Share

Akting Dimulai

Penulis: Halona
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-21 22:26:40

"Ricky, kenapa aku ngerasa semua orang sedang memperhatikan aku?" Hanna berbisik lirih pada Ricky yang sedang berjalan di sampingnya.

"Aku sudah mengira sebelumnya, malam ini kamu akan menjadi pusat perhatian. Mereka semua pasti kagum dengan wajah cantikmu malam ini," puji Ricky.

Hanna merasa tidak nyaman saat semua mata tertuju ke arahnya. Dia menutupi wajahnya dengan dompet warna hitam, tetapi Ricky malah menurunkan dompet itu dari wajah cantik Hanna.

"Jangan menutupi wajahmu. Aku ingin semua orang tahu jika kekasihku sangat cantik," ucap Ricky seraya menatap lekat Hanna.

"Cukup! Aku tidak mau melakukan ini. Aku tidak mau berpura-pura menjadi kekasihmu lagi. Aku mau pulang saja." Hanna berbalik hendak pergi, tetapi Ricky menghentikannya dengan menarik pergelangan tangan Hanna.

"Kamu tidak bisa pergi saat ini, Hanna. Cinderella tidak boleh pulang sebelum jam dua belas malam," ucap Ricky seraya menarik Hanna ke pelukannya.

"Kamu harus membayar denda seribu kali lipat harga kosmetik yang kamu pakai, jika kamu nekat untuk pulang." Ricky menatap lekat Hanna yang berada di pelukannya.

"Lepaskan aku!" Hanna mendorong tubuh Ricky.

"Baiklah, aku akan tetap di sini dan berpura-pura menjadi kekasihmu untuk malam ini saja. Tapi jangan sentuh aku sedikit pun." Hanna mengacungkan jari tangan di depan wajah Ricky untuk memperingatkan.

"Sedikit saja kamu menyentuhku, kamu harus membayarnya seharga seribu kali lipat harga kosmetik yang kupakai," ancam Hanna kepada Ricky.

"Hai, kamu Ricky, mantan ketua OSIS kita dulu, 'kan?" Tiba-tiba beberapa lelaki mendekati Ricky dan menyapa dengan hangat. Beberapa di antara mereka mencuri-curi pandang pada Hanna.

"Ngomong-ngomong, siapa wanita yang kamu bawa?" bisik salah seorang laki-laki yang berambut gondrong. "Dia sangat cantik. Aku berharap dia bukan kekasihmu," lanjutnya seraya mengedipkan mata kepada Hanna.

"Maafkan aku, tapi dia memang kekasihku," ujar Ricky bangga. 

"Bukankah kekasihmu itu Elmira? Seingetku kamu dan Elmira sudah hampir bertunangan." Beberapa lelaki mengerutkan kening tidak mengerti. Sepertinya, mereka tidak mendengar kabar tentang pertunangan Ricky dengan Elmira yang batal beberapa waktu lalu.

"Ricky sang ketua OSIS dan Elmira sang mayoret drumband. Bukankah kalian sangat serasi?" Lelaki berambut gondrong bicara dengan menggebu-gebu. Hanna baru ingat jika Elmira adalah salah satu siswi yang populer di sekolahnya dulu.

Tiba-tiba, Elmira datang dengan menggandeng mesra Adrian. "Elmira, seorang model dan bintang iklan ternama bertunangan dengan Ricky, si penjual skincare yang miskin?" Dia melirik jijik Ricky. "Itu tidak mungkin. Lihatlah, tunanganku adalah seorang manager perusahaan besar yang kaya raya," lanjutnya seraya memeluk Adrian lebih erat.

Hanna memutar bola mata malas saat mendengar perkataan Elmira. Jika saja malam itu dia bisa melakukan apa pun, ingin sekali dia memuntahkan semua isi perut di depan wajah Elmira. Apa dia tidak tahu jika laki-laki yang sedang digandengnya itu telah mempunyai istri?

"Ricky, aku akan ke toilet sebentar," bisik Hanna kepada Ricky. Dia tidak tahan melihat suaminya bergandengan mesra dengan wanita lain.

"Aku akan mengantarmu," ucap Ricky, tetapi Hanna menggelengkan kepala.

"Aku bisa ke toilet sendirian. Kamu, tunggulah di sini saja." Hanna berjalan seraya mengedarkan pandangan ke sekeliling, mencari keberadaan toilet di dalam gedung itu.

