Devon masih sangat amat marah, namun dia masih berusaha bersikap tenang dan memberikan Alexa kesempatan untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, hingga akhirnya Devon tahu satu hal.Lucas William adalah pria pilihan ayah Alexa.Pria gila dan bertempramen buruk itu lebih di percaya Connor di bandingkan dengan dirinya.Keberadaan Lucas William yang muncul membuat Devon bertanya-tanya, apa kelebihan Lucas William? Jika dilihat dari keturunan keluarga, Devon juga memiliki keluarga yang baik meski mereka hidup di lingkaran dunia hiburan yang tidak lepas dari jepretan kamera.Devon sangat mencintai Alexa dan selalu berusaha menjadi kekasih yang baik untuknya. Tapi mengapa Connor tidak pernah melihat usaha Devon?Devon kecewa, hatinya terasa cukup sedih karena kesempatannya untuk bisa bersama Alexa semakin kecil.“Dev..” panggil Alexa begitu pelan dan hati-hati, Alexa bisa melihat kesedihan di mata Devon setelah mendengarkan cerita Alexa mengenai hubungannya bersama Lucas.“Kau menyukai
Lucas melirik jam yang melingkar ditangannya, sudah hampir dua puluh menit dia duduk dan menunggu, namun belum ada tanda-tanda kedatangan Alexa.Rahang Lucas mengetat menahan kesal, namun dengan sempurnanya pria itu menyembunyikan kekesalannya dengan senyuman menawan.Lucas tidak akan pergi sebelum Alexa berada dalam genggamannya.“Tuan Connor, saya dengar Anda membutuhkan banyak ahli gizi dan chef professional untuk menciptakan menu baru di perusahaan. Jika sasaran pasar Anda adalah pasar internasional, sepertinya saya bisa membantu, teman saya berencana akan menutup sementara pabriknya karena masalah financial. Apa bisa para pekerja ditransfer ke Hong Kong? Saya menjamin kinerja mereka.”Connor sempat terdiam, pria itu langsung tersenyum menjawab perkataan Lucas. Percakapan yang sedikit menegangkan beberapa saat yang lalu kini berubah menjadi serius karena membahas masalah bisnis.***Kedatangan Lucas untuk pertama kalinya ke rumah membuat Alexa was-was dan berpikiran macam-macam.
Alexa merongoh handponenya di tas, namun ketika dia hendak menelpon Devon untuk meminta pertolongan, sebuah kesadaran membuat Alexa mengurungkan niatnya.Alexa harus memikirkan konsekuensi yang terjadi jika dia melibatkan Devon. Jika Connor tahu Alexa pergi dengan Devon, Connor akan langsung menghabisi kekasihnya sama seperti kejadian beberapa bulan silam.Tidak! Tidak! Devon tidak boleh terlibat. Batin Alexa mengingatkan.“Kau sudah selesai? Cepatlah!”Tubuh Alexa menegang kaget begitu tahu jika kini Lucas tengah menunggunya di depan pintu.“Tunggu sebentar, aku ganti baju,” jawab Alexa dengan teriakannya.“Ada banyak hal yang harus kita bicarakan Alexa, meski kau tidak suka, untuk sekarang kau harus mendengarkan aku.”“Aku tahu!” teriak Alexa lagi.Alexa berlari membuka jendela kamarnya dan berdiri di balkon, gadis itu melihat ke bawah, mengedarkan pandangannya dengan teliti untuk memastikan jika di sekitar kamarnya tidak ada orang yang berjaga.“Cepatlah!” Teriak Lucas mulai tidak
FlasbackLucas bergerak di antara cahaya matahari pagi yang cerah dihiasi oleh gerimis hujan yang turun. Wajah tampannya terlihat datar meski sorot matanya yang kebiruan itu menatap tajam. Coat hitam yang di pakainya menambah kesan seberapa berbahayanya dia saat ini.Lucas berjalan masuk ke dalam sebuah restaurant tua berdinding kayu, sekilas pria itu melihat ke luar jendela, memperhatikan keadaan laut kota Sai Kung dari kejauhan.Derap langkah suara terdengar bergerak kearahnya, anak buah Shwan menyeret seorang pria dan melemparkannya tepat di hadapan Lucas.Lucas terdiam melihat ketidak berdayaan pria yang kini terbaring meringkuk di bawah kakinya. Bibir Lucas menekan terlihat menahan rasa kesal pada pria itu.Lucas menggerakan pria tua itu dengan kakinya dan menginjak dadanya. “Dimana puteramu?”“Ampuni saya Tuan,” isak pria tua itu memohon.“Bukan itu jawaban yang ingin aku dengar.”Pria tua itu gemetar tanpa suara dan memilih untuk tidak menjawab, memberitahu keberadaan puterany
