Share

Api yang Membara

Author: Halona
last update Last Updated: 2023-03-21 21:15:29

"Apa kamu yakin, mereka tidak akan mengenaliku?" Hanna bertanya ragu-ragu. Kini dia sudah berada di depan sebuah gedung yang besar bersama Ricky. Tidak hanya wajahnya yang berubah cantik, dia mengganti gaun yang dia kenakan agar Adrian tidak mengenalinya. 

Ricky tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Malam ini kamu benar-benar menjadi Cinderella. Sekarang, aku akan memikirkan nama yang cocok untukmu." Dia mengangkat bola mata ke atas dan berpikir keras.

"Bagaimana jika Cindy? Atau Ella?" Ricky menjentikkan tangan, tepat pada saat itu Hanna melihat Adrian sedang bergandengan tangan dengan seorang wanita yang memakai one shoulder dress warna merah. 

"Siapa wanita itu?" Hanna bergumam lirih sambil mengerutkan kening menatap wanita yang sedang bergandengan tangan dengan Adrian.

Ricky mengikuti arah pandangan Hanna. "Dia Elmira, mantan tunanganku." Tatapannya penuh dendam pada wanita berpakaian seksi yang sedang bersama Adrian.

"Aku mengerti sekarang. Jadi, karena wanita itu kamu ingin aku berpura-pura menjadi kekasihmu?" Hanna menatap Elmira dengan seksama. Hatinya bergemuruh saat melihat wanita seksi itu berbincang mesra dengan Adrian. Hati Hanna semakin bergemuruh saat melihat Adrian yang memperlakukan Elmira dengan sangat manis. Perlakuan yang tidak pernah dia dapatkan dari Adrian selama menjadi istrinya.

Hanna melirik Ricky. Dia bisa merasakan sakit hati yang dirasakan lelaki tampan penjual kosmetik itu. Sangat jelas tatapan mata lelaki itu dipenuhi api yang membara.

"Apa kamu cemburu melihat mantan tunanganmu bersama laki-laki lain?" tanya Hanna menyelidik.

"Dia meninggalkanku karena laki-laki yang lebih kaya. Sialnya, laki-laki itu adalah Adrian, musuh bebuyutanku sejak SMA." Ricky mengepalkan tangan kuat dan menatap tajam Elmira.

Hanna bersembunyi di belakang Ricky saat Adrian dan Elmira mulai mendekat. Dia menutupi wajah dengan telapak tangan, tidak ingin Adrian melihat dan mengenalinya.

Adrian dan Elmira berdiri tepat di depan Ricky. Mereka berdua menatap Ricky dengan tatapan merendahkan.

"Jadi kamu masih betah sendirian saja? Pertunangan kita telah berakhir. Kuharap kamu segera mencari penggantiku, karena sampai kapan pun aku tidak akan mau kembali pada pria miskin yang pekerjaannya hanya jualan skincare." Elmira tersenyum menyeringai. Dia merangkul Adrian, lalu kembali berkata, "Sekarang, aku sudah punya kekasih yang jauh lebih kaya darimu. Adrian akan menikahiku sebentar lagi."

Adrian tersenyum miring. Dia merangkul Elmira lebih erat, lalu menatap Ricky dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Bukankah kamu si ketua OSIS yang sok pintar itu? Aku tidak menyangka, murid pintar sepertimu sekarang hanya menjadi sales kosmetik. Nasib memang tidak bisa ditebak," ejeknya seraya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala.

"Aku yakin, dengan keadaanmu yang miskin seperti sekarang, tidak akan ada wanita yang mau denganmu." Elmira menatap jijik Ricky. "Kalaupun ada, wanita itu pasti tidak akan bisa menandingi kecantikanku," ujarnya penuh percaya diri sambil mengibaskan rambut panjangnya.

Tiba-tiba Ricky menggeser tubuhnya hingga terlihat Hanna yang sedang berdiri sambil menutupi wajah. 

"Perkenalkan, dia adalah calon istriku." Ricky memperkenalkan Hanna kepada Adrian dan Elmira sebagai calon istrinya.

Hanna tercengang. Jantungnya berdebar kencang. Dia masih menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Matanya terpejam rapat. Dia tidak tahu harus berbuat apa dalam kondisi terdesak seperti ini. Bagaimana jika Adrian mengenalinya?

