Beranda / Urban / Bertanggung Jawablah, Bos Arogan! / TERNYATA....SANG PENGUASA!

Share

Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!
Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!
Penulis: Ema Ryosa

TERNYATA....SANG PENGUASA!

Penulis: Ema Ryosa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 00:16:10

Samantha baru tahu bahwa dia bisa membenci seorang pria dengan begitu dahsyat walau belum pernah bertemu!

"Tunggu sampai aku menemukanmu!"

Samantha terus mengumpati pria tanpa wajah yang sudah meninggalkan sahabat karibnya yang kini sedang menunggu persalinan dalam kondisi patah hati.

Samantha sedang mondar mandir mencari cara untuk menyeret pria yang konon kabarnya seorang penguasa, playboy bilioner.

Tidak gampang membuat sahabatnya mau memberi tahu nama pria sialan itu, walau akhirnya dia mendapatkannya.

'Ngapain juga si Tina pakai main rahasia segala, coba tahu namanya dari dulu, emang siapa pria itu? Syekh? Teroris? Presiden?'

Hal itu masih mendominasi pikirannya saat dia sudah duduk di kursi first class sebuah maskapai penerbangan.

Ketenangan di sekelilingnya tak mampu menepis kegelisahan akan keadaan sahabatnya.

Ingat Tina, Samantha ingat pula dengan pria yang seenaknya pergi setelah mendapat kesenangan.

Seperti apa sih tampangnya?

Samantha segera membuka tab-nya mumpung pesawat belum mengudara. Dia berusaha mencari tahu seperti apa sosok pria yang begitu hebat di mata Tina, sahabatnya.

Mulailah jemarinya menari-nari di atas keyboard.

Samantha menelusuri setiap pria yang muncul di pencarian 'Navarell'

Akhirnya Samantha menemukan kekasih gelap sahabatnya yang ternyata adalah sang bilioner muda yang memimpin kerajaan Navarell, yaitu Chase Navarell!

Samantha terpana!

Pria itu penguasa kerajaan tambang!

'fuihhhh..ternyata lajang, tampan, kaya raya,' batin Samantha dengan bibir mencibir, baginya itu adalah kombinasi komplit yang dimiliki oleh rata-rata seorang pria brengsek.

Begitu banyak ulasan si penguasa dengan berbagai wanita cantik dan terkenal.

'hmm...pasti playboy, penguasa playboy!'

Akan tetapi saat Samantha kembali mengamati dan membaca ulasan positif yang memuja-muja pria itu, dia menemukan ketidakcocokan dengan apa yang dialami Tina.

Pria yang dilayar monitor, yang sedang balas menatapnya... tampan, tenang, percaya diri, dan sepertinya tidak akan melarikan diri dari tanggung jawab.

'Aihh..sudahlah, wajah juga bisa menipu kan,' kata Samantha dalam hati.

Diam-diam Samantha berjanji akan mencari pria tampan tersebut dan mengabarkan tentang anak yang ada di dalam perut Tina.

Dia tidak takut walau harus berhadapan dengan pria penguasa, dia akan memaksa pria itu untuk bukan hanya mengingat Tina tapi juga bersedia menghapus semua kemalangan dan kesedihan sahabatnya.

'sebaiknya aku segera mencoba menghubunginya,' batin Samantha.

Samantha menelepon seseorang yang tahu segala kejadian di dunia orang-orang kaya, sebutannya Mr Bean, untuk mendapatkan nomor pribadi Chase Navarell.

Samantha segera menelepon pria sultan itu sebelum pesawatnya mengudara, berkali-kali, tetapi tidak pernah di angkat.

Samantha mengirim pesan kepada Tina untuk sekali lagi memastikan akurasi identitas pria yang akan dikejarnya.

(Aku akan memburu pria itu, kau yakin dia dari klan Navarell?)

{Yes}

(Yakin Tin? Mereka keluarga kaya raya!)

{Yakin!}

(Mereka punya tiga anak laki-laki, Tin! Dan kau mabok berat. Dari mana kau yakin itu Chase Navarell?)

{Dari buku pendaftaran hotel, Tha}

(Ok beristirahatlah, aku akan mengurusnya. Aku akan menyeret pria sialan itu ke hadapanmu)

{Pasti ada sesuatu yang membuat dia tidak mencariku, Tha. Jangan memakinya. Dia pria yang sangat baik}

(OMG...udah jelas-jelas kamu ditinggal sendirian Tin, masih juga bela pria sultan sialan itu. Lurus bener jalan hidupmu)

{Kalau lurus jalanku pasti sampai saat ini aku masih perawan kayak kamu, Tha}

(Sok tahu! Udah ah. Bye bye...)