"Elmira, kamu tunggu di sini. Aku harus mengangkat telepon." Adrian melepaskan tangannya dari Elmira, lalu berjalan pelan mengikuti Hanna. Pada saat yang sama, beberapa laki-laki yang tadi mendekati Ricky, termasuk laki-laki berambut gondrong, diam-diam pergi meninggalkan Ricky dan Elmira berdua saja.

Elmira masih asyik mengolok-olok dan mengejek Ricky, hingga dia tidak tahu saat Adrian sedang mengikuti Hanna. 

"Ricky, Ricky. Kenapa kamu tidak juga berkaca? Kamu harus lebih berjuang keras. Jangan sampai kekasihmu itu meninggalkanmu seperti aku meninggalkanmu dulu. Jagalah dia baik-baik. Aku tidak mau calon istri sok cantikmu itu menjadi ancaman untukku di kemudian hari." Elmira menatap tajam Ricky. Beberapa kali dia menggeleng-gelengkan kepala dan tertawa mengejek.

"Menjadi ancaman? Apa maksudmu? Bagaimana bisa calon istriku menjadi ancaman untukmu?" Ricky bertanya tidak mengerti.

Elmira hanya tersenyum miring dan pergi meninggalkan Ricky tanpa menjelaskan apapun.

Hanna berdiri di dekat meja berisi banyak sekali makanan. Dia mengurungkan niat untuk pergi ke toilet, karena sebenarnya dia memang tidak ingin pergi ke sana. 

Beberapa laki-laki yang dipimpin oleh lelaki berambut gondrong berjalan mendekati Hanna.

"Aku yang lebih dulu." Lelaki berambut gondrong melangkah maju lebih dulu. Dia berdiri tepat di samping Hanna. Sementara beberapa laki-laki lain berdiri tidak jauh darinya.

"Kenapa sendirian di sini, Cantik? Apa kamu membutuhkan seseorang untuk menemanimu malam ini?" Lelaki gondrong membuka pembicaraan. Dia tersenyum genit kepada Hanna.

Hanna merasa ketakutan saat melihat lelaki gondrong itu. Dia diam dan tidak menjawab.

Lelaki gondrong semakin mendekati Hanna. Kali ini dia mulai berani merangkul pundak Hanna. “Kenapa kamu diam saja? Apa kamu malu kepadaku, Cantik? Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu. Aku akan memperlakukanmu dengan lembut, bahkan lebih lembut dari pada Ricky memperlakukanmu.” Dia berkata panjang lebar, mendekatkan wajahnya yang penuh tato di telinga Hanna, lalu berbisik, "Aku bisa memuaskanmu, Sayang." 

"Lepaskan aku!" Hanna berusaha mendorong tubuh lelaki gondrong agar menjauh, tetapi lelaki gondrong itu malah mencengkeram kuat tangan Hanna.

"Jangan menolakku. Aku Reyhan, ketua geng badung di sekolah dulu," ucap lelaki gondrong seraya menarik tubuh Hanna hingga mendekat.

Hanna terus berupaya melepaskan tangan dari cengkeraman Reyhan, tetapi tenaganya terlalu lemah untuk melakukannya.

Reyhan tersenyum menatap Hanna, menikmati wajah cantik yang sedang ketakutan. "Tenanglah, Cantik! Aku akan bersikap baik jika kamu menurut kepadaku. Maka, turuti saja kata-kataku. Jangan memberontak atau melawan." Dia menyeret Hanna mengikutinya. 

Bug!

Tiba-tiba satu bogeman mentah menghantam wajah Reyhan. Seseorang menarik kerah baju Reyhan dan menyeretnya menjauh dari Hanna. Orang itu melayangkan bogeman mentah lagi, kali ini tepat mengenai dada Reyhan.

Hanna melebarkan mata dan menutup mulut dengan telapak tangan. Dia melihat laki-laki yang sedang menghajar Reyhan.

"Adrian?" Hanna semakin melebarkan mata tidak percaya. Orang yang menghajar Reyhan itu adalah Adrian. Dia tidak menyangka, suaminya itu sedang berusaha melindungi dia dari lelaki kurang ajar.