LuXa ( jiwa Lucas bertubuh Alexa) Alecas ( jiwa Alexa bertubuh Lucas) ----- Lucas berkutat dengan laptopnya, pria itu terlihat serius menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda hari ini karena banyak kejadian yang menyita waktunya. Lengan kemejanya dia gulung sampai siku, menampakan tangannya yang kuat dan berotot. Duduk berjam-jam dan berkutat dengan banyak pekerjaan adalah sesuatu yang sering Lucas lakukan. Lucas telah terbiasa menghabiskan waktunya untuk bekerja, sisanya lagi untuk bersenang-senang. Tangan Lucas yang bergerak cepat di keyboard tengah membalas surel masuk, tidak berapa lama gerakan di cepat di tangannya perlahan terhenti. Lucas menjatuhkan kepalanya ke sandaran kursi karena merasakan pusing yang aneh di kepalanya. Tiba-tiba kepala Lucas terjatuh ke depan dan terantuk ke atas meja cukup keras. “Aduh!” Rengek kesakitan terdengar dari mulut Lucas. Ekspresi dingin di wajah Lucas berubah menjadi bingung, pandangannya mengedar mengumpulkan kesadaran. “Ini d
LuXa ( jiwa Lucas bertubuh Alexa) Alecas ( jiwa Alexa bertubuh Lucas) *** Seperti yang telah diduga sebelumnya, rupanya tubuh Alexa dan Lucas memang bertukar ketika salah satu di antara mereka tertidur. Keadaan itu diperkuat dengan kejadian tadi pagi dimana saat Lucas dan Alexa terbangun dari tidur mereka, tubuh mereka sudah tertukar lagi. Satu hari setelah Alexa tinggal di rumah Lucas, keduanya saling sepakat agar tidak ada yang tidur selagi tubuh mereka normal dan pergi saling berjauhan. Lucas harus menjalani pekerjaannya seperti biasa, begitu pula dnegan Alexa yang harus pergi ke kampus dan menjalani kehidupannya sebagai mahasiswa. Di sore hari, mereka kembali bertemu. Hanya ada perbincangan singkat di antara mereka berdua karena percakapan berakhir dengan perdebatan. Alexa dan Lucas masih sama-sama tidak tahu dengan apa yang harus melakukan saat ini. Lucas duduk di atas balkon memperhatikan langit sore yang begitu cerah, suasana halaman rumah yang sangat besar terhubung den
LuXa ( Jiwa Lucas bertubuh Alexa) Alecas ( Jiwa Alexa bertubuh Lucas) ----- LuXa berlari dengan kencang masuk ke dalam rumahnya begitu tersadar jika kini tubunya kembali tertukar dengan Alexa. Beruntung Shwan masih sedang mencari posisi ketika tubuhnya dengan Alexa kembali tertukar, andai saja tubuhnya dengan Alexa tertukar tepat ketika Shwan melepaskan peluru, kemungkinan besar yang mati adalah jiwa Lucas. Jiwa Lucas terlihat begitu resah karena rencananya dalam menyingkirkan Alexa berakhir seperti ini. Tubuhnya dengan Alexa kembali tertukar lagi tanpa ada yang tidur dari salah satu mereka. Jiwa Lucas sampai bertanya-tanya. Apakah selain tidur, tubuhnya dengan Alexa akan tertukar lagi jika Lucas berancana menyakiti Alexa? Semua yang terjadi semakin diluar dugaan Lucas. Pria itu harus bertindak hati-hati dengan langkahnya dalam mengambil keputusan. “Sialan,” geram Lucas memaki. Derap langkah suara terdengar dari arah berlawanan, dari kejauhan LuXa melihat kedatangan Alecas yan
“Dev,” panggil Alexa pelan. Devon mengangkat wajahnya dan mengalihkan sejenak kesibukannya dari laptopnya. “Ada apa Alexa?” Alexa menelan salivanya dengan kesulitan, gadis itu tertunduk dengan kaki sedikit gemetar terlihat gugup. Dengan berat Alexa mengangkat wajahnya dan memberanikan diri untuk menatap mata kekasihnya. “Ada yang ingin aku katakan kepadamu Dev,” ucap Alexa terdengar begitu pelan. Menyadari ada sesuatu yang serius, Devon segera menutup laptopnya dan meraih tangan Alexa, menggenggamnya dengan kuat agar Alexa tidak perlu takut untuk berbicara kepadanya. “Ada apa Alexa? Apa terjadi sesuatu?” “Aku dan Lucas tinggal bersama sejak dua hari yang lalu,” ungkap Alexa begitu pelan dan hati-hati. Wajah Devon memucat kaget, pria itu kehilangan kata-kata untuk beberapa saat. Dengan sesak Devon menarik napasnya dalam-dalam, “Kenapa bisa?” tanya Devon dengan sisa-sisa ketenagannya. Bibir Alexa menekan begitu kuat, tidak mungkin untuknya memberitahu Devon jika alasan utama Alexa