Lalu Samantha kembali berusaha menelepon pria Navarell itu.

Samantha berpikir mungkin jam sibuk.

Lima menit kemudian masih tetap tidak diangkat.

Setelah terus mencoba dan tetap gagal, Samantha harus berhenti karena pesawat mulai take off, begitu landing, Samantha yang enggan berdesakan masih bertahan duduk di kursinya.

Samantha menelepon kembali si pria sultan, lalu menekan speaker on dan meletakkan ponselnya.

Dalam hati Samantha sangat gemas karena begitu sulit menghubungi pria itu, padahal dengan memanfaatkan ketenarannya sebagai penyanyi dengan 3 album platinum, Samantha bisa mendapatkan nomor pribadi Chase Navarell yang infonya hanya untuk keluarga dan orang-orang terdekat.

Sambil menunggu, Samantha bergumam sendiri.

"Masa iya ada orang sibuk sampai nggak bisa terima telepon? Karena Sultan? Karena kerjaan? Karena duit? Sekalian kawin aja ama dokumen, ama duit! Rumit amat hidupnya...amit-amit."

Samantha bergumam sendiri tanpa sadar speakernya tidak lagi berdering.

Hening.

Samantha melirik ponselnya.

ASTAGAAAA.....

Samantha menutup mulutnya dengan mata membulat sempurna.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
sannydexter869
tata bahasanya sangat memikat
goodnovel comment avatar
Valentinus Johanadyatma
kisshmu selalu top
goodnovel comment avatar
Stevanus Johan
mantap thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SURPRISEEEE....

    Chase terkejut.Dalam bayangannya dia melihat istrinya terbaring lemah tak berdaya bahkan mungkin masih belum siuman.Akan tetapi yang ada di depan matanya sungguh luar biasa, membuatnya terkejut karena ternyata Samantha sedang duduk bersandar dengan baju hamil (?) berwarna peach yang lembut dan saat ini dia sedang tersenyum mesra.Chase menutup matanya lalu kembali membukanya dengan perlahan. Kali ini dia melihat senyum Samantha semakin lebar. "Sweetheart, ini masih rumah sakit kan?"Tanya Chase sambil memandang ke sekeliling mereka. Samantha mengangguk. "Aku terlalu cemas membayangkan apa yang akan terjadi sehingga aku mengancam dokter yang merawat mu, bahkan aku berniat membuat perjanjian dengan para malaikat_""Kemarilah, Sayang." Potong Samantha.Chase mendekat, duduk di sisi ranjang sambil memegang kedua tangan Samantha yang berada di atas pangkuannya. "Apa yang terjadi di luar?" Giliran Samantha yang bertanya. Chase mem

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SOMETHING HAPPEN

    Chase seketika berlari keluar kamar, begitu sampai di depan kamar Chase tertegun karena dia melihat Samantha terduduk di anak tangga."Sweetheart?" "Kepleset." Bisikan lirih yang Samantha sampaikan bagaikan suara bom yang menerjang gendang telinga Chase. Seketika Chase melesat mendapatkan Samantha, menggendongnya sambil berlari turun langsung menuju ke garasi. Chase seperti kesetanan apalagi saat dia merasa tangannya yang membopong Samantha...basah.Kecemasan Chase tidak mereda walau mereka telah sampai di rumah sakit. Dokter segera menerima Samantha, membawanya ke ruang periksa kemudian Samantha pindah ke ruang one day care. Selama proses itu Chase masih belum boleh menjenguk istrinya. Chase terduduk di kursi tunggu, saat itulah dia ingat belum memberi kabar ke orangtua dan sanak saudara akan tetapi teleponnya tertinggal di rumah. Jadilah Chase sendirian di ruang tunggu. Satu jam, dua jam, tiga jam...Ruang one day care t

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   HANYA BERSAMAMU...

