"Bangun Sayang." Chase sibuk dengan tangan dan bibirnya hingga Samantha menggelinjang manja."Bangun...open your beautiful eyes!"desak Chase.Samantha membuka matanya perlahan dan memandang wajah tampan suaminya yang makin menggairahkan dengan bulu-bulu yang sudah tumbuh semalaman. SEKSI!!Chase hanya terdiam memandang tampilan istri jelitanya yang hangat dengan keharuman lembut yang khas."Morning, Sayang," gumam Samantha parau."Morning, Sweet heart," Chase menjawab sambil mengecup bibir indah yang menunggu dengan seksinya.Chase langsung menindih Samantha, menciumi lehernya lalu kembali berguling kini Samantha berada di atasnya. "Drive!" ujar Chase. "Again? In the morning?" "Off course." Samantha langsung bergoyang sambil tersenyum malu-malu yang bagi Chase makin menggoda dibanding wanita-wanita lain yang tersenyum sambil melepas gaunnya dengan tujuan sengaja ingin menggoda, efeknya kalah jauh dengan apa yang Samantha lakukan. Hanya sampai disitu saja Chase sanggup memba
"Harusnya kita duduk bersama dulu, bukan berbaring bersama." "Sama sama BERSAMA." "Sayang, maksudnya seharusnya kita bicara dulu baru ginian." "Apaan ginian?" "Begini begini!""Iya apa yang begini begini?"Samantha menyorongkan bibirnya ke leher Chase. Menggigit, menyesap, menjilat hingga Chase harus menahan erangannya. "Siapa yang ngajari?" "My teacher."Chase lama menatap wajah jelita yang sangat dirindukannya. "Bisa lebih jelas?" Desak Chase sambil menyipitkan matanya.Mereka saling bertukar pandang."My lovely teacher."Chase menunduk dan menempelkan bibirnya. "Name!""Mr Chase Navarell, my hubby.""Thank you.""You're welcome.""Suaminya kan cuma satu, kok bisa cepet pinter?" "Sebenarnya tidak ada orang pintar dan bodoh, yang ada hanya orang-orang yang tidak mendapat pengajaran yang tepat, jadi di tangan yang tepat semua orang akan berkembang dengan sangat menakjubkan.""Itu artinya."
Chase terdiam sepanjang jalan hingga sampai di mobil.Sopir dengan sigap langsung membukakan pintu mobil. Chase memberi kesempatan agar Samantha naik dulu kemudian Chase mengikuti. Sepanjang perjalanan Chase kembali menggenggam tangan Samantha. "Chase, gantian yuk gendongnya... capek," kata Samantha mengingat Chase sudah menggendong Tristan cukup lama. "Beratmu berapa kali berat Tristan, Sam?" tanya Chase sambil menyisipkan rambut Samantha ke balik telinga."Mungkin enam kali, Tristan sepuluh kilogram aku enam puluh kilogram.""Nah, 6 kali nggak main-main.""Maksudnya?" "Maksudnya jangan kan gendong Tristan, gendong Mommy-nya semalaman aja bisa!" "Sayangg, aku tadi beneran serius," kata Samantha sambil mencubit pinggang Chase. "Nah gitu dong, panggil sayang," cetus Chase yang bahagia mendengar Samantha reflek memanggilnya sayang.Mereka berpandangan.Akhirnya Samantha berkata sambil mendekatkan badannya, "Sayang."Seketika Chase memiringkan badannya menghadap Samantha dan me
Chase melihat kepergian istrinya, pandangannya mengikuti kemana pun istrinya melangkah."Gimana rasanya jatuh cinta setengah mati?" Suara Daddy menyela pengamatan Chase.Chase menarik nafas panjang sebelum menjawab."Luar biasa, nyaris mati Dad! Aku tidak ingin membaginya dengan siapapun!"Mr Navarell senior tertawa pelan.Dia teringat saat dia jatuh cinta setengah mati dengan istrinya.Dia sampai melakukan hal-hal bodoh seperti melewati rumah makan tempat mereka makan berdua.Bahkan mengira wanita itu memiliki dua anak saja tidak menghalanginya untuk jatuh cinta apalagi saat dia tahu wanita itu masih perawan, rasanya dia sedang dibawa ke langit ke tujuh...bahagia tak terperi."Daddy bisa membayangkannya dengan tepat, karena Daddy pernah berada di sana. Daddy jatuh cinta dengan Mommy-mu hanya dalam dua kali pertemuan." "Terus langsung jadian?" Mr Navarell senior tertawa perlahan."Son, kalau dibuat Novel Romance mungkin bersambung empat lima buku. Terlalu panjang cerita yang kami
Chase yakin kalau tergantung dirinya maka sebentar lagi mereka akan berakhir di ranjang, hanya saja ada Tristan di sana.Dengan enggan Chase menarik bibirnya. Mereka saling berpandangan sambil meredakan debaran jantung yang bertalu. Chase memeluk Samantha dengan kedua tangannya dan merebahkan kepala Samantha di dadanya."Aku tidak ingin melepasmu, sepertinya kita tinggal saja di kamar sampai pesta selesai."Samantha mengangkat kepalanya memandang Chase lalu kembali merebahkan kepalanya kali ini di ceruk leher Chase. "Itu jawaban setuju or what?" gumam Chase sambil mencium pelipis istrinya. Apa yang baru saja diucapkannya bukan sekedar kata, dia memang tidak ingin melepaskan tubuh istrinya sedetik pun. Jawaban Samantha datang berupa gigitan mesra. Seketika Chase mengangkat Samantha lalu mendudukkannya di meja, Chase mulai ancang-ancang akan melepas gaun Samantha saat suara Tristan memecah keheningan malam. "Mommyyy..."Sebenarnya ranjang cukup dekat dari tempat mereka berdiri
