-besok kemarinya?" Ucapnya lagi.

"Ma-maaf Pak. Maaf sekali lagi." Jawabku pasrah. Karena aku tau sekali dengan karakter Pak Wijaya. Beliau paling tak suka kalau sedang berbicara dengan seseorang, tapi orang tersebut malah tak menyimaknya dengan baik.

Kami pun akhirnya sama-sama terdiam. Hendra--partner kerjaku, dia juga hanya terdiam. Tak membelaku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status