Beberapa laki-laki yang sejak tadi berjaga di sekitar Reyhan maju untuk menyelamatkan ketua gengnya. Mereka berupaya mengeroyok Adrian. Namun, satu per satu di antara mereka berhasil dipukul mundur oleh Adrian.

Beberapa orang bergerombol hanya untuk menyaksikan perkelahian di antara Adrian dan Reyhan. Tidak ada satu pun yang berniat melerai perkelahian itu.

Adrian tersenyum miring menatap para lelaki yang telah terkapar di lantai karena bogem mentahnya. "Jangan pernah macam-macam denganku. Apa kalian lupa siapa aku? Sebelum Reyhan menjadi ketua geng badung, akulah yang menjadi ketua geng itu. Bahkan aku termasuk salah satu pendiri geng badung di sekolah dulu," ujarnya panjang lebar. Dia menatap Reyhan yang masih berdiri tidak berdaya di dekatnya. Satu bogem mentah mendarat lagi di perut Reyhan, hingga membuat laki-laki gondrong itu terkapar menyusul anak buahnya yang lain.

"Kamu tidak apa-apa, Hanna?" Adrian menghampiri Hanna yang berdiri tidak jauh darinya.

"Hanna? Siapa Hanna?" Akting dimulai. Adrian tidak boleh mengenali dia sebagai Hanna.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Berubah Cantik saat Reuni   Mama Mertua

    Tiba waktunya pulang kerja. Saat berjalan di trotoar, tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya. Seorang lelaki menurunkan kaca jendela mobil dan memindai Hanna dari ujung kepala hingga ujung kaki. Adegan ini mengingatkan Hanna pada Ricky. Namun kali ini Hanna lebih berdebar karena pria yang sedang dia hadapi adalah atasan kerjanya. "Ada apa, Pak?" tanya Hanna ragu-ragu. Dia bertanya-tanya di dalam hati, kesalahan apa yang dia perbuat sampai membuat marah atasannya. Apa Pak Alan sedang marah kepadanya? Dia memejamkan mata dan menundukkan kepala, menutupi rasa gugupnya. "Kamu pulang sendirian, Hanna?" Akan bertanya basa-basi. "Eh?" Hanna mengangkat wajahnya menatap Alan. Bibir ranumnya ternganga. "Bapak bertanya apa?" Dia bertanya untuk memastikan bahwa dia tidak salah dengar. "Apa kamu pulang sendirian?" Alan mengulangi pertanyaannya."Oh ya, saat di luar jam kantor, jangan memanggilku "bapak". Aku belum setia itu." Alan berkata dengan suara bariton. "Panggil aku "Alan

  • Berubah Cantik saat Reuni   Tolong Aku, Ma

    Hanna kembali ke ruang kerjanya. Dia tersenyum senang sambil menikmati makanan. Beruntung sekali rasanya, di saat perut sedang lapar, tiba-tiba sudah ada makanan siap tersaji di meja kerjanya. Jadi tidak perlu susah-susah memesan atau membeli makanan di luar kantor. Hanna terlalu asyik menikmati makanan hingga tidak menyadari jika diam-diam Alan sedang tersenyum memperhatikannya. Telepon Alan berdering. Lelaki itu segera mengangkat telepon dan berbicara pada orang di seberang. "Kamu tenang saja. Aku akan memastikan semuanya baik-baik saja. Dia aman di sini." Alan berbicara dengan suara bariton pada sesorang di seberang telepon. "Sebentar lagi jam kerja. Jangan terlalu sering menggangguku." Alan menutup telepon dengan cepat. Dia kembali memperhatikan Hanna dan tersenyum tipis. Adrian merebahkna tubuhnya di sofa depan televisi rumahnya. Dia bersendawa sambil memegangi perutnya yang kekenyangan.Hampir saja Adrian tertidur saat tiba-tiba pintu rumahnya berbunyi. Dengan malas Adrian

