แชร์

Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita

ผู้เขียน: Devidee17
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-10-13 00:17:58

Harusnya Sadar Diri

"Farah, sudah berani kamu melaw*n pada ibu? cerca Ibu mertuaku seakan tersak*ti oleh ucapanku barusan. 

"Menantu macam apa kamu! Selama ini telah dinafkahi oleh Raka, dan sekarang kami hanya ingin meminta uang sejumlah itu, tapi kamu tak mau memberikannya padahal ini untuk membahagiakan adik kandung suamimu!" ujar Ibu lagi. 

"Jika Bang Raka menafkahiku itu adalah kewajibannya sebagai suami. Jadi Ibu keliru jika mengungkit hal itu," soal nafkah pun di mengungkit, itu sudah kewajiban seorang suami bukan. Apakah karena rasa benc*nya padaku, membuat Ibu tidak tahu hal yang benar dan wajib. 

Aku lelah dengan keadaan ini, dan menghadapi sifat mereka yang tidak masuk akal.

"Lihat Raka, istrimu ini semenjak mempunyai penghasilan sendiri, kini dia sudah mulai berani melawan Ibu. Dan berani menentang dirimu!" Ibu mengusap dadanya, seakan ingin memangis. Pandai sekali mengambil simpati!

"Aku tidak mau lagi diam dan menuruti apa permintaan kalian yang merugikan!" ucapku.

"Diam kamu Farah! Jangan lagi berani bicara meny*dutkan Ibuku, keterlaluan!" Bang Raka menatap tajam dan membentakku.

"Sudahlah Raka, untuk apa kamu mempunyai istri, ngawur begini!" Ibu menimpali. 

"Justru kamu yang aneh dan ngawur Retno. Demi uang pernikahan untuk Gita, kamu memeras menantumu. Sedangkan kalian saja seperti tidak menganggap Farah, terutama kamu Git! Apakah kamu pernah menghargai dia sebagai Kakak iparmu, bahkan kalian seakan mengucilkannya. Entah di mana akal sehat kalian sekarang, dan kamu Kang, jangan diam saja melihat keluarga menyudutkan menantumu yang tidak bersalah!" ujar Bik Saidah, dia adalah adik dari Bapak mertuaku. 

"Aku sudah menasehati mereka, percuma saja selalu membantah. Farah sudah, jangan turuti permintaan ini. Itu uangmu jadi hanya kamu yang berhak menggunakannya," ujar Bapak. 

"Pak! Kenapa sih Bapak tidak mendukung Gita." teriak Gita.

"Sudah kamu diam, kita akan mengadakan resepsi sesuai kemampuan kita saja. Inilah keputusan yang benar," ucap Bapak lagi. 

"Mau di taruh mana muka Ibu, Pak? Sedangkan mereka tahunya, kita akan mengadakan resepsi yang mewah melebihi pesta Anne, anak pake kades itu!" Ibu bersuara kembali. 

"Iya Pak, gengsi dong jika kita mengadakan resepsi yang biasa," ucap Stella ikut campur. 

"Jangan sampai Git, kamu resepsi sederhana!" bahkan kini Anna ikut bersuara. 

"Jika kalian tidak mau, kalian saja yang membiayainya!" ucap Bapak pada menantunya itu. 

Stella dan Anna saling lirik, mereka memang berasal dari keluarga yang mampu, karena itu ingin Gita pesta juga seperti pernikahan mereka dulu. Hanya aku dan Bang Raka, yang hanya menikah sederhana, tapi itu sudah cukup bagiku dulu. Yang terpenting kehidupan rumah tangga setelahnya, tapi sepertinya rumah tanggaku juga sudah goyah karena keluarga Bang Raka yang tidak pernah membelaku dan mendukung keluarganya. 

"Bapak gak sayang sama Gita, malah membela Mbak Farah!" ujar Gita dan menatapku kesal.

"Memang kamu sudah salah, bilang pada calon suamimu dengan keinginan pesta mewah ini dan mintalah uang lebih banyak darinya bukan pada Farah," jawab Bapak, mendengar itu aku tersenyum kearah Gita yang membuatnya kini bahkan melotot kearahku. Dia pasti merasa terledek. 

"Ibu yang berhak mengambil keputusan, dan tidak ada yang akan berubah. Jika Farah tidak menyerahkan uang itu, ya terpaksa.." ucap Ibu.

"Terpaksa apa Bu?" tanyaku, dia mulai ingin mengancamku. 