Ricky menurunkan tangan Hanna dan menggenggamnya erat. Dia ingin Hanna memperlihatkan wajah cantiknya pada Elmira dan Adrian. Di saat bersamaan, sebuah lampu menyorot tepat di wajah Hanna.

"Hanna?" Adrian terbelalak melihat istrinya yang berubah menjadi cantik bak bidadari sedang berdiri di depannya. "Kamu Hanna, 'kan? Bagaimana kamu bisa bersama laki-laki penjual kosmetik itu?" tanyanya dengan nada marah.

Hanna melepaskan tangannya dari genggaman tangan Ricky. Dia tidak ingin disentuh oleh laki-laki selain suaminya. 

"Hanna siapa? Dia bukan Hanna. Perkenalkan dirimu pada mereka, Sayang." Ricky merangkul pundak Hanna dan berpura-pura tersenyum mesra.

Hanna berusaha melepaskan diri dari rangkulan tangan Ricky sambil tersenyum kikuk.

"Maafkan aku, sepertinya calon istriku masih malu-malu." Ricky merangkul Hanna semakin erat, lalu membawanya pergi menjauhi Adrian dan Elmira.

Elmira berdecak kesal. "Siapa wanita itu? Bisa-bisanya Ricky memamerkan wanita sok cantik itu di depanku. Dia pasti sengaja ingin memanas-manasiku," gerutunya kesal.

Elmira menyipitkan mata menatap Adrian sambil berkata, "Apa kamu mengenal wanita itu?"

"Dia seperti wanita yang kukenal." Adrian menjawab seraya terus memperhatikan Hanna yang berjalan semakin menjauh. "Ah, sudahlah. Mungkin hanya perasaanku saja. Mungkin mereka hanya mirip saja," lanjutnya seraya mengibaskan tangan dan memalingkan muka. Mereka segera berjalan memasuki gedung yang sudah ramai para peserta reuni.

Elmira berjalan penuh percaya diri saat melewati pintu utama gedung. "Apakah aku terlihat cantik malam ini?" tanyanya pada Adrian.

"Kamu yang tercantik malam ini," puji Adrian. Dia memuji Elmira, tetapi netranya tidak berpaling menatap Hanna. Elmira tidak menyadari itu, maka dia tetap tersenyum bangga.

Elmira berjalan penuh percaya diri. Dia tersenyum seraya melambai-lambaikan tangan pada para peserta reuni yang ada di dalam gedung, seolah-olah dia adalah selebriti yang menjadi pusat perhatian semua orang. 

Elmira memang cantik. Jangan tanya secantik apa dia. Dia adalah model sekaligus bintang iklan salah satu brand produk kecantikan ternama. Wajahnya sering muncul di televisi. Namun, kecantikan Elmira tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kecantikan Hanna yang terpancar dari wajah dan hati. 

Semua orang menatap takjub pada Hanna. Wajahnya yang cantik terlihat cerah. Cahaya lampu yang menyorot membuat wajah cantik itu semakin terlihat berkilau. 

"Siapa wanita itu? Aku belum pernah melihat dia sebelumnya."

"Dia sangat cantik, apa dia seorang model atau bintang iklan kecantikan?"

Semua orang baik laki-laki maupun perempuan membicarakan Hanna. Mereka sangat mengagumi kecantikan Hanna yang bagaikan Cinderella. Gaun yang dipakai Hanna sederhana, tetapi tampak anggun dan cantik di tubuh Hanna.

Elmira berdecak kesal melihat semua orang mengabaikannya. Dia melirik Adrian dan bertanya, "Jawab aku. Siapa yang lebih cantik, aku atau wanita yang bersama Ricky itu?" 

"Tentu saja kamu, Sayang." Adrian menjawab, tetapi matanya tetap tidak mau berpaling dari menatap Hanna.

"Bohong! Bahkan aku bisa melihat sejak tadi kamu terus mencuri pandang kepada wanita itu," ujar Elmira kesal.

"Lihatlah, kamu sama saja dengan teman-temanmu itu. Kalian semua mengabaikan aku hanya karena wanita sok cantik itu. Apa mereka tidak tahu? Aku model dan bintang iklan paling cantik di dunia ini. Buat apa aku berada di sini jika mereka tidak menganggapku ada? Lebih baik aku pulang!" Elmira berbalik hendak melangkah pulang. Adrian sama sekali tidak menahannya.

"Kenapa kamu membiarkan aku pulang? Seharusnya kamu menahan aku." Elmira menoleh ke arah Adrian sambil berdecak kesal.