    Hasrat Samantha makin menjadi-jadi ketika lidah Chase menyapunya perlahan. Ini tidak cukup dan tidak lagi bisa ditahan, dia bisa gila. "Sayang...Papa Daddy..." Samantha mendengar tawa teredam yang berusaha Chase tahan, namun ia terlalu terhanyut oleh sentuhan dan permainan lidah Chase sehingga pikirannya teralihkan untuk mencari tahu apa yang terjadi. Ia merasa sudah hampir sampai, ia bisa membayangkan saat pelepasan melandanya ia akan hancur berkeping-keping saking kuatnya hasrat yang melanda dirinya. Chase masih sibuk dengan lidah dan bibirnya, mendarat di kulit hangat Samantha, mencicipi bagian-bagian yang menuntut perhatiannya. "Yeah...yeah...Sayang." Kembali Samantha mendesis ketika lidah Chase memberinya lebih banyak tekanan, membuat pinggulnya otomatis melenting. "Sayang..Daddy, jangan menyiksaku terlalu lama, please Sayang...please!" Samantha merasa tubuhnya telah luar biasa panas. Sedikit lagi. Hampir samp

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   HOT AND SMOOTH 9 : PIJAT ++

    "Setelah ini? Apa?" Chase bertanya dengan perasaan melambung di udara. Sejak hamil memang istrinya sudah tak terhitung berapa kali mengambil inisiatif duluan agar mereka bercinta. Yah mungkin hormon kehamilan yang membuat istrinya begitu bergairah."Setelah ini PIJAT ya." Pijat???? 'Astagaaa, ternyata perkiraannya salah total,' pikir Chase. "Ok Sayang, mau pijat tradisional, pijat urat, pijat akupuntur, pijat kecantikan?""Pijat plus plus." Seketika senyum Chase merekah.Ternyata....sesuai dengan dugaan awal. "Oke," jawab Chase dengan suara parau.Chase membalikkan tubuh Samantha menghadap ke wastafel. "Cuci tangan dulu ya."Chase menyalakan keran air lalu membawa kedua tangan Samantha dan meletakkannya di bawah kucuran air hangat. Lalu sesaat kemudian tangan Chase berpindah ke dada Samantha. Samantha tersenyum dan memandang kaca, dia melihat tangan kecoklatan yang sedang menangkup kedua dadanya, kepala suaminya menunduk sedang mengecup bahunya. Pemandangan yang memicu gair

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   MASA BAHAGIA

    "Bukan nggak mau minggir." "Lalu?" Dengan perlahan Samantha berbalik dan memandang wajah suaminya yang aura maskulinnya tumpah ruah. "Bukan nggak mau, Daddy...tapi kuncinya ilang." Chase masih mencerna panggilan Daddy yang mendatangkan kebahagiaan ketika kalimat terakhir meresap di benaknya. "Kuncinya hilang?" "Hilang." "Hilangnya dimana?" "Nggak tahu, Sayang." "Kok balik lagi, tadi kan udah Daddy!" Samantha tertawa. 'Yang hamil siapa, yang aleman siapa.' Samantha hanya tersenyum tanpa menyuarakan apa yang ada di pikirannya."Masa Tristan panggil Papa, adiknya panggil Daddy, ntar anak ke 3, ke 4, manggil apa?" "Father, Bapak, Papi, Abi, Momo, masih cukup panggilannya sampai anak ke 7." Samantha bahagia membayangkan dirinya dikelilingi oleh anak-anaknya. Sambil terkekeh-kekeh Samantha berusaha bersuara. "Yang standard dong, kalau panggilan nggak standart ya sampai anak 50 juga nyampai." Chase membelalakkan matanya. "Anak lima puluh? LIMA PULUH? Mau nandingi Ku

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   TAK TERLUPAKAN

    Hari-hari yang Chase lalui begitu berbeda. Memiliki Samantha dan Tristan dalam hidupnya sudah lebih dari yang dibayangkan, apalagi kini akan hadir buah cintanya dengan Samantha! ASTAGAAAAA... Rasanya tak terkatakan! Rasanya luar biasa.Chase tak pernah berpikir bahwa dia bisa berubah begitu tidak masuk akal.Dia tidak akan membiarkan Samantha capek sedikitpun, bahkan Chase membawa semua bawaan Samantha hingga Samantha ngambek dan protes. "Biarin Samantha beraktifitas normal dong. Kalau nggak boleh bawa apa-apa malah bingung, hamil apa sakit?"Chase hanya terdiam, lalu maju dan memeluk istrinya."Kehamilan anak pertama itu harus dijaga dengan hati-hati, kan belum pengalaman.""Samantha udah pengalaman rawat Tristan." Bisik Samantha. "Itu kalau udah lahir, pas hamil kan belum, ayolah Sayang tenangkan hatiku, biarkan aku menjagamu." "Kamu bukan menjagaku, Sayang. Kamu terlalu memanjakan aku.""Ok, nanti kalau sudah lahir aku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status