"Sudahlah Raka, untuk apa kamu pertahankan wanita seperti dia. Dulu Ibu memintamu memilih Hima, justru tetap dan menikahi dia. Lihat sekarang pilihanmu ini!" desis Ibu, jadi dia membahas masa lalu, dulu Ibu pernah menjodohkan Hima untuk Bang Raka, kebetulan wanita itu juga menyukainya namun tak bisa bersama. Dia adalah anak pengusaha konfeksi di daerah ini. 

"Aku juga tidak ingin bertahan lagi, kalian pikir aku bahagia. Sudah cukup aku tak ingin di perlakukan semena-mena!" aku kemudian berdiri dan menuju pintu keluar. Entah keberanian dari mana membuatku berkata seperti itu, tapi memang aku lelah. Jika pun Bang Raka memilih keluarganya, aku sudah siap itu sudah hal biasa. 

"Berani kamu pergi meninggalkan tempat ini sekarang tanpa keputusan uang itu, Abang akan menceraikanmu!" ucap Bang Raka menunjukku. 

"Lakukan Bang, aku ikhlas!" jawabku dan terus berlalu. Bik Saidah berjalan menyusulku. 

"Kurang aja memang istrimu itu, jangan sampai dia tak memberikan apa yang kamu mau!" ucap Bang Julian pada Bang Raka yang masih bisa ku dengar, rupanya Abangnya itu juga penghasut.

"Ibu tetap akan menuntut uang itu!" teriak Ibu.

**

"Bagus Far, kamu sudah tepat melawan mereka tadi!" ujar Bik Saidah yang kini berjalan beriringan denganku. 

"Aku capek Bik, menuruti keinginan Ibu, yang semakin semena-mena. Bahkan dia ingin memanfaatkan diriku untuk kepentingan gengsi mereka," jawbaku. 

"Iya, jangan pernah mau memberikan uang itu. Jika Raka meninggalkanmu, pasti kamu tahu Far apa jawabannya. Kamu berhak hidup bahagia di banding mempunyai suami seperti dia!" ucap Bik Saidah, dia memang selalu mengerti diriku. 

"Aku sudah berusaha legowo jika itu akan terjadi Bik," benar perkataan Bik Saidah, aku berhak bahagia jika itu harus tanpa Bang Raka. 

**

Pintu kamar terbuka, Bang Raka pulang dari rumah ibunya. 

"Farah maafin Abang ya, karena emosi berucap seperti itu padamu..," ujarnya mendekati aku yang sedang duduk di tepian ranjang. 

"Sudahlah Bang, kita memang tidak cocok lagi. Aku lelah Bang dengan situasi seperti ini!" 

"Kita masih bisa perbaiki, Abang tidak akan memaksamu," jawabnya. Aku hanya diam, tak percaya Bang Raka berubah dalam sekejap. 

"Aku ikhlas jika kita harus berpisah!" ucapku.

"Beri aku kesempatan Farah, untuk memperbaikinya." pinta Bang Raka. 

Aku hanya diam kembali, lihat kedepannya. Aku hanya ingin mengerjai mereka dulu, aku yakin dia sama sekali tak berubah. 

**

Weekend ini Bang Raka tidak bekerja, aku bahkan malas untuk berbicara dengannya. 

"Bang!" Gita memanggil Abangnya dan masuk kedalam rumah, tanpa salam atau apapun.

"Ada apa Git?" tanya Bang Raka.

"Sofa pesanan Ibu sudah datang, mana uangnya untuk membayar!" jawab Gita, ternyata dia datang ingin meminta uang untuk membeli sofa.

"Berapa Git harganya?" 

"8 juta Bang!" ujar Gita.

"Farah..!" Bang Raka kini memanggilku, pasti ingin meminta bantuan. 

Aku mendekat dan menghampirinya. 

"Far, berikan uang 8 juta pada Gita untuk membayar sofa Ibu. Uang Abang sudah tidak ada lagi," ujar Bang Raka.

Gita dengan wajah ketuanya itu menengadah tangan minta uang padaku. 

"Aku juga tidak ada uang untuk membayari sofa Ibumu!" jawabku.

"Cepat Mbak, berikan uangnya Ibu sudah menunggu. Ngelunjak banget!" ujar Gita.

"Jika tidak mampu jangan beli sofa, apalagi ingin resepsi mewah!" jawabku tak kalah ketus dan berlalu, aku yakin kini ia sudah amat kesal. 