"Kamu membuatku bingung Elmira. Aku tidak mengerti, sebenarnya kamu ini bintang iklan atau ratu drama?" Adrian mulai merasa kesal.

"Lihatlah calon istri mantan tunanganmu itu. Dia bisa bersikap anggun dan lemah lembut di depan semua orang. Sebaiknya kamu mencontoh dia," ucap Adrian sambil menunjuk ke arah Hanna.

Elmira melebarkan mata tidak percaya. Dia tidak menyangka, Adrian bisa bersikap kasar kepadanya. Sebelumnya, Adrian selalu bersikap manis dan romantis. Apa semua ini karena wanita sok cantik itu?

Elmira menatap tajam Adrian dan berkata, "Kamu mulai membanding-bandingkan aku dengan wanita lain?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
istri lebih cantik..suami malah gandeng wanita lain pada saat reuni..akhirnya istri digandeng laki2 lain
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
waduh Elmira kmu sombong banget merasa dirimu paling cantik dn model terkenal nah kmu g sadar y ada yg lebih cantik dn anggun lagi ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Berubah Cantik saat Reuni   Mama Mertua

    Tiba waktunya pulang kerja. Saat berjalan di trotoar, tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya. Seorang lelaki menurunkan kaca jendela mobil dan memindai Hanna dari ujung kepala hingga ujung kaki. Adegan ini mengingatkan Hanna pada Ricky. Namun kali ini Hanna lebih berdebar karena pria yang sedang dia hadapi adalah atasan kerjanya. "Ada apa, Pak?" tanya Hanna ragu-ragu. Dia bertanya-tanya di dalam hati, kesalahan apa yang dia perbuat sampai membuat marah atasannya. Apa Pak Alan sedang marah kepadanya? Dia memejamkan mata dan menundukkan kepala, menutupi rasa gugupnya. "Kamu pulang sendirian, Hanna?" Akan bertanya basa-basi. "Eh?" Hanna mengangkat wajahnya menatap Alan. Bibir ranumnya ternganga. "Bapak bertanya apa?" Dia bertanya untuk memastikan bahwa dia tidak salah dengar. "Apa kamu pulang sendirian?" Alan mengulangi pertanyaannya."Oh ya, saat di luar jam kantor, jangan memanggilku "bapak". Aku belum setia itu." Alan berkata dengan suara bariton. "Panggil aku "Alan

  • Berubah Cantik saat Reuni   Tolong Aku, Ma

    Hanna kembali ke ruang kerjanya. Dia tersenyum senang sambil menikmati makanan. Beruntung sekali rasanya, di saat perut sedang lapar, tiba-tiba sudah ada makanan siap tersaji di meja kerjanya. Jadi tidak perlu susah-susah memesan atau membeli makanan di luar kantor. Hanna terlalu asyik menikmati makanan hingga tidak menyadari jika diam-diam Alan sedang tersenyum memperhatikannya. Telepon Alan berdering. Lelaki itu segera mengangkat telepon dan berbicara pada orang di seberang. "Kamu tenang saja. Aku akan memastikan semuanya baik-baik saja. Dia aman di sini." Alan berbicara dengan suara bariton pada sesorang di seberang telepon. "Sebentar lagi jam kerja. Jangan terlalu sering menggangguku." Alan menutup telepon dengan cepat. Dia kembali memperhatikan Hanna dan tersenyum tipis. Adrian merebahkna tubuhnya di sofa depan televisi rumahnya. Dia bersendawa sambil memegangi perutnya yang kekenyangan.Hampir saja Adrian tertidur saat tiba-tiba pintu rumahnya berbunyi. Dengan malas Adrian

  • Berubah Cantik saat Reuni   Kotak Makan Misterius

    "Mengundurkan diri?" Hanna mengerutkan kening, tidak mengerti bisa-bisanya rekan kerjanya meminta dia untuk mengundurkan diri dan mundur dari pekerjaan yang baru saja dia dapatkan. Padahal, mendapatkan pekerjaan itu bukanlah hal yang mudah. Jika dia mundur, belum tentu dia bisa mendapatkan pekerjaan lagi. Terlebih, dia sangat butuh uang untuk menafkahi dirinya sendiri setelah perpisahannya dengan suami. Dia tidak mungkin mengundurkan diri begitu saja. "Iya, kamu harus mengundurkan diri secepatnya." Anita menatap tajam Hanna dan tersenyum sinis. Hanna membalas tatapan Anita, lalu berkata, "Memangnya apa urusanmu? Apa dengan menjadi sekretaris aku merugikanmu? Kenapa aku harus mengundurkan diri?" Dia benar-benar tidak mengerti. "Tentu saja. Bukankah sudah kubilang jika seharusnya akulah yang menjadi sekretaris direktur? Aku lebih lama kerja di sini dari pada kamu." Anita bersikukuh. "Maaf, Mbak Anita. Aku paham, sepertinya kamu sangat menginginkan posisi sebagai sekretaris. Namun, s