  • Berubah Cantik saat Reuni   Kotak Makan Misterius

    "Mengundurkan diri?" Hanna mengerutkan kening, tidak mengerti bisa-bisanya rekan kerjanya meminta dia untuk mengundurkan diri dan mundur dari pekerjaan yang baru saja dia dapatkan. Padahal, mendapatkan pekerjaan itu bukanlah hal yang mudah. Jika dia mundur, belum tentu dia bisa mendapatkan pekerjaan lagi. Terlebih, dia sangat butuh uang untuk menafkahi dirinya sendiri setelah perpisahannya dengan suami. Dia tidak mungkin mengundurkan diri begitu saja. "Iya, kamu harus mengundurkan diri secepatnya." Anita menatap tajam Hanna dan tersenyum sinis. Hanna membalas tatapan Anita, lalu berkata, "Memangnya apa urusanmu? Apa dengan menjadi sekretaris aku merugikanmu? Kenapa aku harus mengundurkan diri?" Dia benar-benar tidak mengerti. "Tentu saja. Bukankah sudah kubilang jika seharusnya akulah yang menjadi sekretaris direktur? Aku lebih lama kerja di sini dari pada kamu." Anita bersikukuh. "Maaf, Mbak Anita. Aku paham, sepertinya kamu sangat menginginkan posisi sebagai sekretaris. Namun, s

  • Berubah Cantik saat Reuni   Saingan

    Hanna serius sekali mempelajari berkas-berkas yang ada di meja. Dia bertekad untuk bekerja dengan maksimal dan tidak ingin mengecewakan perusahaan yang telah menerimanya bekerja. Hanna masih merasa tatapan Alan tertuju kepadanya. Dia merasa risih dan salah tingkah. Karena merasa terus diperhatikan oleh Alan, konsentrasi Hanna menjadi terganggu. Apa ada yang salah dengan penampilannya? Hanna menoleh ke arah kaca dan merapikan kerudung hitam yang dia kenakan. Rasanya tidak ada yang aneh dengan penampilannya. Perusahaannya memperbolehkan karyawan wanitanya untuk berhijab. Apakah direkturnya itu sedang mengawasi pekerjaannya? Gawat, mungkin dia akan dipecat sewaktu-waktu jika ketahuan melakukan kesalahan. Hanna kembali sibuk membuka-buka berkas. Dia tidak ingin memberi kesan buruk pada direktur sekaligus pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Jam istirahat akhirnya tiba. Perut Hanna tiba-tiba berbunyi. Dia merasa sangat lapar karena tadi pagi lupa sarapan. Sepanjang pagi tadi dia bekerj

  • Berubah Cantik saat Reuni   Wanita Selingan

    Elmira berjalan menjauh dari rumah Adrian dengan hati penuh dendam. Dia benaknya terus berputar bayangan saat Adrian mengusirnya dari rumah dan tidak mengakui calon bayi yang dikandungnya. "Kamu wanita licik, Elmira! Kamu pasti menggunakan alat itu untuk memaksaku menerimamu," teriak Adrian dengan tatapan mengerikan. "Aku tidak bohong. Bukankah kita pernah melakukannya? Ingatlah malam-malam saat kita bersama, Adrian," lirih Elmira. Tatapannya begitu memohon. Dia sangat berharap Adrian mau mengakui anak di kandungannya. "Kamu pikir aku percaya? Aku tidak akan pernah mempercayaimu, Elmira. Pergilah dari rumah ini. Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi." Kata-kata Adrian yang begitu menyakitkan bagi Elmira. "Oh ya? Kamu tidak percaya? Bagaimana kalau aku mempunyai bukti?" Elmira menantang Adrian. "Bukti apa yang kamu maksud?" Adrian tidak mau kalah. Dia tidak akan terpedaya oleh wanita licik seperti Elmira. "Bukti apa lagi, tentu saja bukti saat kita bercocok tanam." Elmira tersenyu

  • Berubah Cantik saat Reuni   Sekretaris Boss

    Hampir satu jam lamanya Hanna menunggu di bangku yang terletak di depan perusahaan PT. Cahaya Cosmetics. Sesekali dia melihat jam tangan. Hanna melihat beberapa orang mulai memasuki kantor perusahaan. "Bagaimana, Pak? Apa saya bisa bertemu dengan pemilik perusahaan ini?" Hanna kembali menghampiri seorang satpam dan bertanya. Belum sampai satpam itu menjawab, sorang berbadan kekar menghampiri Hanna. "Ehm, kamu bukannya wanita yang kemarin?" Lelaki kekar itu menatap lekat Hanna. Hanna membalas tatapan lelaki kekar itu. Memang, wajah dan perawakan lelaki itu tidak asing. Tapi di mana mereka pernah bertemu? Hanna mengingat-ingat. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Hanna bertanya hati-hati. "Kamu melupakannya? Kamu wanita yang menabrakku kemarin, 'kan?" ucap lelaki berbadan kekar itu. Hanna baru mengingatnya. Dia laki-laki yang dia tabrak sebelum jadwal interview di perusahaan lain. Kejadian tabrakan yang membuatnya ketinggalan sesi interview dan kehilangan kesempatan untuk diter