"Bang, ambil uangnya darinya!" perintah Gita.

"Gita, kamu memang picik ya! Kamu pikir segampang itu aku menyerahkan uang pada Bang Raka. Makanya kerja biar punya uang Git, jangan minta mulu, memalukan ingin bergaya padahal tidak mampu. Gaya sosialita budget pas-pasan!" ujarku kembali dan tertawa kecil, yang sukses membuat raut wajah Gita marah.

"Diam kamu Far!" bentak Bang Raka.

"Kamu yang diam Bang! Dan adikmu ini memang tidak tahu diri kok, bilang padanya untuk sadar diri!" jawabku dan tersenyum tipis. 

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (3)
goodnovel comment avatar
Isabella
keren gitu harus tegas
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Maksudnya Farah
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Raka mendingan ditinggalkan saja Gita suami gak bisa melindungi istri
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Biaya Pernikahan Mewah Adik Iparku   Ending Season 2

    Ending Season 2Julian memberikan semua pernyataan dan bukti pada petugas polisi yang akan menangani kasusnya. Dia juga membawa Marco sebagai saksi, walaupun Julian harus mengeluarkan biaya untuk mengurus kasusnya ini. Julian mengirim fotonya saat berada di kantor polisi, pada Indri. Ia tersenyum puas karena wanita itu pasti akan ketakutan. Indri yang sedang berada di dalam kamar melihat pesan dari Julian, dengan cepat dia membuka pesan itu dan ternyata foto di mana Julian sedang berada di kantor polisi, sedang membuat laporan atas dirinya.Indri menggigit bibir bawahnya, benar saja Indri ketakutan dan cemas karena Julian tidak main-main dengan ancamannya."Aku tidak mau masuk penjara dan menyusul, Mas Wahyu. Bagaimana ini?" gumam Indri menggeleng, berharap yang terjadi hanya mimpi.**** Julian menelepon Stella. Dan mengabarkan jika dia sudah melaporkan Indri."Hati-hati, kamu Mas. Takut aja dia nanti dendam denganmu, dan berbuat hal yang diluar batas wajar!" Stella memperingatkan s

  • Biaya Pernikahan Mewah Adik Iparku   Efek Jera

    Diberi Efek Jera"Mbak, maaf ya kesalahanku dulu. Memang keterlaluan," ucap Gita saat Anggun memoles wajahnya."Iya, maafin aku juga ya. Sudah bicara lancang," ujar Anggun. Tadi dia sangat emosional saat melihat Gita.Kejadian dulu memanglah sangat sulit di lupakan. Tapi Semua uang itu sudah di lunasi Julian. Gita juga sudah mengetahuinya sekarang. Setelah semuanya siapa, mereka pun berfoto keluarga. Kini semua menjadi akur, dan Yasmine semakin sayang pada anak sambung dan menantunya. Keakraban ini yang di inginkan Amanda, anak sambung Yasmine. Dari dulu mereka selalu berseteru tiap kali bertemu. **Julian masuk kantor pagi itu, semua karyawan menatap nya dengan aneh. Bahkan beberapa memandang seakan jijik melihat dirinya. Julian menjadi risih dengan tatapan mereka."Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" batinnya, namun Julian berusaha menghiraukan semua itu. Ia menuju meja kerja. Marco temannya menghampiri dan memanggil Julian. "Emang bener ya, gosip yang sedang beredar saat in

  • Biaya Pernikahan Mewah Adik Iparku   Bertemu Lagi

    Bertemu Lagi"Karena kemarin telah jahat sama kamu, Umi sudah mendapat balasannya , dan benar-benar menyesal, malu padamu," sesal Yasmine. "Gita sudah memaafkan Umi, jangan bersedih lagi ya," Yasmine menggenggam tangan Gita dan memeluk menantu yang selama ini ia sia-siakan. Retno merasa terharu, dengan yang ia lihat kini. Sama dengannya dulu, bahkan ia lebih parah dari Yasmine. Semua orang bisa berubah karena kejadian dan pelajaran dalam hidup. Seperti yang di rasakan juga oleh Gita. Semua orang menganggap jika dia beruntung, menikah dengan Azmi. Yang kaya, mapan, tampan dan juga pandai. Tapi mereka tida tahu, kepahitan yang Gita rasakan, hidup tidak selalu mudah banyak kerikil yang harus di lalui. Semua pengalaman menjadi pembelajaran agar lebih hati-hati mengambil keputusan di masa mendatang. **Amelia berteriak dan menangis, saat mengetahui kakinya patah. "Kenapa kakiku patah, aku tidak bisa berjalan lagi! Ini semua karena Tante Yasmine membuatku kecelakaan!" rutuknya. Suci