Seorang wanita cantik jelita sedang berdiri diam. Sang Diva ALANA DREW!!Tiba-tiba keheningan pun pecah, dan kini suasana heboh, para remaja dan wanita memekik melihat idola mereka, para pria berdiri diam dengan mulut terbuka. Alana Drew begitu cantik dengan gaun cream beige gold berleher sabrina keluaran terbaru dari Dior dengan belt berlambang D.Panjang gaun di bawah lutut dengan belahan hingga pertengahan paha. Kakinya yang jenjang pasti membuat para fotografer meneteskan air liur. Tubuh yang begitu indah..."Wajah Dewi Tubuh Bidadari..""Aslinya lebih cantik ternyata..""Cantikkkk polll!" "Kok bisa dia datang ke pesta keluarga kita?" Dan masih banyak gumaman yang terlontar karena kehadiran Sang Diva. Biasa bintang pesta sengaja datang terakhir untuk menarik perhatian, akan tetapi siapapun tahu, terlambat atau tidak Sang Diva tetap akan mencuri perhatian.Tidak ada orang yang mencari perhatian dengan seorang anak kecil dalam pelukannya. Yah..di pelukannya ada seorang an
Chase duduk diam di ujung terjauh dari pusat acara. Akan tetapi karena mereka memang keluarga besar yang dekat satu sama lain maka Chase tidak bisa benar-benar menyendiri. "Abang, mana kakak iparku yang sopan dan baik hati?" Chase hanya melihat saja wajah adiknya, Mark, yang sedang bersama sepupu-sepupunya. Mereka semua mengenal Samantha sebagai istrinya yang tidak langsing, tidak cantik, tidak fashionable, tidak kaya, pokoknya bertolak belakang dengan kriteria wanita idaman mereka. 'nanti kalian akan meneteskan air liur melihat istriku yang sebenarnya!' kata Chase dalam hati. "Istriku delay, sebentar lagi sampai." "Naik pesawat sendiri-sendiri? Biar tidak ada yang lihat?" "Learjetmu terlalu sempit untuknya?" Chase melihat wajah adik dan sepupunya yang masih terus membahas Samantha. "Cukup cukup! Jangan terlalu berlebihan. Istriku naik learjetku sedangkan aku naik pesawat komersial." Mereka semua terkejut, karena mereka tahu Chase menikahi wanita sederhana yang kedodoran i
"Dokter Dom, saya ke rumah sakit karena ternyata panasnya hanya turun sedikit dokter." "Baik, saya tunggu kebetulan saya baru saja visite pasien.""Saya sudah di rumah sakit dokter, di unit gawat darurat." Dokter Dominic maklum kalau ternyata Alana Drew dan putranya sudah di rumah sakit, orang bingung bisa begitu walaupun tadi ngomongnya 'saya ke rumah sakit' ternyata sudah di rumah sakit, ibu-ibu yang kebingungan malah semakin membuat Dominic respect karena itu salah satu tanda mereka sangat care, mencemaskan orang yang mereka kasihi, itu tanda sayang bukan!"Mrs Navarell tunggu disana, saya akan menuju ke unit gawat darurat." "Baik terimakasih dokter." Sambil berjalan dr Dominic membayangkan keributan yang akan terjadi di unit gawat darurat jika mereka tahu siapa yang sedang berada di sana. Begitu membuka pintu penghubung ke unit gawat darurat tahulah Dominic bahwa apa yang dibayangkannya tidak terjadi karena ternyata Alana Drew mengenakan kacamat
Alana Drew! Penyanyi favoritnya!Dokter Dominic berusaha melegakan tenggorokannya sebelum menjawab pertanyaan Samantha. "Benar, ada yang bisa saya bantu Ms Alana Drew?" Samantha tidak terkejut mendengar panggilan itu karena dia tahu wajahnya yang tanpa penyamaran pasti langsung dikenali di manapun dia berada."Aku harap kau merahasiakan keberadaan ku disini," pinta Samantha."Jangan kuatir, apa yang bisa saya bantu?""Anak saya merengek dan gelisah sejak bangun." "Baiklah, saya akan periksa, mungkin bisa dibaringkan dahulu? Siapa namanya?" "Tristan, dokter." Samantha segera membaringkan Tristan yang seketika menangis dengan keras ketika merasa kehilangan pelukan ibunya."Wow, wow...keras sekali anak Mommy menangis, anak hebat...mari kita lihat apa yang salah ya." Dengan lembut dan sambil berbicara dokter Dominic melakukan pemeriksaan menyeluruh dan kondisi Tristan yang menangis tidak menjadi halangan, terlihat bahwa sang dokt