  • Berubah Cantik saat Reuni   Mengaku Hamil

    Pagi-pagi sekali, Hanna sudah terbangun dan menyelesaikan semua pekerjaan rumah. Dia membuka ponsel dan tersenyum ketika melihat pesan dari Ricky. Dia segera berdiri dan bersiap-siap. Hari ini dia akan pergi ke alamat yang dikirimkan Ricky. Sebuah perusahaan yang tidak terlalu besar. Tidak mengapa. Itu saja sudah cukup, dari pada tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Hanna merapikan kemeja panjang yang ia kenakan, lalu berjalan cepat mendekati bangunan perusahaan. Bukan gedung yang tinggi. Bangunan perusahaan itu lebih mirip dengan rumah sederhana. Di depan bangunan itu bisa dibaca dengan jelas papan bertuliskan PT. Cahaya Cosmetics. Rupanya selama ini Ricky menjadi agen kosmetik yang diproduksi oleh perusahaan milik sepupunya sendiri. Itu tidak terlalu buruk. "Maaf, ada yang bisa dibantu, Bu?" Seorang satpam berusia setengah baya dan berkumia datang mendekati Hanna. "Maaf, Pak. Saya ingin bertemu pemilik perusahaan ini." Hanna menjawab pasti. "Maaf, Bu. Tapi apa Ibu sudah membua

  • Berubah Cantik saat Reuni   Kelaparan

    Hari ini, terhitung sudah lima kali Adrian bolak-balik ke kamar mandi. Makanan dari Elmira telah sukses membuat perut Adrian error. Entah apa yang diberikan Elmira ke dalam makanan itu hingga membuat isi perut Adrian terkuras habis. Bukannya kenyang, sekarang dia malah kelaparan. Adrian melirik jam tangan. Dia ingin pergi untuk membeli makanan, tetapi hari sudah larut. Ah, seandainya Hanna masih di rumah itu, Hanna tak akan membiarkan dirinya kelaparan. Adrian memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil memegangi perut, menahan lapar. Sementara itu, di tempat tidur lain, Hanna sedang bersiap untuk tidur. Dia terlihat tidak bersemangat. 'Jangan sedih, Hanna. Masih ada kesempatan yang lain. Terus berdoa dan berusaha. Semoga lain kali kamu beruntung.' Monolog Hanna dalam hati.Sebuah bayangan terlintas di benak Hanna. Wanita itu sedang mengingat kejadian pagi tadi di perusahaan tempatnya melamar kerja.Seorang lelaki kekar mengulurkan tangannya pada Hanna yang sedang t

  • Berubah Cantik saat Reuni   Melupakan

    "Jika kamu tidak mau pulang menemui Adrian, kamu bisa tinggal di rumahku untuk sementara waktu, Hanna. Sementara itu, kamu bisa memikirkan lagi tentang keputusanmu bercerai. dengan Adrian." Ricky berkata hati-hati. Tidak ingin menyinggung perasaan Hanna. "Keputusanku sudah bulat. Aku mau bercerai dengannya," tegas Hanna. Tidak ada sedikit pun keraguan dalam kata-katanya."Kamu yakin?" Ricky menyipitkan mata menatap Hanna. Dia bertanya ragu-ragu. "Kamu meragukanku? Apa menurutmu aku harus melanjutkan hubunganku dengan pria seperti dia?" Hanna balik bertanya. Dia tahu jika Ricky tidak pernah menyukai Adrian. Seharusnya dia mendukung keputusannya bercerai, bukan malah mempertanyakan dan meragukannya. "Bukan seperti itu maksudku. Justru aku merasa salut kepadamu karena berani mengambil keputusan tegas itu." Ricky menjelaskan. "Kebanyakan wanita yang hanya menjadi ibu rumah tangga tanpa bekerja akan berpikir seribu kali untuk bercerai dengan suaminya. Jika mereka bercerai dengan suamin

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status