  • Biaya Pernikahan Mewah Adik Iparku   Penyesalan

    PenyesalanMobil melaju membelah jalan yang sunyi, hanya sedikit kendaraan yang berlalu lalang Yasmine terus terngiang-ngiang dengan keadaan Amelia tadi, membuatnya menjadi cemas. Akhirnya mereka sampai di rumah.Pagar dibuka, mobil melaju masuk ke halaman rumah mewah itu."Bu Yasmine, sudah pulang," ujar security yang melihat Yasmine keluar dari dalam mobil."Semua orang khawatir mencari Ibu," ujarnya kembali."Di mana suami, saya?" tanya Yasmine."Bapak sedang keluar bersama den Azmi," ucap Mukhlis."Kamu bisa menghubungi Bapakkan dan mengabari jika saya sudah pulang. Agar mereka tidak khawatir," pinta Yasmine karena ponselnya sudah dibuang oleh Suci. "Baik, Bu," jawab Mukhlis kemudian ia mengeluarkan ponselnya dengan cepat, menghubungi Hanafi untuk mengabarkan kepulangan Yasmine. "Bu Yasmine, sudah pulang Pak, keadaannya baik-baik saja. Baik Pak," jawab Mukhlis saat berbincang di sambungan telepon bersama Hanafi.Farah dan Stella mengantarkan Yasmine hingga ke dalam rumahnya.

  • Biaya Pernikahan Mewah Adik Iparku   Membutuhkan

    Butuh Juga Kan.Hanafi mulai merasa khawatir dengan Yasmine istrinya. Tidak ada kabar, nomornya tidak aktif. Tidak biasanya Yasmine seperti ini, menghilang tanpa kabar.Karena rasa gundah yang tidak tertahan, Hanafi memerintahkan beberapa bodyguardnya untuk mencari keberadaan Yasmine. Terkahir kali yang dia tahu, istrimu pergi ke sebuah restoran bertemu dengan Amelia dan Suci.Hanafi juga mengirim pesan pada Azmi karena keresahannya. "Abi, ada apa?" Amanda menghampiri Hanafi, dia baru saja tiba karena memang ingin menemui Abinya. "Umi, belum pulang dari tadi siang. Abi sangat khawatir!" jelas Hanafi."Umi kan, emang sering pergi seharian udah biasa. Abi jangan khawatir berlebihan," ucap Amanda yang hafal dengan kebiasaan Yasmine. "Tapi kali ini feeling Abi merasakan firasat yang buruk. Takut terjadi sesuatu hal buruk pada Umi," Hanafi duduk di sofa dan mencoba berpikir positif tapi ia tak bisa.Amanda yang melihat Abi nya menjadi gusar, ikut merasa sedih. Dia berjalan ke dapur meng

  • Biaya Pernikahan Mewah Adik Iparku   Tertangkap

    TertangkapYasmine merekam semua kejadian yang ia saksikan, ia menyesal? Terlambat sudah, orang yang selama ini dia percaya bahkan ingin ia jodohkan dengan putranya adalah pencuri. Suci dan Amelia dalang di balik perampokan itu. Mereka ternyata sangat cerdik, dan culas. Pantas saja perampok itu sangat tahu seluk beluk rumah Yasmine. Karena ia sudah di latih oleh Suci."Picik..!" gumam Yasmine masih tak habis pikir.Yasmine tak sengaja menyenggol batu dan menimbulkan suara, reflek mereka bertiga menatap kearah Yasmine bersembunyi. "Siapa..!" teriak Suci.Yasmine panik, tak sadar ia bangkit dan mencoba lari. Tempat itu sepi, dan gang nya lumayan sempit. Susah payah Yasmine berlari agar tidak ketahuan oleh mereka."Ma, itu Tante Yasmine!" ujar Amelia panik."Kamu diam saja, cepat kejar dia!" perintah Suci pada pria beralis tebal. "Jika dia lolos, kita semua yang akan masuk penjara!" ujar Suci kembali. Pria itu segera berlari mengejar kemana arah Yasmine tadi. "Kita ketahuan, Ma! Hil

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status