  • Berubah Cantik saat Reuni   Saingan

    Hanna serius sekali mempelajari berkas-berkas yang ada di meja. Dia bertekad untuk bekerja dengan maksimal dan tidak ingin mengecewakan perusahaan yang telah menerimanya bekerja. Hanna masih merasa tatapan Alan tertuju kepadanya. Dia merasa risih dan salah tingkah. Karena merasa terus diperhatikan oleh Alan, konsentrasi Hanna menjadi terganggu. Apa ada yang salah dengan penampilannya? Hanna menoleh ke arah kaca dan merapikan kerudung hitam yang dia kenakan. Rasanya tidak ada yang aneh dengan penampilannya. Perusahaannya memperbolehkan karyawan wanitanya untuk berhijab. Apakah direkturnya itu sedang mengawasi pekerjaannya? Gawat, mungkin dia akan dipecat sewaktu-waktu jika ketahuan melakukan kesalahan. Hanna kembali sibuk membuka-buka berkas. Dia tidak ingin memberi kesan buruk pada direktur sekaligus pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Jam istirahat akhirnya tiba. Perut Hanna tiba-tiba berbunyi. Dia merasa sangat lapar karena tadi pagi lupa sarapan. Sepanjang pagi tadi dia bekerj

  • Berubah Cantik saat Reuni   Wanita Selingan

    Elmira berjalan menjauh dari rumah Adrian dengan hati penuh dendam. Dia benaknya terus berputar bayangan saat Adrian mengusirnya dari rumah dan tidak mengakui calon bayi yang dikandungnya. "Kamu wanita licik, Elmira! Kamu pasti menggunakan alat itu untuk memaksaku menerimamu," teriak Adrian dengan tatapan mengerikan. "Aku tidak bohong. Bukankah kita pernah melakukannya? Ingatlah malam-malam saat kita bersama, Adrian," lirih Elmira. Tatapannya begitu memohon. Dia sangat berharap Adrian mau mengakui anak di kandungannya. "Kamu pikir aku percaya? Aku tidak akan pernah mempercayaimu, Elmira. Pergilah dari rumah ini. Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi." Kata-kata Adrian yang begitu menyakitkan bagi Elmira. "Oh ya? Kamu tidak percaya? Bagaimana kalau aku mempunyai bukti?" Elmira menantang Adrian. "Bukti apa yang kamu maksud?" Adrian tidak mau kalah. Dia tidak akan terpedaya oleh wanita licik seperti Elmira. "Bukti apa lagi, tentu saja bukti saat kita bercocok tanam." Elmira tersenyu

  • Berubah Cantik saat Reuni   Sekretaris Boss

    Hampir satu jam lamanya Hanna menunggu di bangku yang terletak di depan perusahaan PT. Cahaya Cosmetics. Sesekali dia melihat jam tangan. Hanna melihat beberapa orang mulai memasuki kantor perusahaan. "Bagaimana, Pak? Apa saya bisa bertemu dengan pemilik perusahaan ini?" Hanna kembali menghampiri seorang satpam dan bertanya. Belum sampai satpam itu menjawab, sorang berbadan kekar menghampiri Hanna. "Ehm, kamu bukannya wanita yang kemarin?" Lelaki kekar itu menatap lekat Hanna. Hanna membalas tatapan lelaki kekar itu. Memang, wajah dan perawakan lelaki itu tidak asing. Tapi di mana mereka pernah bertemu? Hanna mengingat-ingat. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Hanna bertanya hati-hati. "Kamu melupakannya? Kamu wanita yang menabrakku kemarin, 'kan?" ucap lelaki berbadan kekar itu. Hanna baru mengingatnya. Dia laki-laki yang dia tabrak sebelum jadwal interview di perusahaan lain. Kejadian tabrakan yang membuatnya ketinggalan sesi interview dan kehilangan kesempatan untuk diter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status